Anda di halaman 1dari 32

ASET TETAP

Pertemuan 11-12
PENGERTIAN & KRITERIA
Aset Tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang
sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan

Agar dapat dikelompokkan sebagai aset tetap, suatu aset


harus memiliki kriteria tertentu, yaitu:
• Berwujud
• Umurnya lebih dari satu tahun
• Digunakan dalam operasi perusahaan
• Tidak diperjualbelikan
• Material
• Dimiliki perusahaan
PENGELOMPOKAN
1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti: tanah
tempat kantor atau bangunan pabrik berdiri, lahan
pertanian, lahan perkebunan, lahan peternakan
2. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah
habis masa manfaatnya bisa diganti dengan aset lain
yang sejenis, seperti: bangunan, mesin, kendaraan,
komputer, dsb
3. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah
habis masa manfaatnya tidak dapat diganti dengan
yang sejenis, seperti: tanah pertambangan dan hutan
PENILAIAN DAN PENYAJIAN
IFRS mengijinkan salah satu dari dua metode ini dapat
digunakan, yaitu:
1. Berbasis Harga Perolehan (Biaya)
Metode penilaian aset yang didasarkan pada jumlah
pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk
memperoleh aset tetap tertentu sampai aset tetap tersebut siap
digunakan
2. Berbasis Revaluasi (Nilai Pasar)
Metode penilaian aset yang didasarkan pada harga pasar
ketika laporan keuangan disajikan
Dilihat dari kemudahan untuk mendapatkan informasi
tentang harga pasar (market value) suatu aset tertentu,
aset dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan, yaitu:
a) Aset yang harganya selalu tersedia setiap saat dan
mudah diketahui, Con: harga surat berharga di Bursa
Efek
b) Aset yang harganya tidak selalu tersedia setiap saat
dan tidak langsung diketahui dengan mudah, Con:
harga properti dan berbagai mesin yang dimiliki
perusahaan
c) Aset yang harga pasarnya tidak tersedia dan tidak
mudah diketahui, Con: gudang pembeku daging atau
ikan
HARGA PEROLEHAN
Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang
dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset tetap sampai
siap digunakan oleh perusahaan
Karena itu, harga perolehan meliputi harga faktur aset
tersebut, beban angkut, beban pemasangan, bea impor,
bea balik nama, komisi perantara, dan sebagainya

Aset tetap yang dimilki perusahaan dicatat dan diakui


sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan aset tetap
tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset
tetap
CARA-CARA MEMPEROLEH
ASET TETAP
Pembelian tunai
Pembelian angsuran
Ditukar dengan surat berharga
Ditukar dengan aset tetap yang lain
Diperoleh sebagai donasi

BEBAN-BEBAN SELAMA MASA PENGGUNAAN ASET


TETAP:
Reparasi dan pemeliharaan
Penggantian
Penambahan
PENYUSUTAN
Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset
tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang
menikmati manfaat dari aset tetap tersebut

Faktor yang berpengaruh:


1. Harga perolehan, yaitu keseluruhan uang yang
dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset tetap sampai
siap digunakan oleh perusahaan
2. Nilai sisa (residu), yaitu taksiran harga jual aset tetap
pada akhir masa manfaatnya
3. Taksiran umur kegunaan, yaitu taksiran masa manfaat
dari aset tetap
METODE PERHITUNGAN PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
metode perhitungan penyusutan aset tetap
dimana setiap periode akuntansi diberikan beban
yang sama secara merata

𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧 − 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐚


Penyusutan =
𝐓𝐚𝐤𝐬𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐔𝐦𝐮𝐫 𝐄𝐤𝐨𝐧𝐨𝐦𝐢𝐬 𝐀𝐬𝐞𝐭
Ilustrasi
PT. Kimiawindo adalah produsen bahan kimia yang
berkedudukan di Jakarta. Pada tanggal 1 April 2012,
perusahaan ini membeli sebuah mesin yang akan digunakan
untuk memproduksi bahan kimia. Mesin tersebut dibeli di Jepang
dengan harga faktur sebesar Rp 250.000.000. Beban
pengiriman dari Jepang ke Jakarta sebesar Rp 45.000.000, bea
masuk ke Indonesia sebesar Rp 50.000.000, dan beban
pemasangan mesin sebesar Rp 15.000.000. Mesin tersebut
diperkirakan dapat dioperasikan secara ekonomis selama 12
tahun atau 25.000 jam kerja. Dalam tempo 12 tahun tersebut,
mesin itu diperkirakan dapat digunakan untuk menghasilkan
bahan kimia sebanyak 30.000 ton. Pada akhir tahun ke-12,
diperkirakan mesin tersebut dapat dijual seharga Rp 60.000.000
Penyelesaian
Harga faktur mesin Rp 250.000.000
Biaya pengiriman Rp 45.000.000
Bea masuk Rp 50.000.000
Biaya pemasangan mesin Rp 15.000.000
Harga perolehan mesin Rp 360.000.000

