Anda di halaman 1dari 35

ASPEK SPIRITUAL

DALAM PROSES
KEPERAWATAN
Keyakinan , Takdir, dan
Agama
PART I
Keyakinan
Sikap yang ditunjukkan oleh
manusia saat ia merasa
cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa
dirinya telah mencapai
kebenaran.
Takdir
Ketentuan suatu peristiwa
yang terjadi di alam raya ini
yang meliputi semua sisi
kejadiannya baik itu mengenai
kadar atau ukurannya,
tempatnya maupun waktunya.
Agama
Agama adalah sistem atau
prinsip kepercayaan kepada
Tuhan.
Keterkaitan agama dan
kejadian sakit
PART 2
Sakit
Sakit adalah persepsi
seseorang bila merasa
kesehatannya terganggu.
RELIGION MEANS THE ORGANIZED
BELIEFS, RITUALS, AND PRACTICE
WITH WHICH A PERSON IDENTIFIES
AND WISHES TO BE ASSOCIATED
Kristen & Nola, 2004
Perkembangan spiritual
PART 3
SPRITUALITY IS KNOWN
AND EXPERIENCED IN
RELATIONSHIP
Burkhardt & Jacobson, 2000
PERKEMBANGAN SPIRITUAL

1. Bayi & Toddler (0-2 tahun)


 Tahap awal perkembangan spiritual adalah
rasa percaya kepada yang mengasuh yang
sejalan dengan perkembangan rasa aman,
dan dalam hubungan interpersonal, karena
sejak awal kehidupan manusia mengenal
dunia melalui hubungannya dengan
lingkungan, khususnya orangtua.
 Bayi dan toddler belum memiliki rasa
salah dan benar, serta keyakinan
spiritual. Mereka mulai meniru kegiatan
ritual tanpa mengerti arti kegiatan
tersebut, serta ikut ke tempat ibadah
yang mempengaruhi citra diri mereka.
2. Prasekolah
 Sikap orangtua tentang kode moral dan
agama mengajarkan kepada anak tentang
apa yang dianggap baik dan buruk. Anak
prasekolah meniru apa yang mereka lihat
bukan yang dikatakan orang lain.
Permasalahan akan timbul apabila tidak ada
kesesuaian atau bertolak belakang antara
apa yang dilihat dan yang dikatakan kepada
mereka.
 Anak prasekolah sering bertanya tentang
moralitas dan agama seperti perkataan atau
tindakan tertentu dianggap salah? dan juga
bertanya "apa itu surga?" Mereka meyakini
bahwa orangtua mereka seperti Tuhan.
 Menurut Kozier, Erb, Blais & Wilkinson (1995),
pada usia ini metode pendidikan spiritual yang
paling efektif adalah memberikan: indoktrinasi
dan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk memilih caranya.
3. Usia sekolah
 Anak dengan usia sekolah mengharapkan
Tuhan akan : ~enjawab doanya, yang salah
akan dihukum dan yang baik akan diberi
hadiah. Pada masa prapubertas, anak sering
mengalami kekecewaan karena mereka mulai
menyadari bahwa doanya tidak selalu
dijawab menggunakan cara mereka dan
mulai mencari alasan tanpa mau menerima
keyakinan begitu saja.
 Pada usia ini, anak mulai mengambil
keputusan akan melepaskan atau
meneruskan agama yang dianutnya karena
ketergantungannya kepada orangtua.
 Pada masa remaja, mereka membandingkkan
standar orangtua mereka dengan orangtua
yang lain dan menetapkan standar apa yang
akan diintegrasikan dalam perilakunya.
 Remaja juga membandingkan pandangan
ilmiah dengan pandangan agama serta
mencoba untuk menyatukannya.
 Pada remaja yang mempunyai orangtua
berbeda agama, pada masa inilah mereka
akan memutuskan pilihan agama yang akan
dianutnya atau tidak memilih satupun dari
kedua agama orangtuanya.
4. Dewasa
 Kelompok usia dewasa muda yang
dihadapkan pada pertanyaan bersifat
Keagamaan dari anaknya akan menyadari
apa yang pernah diajarkan kepadanya pada
masa kanak-kanak dulu, lebih dapat diterima
pada masa dewasa daripada waktu remaja
dan masukan dari orangtua tersebut dipakai
untuk mendidik anaknya.
5. Usia pertengahan
 Kelompok usia pertengahan dan lansia
mempunyai lebih banyak waktu untuk
kegiatan agama dan berusaha untuk
mengerti nilai nilai agama yang diyakini oleh
generasi muda.
 Perasaan kehilangan karena pensiun dan
tidak aktif serta menghadapi kematian orang
lain (saudara, sahabat) menimbulkan rasa
kesepian dan mawas diri.
 Perkembangan filosofis agama yang lebih
matang sering dapat membantu orangtua
untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif
dalam kehidupan dan merasa berharga serta
lebih dapat menerima kematian sebagai
sesuatu yang tidak dapat ditolak atau
dihindarkan.
KESEJAHTERAAN SPIRITUAL
ADALAH SUATU ASPEK YANG
TERINTEGRASI DARI MANUSIA
SECARA KESELURUHAN, YANG
DITANDAI OLEH MAKNA DAN
HARAPAN
( CLARK ET AL, 1991 )
SPIRITUALITAS dan RELIGI

