Anda di halaman 1dari 49

Hypertension And

Cardiovascular Diseases

Kelompok 6 :
Yasinta Rahmawati (11161010000007)
Monica Elysa (11161010000028)
Arum Cahya Wardani (11161010000030)
Siti Deviana Fauziyah (11161010000033)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Definisi Klasifikasi
Hipertensi Kategori
TekananTekanan
Tekanan Darah Sistolik
Darah
Darah Diastolik

Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg


Normal
Hipertensi adalah
130-139 mmHg 85-89 mmHg
tinggi
peningkatan darah sistolik Stadium 1

lebih dari 140 mmHg dan (Hipertensi


Ringan)
140-159 mmHg 90-99 mmHg

tekanan darah diastolik Stadium 2


lebih dari 90 mmHg pada (Hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg
dua kali pengukuran sedang)

dengan selang waktu lima Stadium 3

menit dalam keadaan


(Hipertensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg
berat)
cukup istirahat/tenang. Stadium 4
(Hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
maligna)

Kementrian Kesehatan RI. Hipertensi. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014, hlm. 1
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. Mengenal & Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Media Ilmu, Yogyakarta,
2009, hlm. 23
Etiologi Nikotin merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah yang meningkatkan
Hipertensi resistensi pembuluh darah perifer sehingga meningkatkan
tekanan darah.

Asupan natrium yang meningkat menyebabkan tubuh


meretensi cairan yang akan meningkatkan volume
darah, selain itu diet tinggi garam dapat
mempersempit diameter arteri sehingga jantung
harus memompa lebih keras untuk mendorong
volume darah yang meningkat

Individu dengan memiliki riwayat keluarga


hipertensi memiliki resiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
Etiologi Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan
Hipertensi pertambahan umur. Individu berumur diatas 60 tahun, 50-
60% mempunyai tekanan darah lebih tinggi.

Sekitar 60% dari penderita hipertensi adalah


perempuan, hal ini sering dikaitkan dengan pemakaian
pil kontrasepsi dengan kandungan esterogen dan
progesteron yang berlebihan

Bila berat badan meningkat diatas normal, maka resiko


hopertensi meningkat pula, penurunan berat badan dan
pengaturan berat badan merupakan pengobatan yang
efektif untuk hipertens

Wiyono, Sugeng. Epidemiologi Gizi. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2016, hlm. 204
Dampak Pada Tiap Cara Mendiagnosis
Siklus Hipertensi
Kehidupan
Hipertensi merupakan gangguan yang jarang ditemukan
pada anak dibandingkan dengan orang dewasa. Otak 1. Tekanan darah diukur menggunakan alat yang
merupakan organ vital yang dapat terganggu fungsinya bila disebut sfigmomanometer.
tekanan darah meningkat secara mendadak yang 2. Tekanan darah diukur setelah seseorang
ditunjukan dengan gejala sakit kepala yang hebat, muntah, duduk atau berbaring selama 5 menit.
gangguan penglihatan, kejang dan penurunan kesadaran. 3. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat
diartikan sebagai Hipertensi, tetapi diagnosis
Hipertensi pada orang dewasa yang dijumpai biasanya tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan
adalah gejala penyakit yang mendasarinya. Gejala yang ada satu kali pengukuran.
pada hipertensi berat adalah dekompensasi kordis, sakit 4. Jika pada pengukuran pertama memberikan
kepala, muntah, sakit perut, hematuria, gangguan mata, hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur
palpitasi, encefalopatia hipertensi berupa penurunan kembali dan kemudian diukur sebanyak dua
kesadaran, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan kali pada dua hari berikutnya untuk
paresis. Bertambahnya umur anak sampai masa menua juga meyakinkan adanya hipertensi.
membuat tekanan darah juga akan meningkat sesuai umur
dan jenis kelamin

Pungky, A.K., dkk. Hipertensi pada Anak di RS dr. Sardjito Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, Yogyakarta, 2006, hlm. 124
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. Mengenal & Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Media Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 29
Faktor Risiko
Hipertensi
FAKTOR RISIKO YANG TIDAK DAPAT DIUBAH
1. Riwayat Keluarga
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Ras

FAKTOR RISIKO YANG DAPAT DIUBAH


1. Merokok
2. Obesitas
3. Kurang Aktivitas Fisik
4. Kelebihan Asupan Natrium
5. Kekurangan Asupan Kalium
6. Mengkonsumsi Alkohol
7. Stress

Casey, Aggie, Harvard Medical School Guide : Lowering Your Blood Pressure (Panduan Harvard Medical School: Menurunkan Tekanan Darah), Pnej. Nirmala Devi,
Bhuana Ilmu Populer. Jakarta, t. th.
Defenisi Dampak Pada Tiap
Cardiovascular Siklus Kehidupan
Penyakit kardiovaskular anatara laki-laki dan
Diseases perempuan sedikit berbeda, perbedaan ini timbul
karena adanya perbedaan usia terjadinya penyakit
kardiovaskular serta interaksi antara faktor-faktor
penyakit kardiovaskuler adalah resiko.
penyakit yang disebabkan
gangguan fungsi jantung dan Pada perempuan yang memiliki penyakit jantung
pembuluh darah. Ada banyak koroner pada usia <65 tahun, maka keturunan
macam penyakit kardiovaskuler langsungnya akan beresiko dua kali lebih tinggi untuk
tetapi yang paling umum dan terkena penyakit jantung koroner.
paling terkenal adalah penyakit
jantung koroner dan stroke.
Sedangkan pada laki-laki usia <55 tahun dimana kedua
orangtuanya mengalami PJK pada usia <55 tahun, maka
resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular (PKV)
meningkat 50% dibanding populasi pada umumnya.

Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014, hlm. 2
Lukito, Antonio Anna. Pedoman Tata Laksana Pencegahan Penyakit Kardiovaskular Pada Perempuan. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015, hlm. 23
Faktor Risiko CVD Macam-macam CVD

1. Penyakit Jantung Koroner


1. Faktor Resiko Yang Tidak terjadi akibat penyempitan/penyumbatan di dinding nadi
Dapat Dimodifikasi koroner karna adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga
mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu.
Keluarga, umur, jenis kelamin
2. Stroke
adalah penyakit cerebrovaskular (serebrum=otak,
2. Faktor Resiko Yang Dapat vas=pembuluh). Penyakit stroke ini merupakan masalah di
Dimodifikasi seluruh dunia. Selain itu, stroke merupakan penyebab
Merokok, diabetes mellitus, invaliditas(cacat).
dislipidemia (metabolism lemak 3. Serangan Jantung
yang abnormal), obesitas umum jantung adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
dan obesitas sentral, kurang sumbatan arteri pembuluh jantung.
aktivitas fisik, pola makaan, 4. Gagagl Jantung
adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke
konsumsi minuman beralkohol dan
seluruh tubuh.
stress.

Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014, hlm. 2
Kasron. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan serta pengobatannya. Nuha Medika, Yogyakarta, 2012, hlm. 197
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. Mengenal & Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Media Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 162
Relationship Between Hypertension
And Cardiovaskular Disease

Hipertensi kromik menyebabkan perubahan pada arteri, yang sama dengan perubahan
akibat penuaan. Perubahan ini mencakup perubahan endotel dan arteriosklerosis, suatu
penebalan dan peningkatan kandungan jaringan ikat dinding arteri yang menurunkan
komplians arteri. Perubahan pada struktur pembuluh darah yang dikombinasi dengan
peningkatan tekanan arterial akan memacu arteoklerosis, penyakit jantung koroner,
hipertrofi ventrikel kiri, dan kerusakan ginjal. Oleh sebab itu, hipertensi merupakan suatu
faktor resiko penting dari serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit jantung
koroner

Ward, Jeremy dan Philip Aaronson. At a Glance Sistem Kardiovaskular. Erlangga, Jakarta, 2010, hlm. 85
Besaran Masalah di Indonesia

Prevalensi hipertensi menurut provinsi


pada umur ≥ 18 tahun dari yang tertinggi
melalui hasil pengukuran oleh tenaga
kesehatan yaitu :
1. Bangka belitung (30,9 %)
2. Kalimantan Selatan (30,8 %)
3. Kalimantan Timur (29,6 %)
4. Jawa Barat (29,4 %)
Jadi prevalensi hipertensi di indonesia
pada umur ≥ 18 tahun melalui hasil
pengukuran yaitu 25,8 %.