Jurnal untuk mencatat pembelian mesin tersebut:


Mesin 360.000.000
Kas 360.000.000

Jika mesin disusutkan dengan metode garis lurus, maka


besarnya beban penyusutan adalah:
𝟑𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 − 𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
Beban penyusutan = = 𝑹𝒑 𝟐𝟓. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
𝟏𝟐 𝒕𝐚𝐡𝐮𝐧
Karena mesin dibeli pada tanggal 1 April 2012, maka
selama tahun 2012 mesin itu hanya digunakan selama 9
bulan, yaitu mulai bulan April hingga Desember 2012. Jadi
beban penyusutan mesin untuk tahun 2012 sebesar:
= 9/12 x Rp 25.000.000 = Rp 18.750.000

Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat:


Beban penyusutan mesin 18.750.000
Akumulasi penyusutan mesin 18.750.000
Metode Jam Jasa (Service Hour Method)
metode perhitungan penyusutan aset tetap dimana beban
penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung
berdasarkan berapa jam periode akuntansi tersebut
menggunakan aset tetap itu

𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧 − 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐚


Penyusutan =
𝐓𝐚𝐤𝐬𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐉𝐚𝐦 𝐏𝐞𝐦𝐚𝐤𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
Ilustrasi
Dalam kasus mesin yang dibeli oleh PT. Kimiawindo, jika
selama tahun 2012, yaitu sejak awal April hingga akhir
Desember 2012, mesin tersebut digunakan selama 1.500
jam kerja, maka beban penyusutan tahun 2012 jika
dihitung dengan metode jumlah jam jasa adalah sebagai
berikut:
Beban penyusutan = 𝟑𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 − 𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝟐𝟓.𝟎𝟎𝟎 𝒋𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂
= 𝑹𝒑 𝟏𝟐. 𝟎𝟎𝟎 𝒑𝒆𝒓 𝒋𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒎𝒆𝒔𝒊𝒏

Karena selama tahun 2012 mesin tersebut digunakan selama 1.500 jam kerja, maka
beban penyusutan mesin untuk tahun 2012 adalah:
= Rp 12.000 x 1.500 jam = Rp 18.000.000

Jurnal penyesuaian untuk pembebanan penyusutan mesin selama tahun 2012 adalah:
Beban penyusutan mesin 18.000.000
Akumulasi penyusutan mesin 18.000.000
Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)
metode perhitungan penyusutan aset tetap dimana beban penyusutan
pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa banyak
produk yang dihasilkan selama periode akuntansi tersebut dengan
menggunakan aset tetap itu

𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧 − 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐚


Penyusutan =
𝐓𝐚𝐤𝐬𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐃𝐢𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥𝐤𝐚𝐧
Ilustrasi
Dalam kasus mesin yang dibeli oleh PT. Kimiawindo, jika selama tahun
2012, yaitu sejak awal April hingga akhir Desember 2012, mesin
tersebut menghasilkan 1.750 ton dan disusutkan dengan metode
jumlah hasil produksi, maka akan diperoleh jumlah beban
penyusutan tahun 2012 sebesar:
𝟑𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 − 𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
Beban penyusutan = = Rp 10.000 per ton
𝟑𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝐭𝐨𝐧

Karena selama tahun 2012 mesin tersebut mampu menghasilkan 1.750


ton, maka beban penyusutan mesin untuk tahun 2012 adalah:
= Rp 10.000 x 1.750 ton = Rp 17.500.000

Jurnal penyesuaian untuk pembebanan penyusutan tahun 2012


adalah:
Beban penyusutan mesin 17.500.000
Akumulasi penyusutan mesin 17.500.000
Metode Beban Menurun (Reducing Charge Method)
a. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of Years’ Digits Method)
b. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
c. Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance
Method)
d. Metode Tarif Menurun (Declining Rate on Cost Method)

