Anda di halaman 1dari 33

Prima Andi Nugraha ( 1841010005)

1. Sistem Berdasarkan Faktor


Pembetukan Tanah

 A. Tanah zonal yaitu tanah dengan faktor


pembentukan tanah berupa iklim dan vegetasi
( tanah tundra, tanah stepa, tanah hutan, dan tanah
tropika )
 B. Tanah intrazonal yaitu tanah dengan faktor
pembentukan tanah berupa faktor lokal / setempat,
terutama bahan induk ddan timbulan (relief)
 C. Tanah azonal, yaitu tanah yang belum menunjukan
perkembangan profil dan dianggap sebagai awal
proses pembentukan tanah (tanah muda, tanah
tererosi, tanah koluvial, tanah aluvial)
2.Klasifikasi Berdasrkan Sifat
Tanah (Taksonomi Tanah)
Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh
USDA (United State Departement of Agriculture) pada
tahun 1960 yang dikenal dengan seventh approximation,
sistem klasifikasi serbacakup, dan sejak tahun 1975
dikenal sebagai Soil Taxonomy.Sistem ini bersifat alami
berdasarkan karakteristik tanah yang teramati dan
tekstur (=morfometrik),dipengaruhi proses genesis.
Berdasarkan ada/tidaknya horizon diagnostk/penciri dan
sifat penciri profil lainnya maka taksonomi tanah
dibedakan atas 6 kategori yakni ordo, subordo, andisols,
greatgroup, subgroup, family, dan seri.
a. Horizon Diagnostik

Untuk keperluan klasifikasi tanah, selain


pengelompokan horizon tanah kedalam
horizon A,B,C dan sebagainya, perlu
didefinisikan horizon penciri baik berupa
epipedon, horizon bawah ( subsurface ),
maupun sifat – sifat penciri lainnya
b.Epipedon
epipedon adalah horizon permukaan, tetapi tidak sinonim dengan
horizon A.
1. Antropik : seperti molak, tetapi mengandung lebih dari 250 ppm
P₂O₅ larutan dalam asam sitrat
2. Histik : horizon permukaan yang mengandung bahan organik tinggi
( lebih dari 20 % )
3. Melanik : horizon berwarna hitam yang tebal dan mengandung
bahan organik tinggi serta berasosiasi dengan mineral amorf atau
kompleks aluminium-humus
4. Molik : mengandung bahan organik lebih dari 1% warna lembap
dengan value kurang dari 3,5; tebal 18 cm atau lebih; kejenuhan
basa lebih dari 50%
5. Umbrik : seperti molik, tetapi kejenuhan basa kurang dari 50%
6. Okrik : horizon berwarna terang ( value lembap lembih dari 3,5 ),
bahan organik kurang dari 1 %/keras-sangat keras dan pejal
7. Plagen : lapisan permukaan sedalam 50 cm / lebih yang dihasilkan
karena pemupukan organik secara berkesinambungan dan intensif
c.Horizon Bawah Permukaan
Horizon bawah permukaan terbentuk dibawah
permukaan , meskipun dibeberapa tempat terbentuk
langsung dibawah permukaan serasah.Horizon ini
kemungkinan muncul dipermukaan tanah yang terpancung
akibat erosi

1. Agric (agr = lapangan)


Pengumpulan BO & lempung langsung di bawah
lapangan olah  15% vol tanah

2. Albic (albus = putih)


a. Lempung & oksida besi telah terlindi
sehingga meninggalkan pasir dan debu
warna muda.
b. Biasanya dialasi oleh spodik atau argilic
3. Argilik (orgilla = lempung putih)
a. Berhorizon B lempungilluvial
b. Berselaput lempung pada permukaan gumpal tanah

4. Kalsik (calcic = kapur)


a. Pengkayaan CaCO3 sekunder atau CaCO3+ MgCO3 sekunder
b. Kadar CaCO3 setara > 15% bila tebal > 15 cm; Kadar CaCO3 setara
> 5% dari horizon C

5. Kambik ( cambiare = berubah )


Horizon alteraksi yang tidak berwarna gelap, mempunyai kandungan bahan
organik rendah, dan tidak mempunyai struktur histik, molik, umbrik

6. Duripan
a. Terekat oleh silika berbentuk kristal mikro sehingga fragmen-
fragmen kering tak mau menjadi bubur bila direndam (durus =
keras)
b. Sering mengandung semen tambahan berupa oksida besi dan
CaCO3 sehingga warna beraneka
7.Fragipan(tragilis = rapuh)
a. Horizon dibawah permukaan dengan tekstur geluhan
b. Keras bila kering tetapi rapuh bila lembab

8. Glosik ( glossa = lidah )


dijumpai lidah yang menduduki 15%-
85%(volume) dan di bagian horizon iluviasi
merupan horizon sisa argilik, kandik, atau natrik

9. Gypsic (gypsum = gips)


a. Kadar gips > 35% dari jumlah karbonat + gips
b. Jumlah karbonat + gips > 40% berat tanah halus total
( 2mm)
10.Kandik (kand-=modifikasi kandit)
mempunyai KTK ( NH₄Oac Ph 7) < 16 cmol.kg-1
lempung dan KPK efektif 12 emol.kg-1lempung.
11. Natrik (notric = natrium). Seperti argilic,tetapi :
a. Berstruktur kolumner / prismatik
b. Ber Na tertukar  15%
c.pH > 8,5

12. Oksik
a. Pengumpulan besi oksida dan/atau Al oksida terhidrat
b. Berlempung kaolinit (kisi 1:1) (oksik : oksida)
Tak berselaput lempung
c. pH (KCl)  pH –H 2 O

13. Petrokalsik (petra = batuan)


a. Horizon calcic yang memadas dan berbentuk tidak terputus-
putis

14. Petrogipsik
Iluviasi horizon dengan ketebalan > 10cm yang kaya
pelonggokan gipsum sekunder dan telah berkembang menjadi
horizon tersementasi oleh bahan tersebut.
15. Salik ( sal = garam )
Horizon akumulasi garam yang lebih terlalu daripada
gipsum.

16. sombrik ( sombra = gelap )


horizon dibawah permukaan yang berwarna gelap,
mempunyai sifat-sifat seperti epipedon umbrik,
mengandung iluviasi humus Yng berasosiasi dengan Al atau
yang terdispersi dengan natrium.

17. Spodik ( spodos = abu )


mengandung bahan iluviasi amorf aktif yang terdir atas bahan
organik dan alumunium, dengan atau tanpa besi.

18. Sulfurik
Horizon dengan ketebalan 15cm atau lebih, mempunyai Ph <
3.5 akibat adanya bahan sulfidik.
Ordo Tanah

1. Entisols
 Tanah yang termasuk ordo Entisol
merupakan tanah- tanah yang masih
sangat muda yaitu baru tingkat permulaan
dalam perkembangan.
 Tidak ada horison penciri lain kecuali
ochrik, albik atau histik.
 Kata Ent berarti recent atau baru
 Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
2.Vertisols
 Tanah yang termasuk ordo Vertisol
merupakan tanah dengan kandungan
lempung tinggi (lebih dari 30%) di
seluruh horison, mempunyai sifat
mengembang dan mengkerut.
 Kalau kering tanah mengkerut sehingga
tanah pecah- pecah dan keras. Kalau
basah mengembang dan lengket.
 Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Grumusol atau
Margalit.
3.Inceptisols
 Tanah yang termasuk ordo Inceptisol
merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol.
 Kata Inceptisol berasal dari kata
Inceptum yang berarti permulaan.
 Umumnya mempunyai horison
kambik. Tanah ini belum
berkembang lanjut, sehingga
kebanyakan dari tanah ini cukup
subur.
 Padanan dengan sistem klasifikasi
lama adalah termasuk tanahAluvial,
Andosol, Regosol, Gleihumus, dll
4.Aridisols
 Tanah yang termasuk ordo Aridisol
merupakan tanah-tanah yang mempunyai
kelembapan tanah arid (sangat kering).
 Mempunyai epipedon ochrik,kadang-
kadang dengan horizon penciri lain
 Padanan dengan klasifikasi lama adalah
termasuk desert soil
5.Molisols

 Tanah yang termasuk ordo Mollisol


merupakan tanah dengan tebal epipedon
lebih dari 18 cm yang berwarna hitam
(gelap), kandungan bahan organik lebih
dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%.
 Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak
keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari
kata Mollis yang berarti lunak.
 Padanan dengan sistem kalsifikasi lama
adalah termasuk tanah Chernozem,
Brunize4m, Rendzina, dll.
6.Spodosols

