Anda di halaman 1dari 57

Alur Pelaporan Insiden

TIM K3RS
JAKARTA, 26 SEPTEMBER 2019
Alur pelaporan jika terjadi
insiden/kejadian keselamatan
dan kesehatan kerja :

a. Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka


laksanakan pengisian form laporan
kecelakaan kerja

b. Serahkan form laporan kecelakaan kerja


tersebut pada bagian K3 RS
c. Sub K3RS melakukan pengecekan dan
evaluasi dilapangan tentang kejadian
kecelakaan kerja, penyebab kecelakaan dan
akibat kecelakaan (analisis).

d. Sub K3RS koordinasi dengan bagian lain


(medis, pmkp, harmat) untuk tindak lanjut
sesuai dengan kasus/permasalahannya.
e. Hasil dari analisa dilapangan dan
rencana tindak lanjut dilaporkan
kepada Kepala Rumkital Marinir
Cilandak.

f. Melaksanakan tindak lanjut sesuai


hasil evaluasi.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Tim PPI Rumkital Marinir Cilandak


Jakarta, 26 september 2019
 PPI di RS merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan
atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar RS.

 Ditinjau dari asal didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas


(community acquired infection) atau berasal dari lingkungan RS
(hospital acquired infection) yg sebelumnya lebih dikenal dengan
istilah infeksi nosokomial

 Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi


maka sekarang istilah Infeksi Nosokomial (hospital acquired
infection) diganti dengan istilah baru yaitu Healthcare Associated
Infections (HAIs), dengan pengertian yg lebih luas tidak hanya di
RS tetapi juga infeksi di fasilitas yankes lainnya. Khusus utk infeksi di
RS selanjutnya disebut : Infeksi RS (IRS)
Tujuan pengorganisasian program PPI adalah
mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg
didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga
profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung
FOKUS AREA :
 Program kepemimpinan dan koordinasi (PPI 1; 2;
3; 4)
 Fokus dari program (PPI 5; 5.1; 6; 7; 7.1; 7.1.1; 7.2;
7.3; 7.4; 7.5)
 Prosedur Isolasi (PPI 8 )
 Teknik pengamanan dan hand hygiene ( PPI 9)
 Integrasi program dng peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PPI 10; 10.1; 10.2; 10.3; 10.4;
10.5; 10.6)
 Pendidikan staf tentang program (PPI 11)
Standar PPI.1.

Satu atau lebih individu mengawasi seluruh kegiatan PPI. Individu


tersebut kompeten dalam praktek PPI yang diperolehnya melalui
pendidikan, pelatihan, pengalaman atau sertifikasi  ICN/IPCN

Elemen Penilaian PPI.1

1. Satu atau lebih individu mengawasi program pencegahan dan


pengendalian infeksi

2. Kualifikasi Individu yang kompeten sesuai ukuran rumah sakit,


tingkat risiko, ruang lingkup program dan kompleksitasnya.

3. Individu yang menjalankan tanggung jawab pengawasan


sebagaimana ditugaskan atau yang tertulis dalam uraian tugas
 ICN (infection control nurse)/IPCN (Infection prevention and
control nurse), bekerja purna waktu dengan ratio 1 IPCN untuk
tiap 100 – 150 TT di RS
 Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection
prevention and control link nurse) dari tiap unit, terutama yg
berisiko terjadinya infeksi
 Kriteria :
 Perawat dng pendidikan min D 3 & memiliki sertifikasi
pelatihan PPI/IPCN
 Memiliki komitmen di bidang PPI
 Memiliki pengalaman sebagai Ka ruangan atau setara
 Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan confident
 Bekerja purna waktu
 Tugas & tanggung jawab PPI  lihat buku pedoman manajerial
PPI & fas yankes lainnya, halaman 17 – 18  IPCN agar
membuat Rencana kerja
Standar PPI.2.
Ada penetapan mekanisme koordinasi untuk seluruh kegiatan
PPI yang melibatkan dokter, perawat dan tenaga lainnya
sesuai ukuran dan kompleksitas rumah sakit.  Komite PPI & Tim
PPI

Elemen Penilaian PPI.2.


