Anda di halaman 1dari 24

Farikhah Izzatun

Dinar Sudrajat
Suci Pebriani
PROSES PRODUKSI
Danial A W
Risman
PRODUK STERIL

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Poin-Poin Materi

1 Pengertian dari Produk Steril

2 Proses Pembuatan Produk Steril

3 Klasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana Udara Bersih

4 Cara melakukan Pemantauan dalam sediaan steril


05 Personalia Pada Produk Steril 06 Air Untuk Produk Steril

07 Caravalidasi Proses Aseptis


08 Pelaksanaan Media Fill
Pengertian dari Produk Steril
Produk steril adalah bentuk sedi Sesuai dengan persyaratan CPOB,
aan obat dalam bentuk terbagi-b produk steril dibuat dengan persyar
agi yang bebas darimikroorganis atan khusus.tujuannya adalah me
me hidup. Pada prinsipnya, yan mperkecil resiko pencemaran mikr
g termasuk dalam bentuk sediaa oba, partikulat, dan pirogen. pembu
n ini antara lain sediaan parentr atan produk steril sangat tergantun
al, preparat untuk mata dan prep g dari keterampilan, pelatihan dan
arat irigasi (misalnya infus). Sedi sikap personalia yang terlibat dala
aan parentral merupakan jenis s m pembuatan. pembuatan produk
ediaan yang unik di antara bentu steril harus sepenuhnya mengikuti
k sediaan obat terbagi-bagi, kar metode pembuatan dan prosedur y
ena sediaan ini disuntikkan mela g ditetapkan, secara ketat, karena r
lui kulit atau membran mukosa k isiko yang ditimbulkan dari obat jen
e bagian tubuh. is juga sangat besar.
Proses Pembuatan Steril
Klasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana Udara Bersih
Ruang bersih dan sarana udara bersih diklasifikasikan sesuai dengan EN ISO 14644-1.Klasifikasi harus dibedaka
n dengan jelas dari pemantauan lingkungan pada saat operasional. Jumlah maksimum partikulat udara yang diper
bolehkan untuk tiap Kelas kebersihan adalah sebagai berikut :
Sedangkan Rekomendasi Sistem Tata Udara (HVAC) di ruangan steril adalah :

Kmkmksmkmd
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan klasifikasi dan pemantauan
udara bersih di ruang steril

01 02 03 04 05

Klasifikasi ruangan Klasifikasi ruangan Klasifikasi dilakuka Pengambilan Perlu mempunyai


berbeda dengan adalah bagian dari n : operasional dan sampel udara mini Protap yang
pemantauan ruang kualifikasi awal non-operasional nimal m3 per lokasi mendefinisikan
an fasilitas dan untuk Kelas A kondisi nonoperasi
biasanya juga onal dan
dilakukan saat operasional
rekualifikasi rutin.
Untuk tujuan klasifikasi zona Ke
las A, perlu diambil sampel udar
a minimum 1 m3per lokasi peng
ambilan sampel. Untuk Kelas A
klasifikasi partikulat udara adala
h ISO 4.8 ditentukan oleh batas
jumlah partikel dengan ukuran
> 5,0 μm. Untuk Kelas B (nono
perasional) klasifikasi partikulat
udara adalah ISO 5 untuk kedu
a ukuran partikel. Untuk Kelas
C, klasifikasi partikulat udara ad
alah ISO 7 untuk nonoperasion
al dan ISO 8 untuk operasional.
Untuk Kelas D (nonoperasional)
, klasifikasi partikulat udara adal
ah ISO 8
Untuk tujuan klasifikasi, metodologi EN/ISO 1
4644-1 menjelaskan jumlah lokasi minimal unt
uk pengambilan sampel udara dan volume sa
mpel berdasarkan batas ukuran partikel terbe
sar bagi Kelas kebersihan terkait serta metod
e untuk mengevaluasi data yang terkumpul.
Untuk tujuan klasifikasi hendaklah dipakai alat
penghitung partikel portabel dengan selang pe
ndek untuk pengambilan sampel. Ruang bersi
h dan sarana udara bersih dinyatakan terkualif
ikasi setelah didapat hasil yang stabil dan me
menuhi persyaratan selama 5 hari berturut tur
ut pada kondisi non-operasional
Sesuai dengan ISO 14644‐2, ma
ka khusus untuk ruang produksi
steril harus di-kualifikasi ulang s
etiap 6 bulan sekali, dengan ket
entuan sebagai berikut
PEMANTAUAN