 Spiritualitas memberi dimensi luas pada


pandangan holistik kemanusiaan
 Religion speak of the distinctive and all
encompasion central expression of one’s very
way of life
 Religion permeats all of culture, although people
may not be aware of this.
DIMENSI SPIRITUAL

 Secara tradisional, model holistik keperawatan


tentang kesehatan telah mencakup: fisik,
psikologis, kultural, sosial dan spiritual.
 Suatu model atau pilihan untuk meninjau
dimensi spiritual adalah sesuatu yang
terintegrasi.
Pengaruh spritualitas terutama sangat
penting selama periode sakit
Penyakit, kehilangan atau nyeri

Energi, spirit dan motivasi seseorang tipis dan


menurun

Kesembuhan terpengaruhi
BERFIKIR KRITIS DAN SPIRITUALITAS

 Perawat yang ahli


mempunyai filosofi &
caring holistik yang
memberdayakan
mereka untuk
memberikan tingkat
kenyamanan dan
dukungan yang
bersifat intuitif
KESEHATAN SPIRITUAL
Kesehatan spiritual atau
kesejahteraan adalah jasa
keharmonisan saling kedekatan
antara diri dengan orang lain,
alam & dengan kehidupan yang
tertinggi (Hungelmann et, al
1985)
MASALAH SPIRITUAL
Distress spiritual dapat berkembang
sejalan dengan seseorang mencari
makna tentang apa yang sedang
terjadi, yang mungkin dapat
mengakibatkan seseorang merasa
sendiri dan terisolasi dari orang lain.
PENYAKIT AKUT
 Penyakit yang mendadak, tidak
diperkirakan yang
menghadapkan baik ancaman
langsung atau jangka panjang
terhadap kehidupan, kesehatan
& kesejahteraan klien, dapat
menimbulkan distris spiritual.
PENYAKIT KRONIS

 Seseorang dengan penyakit


kronis sering menderita
gejala yang melumpuhkan
dan mengganggu
kemampuan untuk
melanjutkan gaya hidup
normal mereka.
PENYAKIT TERMINAL

 Penyakit terminal
umumnya menyebabkan
ketakutan terhadap nyeri
fisik, ketidaktahuan,
kematian dan ancaman
terhadap integritas .
(Turner et. Al, 1995)
PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian :
- Bermimpi buruk
- Bertanya tentang kematian, arti hidup,
penderitaan
- Perubahan perilaku/mood
- Penempatan rasa marah yang tidak sesuai.
Kriteria hasil :
- Menunjukkan harapan
- Menunjukkan kesejahteraan spiritual
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Distress spiritual
 Koping individu tidak efektif
 Konflik pembuatan keputusan
 Kepedihan kronis
 Ansietas, kematian
 Distress spiritual, Resiko
PERTANYAAN ?
TUGAS

INDIVIDU
 Bentuk narasi dalam paper,
Isi tentang Pengalaman sakit yang
menambah nilai spiritual anda.
KELOMPOK
 Bentuk paper, isi tentang pandangan suatu
agama (islam, kristen, budha, hindu,
kepercayaan) terhadap sakit.
TUGAS 2

 Bentuk kelompok
 Buat asuhan keperawatan dengan gangguan
spiritual

Anda mungkin juga menyukai