Cardiovascular Diseases
Kelompok 6 :
Yasinta Rahmawati (11161010000007)
Monica Elysa (11161010000028)
Arum Cahya Wardani (11161010000030)
Siti Deviana Fauziyah (11161010000033)
Kementrian Kesehatan RI. Hipertensi. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014, hlm. 1
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. Mengenal & Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Media Ilmu, Yogyakarta,
2009, hlm. 23
Etiologi Nikotin merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah yang meningkatkan
Hipertensi resistensi pembuluh darah perifer sehingga meningkatkan
tekanan darah.
Wiyono, Sugeng. Epidemiologi Gizi. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2016, hlm. 204
Dampak Pada Tiap Cara Mendiagnosis
Siklus Hipertensi
Kehidupan
Hipertensi merupakan gangguan yang jarang ditemukan
pada anak dibandingkan dengan orang dewasa. Otak 1. Tekanan darah diukur menggunakan alat yang
merupakan organ vital yang dapat terganggu fungsinya bila disebut sfigmomanometer.
tekanan darah meningkat secara mendadak yang 2. Tekanan darah diukur setelah seseorang
ditunjukan dengan gejala sakit kepala yang hebat, muntah, duduk atau berbaring selama 5 menit.
gangguan penglihatan, kejang dan penurunan kesadaran. 3. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat
diartikan sebagai Hipertensi, tetapi diagnosis
Hipertensi pada orang dewasa yang dijumpai biasanya tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan
adalah gejala penyakit yang mendasarinya. Gejala yang ada satu kali pengukuran.
pada hipertensi berat adalah dekompensasi kordis, sakit 4. Jika pada pengukuran pertama memberikan
kepala, muntah, sakit perut, hematuria, gangguan mata, hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur
palpitasi, encefalopatia hipertensi berupa penurunan kembali dan kemudian diukur sebanyak dua
kesadaran, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan kali pada dua hari berikutnya untuk
paresis. Bertambahnya umur anak sampai masa menua juga meyakinkan adanya hipertensi.
membuat tekanan darah juga akan meningkat sesuai umur
dan jenis kelamin
Pungky, A.K., dkk. Hipertensi pada Anak di RS dr. Sardjito Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, Yogyakarta, 2006, hlm. 124
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. Mengenal & Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Media Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 29
Faktor Risiko
Hipertensi
FAKTOR RISIKO YANG TIDAK DAPAT DIUBAH
1. Riwayat Keluarga
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Ras
Casey, Aggie, Harvard Medical School Guide : Lowering Your Blood Pressure (Panduan Harvard Medical School: Menurunkan Tekanan Darah), Pnej. Nirmala Devi,
Bhuana Ilmu Populer. Jakarta, t. th.
Defenisi Dampak Pada Tiap
Cardiovascular Siklus Kehidupan
Penyakit kardiovaskular anatara laki-laki dan
Diseases perempuan sedikit berbeda, perbedaan ini timbul
karena adanya perbedaan usia terjadinya penyakit
kardiovaskular serta interaksi antara faktor-faktor
penyakit kardiovaskuler adalah resiko.
penyakit yang disebabkan
gangguan fungsi jantung dan Pada perempuan yang memiliki penyakit jantung
pembuluh darah. Ada banyak koroner pada usia <65 tahun, maka keturunan
macam penyakit kardiovaskuler langsungnya akan beresiko dua kali lebih tinggi untuk
tetapi yang paling umum dan terkena penyakit jantung koroner.
paling terkenal adalah penyakit
jantung koroner dan stroke.
Sedangkan pada laki-laki usia <55 tahun dimana kedua
orangtuanya mengalami PJK pada usia <55 tahun, maka
resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular (PKV)
meningkat 50% dibanding populasi pada umumnya.
Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014, hlm. 2
Lukito, Antonio Anna. Pedoman Tata Laksana Pencegahan Penyakit Kardiovaskular Pada Perempuan. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015, hlm. 23
Faktor Risiko CVD Macam-macam CVD
Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014, hlm. 2
Kasron. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan serta pengobatannya. Nuha Medika, Yogyakarta, 2012, hlm. 197
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. Mengenal & Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Media Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 162
Relationship Between Hypertension
And Cardiovaskular Disease
Hipertensi kromik menyebabkan perubahan pada arteri, yang sama dengan perubahan
akibat penuaan. Perubahan ini mencakup perubahan endotel dan arteriosklerosis, suatu
penebalan dan peningkatan kandungan jaringan ikat dinding arteri yang menurunkan
komplians arteri. Perubahan pada struktur pembuluh darah yang dikombinasi dengan
peningkatan tekanan arterial akan memacu arteoklerosis, penyakit jantung koroner,
hipertrofi ventrikel kiri, dan kerusakan ginjal. Oleh sebab itu, hipertensi merupakan suatu
faktor resiko penting dari serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit jantung
koroner
Ward, Jeremy dan Philip Aaronson. At a Glance Sistem Kardiovaskular. Erlangga, Jakarta, 2010, hlm. 85
Besaran Masalah di Indonesia
Riskesdas 2013
Besaran Masalah di Indonesia Trigger Level
Laki-laki Perempuan
tingkat 37,6 % 40,1%
median
prevalensi
hipertensi
Riskesdas 2013
IHME (Institute for Health Metrics and Evaluation).
Spesifik Daur Kehidupan
1. Obesitas
Cara sederhana untuk mengetahui kelebihan
berat badan adalah dengan mengukur Indeks Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30
Masa Tubuh (IMT). Penggunaan IMT disini hanya tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi
berlaku untuk orang dewasa >18 tahun.
dan Kandungan Gula, Garam dan lemak serta
IMT = BB(kg)/(TB(m))2.
pesan kesehatan untuk Pangan Olahraga dan
2. Kurang Aktivitas Fisik Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa
Cara menilai aktivitas fisik dapat ditanyakan konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok
kepada masyarakat. Penggolongan aktivitas fisik makan), natrium lebih dari 200 g (1 sendok
menurut WHO yaitu dengan melakukan latihan teh) dan lemak atau minyak total lebih dari
fisik sedang sampai berat selama 30 menit atau 67 g (5 sendok makan) per orang per hari
lebih secara terus menerus dan dilakukan akan meningkatkan resiko hipertensi, stroke,
seminggu 3 kali (selang sehari). diabetes, dan serangan jantung.
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung Pedoman Gizi Seimbang (PGS) bertujuan
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai untuk menyediakan pedoman makan dan
dengan kebutuhan tubuh, dengan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan
memperhatikan prinsip keanekaragaman masyarakat berdasarkan prinsip konsumsi
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih anekaragam pangan, perilaku hidup bersih,
dan mempertahankan berat badan normal aktivitas fisik dan mempertahankan berat
untuk mencegah masalah gizi. badan normal.
Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017, dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf.
Sasaran PGS 44Empat Pilar
Gizi Seimbang
Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017, dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf.
Cukupkah Pelaksanaan Gizi Seimbang Anjuran
untuk Mencegah Jumlah Porsi
Hipertensi Pada Lansia? makan Lansia
Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal
Cukup, Apabila mampu melaksanakan beberapa hal Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
berikut: Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50
kkal
1. Banyak makan sayuran dan cukup buah- Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80
buahan kkal
2. Biasakan mengkonsumsi makanan sumber Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50
kalsium seperti ikan dan susu kkal
Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal
3. Batasi mangkonsumsi makanan yang
Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal
mengandung tinggi natrium Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75
4. Minum air putih sesuai kebutuhan kkal
5. Tetap melakukan aktivitas fisik Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
6. Batasi mengkonsumsi gula, garam dan Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
lemak
Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017, dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf.
Jenis Mengurangi
Kebiasaan Alkohol Alkohol
Kelamin
Pendidikan
H Kebiasaan Merokok Metode 5As
Rendah
I
P Program
E edukasi
R Kelebihan Mengurangi berbasis
komunitas
T Asupan Natrium asupan garam
E
N Pemberian jus
Penambahan
S asupan
tomat
Kekurangan kalium
I
Asupan Kalium pemberian jus Konsumsi
mentimun pepaya
Umur
Aktivitas
Kelebihan Senam jantung Senam Tidak
Obesitas Fisik
Asupan Energi sehat lansia Bekerja
Kurang
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
SENAM JANTUNG
SEHAT
dilakukan oleh
Merianti & Krisna
pada pasien hipertensi
di Panti Sosial Tresna
Wherda, bahwa
kelebihan berat badan
dapat dikendalikan
dengan membiasakan
diri berolahraga
Merianti, Liza & Krisna Wijaya. Tth. Pelaksanaan Senam Jantung Sehat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Panti Sosial Tresna
Wherda Kasih Sayang Ibu Batusangkar. LPPM STIKES YARSI.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
SENAM LANSIA
Pengambilan data
dilakukan selama 8
minggu dan dilakukan
30 menit sebelum
dilakukan senam lansia
dan 30 menit sesudah
dilakukan senam lansia
pada setiap kali
kegiatan senam lansia
dilakukan.