1. Ada penetapan mekanisme untuk koordinasi program
pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Koordinasi kegiatan PPI infeksi melibatkan dokter
3. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan perawat
4. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan profesional PPI
5. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan urusan rumah tangga
 Ketua sebaiknya dokter (IPCO/Infection
Prvention and Control Officer)
 Sekretaris sebaiknya IPCN
 Anggota :
 Dokter wakil dari tiap SMF
 Dokter ahli epidemiologi
 Dokter Mikrobiologi/Patologi klinik
 Petugas Lab
BUAT
 Petugas farmasi
PROGRAM PPI
 Perawat PPI/IPCN
 Petugas CSSD
 Petugas Laundry
 Petugas IPSRS/Maintenance
 Petugas Sanitasi
 Petugas House keeping
 Petugas K-3 RS
 Petugas Kamar Jenazah
a. Kebijkan kewaspadaan isolasi
 Kebersihan tangan
 Penggunaan APD
 Peralatan perawatan pasien
 Pengendalian lingkungan
 Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
 Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
 Penempatan pasien.
 Hygiene respirasi/etika batuk
 Praktik menyuntik yang aman
 Isolasi dengan dugaan emerging disease
b. Kebijakantentang pengembagan SDM PPI
c. Kebijakan tentang pengadaan bahan dan
alat yg melibatkan Tim PPI  kadaluwarsa,
single use -- reuse
d. Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yg rasional
e. Kebijakan pelaksanaan surveilans
f. Kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yg
melibatkan Tim PPI  termasuk Kebijakan renovasi
bagunan
g. Kebijakan tentang kesehatan karyawan
h. Kebijakan penanganan KLB
i. Kebijakan penempatan pasien
j. Kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK,
Pneumoni
k. Kebijakan tentang penerapan buku pedoman
manajerial dan buku pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi RS
1. SPO kebersihan tangan
2. SPO penggunaan APD
3. SPO penggunaan peralatan perawatan pasien
4. SPO Pengendalian kesehatan lingkungan 
Penangan limbah infeksius dan non infeksius ;
benda tajam & jarum, darah dan komponen
darah
5. SPO pemrosesan peralatan pasien &
penatalaksanaan linen dan laundry
6. SPO kesehatan karyawan/perlindungan petugas
kesehatan
7. SPO penempatan pasien
8. SPO hygiene respirasi/etika batuk
11. SPO
tentang pencegahan dan
pengendalian IAD, ISK, HAP, VAP,
IDO, flebitis dan dekubitus
12. SPO
tentang isolasi (airborne,
contact dan droplet)
13. SPO
Kebersihan Tangan, Tertusuk
Jarum
14. SPO
tentang skrining dan
penanganan MRSA
15. SPO Surveillance dan KLB
Standar PPI.3.

 Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan


ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktek yang akseptabel
sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku,
dan standar sanitasi dan kebersihan.
Elemen Penilaian PPI.3.

1. Program PPI berdasarkan ilmu pengetahuan terkini


2. Program PPI di RS berdasarkan pedoman praktik yang diakui
3. Program PPI perundangan yang berlaku
4. Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan
standar sanitasi dan kebersihan dari badan-badan nasional
atau lokal.
 Terbaru  ada program PPI setiap tahun
 Acuan Program :
 Pedoman manajerial PPI di RS dan fasilitas yan kes lainnya
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya (kesiapan
menghadapi Emreging Infectious Disiesae)
 Pedoman surveilans infeksi
 Pedoman Instalasi Pusat Sterlisasi di RS
 Pedoman PPI di ICU
 Manajemen linen RS
 Pedoman Sanitasi RS
 Pedoman hand hyegine WHO
Area pasien
Area Pengunjung
Area Staf
Standar PPI 6.
 Rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam
menentukan fokus dari program pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit adalah pencegahan, pengendalian dan
pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan.