Ruang bersih dan sarana udara bersi


h hendaklah dipantau secara rutin pa
da saat kegiatan berlangsung dan pe
nentuan lokasi pengambilan sampel h
endaklah berdasarkan studi analisis ri
siko yang dilakukan secara formal da
n dari data yang diperoleh selama pe
nentuan klasifikasi ruangan dan/atau
sarana udara bersih.
Viable Particles
Dimana berlangsung kegia
tan aseptis, hendaklah seri
ng dilakukan pemantauan
misal dengan cawan papar
, pengambilan sampel udar
a secara volumetris, dan p
engambilan sampel permu
kaan (dengan menggunaka
n cara usap dan cawan ko
ntak). Pengambilan sampel
selama kegiatan berlangsu
ng hendaklah tidak memen
garuhi perlindungan zona.
Hasil pemantauan hendakl
ah menjadi bahan pertimba
ngan ketika melakukan pe
ngkajian catatan bets dala
m rangka pelulusan produk
jadi.
PERSONALIA
Berikut adalah beberapa persyaratan CPOB yang terkait dengan personalia yang bekerja di ruang steril :

Personil yang bekerja di area bersi


h dan steril dipilih secara seksama
untuk memastikan bahwa mereka A Standar higiene perorangan dan k
dapat diandalkan untuk bekerja ebersihan yang tinggi adalah esen
sial.

Hanya personil dalam jumlah terba


tas yang diperlukan boleh berada
B C
di area bersih
Pakaian rumah dan pakaian kerja r
D egular tidak boleh dibawa masuk k
e dalam kamar ganti pakaian yang
berhubungan dengan ruang ber-K
elas B dan C. Untuk tiap personil y
ang bekerja di Kelas A/B, pakaian
kerja steril (disterilkan atau disanit
asi dengan memadai) harus disedi
akan untuk tiap sesi kerja
Prosedur Personalia Masuk ke Ruang Produksi Steril

Boots Safety Glasses

Coveralls Hood

Gloves Cap
Air untuk produksi steril (Water for Injection/WFI)

Air untuk produksi steril (Water f


or Injection/WFI) merupakan sal
ah satu faktor yang memegang
peranan PENTING dan KRITIS
dalam proses produksi produk-
produk steril. Dalam produk ster
il, terutama obat suntik cair atau
cairan infus (cairan irigasi), airr
merupakan bahan baku, dalam
jumlah besar, sehingga apabial
terjadi pencemaran, akan meni
mbulkan risiko fatal bagi pasien
.
Air untuk Injeksi (WFI) Air untuk Injeksi (WFI)
hendaklah diproduksi m hendaklah diproduksi, d
elalui carapenyulingan ( isimpan dan didistribusi
distilasi) atau cara lain kan dengan cara yang
yang akan menghasilka dapat mencegah pertu
n mutu yang sama. mbuhan mikroba, misal
disirkulasi dengan kons
tan padasuhu di atas 7
0°C (Hot Loop System).

HAL YG PERLU
DIPERHATIKAN

Sumber air, peralatan p


Air untuk Injeksi (WFI)
engolahan air dan air h
hendaklah disimpan dal
asil pengolahan hendak
am wadah yang bersih,
lah dipantau secara ter
steril, nonreaktif, nonab
atur terhadap pencema
sorptif, nonaditif dan ter
ran kimiawi, biologis da
lindung dari pencemara
n, bila perlu, terhadap c
n
emaran endotoksin
VALIDASI PROSES ASEPTIS (MEDIA FILL)
Validasi proses/pengisian aseptis dilakukan dalam kondisi semirip mungkin dengan kondisi produksi normal, men
ggambarkan semua kondisi terburuk (worst case) misalnya :