Sedangkan melalui kuesioner terdiagnosa


tenaga kesehatan sebesar 9,4 %, kemudian
yang didiagnosa tenaga kesehatan atau
sedang minum obat sebesar 9,5 %

Riskesdas 2013
Besaran Masalah di Indonesia Trigger Level

IHME menganalisis data hipertensi


menurut kabupaten, jenis kelamin, dan ras
untuk orang dewasa >30 tahun di Amerika
Serikat dari tahun 2001 sampai 2009.

Laki-laki Perempuan
tingkat 37,6 % 40,1%
median
prevalensi
hipertensi

Hipertensi No 4 Tertinggi di Indonesia pada Perempuan,


dan No 6 Tertinggi pada laki-laki

Riskesdas 2013
IHME (Institute for Health Metrics and Evaluation).
Spesifik Daur Kehidupan

Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang – orang berusia


diatas 40 tahun, namun saat ini tidak menutup kemungkinan
diderita oleh orang usia muda.
Semakin bertambahnya usia seorang, maka tekanan darah akan
semakin tinggi karena beberapa faktor seperti elastisitas
pembuluh darah yang berkurang, fungsi ginjal sebagai
penyeimbang tekanan darah akan menurun

Jurnal Ilmiah Kesehatan, vol. 5 no.1; Jan 2013 &


Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ) Vol.1, No.1, Maret 2017
Cara Mengukur Faktor Risiko

Semakin tinggi nilai OR, maka semakin besar


resiko tersebut untuk menimbulkan suatu
penyakit. Di dalam tabel hasil penelitian yang
dilakukan di daerah cikarang barat, indonesia,
terbukti nilai OR tertinggi yaitu pada IMT
dimana ada 20 orang yang terkena obesitas
dan mengalami hipertensi dan hanya 3 orang
yang tidak obesitas dan mengalami hipertensi.

Jurnal Ilmiah Kesehatan, vol. 5 no.1; Jan 2013


Fktor Risiko yang Paling Dominan Peraturan
dan Cara Mengukurnya Pemerintah

1. Obesitas
Cara sederhana untuk mengetahui kelebihan
berat badan adalah dengan mengukur Indeks Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30
Masa Tubuh (IMT). Penggunaan IMT disini hanya tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi
berlaku untuk orang dewasa >18 tahun.
dan Kandungan Gula, Garam dan lemak serta
IMT = BB(kg)/(TB(m))2.
pesan kesehatan untuk Pangan Olahraga dan
2. Kurang Aktivitas Fisik Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa
Cara menilai aktivitas fisik dapat ditanyakan konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok
kepada masyarakat. Penggolongan aktivitas fisik makan), natrium lebih dari 200 g (1 sendok
menurut WHO yaitu dengan melakukan latihan teh) dan lemak atau minyak total lebih dari
fisik sedang sampai berat selama 30 menit atau 67 g (5 sendok makan) per orang per hari
lebih secara terus menerus dan dilakukan akan meningkatkan resiko hipertensi, stroke,
seminggu 3 kali (selang sehari). diabetes, dan serangan jantung.

Ditjen PP & PL Depkes RI 2008)


Mengukur Faktor Pengukuran IMT
Risiko Hipertensi
Pengukuran Berat Badan
1. Alat yang dibutuhkan: Timbangan Berat Badan injak
digital dan jarum
Faktor risiko hipertensi yang 2. Letakkan timbangan pada lantai yang datar dan rata
dapat diukur adalah obesitas 3. Pastikan semua baju tebal atau berat, dompet, jam
yang diukur melalui IMT dan tangan dan barang-barang lain yang mempengaruhi
Lingkar Pinggang. Faktor risiko berat yang akan terukur dilepaskan dari tubuh
lain seperti kelebihan asupan 4. Injak timbangan hingga keluar angka 0
natrium, kekurangan asupan 5. Timbangan siap digunakan
kalium dan konsumsi rokok 6. Mintalah anak untuk berdiri dengan tegak diatas
serta alkohol tidak diukur timbangan
karena keterbatasan alat ukur. 7. Pandangan lurus kedepan dan posisi tangan lurus
kebawah
8. Perhatikan angka pada layar hingga angka tidak
beruba-rubah lagi
9. Tuliskan hasilnya dengan benar
Pengukuran IMT Kategori IMT