Elemen Penilaian PPI 6.  Lihat Kegiatan surveilance


1. Rumah sakit telah menetapkan fokus program melalui
pengumpulan data yang ada di Maksud dan Tujuan a) sampai
f)
2. Data yang dikumpulkan a) sampai f) dievaluasi/dianalisis.
3. Berdasarkan evaluasi/analisis data, maka diambil tindakan
memfokus atau memfokus ulang program pencegahan dan
pengendalian infeksi.
4. Rumah sakit melakukan asesmen terhadap risiko paling sedikit
setiap tahun dan hasil asesmen didokumentasikan.  ICRA
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data dan tempat
infeksi yang relevan sebagai berikut :
a. Saluran pernafasan, seperti : prosedur dan peralatan terkait
dengan intubasi, dukungan ventilasi mekanis, tracheostomy dan
lain sebagainya.  Data VAP, HAP
b. Saluran kencing, seperti : prosedur invasif dan peralatan terkait
dengan indwelling urinary kateter, sistem drainase urin dan lain
sebagainya  Data ISK
c. Peralatan intravaskuler invasif, seperti insersi dan pelayanan
kateter vena sentral, saluran vena periferi dan lain sebagainya
 IADP, Sepsis Klinis (IADP pd neonatus/bayi), Phlebitis
d. Lokasi operasi, seperti pelayanan dan tipe pembalut luka dan
prosedur aseptik terkait  IDO/ILO
e. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologis,
multi drug resistant organism, virulensi infeksi yang tinggi.
f. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau reemerging)
infeksi di masyarakat.
1. Infeksi aliran darah primer (IADP)  Blood Stream
Infection (BSI)  keadaan bakteremia yg Dx nya
ditegakkan melalui pemeriksaan kultur
2. CSEP (clinical sepsis/Sepsis klinis)  IADP pada
neonatua & bayi
3. Hospital Acquired Pneumoia (HAP)
4. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
5. Infeksi Saluran Kemih/ Urinary Tract Infection (ISK/UTI)
6. Infeksi Luka Operasi (Surgical Site Infection/SSI)
7. Phlebitis  mrpk tanda-tanda peradangan pd
daerah lokal tusukan infus . Tada-tanda
peradangan tsb adalah merah, bengkak, terasa
spt terbakar dan sakit bila di tekan.
• Buat profil/kamus indikator utk
setiap data surveilance
• Lakukan pencatatan harian 
Formulir surveilans harian IRS
DATA- DATA • Lakukan rekap bulanan 
SURVEILANCE formulir survelans bulanan IRS
• Buat laporan hasil surveilance
(PPI 10.5, PPI 10.6)
• Lakukan analisa (PPI 10.1, 10.2,
TELUSUR DATA 10.3, 10.4)
• Buat ICRA
• Desiminasi hasil
• Kegiatan integrasi dng
kegiatan PMKP
JUDUL
DIMENSI MUTU
TUJUAN
DEFINISI OPERASIONAL
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
PERIODE ANALISA
NUMERATOR
DENOMINATOR
SUMBER DATA (inklusi & eksklusi)
STANDAR
PJ PENGUMPUL DATA/PIC
Standar PPI 7.1.
 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin
pembersihan peralatan dan sterilisasi yang memadai serta
manajemen laundry dan linen yang benar.
Elemen Penilaian PPI 7.1.
1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di pelayanan
sterilisasi sentral sesuai dengan tipe peralatan Pedoman
Instalasi Pusat Sterilisasi di RS
2. Metode pembersihan peralatan, disinfeksi dan sterilisasi
dilaksanakan diluar pelayanan sterilisasi sentral harus sesuai
dengan tipe peralatan Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di RS
3. Manajemen laundry dan linen yang tepat sesuai untuk
meminimalisasi risiko bagi staf dan pasien.  Pedoman
manajemen RS
4. Ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin bahwa
semua metode pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi sama di
Standar PPI 7.1.1
 Ada kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi proses pengelolaan
perbekalan yang kadaluwarsa dan menetapkan kondisi untuk penggunaan
ulang (reuse) dari alat sekali pakai (single-use) bila peraturan dan
perundangan mengijinkan.
Elemen Penilaian PPI. 7.1.1.  Lihat kebijakan & cek ke lapangan

1. Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan


peraturan dan perundangan di tingkat nasional dan ada
standar profesi yang mengidentifikasi proses pengelolaan
peralatan yang kadaluwarsa
2. Untuk peralatan dan material single-use yang direuse, ada
kebijakan termasuk utk item a) sampai e) di Maksud dan
Tujuan.
3. Kebijakan telah dilaksanakan/diimplementasikan
4. Kebijakan telah di monitor.
Kebijakan single use ke re-use harus konsisten dengan peraturan
dan perundangan nasional dan standar profesi termasuk
identifikasi terhadap:
a. peralatan dan bahan/material yang tidak pernah bisa di
reuse;
b. jumlah maksimum reuse khususnya untuk setiap peralatan
dan bahan/material yang di reuse;
c. tipe pemakaian dan keretakan, antara lain yang
mengindikasikan bahwa peralatan tidak bisa di reuse;
d. proses pembersihan untuk setiap peralatan yang dimulai
segera sesudah digunakan dan diikuti dengan protokol yang
jelas; dan
e. proses untuk pengumpulan, analisis, dan penggunaan dari
data pencegahan dan pengendalian infeksi yang terkait
dengan peralatan dan material yang direuse
Standar PPI 7.2
 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan
pembuangan sampah yang tepat
Elemen Penilaian PPI 7.2.
1. Pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh dikelola
untuk meminimalisasi risiko penularan. (lihat juga AP.5.1,
Maksud dan Tujuan)  Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS &
yankes lainnya
2. Penanganan dan pembuangan darah dan komponen
darah dikelola untuk meminimalisasi risiko penularan.
(lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan)  Sanitasi RS,
Pedoman PPI di RS & yankes lainnya
3. Area kamar mayat dan post mortem untuk
meminimalisasi risiko penularan.  Sanitasi RS, Pedoman
PPI di RS & yankes lainnya
JENIS LIMBAH
Limbah padat:
o Infeksius( kantong kuning0)
o Non infeksius (kantong hitam)
o Daur ulang ( kantong putih)
o Limbah sitotoksik ( kantong ungu)
Limbah cair
o Infeksius
o Non infeksius
Limbah benda tajam
Standar PPI 7.3.
 Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur pembuangan
benda tajam dan jarum
Elemen penilaian PPI 7.3.
1. Benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus
yang tidak dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse.
2. Rumah sakit membuang benda tajam dan jarum secara aman
atau bekerja sama dengan sumber-sumber yang kompeten
untuk menjamin bahwa wadah benda tajam dibuang di tempat
pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau
sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
3. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan
kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
 Acuan  Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS & yankes lainnya
Standar PPI 7.4.
 Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang
terkait dengan kegiatan pelayanan makanan dan
pengendalian mekanik dan permesinan.

Elemen Penilaian PPI 7.4


1. Sanitasi dapur dan penyiapan makanan ditangani
dengan baik untuk meminimalisasi risiko infeksi
2. Pengontrolan engineering/Engineering control
Engineering control diterapkan untuk
meminimalisasi risiko infeksi di area yang tepat di
rumah sakit
Standar PPI.8
Rumah sakit menyediakan penghalang untuk
pencegahan (barrier precaution) dan prosedur isolasi
yang melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap
penyakit menular dan melindungi dari infeksi pasien yang
immunosuppressed, sehingga rentan terhadap infeksi
nosokomial.