 Tanah yang termasuk ordo Spodosol


merupakan tanah dengan horison bawah
terjadi penimbunan Fe dan Al- oksida
dan humus (horison spodik) sedang,
dilapisan atas terdapat horison eluviasi
(pencucian) yang berwarna pucat (albic).
 Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Podzol.
7.Alfisols

 Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-


tanah yang terdapat penimbunan lempung di
horison bawah (terdapat horison argilik) dan
mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari
35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah.
 Lempung yang tertimbun di horison bawah ini
berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah
bersama dengan gerakan air.
 padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah
termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol,
kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
8.Ultisols

 Tanah yang termasuk ordo Ultisol


merupakan tanah- tanah yang terjadi
penimbunan lempung di horison bawah,
bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah
kurang dari 35%.
 Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Podzolik Merah
Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
9.Oksisols

 Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan


tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal
sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif
sehingga kapasitas pertukaran kation (KPK)
rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g.
 Banyak mengandung oksida-oksida besi atau
oksida Al.Berdasarkan pengamatan di lapang,
tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang
tidak jelas.
 Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik
Merah Kuning.
10. Histosols

 Tanah yang termasuk ordo Histosol


merupakan tanah- tanah dengan
kandungan bahan organik lebih dari 20%
(untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih
dari 30% (untuk tanah bertekstur
lempung).
 Lapisan yang mengandung bahan organik
tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm.
 Kata Histos berarti jaringan tanaman.
 Padanan dengan sistem klasifikasi lama
adalah termasuk tanah Organik atau
Organosol.
11.Andisols

 Tanah yang ketebalannya 60% atau lebih


 Mempunyai sifat andik
 Tanah yang ekuivalen adalah endosol
Sub-ordo tanah

 Sub-ordo tanah dibedakan berdasarkan perbedaan genetik


tanah, misalnya: ada tidaknya sifat-sifat tanah yang
berhubungan dengan pengaruh: (1) air, (2) regim
kelembaban, (3) bahan iduk utama, dan (4) vegetasi.
 Untuk tanah ordo histosol (tanah organik) yang digunakan
adalah tingkat pelapukan dari bahan organik
pembentuknya: fibris, hemis, dan safris.
 Contoh: tanah Ultisol yang memiliki regim kelembaban
yang selalu lembab dan tidak pernah kering yang disebut:
Udus, sehingga digunakan singkatan kata penciri
kelembaban ini yaitu: Ud. Kata Ud ditambahkan pada
nama Ordo tanahUltisol yang telah disingkat Ult, menjadi
kata untuk tata nama kategori sub-ordo, yaitu: Udult)
Great group

 Great Group tanah dibedakan berdasarkan perbedaan:


(1) jenis, (2) tingkat perkembangan, (3) susunan horison,
(4) kejenuhan basa, (5) regi suhu, dan (6) kelembaban,
serta (7) ada tidaknya lapisan-lapisan penciri lain, seperti:
plinthite, fragipan, dan duripan.
Contoh tata nama tanah kategori Great Group:
Fragiudult.
(Keterangan: tanah tersebut memiliki lapisan padas yang
rapuh yang disebut Fragipan, sehingga ditambahkan
singkatan kata dari Fragipan, yaitu: Fragi. Kata Fragi
ditambahkan pada Sub Ordo: Udult, menjadi kata untuk
tata nama kategori great group, yaitu: Fragiudult)
subgroup

 Sub Group tanah dibedakan berdasarkan: (1)


sifat inti dari great group dan diberi nama Typic,
(2) sifat-sifat tanah peralihan ke: (a) great group
lain, (b) sub ordo lain, dan (c) ordo lain, serta (d)
ke bukan tanah.
Contoh tata nama tanah kategori Sub Group:
Aquic Fragiudult.
(keterangan: tanah tersebut memiliki sifat
peralihan ke sub ordo Aquult karena kadang-
kadang adanya pengaruh air, sehingga termasuk
sub group Aquic).
3. FAO-Unesco Legenda Peta Skala 1: 5.000.000