 Bila proses aseptis mencakup proses


1. Pergantian Personil pencampuran bahan sampai dengan p
engisian, maka proses simulasi menc
akup seluruh proses, tangki dan wada
h yang digunakan.
 Sediaan tetes mata atau telinga biasa
nya dikemas dalam wadah plastik (bur
2. Frekuensi Istirahat, lampu am) akan menghambat pendeteksian
mati pertumbuhan, maka seluruh isi wadah
dituang kedalam wadah jernih saat pe
ngamatan
 Validasi awal dan tiap kali terjadi peru
bahan proses kritis, perubahan shift, a
3. Mesin rusak, teknisi masuk lat dan dan modifikasi sistem tata udar
ke dalam ruang aseptis a dilakukan 3 kali untuk tiap shift dan
proses/lini.
 Revalidasi dapat dilakukan 1 kali untu
k tiap shift dan proses/ lini pengisian ti
ap 6 bulan sekali
PROSEDUR/PELAKSANAAN MEDIA FILL

1. Larutan steril TSB yang sudah dibuat diinkubasika 6. Setelah semua ampul diisi, inkubasikan ampul selama 14 ha
n pada suhu 20 – 30°C selama minimal 5 hari di dala ri:
m inkubator. Catat suhu inkubasi setiap hari. Setelah 7. sebelum inkubasi semua ampul dibalik balik agar
5hari inkubasi amati apakah larutan tetap jernih. Seluruh permukaan
2. Bila larutan tetap jernih, lakukan pengisian sesuai ” 8. terbasahi larutan media
Catatan Pengolahan Bets” yang telah disiapkan untuk 9. inkubasi 7 hari pada suhu 20 – 25°C,
Validasi Proses Aseptis. 10. amati apakah terjadi kekeruhan, catat, balik balikkan ampul
3. Selama proses pengisian Kepala Bagian Validasi dan inkubasikan selama 7 hari berikutnya pada suhu 30 – 35°C
mencatat aktivitas Operator Pengisian melalui jendela 11. Lakukan monitoring suhu inkubasi secara kontinu dengan d
Ruang Pengisian di koridor (Kelas D). ata logger.
4. Gunakan udara tekan yang dilewatkan melalui filter 12. Lampirkan hasil monitoring pada Catatan Pengolahan Bets
0,2 μm sebagai pengganti penggunaan gas N2 karen 14. Lakukan inspeksi visual terhadap semua ampul hasil pengi
a dapat menghambat sian pada hari ke-7 dan hari ke-14 inkubasi. Amati dan catat ju
pertumbuhan mikroba. mlah ampul yang keruh.
5. Lakukan inkubasi larutan sisa pengisian (100 ml). 15. Setelah seluruh ampul diinspeksi oleh Operator Inspeksi Vi
Masukkan larutan yang tersisa pada tubing ke dalam sual, Inspektur Pengawasan Mutu melakukan pemeriksaan AQ
kolf dan inkubasikan kolf selama 14 hari pada suhu 2 L pada ampul hasil inspeksi tersebut pada hari ke-7 dan hari ke
0 – 30°C di dalam inkubator. Catat suhu inkubasi tiap -14.
hari.
Evaluasi Hasil Validasi Proses Aseptis
Target hendaklah dengan pertumbuhan nol dan ketentuan berikut hendaklah diterapkan

A
Bila mengisi kurang dari 5.000 unit,
tidak boleh ditemukan unit tercemar
;

B A C
Bila mengisi 5.000 sampai dengan
10.000 unit:
Batas Waspada : Satu (1) unit terce
B C Bila mengisikan lebih dari 10.000
unit:
Batas Waspada : Satu (1) unit terce
mar hendaklah diikuti dengan inves mar hendaklah dinvestigasi;
tigasi dan pertimbangan untuk men Batas Bertindak : Dua (2) unit terce
gulang media fill; mar merupakan pertimbangan untu
Batas Bertindak : Dua (2) unit terce k dilakukan validasi ulang setelah
mar merupakan pertimbangan untu investigasi.
k dilakukan validasi ulang setelah i
nvestigasi;
Thank you

Anda mungkin juga menyukai