Pengukuran Tinggi Badan


1. Alat yang dibutuhkan: Microtoa, untuk mengukur Tinggi Badan
usia 24 bulan hingga dewasa
2. Tarik microtoa sampai angka 0 tepat digaris merah < 18,5 :underweight
3. Tempel atau pasang microtoa pada dinding dan lantai yabg 18,5-22,9 : normal
datar 23-24,9 :overweight
4. Pastikan alat tertempel dengan benar dan kuat ≥ 25 : obesitas
5. Minta ibu melepaskan sepatu atau sandal dan segala bentuk
hiasan kepala
6. Posisikan anak dibawah microtoa dan ratakan kedua kaki anak
kedinding
7. Pandangan anak harus kedepan, tangan lurus kesamping dan
kepala, bahu hingga tumit menempel ke dinding
8. Tarik dan letakkan kepala microtoa tepat bersentuhan dnegan
kepala anak
9. Baca angka yang ditinjuk garis merah pada microtoa dengan
mata sejajar alat
10. Tuliskan hasilnya dengan benar
Pengukuran LP

Alat yang dibutuhkan: pita pengukur


1. Lakukan pengukuran pada lokasi yang memungkinkan privasi orang
yang diukur bisa terjaga, misalnya ditempat yag diitutupi dengan
Lemak tubuh yang lebih banyak tirai
terdistribusi dibagian pinggang 2. Pastikan pita pengukur langsung menempel dikulit orang yang
keatas memberikan risiko diukur, jika tidak mungkin bisa dengan pakaian yang sangat tipis.
penyakit cardiovascular yang Pakaian yang tebal akan menurunkan akurasi pengukuran.
lebih tinggi dibandingkan 3. Pengukuran dilakukan ketika : (a) saat napas dikeluarkan secara
dengan lemak yang berada di
normal; (b) lengan terjulur rileks di samping tubuh; (c) pita
bagian bawah tubuh.
pengukur diletakkan di titik tengah antara tulang rusuk terbawah
dan tulang pinggul
4. Pengukuran dilakukan hanya sekali
5. Wanita dengan lingkar pinggang ≥80 cm dan pria ≥90 cm dikatakan
mengalami obesitas sentral.
Defenisi Gizi Seimbang Tujuan PGS

Susunan pangan sehari-hari yang mengandung Pedoman Gizi Seimbang (PGS) bertujuan
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai untuk menyediakan pedoman makan dan
dengan kebutuhan tubuh, dengan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan
memperhatikan prinsip keanekaragaman masyarakat berdasarkan prinsip konsumsi
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih anekaragam pangan, perilaku hidup bersih,
dan mempertahankan berat badan normal aktivitas fisik dan mempertahankan berat
untuk mencegah masalah gizi. badan normal.

Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017, dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf.
Sasaran PGS 44Empat Pilar
Gizi Seimbang

Sasaran PGS adalah penentu


kebijakan, pengelola
program, dan semua
pemangku kepentingan 1. Mengkonsumsi Makanan Beragam
antara lain Lembaga 2. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
Swadaya Masyarakat, 3. Melakukan Aktivitas Fisik
organisasi profesi, 4. Memantau dan Mempertahankan BB
organisasi keagamaan,
perguruan tinggi, media
massa, dunia usaha, dan
mitra pembangunan
internasional.

Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017, dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf.
Cukupkah Pelaksanaan Gizi Seimbang Anjuran
untuk Mencegah Jumlah Porsi
Hipertensi Pada Lansia? makan Lansia
Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal
Cukup, Apabila mampu melaksanakan beberapa hal Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
berikut: Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50
kkal
1. Banyak makan sayuran dan cukup buah- Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80
buahan kkal
2. Biasakan mengkonsumsi makanan sumber Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50
kalsium seperti ikan dan susu kkal
Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal
3. Batasi mangkonsumsi makanan yang
Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal
mengandung tinggi natrium Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75
4. Minum air putih sesuai kebutuhan kkal
5. Tetap melakukan aktivitas fisik Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
6. Batasi mengkonsumsi gula, garam dan Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
lemak

Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017, dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf.
Jenis Mengurangi
Kebiasaan Alkohol Alkohol
Kelamin

Pendidikan
H Kebiasaan Merokok Metode 5As
Rendah
I
P Program
E edukasi
R Kelebihan Mengurangi berbasis
komunitas
T Asupan Natrium asupan garam

E
N Pemberian jus
Penambahan
S asupan
tomat
Kekurangan kalium
I
Asupan Kalium pemberian jus Konsumsi
mentimun pepaya
Umur
Aktivitas
Kelebihan Senam jantung Senam Tidak
Obesitas Fisik
Asupan Energi sehat lansia Bekerja
Kurang
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
SENAM JANTUNG
SEHAT
dilakukan oleh
Merianti & Krisna
pada pasien hipertensi
di Panti Sosial Tresna
Wherda, bahwa
kelebihan berat badan
dapat dikendalikan
dengan membiasakan
diri berolahraga

Merianti, Liza & Krisna Wijaya. Tth. Pelaksanaan Senam Jantung Sehat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Panti Sosial Tresna
Wherda Kasih Sayang Ibu Batusangkar. LPPM STIKES YARSI.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
SENAM LANSIA
Pengambilan data
dilakukan selama 8
minggu dan dilakukan
30 menit sebelum
dilakukan senam lansia
dan 30 menit sesudah
dilakukan senam lansia
pada setiap kali
kegiatan senam lansia
dilakukan.

Sulastri, Dwi. 2015. Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di puskesmas kalijambe sragen (skripsi). Surakarta : stikes kusuma
husada.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
TAMBAHAN
ASUPAN KALIUM
Buah-buahan yang
lebih banyak
ditambahkan ke dalam
diet harian untuk 12
orang lanjut usia
(lansia) dan tekanan
darah mereka
dipantau selama 14
hari.

Amran, Yuli., dkk. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 3, Desember 2010 Pengaruh Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadap Penurunan
Hipertensi Sistolik. Jakarta : FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
PROGRAM EDUKASI
BERBASIS
KOMUNITAS
Hipertensi dapat
disebabkan dari
beberapa penyebab,
salah satunya
kurangnya
pengetahuan
masyarakat terkait
segala informasi
mengenai tekanan
darah tinggi.

Saraswati, Rina., dkk. Tth. Pengaruh Program Edukasi Berbasis Komunitas Terhadap Self-management Lansia Hipertensi Di Puskesmas Gombong 2 Kebumen.
Bandung : Universitas Padjadjaran.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
PEMBERIAN JUS
TOMAT
Faktor risiko
hipertensi salah
satunya ialah
kekurangan asupan
kalium yang dapat di
kendalikan dengan
mengonsumsi lebih
banyak buah-buahan.

Kurniasari, Lingga. 2012. Pengaruh pemberian jus tomat terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di panti sosial tresna werdha unit abiyoso
Yogyakarta. Yogyakarta : stikes Aisyiyah.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi

PEMBERIAN JUS
MENTIMUN

Wibowo, Muchamad Andi. 2010. Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap pemberian tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi esensial
pada lansia di pstw budi luhur. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi

KONSUMSI PEPAYA

Farwati, Asmi. 2012. Pemberian Buah Pepaya Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Yogyakarta :
Stikes Aisyiyah.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi

Arrange Asisst

METODE 5AS

Ask Asess

Advice

Rahayu, Ririn nurliyani budi. 2010. Pengaruh metode 5As terhadap sikap merokok (tesis). Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi

Reduction Salt on
SBP and DBP

Gradual, Niels A., dkk. Effects of Low-Sodium Diet vs. High-Sodium Diet on Blood Pressure, Renin, Aldosterone, Catecholamines, Cholesterol, and Triglyceride
(Cochrane Review). American Journal of Hypertension, Volume 25, Issue 1, 1 January 2012, Pages 1–15 diakses dari
https://academic.oup.com/ajh/article/25/1/1/238666
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
Sedangkan tekanan darah diastolik
Dalam jurnal penelitian Xin et al memberikan efek sebesar 2,04 mmHg
(2001) menyebutkan bahwa secara dalam rentang CI 95% (1,49 sampai
keseluruhan, pengurangan alkohol 2,58 mmHg).
Reduction Alcohol on menghasilkan efek terhadap Dalam Studi Internasional Garam dan
Blood Pressure tekanan darah, diantaranya Tekanan darah, pria yang minum 300
tekanan darah sistolik sampai 499 mL alkohol (2,8 sampai 4,8
memberikan efek sebesar 3,31 minuman) memiliki tingkat 2,7 mmHg
mmHg dalam rentang CI 95% lebih tingi tekanan darah sitolik dan 1,6
(2,52 sampai 4,10 mmHg). mmHg tingkat tekanan darah diastolik
lebih tinggi.

Xin et al. 2001. Reduction Alcohol on Blood Pressure. American : American Heart Association.
PROLANIS Defenisi
PROLANIS

Suatu sistem pelayanan kesehatan dan


pendekatan proaktif yang dilaksanakan
PROLANIS (Program Pengendalian
secara terintegrasi yang melibatkan
Penyakit Kronis) Salah satu Program
Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS
promotif dan preventif yang
Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
memberikan manfaat bagi peserta JKN-
kesehatan bagi peserta BPJS
KIS khususnya peserta yang menderita
Kesehatan yang menderita penyakit
penyakit kronis adalah Prolanis atau
kronis untuk mencapai kualitas hidup
Program Pengelolaan Penyakit Kronis.
yang optimal dengan biaya pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien.

https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2017/535/Manfaat-Program-JKN-KIS-Makin-Luas Manfaat Program JKN-KIS Makin Luas. Diakses pada


tanggal 7 Desember 2017.
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Tujuan PROLANIS Sasaran
PROLANIS

Mendorong peserta penyandang


penyakit kronis mencapai kualitas hidup
optimal dengan indikator 75% peserta
terdaftar yang berkunjung ke Faskes
Penanggungjawab adalah Kantor Cabang
Tingkat Pertama memiliki hasil “baik”
BPJS Kesehatan bagian Manajemen
pada pemeriksaan spesifik terhadap
Pelayanan Primer.
penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi
sesuai Panduan Klinis terkait sehingga
dapat mencegah timbulnya komplikasi
penyakit.

Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Penanggung Jawab Bentuk
Pelaksanaan

Aktifitas dalam Prolanis meliputi


Penanggungjawab adalah Kantor Cabang
aktifitas konsultasi medis/edukasi,
BPJS Kesehatan bagian Manajemen
Home Visit, Reminder, aktifitas klub
Pelayanan Primer
dan pemantauan status kesehatan.

Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Langkah Pelaksanaan

Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Persiapan
Pelaksanaan
PROLANIS
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:
A. Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau
B. Hasil Diagnosa DM dan HT (pada Faskes Tingkat Pertama maupun RS)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas berdasarkan distribusi target sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium)
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta PROLANIS
7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan kelompok pasien kronis di RS, dan
lain-lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi untuk
bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kesediaan yang diberikan oleh calon
peserta Prolanis

Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Persiapan
Pelaksanaan
PROLANIS
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar PROLANIS
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola
14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi
pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan
pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per Faskes Pengelola (data
merupakan luaran Aplikasi P-Care)
16. Melakukan Monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-masing Faskes Pengelola:
A. Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari Faskes Pengelola
B. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS
18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat.
Aktivitas PROLANIS
1. Konsultasi Medis PROLANIS
jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola

2. Edukasi Kelompok
Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan
penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta PROLANIS.

3. Reminder Melalui SMS Gateway


Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola melalui
pengingatan jadwal konsultasi ke Faskes Pengelola tersebut.

4. Home Visit
Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri
dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga.