 Sistem klasifikasi tanah ini dibuat dalam rangka


pembuatan peta tanah dunia dengan skala 1 :
5.000.000. Peta tanah ini terdiri dari 12 peta tanah.
Sistem ini terdiri dari 2 kategori. Kategori pertama
setara dengan great soil group, dan kategori kedua
setara dengan sub group dalam Taksonomi Tanah
(USDA). Untuk pengklasifikasian, digunakan
horison-horison penciri yang sebagian diambil dari
kriteria-kriteria horison penciri pada Taksonomi
Tanah dan sebagian dari sistem klasifikasi tanah ini.
Beberapa nama dan sifat tanah dalam kategori great
group‖ menurut sistem FAO/UNESCO sebagai
berikut :
1.Fluvisol : Tanah-tanah berasal dari endapan
baru, hanya mempunyai horison penciri ochrik,
umbrik, histik atau sulfurik, bahan organik
menurun tidak teratur dengan kedalaman,
berlapis-lapis.

2.Gleysol : Tanah dengan sifat-sifat hidromorfik


(dipengaruhi air sehingga berwarna kelabu, gley
dan lain-lain), hanya mempunyai epipedon
ochrik, histik, horison kambik, kalsik atau
gipsik.

3.Regosol : Tanah yang hanya mempunyai epipedon


ochrik. Tidak termasuk 29 bahan endapan baru,
tidak menunjukkan sifat-sifat hidromorfik,
tidak bersifat mengembang dan mengkerut, tidak
didominasi bahan amorf. Bila bertekstur pasir,
tidak memenuhi syarat untuk Arenosol.
4. Lithosol : Tanah yang tebalnya hanya 10 cm
atau kurang, di bawahnya terdapat lapisan
batuan yang padu.
5. Arenosol : Tanah dengan tekstur kasar
(pasir), terdiri dari bahan albik yang
terdapat pada kedalaman 50 cm atau lebih,
mempunyai sifat-sifat sebagai horison
argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak
memenuhi syarat karena tekstur yang kasar
tersebut. Tidak mempunyai horison penciri
lain kecuali epipedon ochrik. Tidak terdapat
sifat hidromorfik, tidak berkadar garam
tinggi.
6. Rendzina : Tanah dengan epipedon mollik yang
terdapat langsung di atas batuan kapur.
7. Ranker : Tanah dengan epipedon umbrik yang
tebalnya kurang dari 25 cm. Tidak ada horison
penciri lain.
8. Andosol : Tanah dengan epipedon mollik atau umbrik atau
ochrik dan horison kambik, serta mempunyai bulk density
kurang dari 0,85 g/cc dan didominasi bahan amorf, atau
lebih dari 60 % terdiri dari bahan vulkanik vitrik,
cinder, atau pyroklastik vitrik yang lain.
9. Vertisol : Tanah dengan kandungan liat 30 % atau lebih,
mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering
tanah menjadi keras, dan retak-retak karena mengkerut,
kalau basah mengembang dan lengket.
10. Solonet : Tanah dengan horison natrik. Tidak mempunyai
horison albik dengan sifat-sifat hidromorfik dan tidak
terdapat perubahan tekstur yang tiba- tiba.
11. Yermosol : Tanah yang terdapat di daerah beriklim arid
(sangat kering), mempunyai epipedon ochrik yang sangat
lemah, dan horison kambik, argilik, kalsik atau gipsik.
12. Xerolsol : Seperti Yermosol tetapi epipedon ochrik
sedikit lebih berkembang.
13. Kastanozem : Tanah dengan epipedon mollik berwarna
coklat (kroma > 2), tebal 15 cm atau lebih, horison
kalsik atau gipsik atau horison yang banyak 30
mengandung bahan kapur halus.
14. Chernozem : Tanah dengan epipedon mollik berwarna hitam
(kroma < 2) yang tebalnya 15 cm atau lebih. Sdifat-sifat
lain seperti Kastanozem.
15. Phaeozem : Tanah dengan epipedon mollik, tidak
mempunyai horison kalsik, gipsik, tidak mempunyai
horison yang banyak mengandung kapur halus.
16. Greyzem : Tanah dengan epipedon mollik yang berwarna
hitam (kroma < 2), tebal 15 cm atau lebih, terdapat
selaput (bleached coating) pada permukaan struktur
