Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bab 2
Pengantar Umum
Manhaj Tarbiyah 1433 H
MANHAJ TARBIYAH 1433 H
Perubahan Menjadi
Manhaj Tarbiyah 1433 H
Manhaj Tarbiyah perlu senantiasa dilakukan revisi
agar dapat menyesuaikan perkembangan dakwah
dan menyelesaikan problematika penerapan MT
1427 H selama 6 (enam) tahun.
Oleh karena itu, disusunlah Manhaj Tarbiyah 1433 H
yang merupakan revisi dari MT 1427 H.
Penamaan Manhaj Tarbiyah 1433 H juga merupakan
hal yang lazim dalam merubah kurikulum dengan
mencantumkan tahun dilakukannya perubahan
tersebut.
Perubahan Menjadi
Manhaj Tarbiyah 1433 H
Hal ini juga dimaksudkan agar jelas manhaj
tarbiyah yang mana yang digunakan dalam
mentarbiyah para mutarabbi
Jadi yang berlaku adalah MT 1433 H;
sedangkan buku Manhaj Tarbiyah 1427 H
sudah tidak digunakan lagi
Perubahan Menjadi
Manhaj Tarbiyah 1433 H
MT 1433 H telah merevisi 7 (tujuh) bab yang
merupakan bab-bab utama dalam manhaj tarbiyah
NO BAB PERUBAHAN
1 Bab 2 Pengantar Umum Menambahkan penjelasan tentang
Manhaj Tarbiyah 1433 H perubahan menjadi Manhaj Tarbiyah
1433 H
Menjelaskan hak katas buku manhaj
2 Bab 3 Karakteristik Melengkapi penjelasan gambar disain
Manhaj Tarbiyah 1433 H struktur Manhaj Tarbiyah 1433 H
3 Bab 8 Pelaksana Tarbiyah Tambahan: Musyrif
4 Bab 9 Pengelola Tarbiyah Tambahan penjelasan tentang SPU
(Struktur Pengelola Usrah)
Perubahan Menjadi
Manhaj Tarbiyah 1433 H
NO BAB
PERUBAHAN
5 Bab 10 Proses Merevisi tabel tentang Pelaksana dan Bidang Studi
Tarbiyah Menambah sarana tarbiyah dengan sarana nadwah,
kalimat murabbi dan kultum
Menghapus sarana tarbiyah kajian intensif
Menjelaskan tentang sesi, Majmu’ah Rasail,
muwashafat, dan taqwim
Menghapus istilah primer (p) dan sekunder (s) dari
muwashafat
Memformat ulang materi-materi di semua
marhalah
6 Bab 12 Sarana Merivisi penjelasan tentang Ta’lim Tarbawi
Tarbiyah Menegaskan bahwa liqa’ usrah adalah rutin setiap
pekan
Merevisi baramij halaqah dan usrah
Menambahkan penjelasan tentang nadwah
7 Bab 21 Taqwim Dihapus. Penjelasan singkatnya ada di Bab 10
Hak Atas Buku Manhaj
Sebagai tambahan, Manhaj Tarbiyah 1433 H akan disusun
berdasarkan marhalah.
Peserta tarbiyah di suatu marhalah berhak memiliki buku
manhaj tarbiyah di marhalahnya dan marhalah di
bawahnya, kecuali tamhidi:
Edisi lengkap akan diperuntukkan bagi yang ada di
marhalah Amil.