5. Senam Prolanis
6. Pemantauan Status Kesehatan
a. Pemeriksaan rutin setiap bulan (GDP/GDPP)
b. Pemeriksaan rutin 3 sampai 6 bulanan (HbA1c)
c. Pemeriksaan rutin 6 bulanan kimia darah (microalbuminuria, ureum, kreatinin, kolesterol total, kolesterol LDL,
kolesterol HDL dan trigliserida)

Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Peneitian Terkait
PROLANIS
A. Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang
hipertensi

a. Kriteria inkulsi penelitian ini ialah pasien berumur 40 tahun ke atas penyandang
hipertensi yang bersedia ikut dalam penelitian serta menandatangani informed
conset.
b. Sebelum latihan senam dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Responden dibagi
dua kelompok yaitu 2 kali/seminggu dan 3 kali/seminggu selama 4 minggu
melakukan latihan senam dalam waktu 30 menit. Setelah diberikan latihan selama
4 minggu, tekanan darah responden diperiksa lagi.

Lumempouw. O Deiby, dll. 2016. Pengaruh Senam Prolanis Penyandang Hipertensi .


diakseshttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/11697/11289 pada 30 Desember 2017.
Peneitian Terkait
PROLANIS
Pada Tabel 4 dapat dilihat berdasarkan jenis
kelamin frekuensi latihan 2 kali/minggu
dalam penelitian menunjukan yang berjenis
kelamin perempuan (33,3%) lebih sedikit
daripada yang berjenis kelamin laki-laki
(66,7%). Tabel 5 memperlihatkan bahwa
pada kelompok latihan 3 kali/minggu
kebanyakan responden berumur 66-70 tahun
(37,5%). Tabel 6 memperlihatkan bahwa
pada kelompok latihan 2 kali/minggu
kebanyak-an responden berumur 58-68
tahun (88,88%).

Lumempouw. O Deiby, dll. 2016. Pengaruh Senam Prolanis Penyandang Hipertensi .


diakseshttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/11697/11289 pada 30 Desember 2017.
Peneitian Terkait
PROLANIS
A. Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang hipertensi

Tabel 7 memperlihatkan pada kelompok latihan 2


kali/minggu dengan tekanan darah sistolik sebelum
latihan 142 mmHg terjadi penurunan sesudah latihan
menjadi 132 mmHg; dan tekanan darah diastolik
sebelum latihan yaitu 87 mmHg mengalami juga
penurunan sesudah latihan menjadi 81 mmHg.

Tabel 8 memperlihatkan bahwa pada kelompok


latihan 3 kali/minggu dengan tekanan darah sistolik
sebelum latihan yaitu 146 mmHg terjadi penurunan
sesudah latihan menjadi 123 mmHg; dan tekanan
darah diastolik sebelum latihan yaitu 88 mmHg
mengalami juga penurunan sesudah latihan menjadi
81 mmHg.
Peneitian Terkait
PROLANIS
A. Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian pada 25 subyek yang diberi


perlakuan senam Prolanis dapat disimpulkan bahwa pada
kedua kelompok latihan terdapat penurunan bermakna
tekanan darah sistolik dan diastolik setelah senam
Prolanis selama 4 minggu berturut-turut.
Peneitian Terkait
PROLANIS
B. Pengaruh pemantauan status kesehatan, reminder, aktivitas klub, home visit,
edukasi pola makan, dan edukasi aktivitas fisik terhadap tekanan darah sistolik
pasien hipertensi.

Terdapat pengaruh reminder


terhadap tekanan darah sistolik
pasien hipertensi dan secara
statistik tidak signifikan. Pasien
hipertensi yang mendapatkan re-
minder, tekanan darah sistolik 6
mmHg lebih rendah dibandingkan
dengan pasien hipertensi yang
tidak mendapatkan remin-der (b=
-6.22; CI 95%= -13.30 hingga
0.87; p= 0.085).

Dyanneza, Frieska. 2017. The Effectiveness of Chronic Disease Management Program in Blood Pressure Control among Hypertensive Patients diakses
http://www.theijmed.com/index.php?journal=theijmed&page=article&op=view&path[]=41&path[]=47 pada tanggal 1 Januari 2018
Peneitian Terkait
PROLANIS
B. Pengaruh pemantauan status kesehatan, reminder, aktivitas klub, home visit,
edukasi pola makan, dan edukasi aktivitas fisik terhadap tekanan darah sistolik
pasien hipertensi.

