Cindra Demanto
Novia Kasa
Sri Rahma Pakaya
Wiwin Dayanti
Moh. Zuhri Mamonto
Fahmi Y. Abdullah
Fikri Nursamsu Samani
Simion edowai
Fadlianto Ramli
Makna Sila Pertama
Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini ialah :
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
5. Frasa Ketuhanan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki agama
monoteis namun frasa ini menekan ke-Esaan dalam beragama.
6. Mengandung makna adanya sebab pertama yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
7. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
8. Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warganegara dan
mediator ketika terjadi konflik agama
9. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut
agama masing-masing.
Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Sila
Pertama
Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
a. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha
Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya;
b. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-
Nya dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi
yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa
setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat
Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak
dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan
yang lain.
Pokok-Pokok Yang Terkandung Dalam Pancasila Sila
Pertama
Pernyataan pengakuan bangsa Indonesia pada adanya dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Pernyataan ini tidak saja dapat terbaca dalam Pembukaan UUD 1945 dimana perumusan Pancasila itu
terdapat tetapi dijabarkan lagi dalam tubuh UUD 1945 itu sendiri pasal 29 ayat 1, yang berbunyi sebagai
berikut : “ Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa ”
Adanya pernyataan pengakuan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa secara yuridis constitutional ini, mewajibkan
pemerintah/aparat Negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur.
Dengan demikian dasar ini merupakan kunci dari keberhasilan bangsa Indonesia untuk menuju pada apa yang
benarm baik dan adil. Dasar ini merupakan pengikat moril bagi pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-
tugas Negara, seperti memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya (pasal 29 ayat 2 UUD 1945).Jaminan kemerdekaan beragama yang secara yuridis
constitutional ini membawa konsekuensi pemerintah sebagai berikut:
1. Pemerintah wajib memberi dorongan dan kesempatan terhadap kehidupan keagamaan yang sehat.
2. Pemerintah memberi perlindungan dan jaminan bagi usaha-usaha penyebaran agama, baik penyebaran
agama dalam arti kualitatif maupun kwantitatif.
3. Pemerintah melarang adanya paksaan memeluk/meninggalkan suatu agama.
4. Pemerintah melarang kebebasan untuk tidak memilih agama.
Contoh Implementasi Sila Pertama Yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa Dalam Praktik Nyata
Pancasila sebagai falsafah negara tidaklah lahir dari sumber-sumber asing, tetapi berpancar dari sumber
yang terdapat di bumi Indonesia sendiri, yang merupakan hasil sublimasi dari unsur-unsur hidup dan
kehidupan Bangsa Indonesia baik materiil maupun spiritual, sehingga dengan demikian pancasila menjadi
pedoman bagi hidup dan kehidupan tiap-tiap warga negara dan seluruh bangsa Indonesia , oleh karena itu
pancasila mengingatkan tiap-tiap warga negara akan tanggung-jawabnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap Positif Terhadap Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya.
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai
pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, bahkan moral Negara, moral penyelenggara
Negara, politik Negara, pemerintahan Negara, hukum dan peraturan perundang-undangan Negara, kebebasan
dan hak-hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Setiap warga Negara Indonesia sudah seharusnya memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku yang
menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan menempatkan Pancasila sebagai ideologi
terbuka, setiap warga Negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap dalam
memeluk salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Sikap dan perilaku positif nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka antara lain:
1. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan situasi dan kondisi
di lingkungan masing-masing.
3. Mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang selaras, serasi, dan
seimbang.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
TERIMA KASIH