Muntazhim mendapatkan edisi yang berisi marhalah
muntazhim sampai tamhidi
Muntasib mendapatkan edisi yang berisi marhalah
muntasib sampai tamhidi
Muayyid mendapatkan edisi yang berisi marhalah muayyid
sampai tamhidi
Tamhidi tidak diberikan hak memegang buku manhaj
tarbiyah
DESAIN STRUKTUR
MANHAJ TARBIYAH 1433
Desain Per
Segmen objek
dakwah
ADM
21 Kader 10 Kader
MARHALAH TARBAWIYAH
Tamhidi
Kader Rabbani
7 struktur 6 Keluarga
Muayyid
ARKAN BAIAH
7 masyarakat 7 Irsyadul
Manajemen Muntasib
Musjtama’
Tarbiyah Muntazhim 3 non muslim
Hukumah
Amil Islamiyah
LINGKUNGAN
PENDUKUNG
3 memusuhi
INSTITUSI
Ustadziyatul
SOSIAL
Desain khusus
peningkatan skill
dan kapasitas
PELAKSANA
TARBIYAH
1. Murabbi
2. Naqib
3. Mudarrib (Trainer)
4. Muwajjih
5. Mu’allim
6. MUSYRIF
Musyrif adalah pelaksana penerapan manhaj tarbiyah
untuk pencapaian hafalan al-Qur’an, baik hafalan Al-
Qur’an sesuai marhalahnya maupun hafalan Al-Qur’an 30
juz.
Musyrif bertanggung jawab dalam pelaksanaan
Mukhayyam Al-Qur’an (MQ): sebelum (seleksi peserta),
saat pelaksanaan (menerima setoran hafalan) dan
pemantauan hafalan peserta pasca MQ
STRUKTUR PENGELOLA
USRAH (SPU)
1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Tujuan
4. Tugas
5. Wewenang
6. Hak
7. Pengurus
8. Pola Hubungan
Definisi SPU
Struktur Pengelola Usrah (SPU) adalah
salah satu tingkatan jamaah yang secara
harian bertanggung jawab pada
pengelolaan usrah dan kader inti.
SPU adalah pelaksana pertemuan struktural
nuqaba.
SPU menjadi ujung tombak keberhasilan
implementasi manhaj dan pemberdayaan
usrah dan naqib serta pencapaian sasaran
tarbiyah.
Klasifikasi SPU
Berdasarkan jenjang usrahnya, SPU bisa
dikelompokkan menjadi
1. SPU Amil
2. SPU Muntazhim
3. SPU Muntasib
SPU diklasifikasikan juga berdasarkan jumlah usrah
yang ada di suatu elemen tarbiyah: ada elemen
tarbiyah yang kurus (sedikit jumlah usrahnya) dan
ada yang gemuk (jumlah usrahnya besar); sehingga
klasifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi A (kurus)
2. Klasifikasi B (gemuk)
Klasifikasi SPU
KLASIFIKASI A (KURUS) adalah
usar yang dikelola secara langsung oleh
Elemen Tarbiyah
dengan jumlah usar yang dikelola 3 – 7
usar pada masing-masing marhalah.
Pengelolaan usar pada tipe ini dilakukan
jika seluruh elemen struktur memiliki
daya dukung untuk mengelola usar.
Klasifikasi SPU
KLASIFIKASI B (GEMUK) adalah
usar yang dikelola oleh beberapa pengelola
(beberapa SPU) yang dibentuk oleh Elemen
Tarbiyah
dengan jumlah usar 3 – 7 usar pada masing-masing
marhalah.
Pengelolaan usar pada tipe ini dilakukan jika struktur
di bawahnya belum memiliki daya dukung untuk
mengelola usar
Dalam pengelolaannya, struktur (SPU) ini
bertanggung jawab kepada Elemen Tarbiyah yang
membentuknya
Tujuan SPU
1. Intensitas mutabaah terhadap proses tarbiyah,
sehingga segera dilakukan tindakan koreksi
terhadap proses tarbiyah yang tidak standar.
2. Melakukan pendeteksian dini terhadap gejala
penyimpangan, baik fikri, tarbawi, tandzimi
maupun yang lainnya, sehingga dapat segera
dilakukan langkah-langkkah ‘ilaj yang tepat
sasaran.
3. Pemerataan dan pengokohan peran partisipatif
kader (organisasi, kaderisasi, sosial, politik dll),
sehingga semua potensi kader dapat diberdayakan
secara konstruktif bagi kepentingan da’wah.
Tujuan SPU
5. Memacu pertumbuhan dan perluasan da’wah, baik
secara vertical maupun horizontal, sehingga tidak
ada lagi medan da’wah yang lepas dari
sentuhannya.