Sulastri, Dwi. 2015. Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di puskesmas kalijambe sragen (skripsi). Surakarta : stikes kusuma
husada.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
TAMBAHAN
ASUPAN KALIUM
Buah-buahan yang
lebih banyak
ditambahkan ke dalam
diet harian untuk 12
orang lanjut usia
(lansia) dan tekanan
darah mereka
dipantau selama 14
hari.
Amran, Yuli., dkk. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 3, Desember 2010 Pengaruh Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadap Penurunan
Hipertensi Sistolik. Jakarta : FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
PROGRAM EDUKASI
BERBASIS
KOMUNITAS
Hipertensi dapat
disebabkan dari
beberapa penyebab,
salah satunya
kurangnya
pengetahuan
masyarakat terkait
segala informasi
mengenai tekanan
darah tinggi.
Saraswati, Rina., dkk. Tth. Pengaruh Program Edukasi Berbasis Komunitas Terhadap Self-management Lansia Hipertensi Di Puskesmas Gombong 2 Kebumen.
Bandung : Universitas Padjadjaran.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
PEMBERIAN JUS
TOMAT
Faktor risiko
hipertensi salah
satunya ialah
kekurangan asupan
kalium yang dapat di
kendalikan dengan
mengonsumsi lebih
banyak buah-buahan.
Kurniasari, Lingga. 2012. Pengaruh pemberian jus tomat terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di panti sosial tresna werdha unit abiyoso
Yogyakarta. Yogyakarta : stikes Aisyiyah.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
PEMBERIAN JUS
MENTIMUN
Wibowo, Muchamad Andi. 2010. Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap pemberian tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi esensial
pada lansia di pstw budi luhur. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
KONSUMSI PEPAYA
Farwati, Asmi. 2012. Pemberian Buah Pepaya Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Yogyakarta :
Stikes Aisyiyah.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
Arrange Asisst
METODE 5AS
Ask Asess
Advice
Rahayu, Ririn nurliyani budi. 2010. Pengaruh metode 5As terhadap sikap merokok (tesis). Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
Reduction Salt on
SBP and DBP
Gradual, Niels A., dkk. Effects of Low-Sodium Diet vs. High-Sodium Diet on Blood Pressure, Renin, Aldosterone, Catecholamines, Cholesterol, and Triglyceride
(Cochrane Review). American Journal of Hypertension, Volume 25, Issue 1, 1 January 2012, Pages 1–15 diakses dari
https://academic.oup.com/ajh/article/25/1/1/238666
Program
Pengendalian Faktor
Risiko Hipertensi
Sedangkan tekanan darah diastolik
Dalam jurnal penelitian Xin et al memberikan efek sebesar 2,04 mmHg
(2001) menyebutkan bahwa secara dalam rentang CI 95% (1,49 sampai
keseluruhan, pengurangan alkohol 2,58 mmHg).
Reduction Alcohol on menghasilkan efek terhadap Dalam Studi Internasional Garam dan
Blood Pressure tekanan darah, diantaranya Tekanan darah, pria yang minum 300
tekanan darah sistolik sampai 499 mL alkohol (2,8 sampai 4,8
memberikan efek sebesar 3,31 minuman) memiliki tingkat 2,7 mmHg
mmHg dalam rentang CI 95% lebih tingi tekanan darah sitolik dan 1,6
(2,52 sampai 4,10 mmHg). mmHg tingkat tekanan darah diastolik
lebih tinggi.
Xin et al. 2001. Reduction Alcohol on Blood Pressure. American : American Heart Association.
PROLANIS Defenisi
PROLANIS
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Penanggung Jawab Bentuk
Pelaksanaan
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Langkah Pelaksanaan
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Persiapan
Pelaksanaan
PROLANIS
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:
A. Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau
B. Hasil Diagnosa DM dan HT (pada Faskes Tingkat Pertama maupun RS)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas berdasarkan distribusi target sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium)
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta PROLANIS
7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan kelompok pasien kronis di RS, dan
lain-lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi untuk
bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kesediaan yang diberikan oleh calon
peserta Prolanis
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Persiapan
Pelaksanaan
PROLANIS
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar PROLANIS
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola
14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi
pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan
pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per Faskes Pengelola (data
merupakan luaran Aplikasi P-Care)
16. Melakukan Monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-masing Faskes Pengelola:
A. Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari Faskes Pengelola
B. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS
18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat.
Aktivitas PROLANIS
1. Konsultasi Medis PROLANIS
jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola
2. Edukasi Kelompok
Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan
penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta PROLANIS.
4. Home Visit
Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri
dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga.
5. Senam Prolanis
6. Pemantauan Status Kesehatan
a. Pemeriksaan rutin setiap bulan (GDP/GDPP)
b. Pemeriksaan rutin 3 sampai 6 bulanan (HbA1c)
c. Pemeriksaan rutin 6 bulanan kimia darah (microalbuminuria, ureum, kreatinin, kolesterol total, kolesterol LDL,
kolesterol HDL dan trigliserida)
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Peneitian Terkait
PROLANIS
A. Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang
hipertensi
a. Kriteria inkulsi penelitian ini ialah pasien berumur 40 tahun ke atas penyandang
hipertensi yang bersedia ikut dalam penelitian serta menandatangani informed
conset.
b. Sebelum latihan senam dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Responden dibagi
dua kelompok yaitu 2 kali/seminggu dan 3 kali/seminggu selama 4 minggu
melakukan latihan senam dalam waktu 30 menit. Setelah diberikan latihan selama
4 minggu, tekanan darah responden diperiksa lagi.
Dyanneza, Frieska. 2017. The Effectiveness of Chronic Disease Management Program in Blood Pressure Control among Hypertensive Patients diakses
http://www.theijmed.com/index.php?journal=theijmed&page=article&op=view&path[]=41&path[]=47 pada tanggal 1 Januari 2018
Peneitian Terkait
PROLANIS
B. Pengaruh pemantauan status kesehatan, reminder, aktivitas klub, home visit,
edukasi pola makan, dan edukasi aktivitas fisik terhadap tekanan darah sistolik
pasien hipertensi.
Amran, Yuli., dkk. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 3, Desember 2010 Pengaruh
Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik. Jakarta : FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Saraswati, Rina., dkk. Tth. Pengaruh Program Edukasi Berbasis Komunitas Terhadap Self-management
Lansia Hipertensi Di Puskesmas Gombong 2 Kebumen. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Kurniasari, Lingga. 2012. Pengaruh pemberian jus tomat terhadap tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi di panti sosial tresna werdha unit abiyoso Yogyakarta. Yogyakarta : stikes Aisyiyah.
Wibowo, Muchamad Andi. 2010. Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap pemberian tekanan darah
sistolik dan diastolik penderita hipertensi esensial pada lansia di pstw budi luhur. Yogyakarta : Stikes
Aisyiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Farwati, Asmi. 2012. Pemberian Buah Pepaya Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Yogyakarta : Stikes Aisyiyah.
Rahayu, Ririn nurliyani budi. 2010. Pengaruh metode 5As terhadap sikap merokok (tesis). Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Gradual, Niels A., dkk. Effects of Low-Sodium Diet vs. High-Sodium Diet on Blood Pressure, Renin,
Aldosterone, Catecholamines, Cholesterol, and Triglyceride (Cochrane Review). American Journal of
Hypertension, Volume 25, Issue 1, 1 January 2012, Pages 1–15 diakses dari
https://academic.oup.com/ajh/article/25/1/1/238666
Xin et al. 2001. Reduction Alcohol on Blood Pressure. American : American Heart Association.
https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2017/535/Manfaat-Program-JKN-KIS-Makin-Luas
Manfaat Program JKN-KIS Makin Luas. Diakses pada tanggal 7 Desember 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Praktis Prolanis. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 dari https://www.bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf.
Fathoni, Zikrillah. 2017. Administrasi Kesehatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Bpjs
Kesehatan Di Puskesmas Kota Bandar Lampung (Studi Pada Puskesmas Susunan Baru, Puskesmas
Kedaton Dan Puskesmas Sumur Batu). Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Lampung Bandar Lampung.
Dyanneza, Frieska. 2017. The Effectiveness of Chronic Disease Management Program in Blood Pressure
Control among Hypertensive Patients diakses
http://www.theijmed.com/index.php?journal=theijmed&page=article&op=view&path[]=41&path[]=47
pada tanggal 1 Januari 2018