Metode Jumlah Angka Tahun adalah metode perhitungan penyusutan


aset tetap dimana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi
dihitung dengan cara mengalikan harga perolehan aset tetap yang
telah dikurangi dengan nilai sisanya dengan bagian pengurang yang
setiap tahunnya selalu berkurang
𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒏𝒈𝒌𝒖𝒕𝒂𝒏
𝑷𝒆𝒏𝒚𝒖𝒔𝒖𝒕𝒂𝒏 = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 − 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑺𝒊𝒔𝒂 𝒙
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒖𝒎𝒖𝒓 𝒆𝒌𝒐𝒏𝒐𝒎𝒊𝒔

Contoh:
Pada awal tahun 2013, PT Domino membeli sebuah truk dengan
harga perolehan sebesar Rp 500.000.000 secara tunai. Kendaraan
tersebut direncanakan akan digunakan oleh perusahaan selama 5
tahun. Pada akhir tahun ke-5, diperkirakan kendaraan tersebut akan
dapat dijual dengan harga Rp 200.000.000

Jika perhitungan penyusutan kendaraan tersebut menggunakan


metode jumlah angka tahun, maka akan dihasilkan jumlah penyusutan
tahunan sebagai berikut:
Tahun ke Bobot Bagian Pengurang Perhitungan Penyusutan Beban Penyusutan
1 5 5/15 5/15 x (500.000.000 - 200.000.000) 100.000.000
2 4 4/15 4/15 x (500.000.000 - 200.000.000) 80.000.000
3 3 3/15 3/15 x (500.000.000 - 200.000.000) 60.000.000
4 2 2/15 2/15 x (500.000.000 - 200.000.000) 40.000.000
5 1 1/15 1/15 x (500.000.000 - 200.000.000) 20.000.000
Jumlah 15 15/15 Akumulasi Penyusutan 300.000.000

Dengan demikian, beban penyusutan kendaraan untuk tahun 2012, jika


menggunakan metode jumlah angka tahun adalah Rp 100.000.000.
Karena itu jurnal pembebanan penyusutan kendaraan tahun 2013
adalah:

Beban penyusutan kendaraan 100.000.000


Akumulasi penyusutan kendaraan 100.000.000
Untuk menghitung jumlah bobot keseluruhan, jika jumlah
tahun umur ekonomis aset tetap tersebut cukup banyak,
dapat digunakan metode berikut:
(n+1)
Jumlah angka tahun = n
2
Dimana:
n = taksiran umur ekonomis aset tetap
(5+1)
= 5
2
= 15
PENJUALAN ASET TETAP
Jika terjadi penjualan aset tetap, maka yang perlu dilihat
adalah nilai buku aset tetap tersebut pada tanggal
terjadinya transaksi penjualan

Selisih antara nilai buku dan jumlah uang yang diterima


diakui sebagai laba atau rugi penjualan aset tetap
Selisih lebih Laba penjualan aset tetap
Selisih negatif Rugi penjualan aset tetap
PERTUKARAN ASET TETAP
Jika suatu aset ditukar dengan aset lain, maka harus
dihitung nilai buku aset tetap tersebut

Nilai buku aset tetap ditambah dengan jumlah uang tunai


yang harus diberikan (jika ada) merupakan nilai
pengeluaran total dari pihak perusahaan. Nilai pengeluaran
tersebut harus dibandingkan dengan harga pasar aset
tetap yang baru. Selisihnya merupakan laba atau rugi dari
pertukaran aset tetap
Nilai total pengeluaran > Harga pasar aset tetap yang baru
Kerugian transaksi pertukaran
Nilai total pengeluaran < Harga pasar aset tetap yang baru
Keuntungan transaksi pertukaran
Ilustrasi
Dengan menggunakan kasus PT. Kimiawindo:
• Jika pada awal tahun 2015, mesin itu dijual dengan harga
Rp 325.000.000. Atas transaksi penjualan mesin tersebut,
perhitungan dan jurnal yang diperlukan adalah:
Harga jual 325.000.000
Harga perolehan 360.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (18.750.000)
2013 (25.000.000)
2014 (25.000.000)
Nilai buku per 1 Januari 2015 (291.250.000)
Laba penjualan mesin 33.750.000
Jurnal:
Kas 325.000.000
Akumulasi penyusutan 68.750.000
Mesin 360.000.000
Laba penjualan mesin 33.750.000
• Jika pada awal tahun 2015, mesin tersebut tidak dijual,
tetapi ditukar dengan mesin baru seharga Rp
400.000.000 dan PT. Kimiawindo masih harus membayar
uang tunai sebesar Rp 125.000.000, maka atas transaksi
pertukaran mesin tersebut akan diperlukan perhitungan
dan jurnal sebagai berikut:
Harga mesin baru 400.000.000
Harga perolehan 360.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (18.750.000)
2013 (25.000.000)
2014 (25.000.000)
Nilai buku per 1 Januari 2015 291.250.000
Pengeluaran tunai tambahan 125.000.000
Pengeluaran total (416.250.000)
Rugi pertukaran mesin (16.250.000)
Jurnal:
Mesin (baru) 400.000.000
Akumulasi penyusutan mesin 68.750.000
Rugi pertukaran 16.250.000
Mesin (lama) 360.000.000
Kas 125.000.000
• Jika pada awal tahun 2015, mesin itu ditukar dengan
kendaraan (truk) baru seharga Rp 425.000.000 dan PT.
Kimiawindo harus menambah lagi uang tunai sebesar Rp
90.000.000, maka perhitungan dan jurnal yang diperlukan
atas transaksi pertukaran truk tersebut adalah sebagai
berikut:
Harga kendaraan baru 425.000.000
Harga perolehan 360.000.000
Akumulasi penyusutan:
2012 (18.750.000)
2013 (25.000.000)
2014 (25.000.000)
Nilai buku per 1 Januari 2015 291.250.000
Uang tunai tambahan 90.000.000
Pengeluaran total (381.250.000)
Laba pertukaran mesin 43.750.000
Jurnal:
Kendaraan 425.000.000
Akumulasi penyusutan mesin 68.750.000
Mesin 360.000.000
Kas 90.000.000
Laba pertukaran 43.750.000
DEPLESI
Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan atau nilai
sumber daya alam seperti tambang dan hutan kayu yang
disebabkan oleh perubahan sumber daya alam tersebut
hingga menjadi persediaan

3 faktor yang berpengaruh terhadap perhitungan deplesi


aset tetap, yaitu:
1. Harga perolehan aset tetap
2. Taksiran nilai sisa (harga jual) setelah sumber daya
alam tersebut selesai dieksploitasi
3. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧 − 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐚
Deplesi =
𝐓𝐚𝐤𝐬𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐞𝐤𝐨𝐧𝐨𝐦𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐝𝐢𝐞𝐤𝐬𝐩𝐥𝐨𝐢𝐭𝐚𝐬𝐢

Contoh:
PT. Payung Buana adalah sebuah perusahaan penambangan
pasir yang berlokasi di Cirebon, Jawa barat. Pada awal tahun
2013, perusahaan itu membeli sebidang tanah yang akan
dijadikan lokasi penambangan pasir seharga Rp 200.000.000.
Tanah seluas Rp 50.000 meter persegi tersebut diperkirakan
mengandung pasir sebanyak 100.000 meter kubik pasir.
Diperkirakan, setelah seluruh pasir berhasil digali, tanah sisa
pertambangan tersebut akan dapat dijual seharga Rp
50.000.000
Selama tahun 2013, perusahaan berhasil menggali pasir dari
tanah pertambangan sebanyak 20.000 meter kubik.
Jurnal:
• Pada awal tahun 2013, saat perusahaan membayar
transaksi pembelian tanah pertambangan secara tunai:
Tanah pertambangan 200.000.000
Kas 200.000.000

• Beban deplesi untuk tanah pertambangan pada awal


tahun 2013
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧 − 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐚
Deplesi =
𝐓𝐚𝐤𝐬𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐞𝐤𝐨𝐧𝐨𝐦𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐝𝐢𝐞𝐤𝐬𝐩𝐥𝐨𝐢𝐭𝐚𝐬𝐢
𝟐𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 − 𝟓𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
Deplesi =
𝟏𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
Deplesi = 𝐑𝐩 𝟏. 𝟓𝟎𝟎 𝐩𝐞𝐫 𝐦𝐞𝐭𝐞𝐫 𝐤𝐮𝐛𝐢𝐤
Jika pada tahun 2013, PT. Payung Buana berhasil
menggali pasir sebanyak 20.000 meter kubik, maka beban
deplesi perusahaan untuk tahun 2013 adalah:
Rp 1.500 X 20.000 meter kubik = Rp 30.000.000

Jurnal penyesuaian:
Beban deplesi 30.000.000
Akumulasi deplesi 30.000.000

Anda mungkin juga menyukai