6. Peningkatan kinerja tarbiyah, sehingga seluruh
struktur berlomba dalam mencapai prestasi terbaik.
7. Semua kader terdata secara akurat, baik potensi
maupun sebarannya, sehingga struktur da’wah bisa
membuat perencanaan dengan tepat
Tugas SPU
1. Mengelola aktivitas tarbiyah, yaitu merencanakan,
mengorganisasi, dan memutabaah tarbiyah sesuai
ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Melakukan rapat koordinasi (liqo/majlis nuqaba,
liqo amin) dan evaluasi secara rutin
3. Membuat dan memperbarui database kader.
4. Menyusun peta sebaran kader, baik sebaran vertical
maupun horizontal. Intensif memutabaah proses
tarbiyah, sehingga segera dilakukan tindakan
koreksi terhadap proses tarbiyah yang tidak
standar.
Tugas SPU
5. Menyusun peta potensi tarbiyah, yaitu mengkalkulasi
kekuatan personil dan kekuatan-kekuatan lain (baik
internal maupun eksternal) yang berpotensi untuk
pencapaian tujuan tarbiyah.
6. Melakukan supervisi terhadap usar.
7. Menyampaikan laporan secara berkala tentang evaluasi
perjalanan usar.
8. Melakukan mutabaah secara intensif kepada nuqaba
tentang kewajibannya dalam menyampaikan laporan
perjalanan usrah secara periodic.
9. Menjadi ujung tombak keberhasilan implementasi
manhaj dan pemberdayaan usrah dan naqib serta
pencapaian sasaran pembinaan kader
Wewenang SPU
1. SPU melakukan pengelolaan usrah dalam aspek
administratif dan aspek penerapan manhaj.
2. Bersama dengan nuqaba mengusulkan
pembentukan atau perubahan komposisi usroh
(muntasib atau muntazhim) dan naqibnya, untuk
mendapat persetujuan ETD. Sedang untuk usar
amil, proses persetujuannya disampaikan kepada
ETW.
3. Menyelesaikan berbagai persoalan kader bersama
para nuqaba’
Hak SPU
1. Mendapatkan supervisi dari Elemen
Tarbiyah yang membentuknya
2. Mendapatkan pelatihan tentang hal-
hal berkaitan dengan tugas dan
wewenangnya
3. Mendapatkan support dana untuk
pelaksanaan tugas dan wewenangnya
Pengurus SPU
Koordinator
Sekretaris
staf
Koordinator SPU
1.
Berwibawa dikalangan nuqaba usar yang akan dikelola
2. Memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan.
3. Marhalah keanggotaan minimal satu tingkat diatas usar yang dikelolanya.
4. Pernah atau sedang menjadi naqib usrah pada marhalah yang dikelolanya
5. Diutamakan yang pernah memasukkan binaannya kedalam jamaah
6. Sehat secara tanzhimi, tarbawi (fikri, ruhi, jasadi), suluki dan ijtima’i
7. Menguasai buku Manhaj Tarbiyah 1433 H
8. Menguasai landasan operasional tarbiyah:
1) Pedoman atau surat keputusan yang terkait
2) Tupoksi Elemen Tarbiyah
3) Risalah ta’alim
4) 10 wasiat
5) Muktamar Khomis
6) Nizhamul usroh
7) P3UN
8) Juklak/juknis terkait
9) Visi Peradaban Ikhwan
Sekretaris SPU
1. Memiliki marhalah keanggotaan minimal sama dengan usar
yang dikelolanya,
2. Sehat secara tandzimi, tarbawi (fikri, ruhi, jasadi), suluki dan
ijtima’i,
3. Diutamakan pernah atau sedang menjadi naqib usrah pada
marhalah yang dikelolanya,
4. Diutamakan yang pernah memasukkan binaannya kedalam
jamaah,
5. Mampu memformulasikan ide-ide yang muncul dalam Liqo
Nuqaba
6. Rapi dalam menulis, mengarsipkan data, dan membuat laporan.
7. Memiliki hissul amni dan wa’yu tandzimi
8. Menguasai program komputer yang dibutuhkan
Staf SPU
(Sesuai Keperluan)
1. Memiliki marhalah keanggotaan minimal sama
dengan usar yang dikelolanya,
2. Sehat secara tandzimi, tarbawi (fikri, ruhi, jasadi),
suluki dan ijtima’i,
3. Diutamakan pernah atau sedang menjadi naqib
usrah pada marhalah yang dikelolanya,
4. Diutamakan yang pernah memasukkan binaannya
kedalam jamaah,
5. Memiliki kafaah yang sesuai dan mendukung
pelaksanaan amanahnya
Pola Hubungan SPU
1. SPU Muntasib, dengan stelsel struktur jamaah yang ketua,
sekretaris, bendahara, dan elemen tarbiyahnya berstatus
muntazhim.
2. SPU Muntazhim, dengan stelsel struktur jamaah yang ketua,
sekretaris, bendahara, dan elemen tarbiyahnya berstatus amil.
3. SPU Amil, dengan stelsel struktur jamaah yang ketua, sekretaris,
bendahara, dan elemen tarbiyahnya berstatus amil.
4. Dalam keadaan stelsel struktur setempat sebagaimana dimaksud
point (1) sampai (3) tidak terpenuhi, maka pola hubungan
tarbiyahnya dilakukan dengan elemen tarbiyah yang
membentuknya.
5. Jika usar dikelola oleh stelsel struktur yang lebih tinggi, maka
setiap anggota usrah tetap harus memiliki keterikatan,
keterlibatan dan peran partisipatif terhadap struktur di
bawahnya, di mana ia berdomisili
Bab 10
PROSES TARBIYAH
MANHAJ TARBIYAH 1433 H
Kode Nama Bidang Studi Tamhidi Muayyid Muntasib Muntazhim Amil TOTAL
1 Al-Qur'an 37 46 8 34 21 146
Bidang Studi
2 Ulumul Qur'an - - 15 6 - 21
3 Aqidah 36 15 12 7 2 72
4 Istilah Aqidah - - - - 3 3
5 Hadits 1 14 22 11 26 74
(Jumlah Sesi)
6 Mushthalah Hadits - - 1 12 - 13
Sejarah
7 - - - 14 -
Perkembangan Hadits 14
8 Fiqih 6 13 20 - 7 46
9 Tarikh Tasyri' - - - - 6 6
10 Ushul Fiqih - - - - 5 5
11 Sirah 5 11 20 10 - 46
12 Kisah Sahabat 8 - - - - 8
13 Tazkiyah 25 21 14 20 9 89
14 Kisah Nabi 1 6 6 - - 13
15 Tokoh Islam - 11 - - - 11
16 Kaifa Ihtadaitu 6 - - - - 6
17 Tarikh - - - 13 4 17
Manusia dan
18 1 - - - -
Kebenaran 1
19 Pengembangan Diri - - 8 5 3 16
20 Rumah Tangga Muslim - 7 10 4 - 21
21 Fiqih Dakwah - 54 25 59 36 174
22 Fikrul Islami 7 9 15 5 - 36
23 Gerakan Pembaharu - - 11 - - 11
24 Masyarakat Muslim - - 4 3 15 22
Dunia Islam
25 - - 4 - -
Kontemporer 4
26 Palestina - - - - 6 6
27 Syariah dan Per -UU - - - - 6 6
28 Bank Islam - - - - 8 8
29 Ekonomi Islam - - - - 10 10
30 Kekuatan Penentang - - - - 16 16
31 Kesehatan - - 3 - - 3
32 Bahasa Arab - 10 11 10 10 41
33 Keakhwatan 6 1 4 2 - 13
Jumlah 139 218 213 215 193 978
5 Bidang Studi yang
Dominan
1. Tamhidi : Al-Qur’an, Aqidah, Tazkiyah, Kisah
Sahabat, dan Fikrul Islami
2. Muayyid : Fiqih Dakwah, Al-Qur’an, Tazkiyah,
Aqidah dan Hadits
3. Muntasib: Fiqih Dakwah, Hadits, Sirah, Fiqih dan
Ulumul Qur’an
4. Muntazhim: Fiqih Dakwah, Al-Qur’an, Tazkiyah,
Sejarah Perkembangan Hadits dan Tarikh
5. Amil : Hadits, Fiqih Dakwah, Al-Qur’an,
Kekuatan Penentang dan Masyarakat Muslim
Ulum Marhalah
Ulum marhalah adalah bidang studi pada setiap marhalah
yang disampaikan kepada peserta tarbiyah. Setiap marhalah
akan mendapatkan bidang studi yang tidak sama dengan
marhalah lain. Setiap marhalah tarbiyah juga mendapatkan
porsi waktu dan beban belajar yang berbeda-beda.