Elemen Penilaian PPI.8


1. Pasien yang sudah diketahui atau diduga infeksi menular
harus di isolasi sesuai kebijakan rumah sakit dan pedoman
yang direkomendasikan.
2. Kebijakan dan prosedur mengatur pemisahan antara
pasien dengan penyakit menular, dari pasien lain yang
berisiko tinggi, yang rentan karena immunosuppressed
atau sebab lain dan staf.
3. Kebijakan dan prosedur mengatur bagaimana
cara mengelola pasien dengan infeksi airborne
untuk jangka waktu pendek ketika ruangan
bertekanan negatif tidak tersedia
4. Rumah sakit mempunyai strategi untuk berurusan
dengan arus pasien dengan penyakit yang
menular
5. Ruangan bertekanan negatif tersedia dan di
monitor secara rutin untuk pasien infeksius yang
membutuhkan isolasi untuk infeksi airborne; bila
ruangan bertekanan negatif tidak segera
tersedia, ruangan dengan sistem filtrasi HEPA
yang diakui bisa digunakan.
6. Staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius
 RS membuat kebijakan dan prosedur tentang isolasi dan prosedur
penghalang (barrier) di rumah sakit. Hal ini berdasarkan cara
penularan penyakit & mengatur pasien yg mungkin infeksius atau yg
immunosuppressed, juga arus masuk pasien dalam jumlah besar
dengan infeksi yang menular.
 Kewaspadaan airborne adalah perlu untuk mencegah transmisi
bahan infeksius yg dpt bertahan di udara dalam waktu yang lama.
Penempatan pasien dengan airborne infeksi yang paling bisa
adalah di ruangan tekanan negatif. Bila struktur bangunan tidak
dapat segera mengadakan ruangan tekanan negatif, rumah sakit
bisa mensirkulasi udara melalui sistem filtrasi HEPA (a high-efficiency
particulate air) dengan paling sedikit 12 kali pertukaran udara per
jam.
 Kebijakan dan prosesur harus mengatur rencana menangani pasien
dengan infeksi airborne dalam jangka waktu singkat ketika ruangan
bertekanan negatif atau sistem filtrasi HEPA tidak tersedia. Prosedur
isolasi juga mengatur untuk proteksi staf dan pengunjung, lingkungan
pasien dan pembersihan ruangan selama pasien dirawat dan
setelah pasien pulang.
KEWASPADAAN ISOLASI

Kewaspadaan isolasi adalah suatu


strategi yang
dilakukan oleh Rumah Sakit untuk
mencegah
infeksi
Kewaspadaan isolasi terdiri dari :
1. kewaspadaan standar
2. kewaspadaan berdasarkan
transmisi
KEWASPADAAN ISOLASI

Ditujukan kepada semu pasien tanpa mempertimbangkan


infeksi atau non infeksi standard precaution meliputi :
1.Kebersihan tangan,
2.Penggunaan APD (sarung tangan,maske, pelindungmata/wajah.
Gaun/apron),
3. Peralatan perawatan pasien,
4. Pengendalian lingkungan ,
5. Penanganan limbah,
6.Penanganan linen,
7.Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasie
9.Hygiene respirasi/Etika batuk
10.Praktek menyuntik yang aman
11.Praktek pencegahan untuk prosedur lumbal punksi
PPI 8 : KEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI PADA PASIEN
DENGAN DUGAAN EMERGING INFECTIOUS DISEASES

• Prinsip : Isolasi pasien ruangan tekanan negatif


• Penerapan kewaspadan isolasi (kewaspadaan
standar dan kewaspdaan transmisi)
• penggunaan APD : APD Respirator (N95, FFP2).
• Dalam waktu 24 jam petugas IGD
berkoordinasi dengan Ketua Tim pokja
penanganan infeksi virus influensa .
Standar PPI.9.
 Sarung tangan, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi
lainnya, sabun dan desinfektan tersedia dan digunakan
secara benar bila diperlukan.
Elemen Penilaian PPI 9.
1. RS mengidentifikasi situasi dimana sarung tangan dan atau
masker atau pelindung mata dibutuhkan  Kebijakan
penggunaan APD
2. Sarung tangan dan atau masker atau pelindung mata
digunakan secara tepat dan benar
3. RS mengidentifikasi situasi mana diperlukan prosedur cuci
tangan, disinfeksi tangan atau disinfeksi permukaan.
4. Prosedur cuci tangan dan desinfeksi digunakan secara benar
di seluruh area tersebut
Standar PPI.10
 Proses pengendalian dan pencegahan infeksi
diintegrasikan dengan keseluruhan program rumah sakit
dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Elemen Penilaian PPI.10.
1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
diintegrasikan ke dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien rumah sakit (lihat juga
PMKP.1.1, EP)
2. Kepemimpinan dari program pencegahan dan
pengendalian infeksi termasuk dalam mekanisme
pengawasan dari program mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit
Standar PPI 10.1.
 Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan
kecenderungan infeksi terkait pelayanan kesehatan

Elemen Penilaian PPI 10.1.


1. Risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
ditelusuri
2. Angka infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
ditelusuri
3. Kecenderungan infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan ditelusuri
 Analisa data PPI  Lihat PPI 6 dan PMKP 3.1, PMKP 4
Standar PPI 10.2.
 Peningkatan mutu termasuk penggunaan
indikator/pengukuran yang berhubungan
dengan masalah infeksi yang secara
epidemiologis penting bagi rumah sakit.

Elemen Penilaian PPI 10.2.


1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi diukur.
2. Pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi
penting secara epidemiologis
 Lihat profil/kamus indikator dan hasil analisis
Standar PPI 10.3.
 Rumah sakit menggunakan informasi risiko, angka dan
kecenderungan untuk menyusun atau memodifikasi proses
untuk menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan ke
level yang serendah mungkin.

Elemen Penilaian PPI 10.3.


1. Proses di tata ulang berdasarkan risiko, angka dan
kecenderungan data dan informasi
2. Proses di tata ulang untuk menurunkan risiko infeksi ke level
serendah mungkin
 Lihat analisa data dan rencana tindak lanjut  PPI 6, PMKP 3.2,
PMKP 4
Standar PPI 10.4.
 Rumah sakit membandingkan angka kejadian
infeksi rumah sakit, dengan rumah sakit lain
melalui perbandingan data dasar/ databases.

Elemen Penilaian PPI 10.4.


1. Angka infeksi terkait pelayanan kesehatan
dibandingkan dengan angka-angka di rumah
sakit lain melalui komparasi data dasar (lihat
juga PMKP.4.2, EP 2 dan MKI.20.2, EP 3)
2. Rumah sakit membandingkan angka yang ada
dengan praktik terbaik dan bukti ilmiah
Standar PPI 10.5.
 Hasil monitoring pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit, secara berkala disampaikan
kepada pimpinan dan staf

Elemen Penilaian PPI 10.5.


1. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf
medis
2. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf
perawat
3. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada
manajemen
Standar PPI 10.6
 Rumah sakit melaporkan informasi tentang infeksi
ke pihak luar, Kementerian Kesehatan atau Dinas
Kesehatan

Elemen Penilaian PPI 10.6.


1. Hasil program pencegahan dan pengendalian
infeksi dilaporkan kepada Kementerian
Kesehatan atau Dinas Kesehatan sesuai
ketentuan (lihat juga MKI.20.1, EP 1)
2. Rumah sakit melakukan tindak lanjut yang benar
terhadap laporan dari Kementerian Kesehatan
atau Dinas Kesehatan
Standar PPI 11.
 Rumah sakit memberikan pendidikan tentang praktik
pencegahan dan pengendalian infeksi kepada staf, dokter,
pasien dan keluarga serta pemberi layanan lainnya ketika ada
indikasi keterlibatan mereka dalam pelayanan.

Elemen Penilaian PPI.11


1. Rumah sakit mengembangkan program pencegahan dan
pengendalian infeksi yang mengikut sertakan seluruh staf dan
profesional lain, pasien dan keluarga.
2. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada seluruh staf dan profesional lain.
3. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada pasien dan keluarga  BROSUR-2.
4. Semua staf diberi pendidikan tentang kebijakan, prosedur, dan
praktek-praktek program pencegahan dan pengendalian (lihat
juga KPS.7 dan TKP.5.4)
5. Edukasi staf secara periodik diberikan sebagai respon terhadap
kecenderungan yang signifikan dalam data infeksi.
PERSIAPAN AKREDITASI RS
 Bentuk Komite PPI, Tim PPI dan tetapkan IPCN dan IPCLN

 Susun Pedoman, kebijakan dan SPO untuk PPI  acuan buku


dari Kemenkes, WHO dan CDC

 Buat Program PPI

 Lakukan ICRA

 Lakukan Surveilance

 Lakukan audit/monitoring

 Lakukan diklat PPI  pegawai dan pasien

 Buat Laporan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai