Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Singkat Kota Makassar

Raja Gowa Tumaparisi Kalonna yang 0 (15191-1546) adalah orang pertama yang ingin mengembangkan Kota
Makassar. Dengan memindahkan pusat kerajaan dari daerah pedalaman ke pantai. Dan membangun sebuah
banteng untuk mengatur perdagangan. Dan pada abad ke 16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang di
dominan di Kawasan Indonesia Timur.

Raja-Raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, dimana semua pengunjung ke
Makassar berhak berdagang dan menolak usaha VOC untuk mendapatkan hak monopoli di kota.

Hingga Makasar dikenal sebagai Ujung Pandang dari tahun 1999 dan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Makassar merupakan kawasan metropolitan terbesar di Indonesia bagian Timur dan secara pembangunan
dan infrastrtuktur merupakan kota terbesar di Luas Pulau Jawa setelah Kota Medan.
Perekonomian di Makassar:

Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul
jasa angkutanbarangdan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Selain itu Kota Makassar memiliki potensi pariwisata Bahari. Karena Di Kota Makassar terdapat pulau-pulau indah yang sangat
beragam. Serta penduduknya lebih banyak menjadi seorang nelayan. Ada juga yang berprofesi sebagai penganyam. Mereka
memanfaatkan kondisi wilayah mereka tinggal dengan keahlian serta memanfaatkan peluang mata pencahariannya.
Kawasan Metropolitan Mamminasata

KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) ialah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan. Di dalam PP No. 26/2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), ditetapkan 76 KSN yang memiliki kepentingan ekonomi, lingkungan
hidup, sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, serta pertahanan dan keamanan.

Salah satu dari KSN Perkotaan adalah Mamminasata pada Perpres 45/2011.

Kawasan Perkotaan Mamminasata terbentuk berdasarkan SK Gubernur Prov. Sulawesi Selatan tahun 2003 dg luas wilayah
246.230 ha. Mamminasata merupakan kawasan pengembangan yang terbntuk karena pengembangan Kota Makassar yang
pesat dan menyebabkan terjadinya aglomerasi antara tiga kota utama lainnya. Makassar merupakan pintu gerbang bagi
pembangunan Indonesia bagian Timur.
Sinkronisasi PR
Kegiatan strategis adalah Sinkronisasi RTR dan Rencana Rinci dalam :
1.Perda No 04/2015 RTRW Kota Makasar.
2.Perda No 04/2012 RTRW Kabupaten Maros.
3.Perda No 12/2012 RTRW Kabupaten Gowa.
4.Perda No 06/2012 RTRW Kabupaten Takalar.
Ruang Lingkup Mamminasata

Kawasan Perkotaan Mamminasata mencakup 46Kecamatan.


Lingkupnya mencakup 1 Kota, dan 3 Kabupaten, dengan 46 Adminisrasi Kecamatan.
1.Pemerintah Kota Makasar (12.778 Ha) sebagai Kawasan Perkontaan Inti
2.Pemerintah Kabupaten Maros (41.852 Ha)
3.Pemerintah Kabupaten Gowa (36.800 Ha)
4.Pemerintah Kabupaten Takalar (83.933 Ha
Tujuan Kawasan Perkotaan Mamminasata
Tujuan KSN
1. Kawasan Perkotaan Mamminasata sebagai salah satu Pusat Pertumbuhan Wilayah dan/ atau
Pusat Orientasi Pelayanan berskala Internasional, serta Penggerak Utama di Kawasan Timur
Indonesia.
2. Keterpaduan penyelenggaraan penataan ruang antara wilayah nasional, wilayah provinsi, dan
wilayah kabupaten/ kota di Kawasan Perkotaan Mamminasata.
3. Sistem perkotaan Kawasan Perkotaan Mamminasat yang berhierarki, terstruktur, dan
seimbang sesuai fungsi dan tingkat pelayanannya.
4. Keseimbangan fungsi lindung dan fungsi budidaya pada Kawasan Perkotaan Mamminasata
sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
5. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan
Perkotaan Mamminasata.
Peran Mamminasata

Kawasan Perkotaan Mamminasata berperan sebagai Pusat Kegiatan


Nasional (PKN)

Perkotaan Makasar dengan Mamminasata saat ini berkembang sebagai


pintu gerbang bagi pembangunan Indonesia di Kawasan Timur,
berfungsi sebagai pusat pelayanan produksi, distribusi dan jasa, serta
berfungsi sebagai simpul transportasi untuk melayani wilayah nasional
atau beberapa propinsi.
Peta Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Mamminasata
ISU WILAYAH MAMMINASATA

Persoalan pada Kawasan Perkotaan Mamminasata kepada, antara lain lingkungan, transportasi, kelangkaan sarana dan
prasarana permukiman, sosial dan ekonomi. Persoalan tersebut saling berkaitan erat dan tidak terbatas oleh batas
administrasi, jadi tidak bisa dilihat sebagai persoalan individu kota, melainkan sistem perkotaan yang terpadu

Dalam Pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata terdapat empat isu strategis yang menjadi perhatian utama,
yaitu :
pengembangan ekonomi (investasi) dan keseimbangan antar wilayah,
pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata dalam kerangka pengembangan Pulau Sulawesi,
keterkaitan Kawasan Perkotaan Mamminasata dengan kawasan produksi di Sulsel dan Sulbar, dan
penyelesaian persoalan internal perkotaan di Kawasan Perkotaan Mamminasata.

Pengelolaan dan Kelembagaan KSN Mamminasata.


Semua isu tersebut dipandang strategis karena menentukan tercapainya visi Kawasan Perkotaan Mamminasata yaitu
terwujudnya Kawasan Perkotaan Mamminasata dengan program perkotaan yang hijau, nyaman, indah dan sehat yang juga
mampu mendatangkan investor serta dapat disejajarkan dengan kota metropolitan di dunia sebagai kawasan metropolitan
terkemuka dan terdepan di Kawasan Timur Indonesia yang berwawasan internasional dan bersendikan kearifan lokal.
Sampe sini gua gatau ini mau masukin apa ga
Banyak banget yang bawah
Hal-hal tersebut di atas kemudian diuraikan di dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
Mamminasata dengan kebijakan-kebijakan lebih detail, yang meliputi:

Pengembangan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan negara, serta pelestarian
lingkungan hidup sebagai satu kesatuan,
Pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata sebagai pusat orientasi pelayanan berskala
internasional dan penggerak utama bagi Kawasan Timur Indonesia,
Pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata sebagai pusat pertumbuhan dan sentra
pengolahan hasil produksi bagi pembangunan kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan
sekitarnya, dan
Peningkatan aksesibilitas antarwilayah dan pemerataan jangkauan pelayanan

Strategi:
Meningkatkan pelestarian situs warisan budaya lokal yang beragam;
Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya
unggulan sebagai penggerak utama di Kawasan Timur Indonesia;
Mengelola pemanfaatan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan negara;
Mengembangkan zona penyangga yang memisahkan antara kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara dengan kawasan budidaya terbangun di sekitarnya;
Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun yang berfungsi sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun;
Merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan lindung yang mengalami kerusakan fungsi lindung;
Kemudian dalam pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata sebagai pusat orientasi
pelayanan berskala internasional dan penggerak utama bagi Kawasan Timur Indonesia ada tiga
strategi yang dilakukan, yaitu:

Mendorong kawasan perkotaan inti dan pusat-pusat pertumbuhan agar berdaya saing dalam
mendukung pengembangan kawasan perkotaan di sekitarnya,
Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang memiliki nilai ekonomi, sosial, budaya,
serta yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan yang ada,
Mendorong terselenggaranya pembangunan Kawasan Perkotaan Mamminasata secara terpadu
melalui koordinasi lintas sektor, lintas wilayah dan antar pemangku kepentingan.
Tabel Program Pembangunan Kawasan Perkotaan Mamminasata:

Pembangunan jalan arteri termasuk Jalan


Trans-Sulawesi, Jalan Hertasning, Jalan
1. Jaringan Jalan Metropolitan Mamminasata
Abdullah Daeng Sirua, dan Jalan
Mamminasata Bypass

Pengelolaan Sampah Regional


Mamminasata termasuk pabrik pemilahan,
Pengelolaan Sampah – TPA Regional
2. pengomposan, TPA (Pattalassang), alat
Mamminasata
berat, jalan akses, fasilitas pendukung,
stasiun transfer.

Pasokan air bersih mamminasata,


3. Pasokan Air Bersih
utamanya Maros dan Takalar
Instalasi pengelolaan Air Limbah di Kota
4. Pengelolaan Limbah Cair Makassar (Pantai Losari)

Promosi areal hijau dan taman dengan


5. Program Go Green sasaran peningkatan areal hijau seluas
25.000 ha.

Pembangunan kota baru, meliputi Gowa


6. Kawasan Kota Baru
dan Maros (3.500 ha)

Drainase kawasan Bandara dan KAwasan


pemilahan, pengomposan, TPA (Pattalassang) alat berat, jalan akses, fasilitas pendukung, stasiun transfer.
2.Program Pasokan Air Bersih Mamminasata, utamanya Maros dan Takalar.
3.Program Pengelolaan Limbah Cair, Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kota Makasar (Pantai Losari)
4.Program Drainase Kawasan Bandara dan Kawasan Rawan Banjir di sebelah timur Kota Makasar dan Maros.
Sentra Kawasan Ekonomi Baru dan Industri Strategis
1.Pusat Perdagangan dan Jasa (Komesial dan Pusat Bisnis)
2.Pusat Kegiatan Pertanian, Perikanan dan
3.Pengolahan Hasil Produksi
4.Program Kawasan Industri, berupa KIMA, KIMA 2 Pembangunan KI di Maros hingga 566 ha.
5.Program Pengembangan Kawasan Maritim Takalar
Peningkatan Aksesibilitas antar wilayah
1.Sistem Transportasi Darat; Jalan Raya, Jalan Bebas Hambatan dan Kereta Api
2.Sistem Transortasi Udara
3.Sistem Transortasi Laut dan Pengembangan Kawasan Pelabuhan
Sistem Transportasi Darat; Jalan Raya, Jalan Bebas Hambatan dan Kereta Api
1.Program Jaringan Jalan Metropolitan Mamminasata; Pembangunan Jalan Arteri Jalan Trans Sulawesi,
Hertasning, Abdullah Daeng Sirua, dan Mamminasata Bypass.
2.Program Pembangunan Monorel Kawasan Perkotaan Mamminasata
Sistem Transportasi Udara
1.Bandara Udara Internasional Hasauddin Maros
Sistem Transortasi Laut dan Pengembangan Kawasan Pelabuhan
1.Kawasan Pelabuhan
2.Pelabuhan Laut Internasional
1. Terminal Penumpang
2. Terminal Barang dan Kargo
Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional, berkaitan Regulasi dalam pengelolaan kepariwisataan, disamping
Tata Kelola
dengan
Kelembagaan
Pengelolaan
dalam :Pengelolaan KSN Mamminasata : regulasi nasional,
Pemerintah Daerah juga
: regulasi pemerintah daerah,
2.Pada tahun 2003, melalui dibentuk Kelembagaan berupa Badan Kerjasama Pembangunan Matropolitan Mamminasata (BKSPPMM), dalam Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Se
1.UPT MAMMINASATA Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu meliputi Provinsi
1.Pemerintah : Sulawesi Selatan;
2.Sistem
1. Pengelolaan
Informasi
Kawasan
Pengendalian
Industri Pergudangan
Pemanfaatan danRuang 2.Pemerintah
1.Undang – undang
Kota Makasar;
No. 25 tahun 2009 tentang
KawasanKawasan
(S-iPPR) PelabuhanPerkotaan Mamminasata; Pelayanan Publik
3.Pemerintah Kabupaten Maros;
2.Pengelolaan Infrastruktur Strategis
https://upt-mamminasata.org/ Jalan dan
A.P. Jaringan
Pettarani. No. 2.Peraturan Daerah
4.Pemerintah Kabupaten
Provinsi
Gowa;
Sulawesi Selatan Nomer 10
Prasarana
88. Kota Makasar.
Utama 0411-458434. Upt- Tahun 2003 tentang
5.Pemerintah Kabupaten
Rencanan
Takalar;
Tata Ruang (RTRW)
3.Pengelolaan Pemanfaatan
mamminasat.go.id ; uptmamminasata@gmail.com
dan Pengendalian Metropolitan Mamminasata
Pemanataan Ruang

Anda mungkin juga menyukai