Untuk menyeimbangkan masa waktu marhalah dengan jumlah
materi yang harus diberikan, maka Manhaj Tarbiyah 1433 H
menetapkan prioritas materi yang harus lebih dahulu
disampaikan dari pada yang lain untuk setiap bidang studi.
Namun materi dengan prioritas kedua tidak boleh diremehkan
apalagi dihilangkan. Materi prioritas kedua harus tetap
disampaikan ketika materi prioritas pertama telah disampaikan
semua sedangkan definisi marhalah, karakternya, tujuan dan
muwashafatnya belum terwujud pada peserta tarbiyah
Sesi
Sesi adalah durasi penyampaian materi tarbiyah.
Satu sesi setara dengan 45 – 60 menit.
Satu sesi di halaqah/usrah atau mabit/JR setara
dengan satu pertemuan halaqah/usrah atau
mabit/JR.
Sedangkan untuk tatsqif, daurah dan nadwah dapat
lebih dari satu sesi untuk setiap pertemuannya.
Yang berbeda adalah Kalimat Murabbi dan Kultum,
karena satu sesinya setara dengan 7 – 10 menit.
Sesi
Satu tahun terdiri atas 52 minggu. Waktu efektif untuk
penyampaian materi sekitar 46 minggu.
Sarana tarbiyah yang lain:
1. Bulanan: mabit dan/atau tatsqif (jika tatsqif dilakukan
bulanan, maka cukup 1 sesi); setahun 10 sesi
2. Dua-bulanan: tatsqif (harus berisi 2 sesi sehingga setahun
10 sesi)
3. Tiga-bulanan: nadwah (2 sesi, setahun 4 kali atau 8 sesi)
4. Empat-bulanan: daurah (2 sesi, setahun 3 kali atau 6 sesi)
karena 4 minggu pertemuan tetap ada tetapi agendanya
lebih banyak untuk ansyithoh Ramadhan, dan 2 minggu
untuk lebaran Idul Fithri
Jumlah Sesi
Materi sudah ditentukan banyak sesi selama tarbiyah di marhalah
tertentu (umur marhalah)
Pengelompokan materi berdasarkan prioritas dihitung berdasarkan
jumlah sesi yang seharusnya ada selama umur marhalah standar
Umur Hlq/ Usrah Tatsqif Mabit Daurah Nadwah
No Marhalah
Marhalah (Sesi) (Sesi) (Sesi) (Sesi) (Sesi)
1
1 Tamhidi 1 46 10 6 0
0
2
2 Muayyid 2 92 20 12 0
0
2
3 Muntasib 2 92 0 12 16
0
3
4 Muntazhim 3 138 0 18 24
0
3
5 Amilin 3 138 0 18 24
0
6 Takhashush -
Perubahan Kode
Karena pada MT1427 H jumlah sesi setiap marhalah tidak
standar, maka pengelompokan materi berdasarkan
prioritas menjadi tidak standar
Karena itu di MT1433H dilakukan standarisasi jumlah
sesinya
Di samping itu, ada materi-materi baru dan penambahan
sarana tarbiyah (kultum, kalimat murabbi, nadwah)
Konsekuensinya:
Penataan kembali materi-materi
Perubahan kode materi
Pembagian MR
Majmu’ah Rasa’il Imam Al-Banna (MR) adalah materi
tarbiyah yang sangat penting, sehingga harus masuk
semua kedalam kurikulum tarbiyah.
MR mulai diberikan pada marhalah Muayyid dan
seterusnya.
Jumlah seluruh risalah sebagaimana dalam buku Min
Turatsil Imam Al-Banna, Kitab 15: Majmu’ah Rasa’il lil Imam
Al-Banna (edisi 1) ada 23 (dua puluh tiga) risalah.
Risalah yang pertama ditulis oleh Imam Al-Banna pada
26 Muharram 1353H (11 Mei 1934M) adalah Ilaa Ayyi
Sya’in Nad’un Naas, sedangkan yang terakhir ditulis
adalah Qadhiyyatunaa (ditulis pada Januari 1949)
Pembagian MR
Pembagian Bab dari Buku Fiqih
Dakwah (Musthafa Masyhur)
Sesuai arahan Naib Mursyid Am, Mahmud Izzat, buku Fiqih
Dakwah (Musthafa Masyhur) termasuk buku utama yang harus
masuk dalam Manhaj
Karena itu, pada MT1433H beberapa bab dimasukkan kedalam
kurikulum
NO MARHALAH JUDUL BAB JUMLAH
1 Muayyid Qadhaya Asasiyah dalam Dakwah (Bab V)
2 Prinsip dan Penyimpangan Gerakan Islam (Bab II) 3
3 Al-Qiyadah wal Jundiyah (Bab VII)
4 Muntasib Jalan Dakwah (Bab I)
5 Dakwah Fardiyah (Bab IV) 3
6 Ikhwanul Muslimin Menjawab Gugatan (Bab)
7 Muntazhim Bekal Dakwah (Bab IX)
8 Rabbaniyah dan Materialisme (Bab XIII) 4
9 Keteladanan di Jalan Dakwah (Bab XV)
10 Jihad adalah Satu-satunya Jalan (Bab XVI)
Muwashafat
Muwashofat adalah kriteria yang harus dimiliki oleh peserta
tarbiyah pada marhalahnya.
Muwashofat tidak lagi dikelompokkan kedalam primer dan
sekunder seperti sebelumnya.
Setiap muwashofat dinilai dan diisi di dalam lembar penilaian
dengan angka dari 0 (E) sampai 4 (A).
A-Konsisten (Consistently), muwashafat terlihat dan timbul
dari motivasi dirinya, selalu muncul dan otomatis.
B-Terbiasa (Usually), muwashafat terlihat dan timbul dari
motivasi dirinya, sudah sering munculnya dengan ada atau
tidaknya lingkungan yang mendukung.
C-Berkembang (Developing Skills), muwashafat terlihat ketika
ada lingkungan yang mendukung dan sesekali muncul di saat
tidak ada lingkungan yang mendukung.
D-Perlu bantuan (Support Required), muwashafat terlihat
setelah ada lingkungan yang mendukung.
E-Belum terlihat (Not Applicable), muwashafat belum terlihat
Muwashafat
Setiap muwashofat memiliki nilai minimum yang
beragam. Pada Form Laporan Hasil Taqwim Reguler nilai
minimum yang harus dicapai untuk setiap muwashofat
ditandai dengan warna putih di dekat kolom yang berwarna
abu-abu (tidak dibolehkan nilainya berada di dalam sel
yang berwarna abu-abu).
Muwashofat dapat dicapai dengan talaqqi maddah sesuai
dengan sarananya. Akan tetapi, mungkin tidak semua
muwashofat memiliki korelasi dengan materi yang ada,
sehingga harus dicapai dengan cara lain, terutama
dengan tarbiyah ‘amaliyah. Bahkan tarbiyah ‘amaliyah
inilah yang seharusnya dominan dalam tarbiyah
dibanding dengan tarbiyah nazhariyah (teoritis).
Taqwim
Pengertian
Kapan Taqwim Dilakukan?
Karakteristik Taqwim yang Baik
Adawatul Qiyas
Qiyas
Taqyim
Daurah Istikmaliyah