tanah.
17. Cambisol : Tanah dengan horison kambik dan epipedon
ochrik atau umbrik, horison kalsik atau gipsik. Horison
kambik mungkin tidak ada bila mempunyai epipedon umbrik
yang tebalnya lebih dari 25 cm.
18. Luvisol : Tanah dengan horison argillik dan mempunyai
KB 50 % atau lebih. Tidak mempunyai epipedon mollik.
19. Podzoluvisol : Tanah dengan horison argillik, dan batas
horison eluviasi dengan Horison di bawahnya terputus-
putus (terdapat lidah-lidah horison eluviasi =
tonguing).
20. Podsol : Tanah dengan horison spodik. Biasanya dengan
horison albik.
21. Planosol : Tanah dengan horison albik di atas horison
yang mempunyai permeabilitas lambat misalnya horison
argillik atau natrik dengan perubahan tekstur yang
tiba-tiba, lapisan liat berat, atau fragipan.
Menunjukkan sifat hidromorfik paling sedikit pada
sebagian horison albik.
22. Acrisol : Tanah dengan horison argillik dan mempunyai
KB kurang dari 50 %. Tidak terdapat epipedon
mollik.Sebagian horison albik.
23. Nitosol : Tanah dengan horison argillik, dan kandungan
liat tidak menurun lebih dari 20 % pada horison-horison
di daerah horison penimbunan liat maksimum. Tidak
terdapat epipedon mollik.
24. Ferrasol : Tanah dengan horison oksik, KTK (NH4Cl)
lebih 1,5 me/100 g liat. Tidak terdapat epipedon
umbrik.
25. Histosol : Tanah dengan epipedon histik yang tebalnya
40 cm atau lebih.
4. Sistem Klasifikasi Tanah Indonesia
 Di Indonesia, sejak tahun 1975 dikenal dengan tiga (3) sistem
klasifikasi tanah yang banyak digunakan oleh Lembaga
Penelitian, Perguruan Tinggi, Dinas Teknis dan Teknisi di
lapangan, yaitu :
1. Sistem Klasifikasi Tanah Nasional (Dudal &
Soepraptohardjo, 1957; Soepraptohardjo, 1961),
2. Sistem Klasifikasi Tanah Internasional, dikenal sebagai
Taksonomi Tanah (Soil Taxonomy, USDA, 1975; 2003),
dan
3. Sistem FAO/UNESCO (1974).
 Namun dalam perkembangan penggunaannya, Sistem
Taksonomi Tanah sejak tahun 1988 lebih banyak digunakan
sesuai dengan hasil keputusan Kongres Nasional Himpunan
Ilmu TanahIndonesia.
• Sistem Klasifikasi Tanah Nasional relatif lebih
mudah dipelajari, tata nama dibuat sederhana
dan mudah diingat.
Sistem ini telah lama digunakan, jauh sebelum
Sistem Taksonomi Tanah diperkenalkan di
Indonesia.
Sistem ini dibangun berdasarkan morfo-
genesis tanah (sifat morfologi dan proses
pembentukan tanah dari asal bahan induk
tanah).
Misalnya Tanah Organosol (tanahgambut)
terbentuk dari bahan organik dan umumnya
tergenang air,
sedangkan Tanah Mineral terbentuk dari
bahan mineral (batuan).
 Tanah mineral berdasarkan perkembangan
morfologinya dibedakan atas
(1) tanah mineral belum berkembang (memiliki ciri horizon
A- C), seperti Aluvial dan Regosol, dan
 (2) tanah mineral sudah berkembang (horison A-B-C), seperti
Podsolik, Mediteran, Latosol,dll.
 TanahAluvial terdapat sepanjang jalur aliran sungai, terbentuk dari
bahan endapan sungai relatif muda, sehinggalapisan-lapisan tanah
seringkali masihtampak.
 Tanah Podsolik Merah Kuning adalah tanah yang terbentuk dari
batuan sedimen dan batuan volkanik tua bersifat masam, telah
berkembang, di lapisan bawahnya terdapat kenaikan jumlah liat
sehingga tampak memadat.
 Jenis tanah Mediteran mempunyai sifat morfologi seperti
Podsolik, tapi terbentuk dari batuan sedimen bersifatbasa (batu
kapur, napal).
 Sedangkan tanah Latosol dan Andosol terbentuk dari bahan
volkanik bersifat intermedier. Andosol biasa dijumpai didaerah
volkanik dengan ketinggian tempat > 1000 m dpl.

Anda mungkin juga menyukai