Sebenarnya program yang dilakukan oleh pemerintah yaitu Program


Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS) untuk mencegah masalah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi ini sudah dapat dikatan berhasil
karena sudah dapat menurunkan masalah Hipertensi. Dari jurnal
penelitian yang kelompok kami dapat bahwa semua kegiatan yang ada di
dalam PROLANIS yaitu Senam PROLANIS, Pemantauan Status
Kesehatan, Reminder, Aktivitas Klub, Home Visit, Edukasi Pola Makan,
Edukasi Aktivitas Fisik berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah
sistolik penderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara Dwi Febby Haendra dan Nanang Prayitno. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan
darah di puskesmas telaga murni, cikarang barat tahun 2012. Jakarta : STIKes MH. Thamrin.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Ditjen PP & PL. 2008. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Resiko Diabetes Mellitus. Jakarta :
Depkes RI
Heriziana. 2017. Faktor Resiko Kejadian Penyakit Hipertensi Di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang. Jambi
: JKMJ
Institute for Health Metrics and Evaluation. Huge Disparities in Hypertension Seen Across US Counties.
Diakses dati http://www.healthdata.org/news-release/huge-disparities-hypertension-seen-across-us-
counties pada Sabtu, 30 September 2017.
Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2017, dari http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf.
Merianti, Liza & Krisna Wijaya. Tth. Pelaksanaan Senam Jantung Sehat Untuk Menurunkan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Wherda Kasih Sayang Ibu Batusangkar. LPPM
STIKES YARSI.
DAFTAR PUSTAKA
Sulastri, Dwi. 2015. Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di puskesmas
kalijambe sragen (skripsi). Surakarta : stikes kusuma husada.

Amran, Yuli., dkk. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 3, Desember 2010 Pengaruh
Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik. Jakarta : FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta

Saraswati, Rina., dkk. Tth. Pengaruh Program Edukasi Berbasis Komunitas Terhadap Self-management
Lansia Hipertensi Di Puskesmas Gombong 2 Kebumen. Bandung : Universitas Padjadjaran.

Kurniasari, Lingga. 2012. Pengaruh pemberian jus tomat terhadap tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi di panti sosial tresna werdha unit abiyoso Yogyakarta. Yogyakarta : stikes Aisyiyah.

Wibowo, Muchamad Andi. 2010. Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap pemberian tekanan darah
sistolik dan diastolik penderita hipertensi esensial pada lansia di pstw budi luhur. Yogyakarta : Stikes
Aisyiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Farwati, Asmi. 2012. Pemberian Buah Pepaya Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah.

Rahayu, Ririn nurliyani budi. 2010. Pengaruh metode 5As terhadap sikap merokok (tesis). Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.

Gradual, Niels A., dkk. Effects of Low-Sodium Diet vs. High-Sodium Diet on Blood Pressure, Renin,
Aldosterone, Catecholamines, Cholesterol, and Triglyceride (Cochrane Review). American Journal of
Hypertension, Volume 25, Issue 1, 1 January 2012, Pages 1–15 diakses dari
https://academic.oup.com/ajh/article/25/1/1/238666

Xin et al. 2001. Reduction Alcohol on Blood Pressure. American : American Heart Association.

https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2017/535/Manfaat-Program-JKN-KIS-Makin-Luas
Manfaat Program JKN-KIS Makin Luas. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.

Fathoni, Zikrillah. 2017. Administrasi Kesehatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Bpjs
Kesehatan Di Puskesmas Kota Bandar Lampung (Studi Pada Puskesmas Susunan Baru, Puskesmas
Kedaton Dan Puskesmas Sumur Batu). Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Lampung Bandar Lampung.

Lumempouw. O Deiby, dll. 2016. Pengaruh Senam Prolanis Penyandang Hipertensi .


diakseshttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/11697/11289 pada 30 Desember
2017.

Dyanneza, Frieska. 2017. The Effectiveness of Chronic Disease Management Program in Blood Pressure
Control among Hypertensive Patients diakses
http://www.theijmed.com/index.php?journal=theijmed&page=article&op=view&path[]=41&path[]=47
pada tanggal 1 Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai