Anda di halaman 1dari 23

Ira Lestari

STIKES Bina Usadha


C2119030
2019
 Skabies adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh investasi dan sensitisasi
(kepekaan) terhadap Sarcoptes scabiei var.
Humini.s (Adhi Djuanda. 2007).

 Skabies(the itch, gudik, budukan, gatal


agogo) adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei var. Humini.s dan
produknya (Mansjoer,2000:110)
Scabies disebabkan oleh kutu atau kuman
sarcoptes scabei. Sarcoptes betina yang
berada di lapisan kulit stratum corneum dan
lucidum membuat terowongan ke dalam
lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah
Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu
singkat telur tersebut menetas menjadi
hypopi yakni sarcoptes muda.
Akibat terowongan yang digali Sarcoptes
betina dan hypopi yang memakan sel-sel di
lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa
gatal.(Keperawatan Medikal Bedah, 2002).
Sarcoptes scabiei termasuk filum
Arthropoda, kelas Arachnida, super famili
Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes
scbiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S.
Scabiei yang lain, misalnya kambing dan
babi.
 Faktor resiko dari skabies ini adalah :
1. Skabies pada bayi dan anak
2. Skabies yang ditularkan oleh hewan
3. Skabies incognito
4. Skabies terbaring di tempat tidur (bed
ridden)
Kontak langsung (kontak kulit dengan
kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.

Kontak tak langsung (melalui benda),


misalnya pakaian, handuk, sprei,
bantal, dan lain-lain..
1. Pruritus nokturna artinya gatal
pada malam hari

2. Penyakit ini menyerang


manusia secara berkelompok

3. Kunikulus (adanya terowongan) pada tempat-tempat predileksi


yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu
ditemukan papul atau vesikel

4. Terdapat agen parasitik satu


atau lebih stadium hidup agen
parasitik ini
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya
dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Dan karena
bersalaman atau bergandengan sehingga
terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan
lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal
yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
terhadap secret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi.
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara:
 Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan
dengan cara direbus, handuk, seprai maupun baju
penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering.
 Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara
bersama-sama.
 Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang
terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.
 Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan
sisa-sisa kulit yang mengelupas dan kemudian kulit
dibiarkan kering.
 Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat
tidur, handuk dan pakaian yang habis dipakai harus dicuci
dengan air yang sangat panas kalau perlu direbus dan
dikeringkan dengan alat pengering panas.
 Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan
agar tetap bersih dan sehat, ruangan jangan terlalu
lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga
kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.
 Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20 %.

 Emulsi benzil-benzoat 20-25 %

 Gamabenzena heksaklorida
(gameksan=gammexane) 1 %

 Benzilbenzoat (krotamiton)

 Permethrin.
Pemeriksaan kerokan kulit secara
mikroskopis positif adanya kutu, telur, nimfa,
atau skibala (butiran feses) scabies.
Bila scabies tidak diobati selama beberapa
minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis
akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk
impetigo, ektima, selulitis, limfangitis, dan
furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak
kecil yang diserang scabies dapat
menimbulkan komplikasi pada ginjal.
 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Warna Kulit

Kelembapan
kulit

Tekstur kulit
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologi
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan
gatal-gatal terutama pada malam hari
 Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan factor mekanik
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan dalam penampilan sekunder
 Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan
kulit rusak
Dx Kep:
1.Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologi
Rencana Keperawatan
Tujuan : NOC : Pain Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat
teratasi.
Kriteria hasil :
 Pasien mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab
nyeri,mampu menggunakan tekhnik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri)
 Pasien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
 Pasien mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi,
dan tanda nyeri )
 Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi:
NIC : Pain Management
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi
 Ajarkan tentang tekhnik non farmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan control nyeri
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik
 Kolaborasi dengan dokter bila jika ada keluhan nyeri dan
tindakan nyeri tidak berhasil
Dx Kep:
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
gatal-gatal terutama pada malam hari
Rencana Keperawatan
Tujuan :
NOC : Sleep
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada
masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau
istirahat pasien dengan kriteria hasil :
 Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari

 Pola tidur, kualitas, dalam batas normal

 Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat


Intervensi:
NIC : Sleep Enchancement
 Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
 Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
 Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam
 Batasi pengunjung bila perlu
 Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur
pasien
 Kolaborasi pemberian obat tidur
Dx Kep:
3.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
factor mekanikTujuan :
NOC : Tissue Integrity : Skin dan mucous
membranes
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan pasien tidak menunjukan adanya
kerusakan integritas kulit dengan kriteria
hasil :
 Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi )
 Tidak ada luka/lesi pada kulit
 Perfusi jaringan baik
 Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kuit dan
mencegah terjadinya cedera berulang
Intervensi:
NIC : Skin Surveillance
 Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering
 Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
yang longgar
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat
Implementasi keperawatan
dilakukan sesuai dengan intervensi.
 Nyeri dapat terkontrol
 Rasa gatal berkurang sehingga istirahat tidur
tercukupi
 Integritas kulit dapat dipertahankan
 Konsep diri terjaga dan ditingkatkan
 Resiko infeksi tidak terjadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai