Keterampilan Oi
Keterampilan Oi
BERKOMUNIKASI
Nama anggota kelompok :
1. Salsabila Khoirun Nisa’ (J210180078)
2. Fauziyyah Anis E. (J210180088)
3. Rafida Aziz (J210180089)
4. Abbiyu Nindya H.P (J210180092)
5. Fera Yolanda (J210180098)
6. Erni Eka Susanti (J210180100)
7. M. Luqman Hakim (J210180108)
8. Lutfi Irma Noviana (J210180116)
A. Identifikasi Teori
b. Keterampilan Berempati
c. Keterampilan Bertanya
d. Keterampilan Konfrontasi
e. Keterampilan Merangkum
f. Keterampilan Berperilaku
b. Keterampilan Berempati
Empati merupakan kemampuan untuk memahami pribadi orang lain sebaik
dia memahami dirinya sendiri (mendengarkan secara aktif).
c. Keterampilan Bertanya
Dalam komunikasi perawat dan klien, perawat dapat membantu klien untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik dengan pertanyaan terbuka dan
pertanyaan tertutup.
d. Keterampilan Konfrontasi
Perawat perlu melakukan konfrontasi apabila pada diri klien didapati
adanya:
Pertentangan antara apa yang dia katakana dengan apa yang
dia lakukan
Pertentangan antara dua perkataan yang disampaikan dalam
waktu yang berbeda
Pertentangan antara perasaan yang dia katakana dengan tingkah
laku yang tidak mencerminkan perasaan tersebut.
e. Keterampilan Merangkum
Keterampilan merangkum merupakan bagian dari keterampilan
mendengarkan secara aktif terhadap apa yang menjadi inti pembicaraan
klien.
f. Keterampilan Berperilaku
Perilaku jujur terhadap pikiran dan perasaan yang sedang dialami yang
diekspresikan melalui perkataan dan tingkah laku apa adanya merupakan sikap
dan tingkah laku perawat yang menyiratkan kesejatian atau keaslian (genuine).
g. Keterampilan Pemecahan Masalah
Ketujuh prosedur tersebut tertera dalam tujuh tahap pemecahan masalah
yaitu :
Mengeksplorasi masalah
Memahami masalah
Menentukan masalah
4. Catat kekurangan untuk perbaikan pada masa yang datang dan gunakan
kelebihan Anda untuk meningkatkan motivasi Anda.
JURNAL NASIONAL
1. KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA PESERTA DALAM
PROGRAM PERTUKARAN PEMUDA INTERNASIONAL
"Rujukan awalnya ke rumah sakit terdekat harus ke ICCU dan dirawat langsung. Mulai dari
situ keluarga panik," ucapnya Junandi di RS Kebonjati, Kota Bandung, Selasa (24/7) seperti
dilansir detik.
Seharusnya keluarga pasien dapat menuju RS Dustira Cimahi yang merupakan rumah sakit
tipe B. Namun tiba-tiba keluarga membawa pasien ke RS Kebonjati. Setiba di Kebonjati, pihak
keluarga langsung meminta kamar mengingat rujukan dari Avisena harus segera dirawat dan
masuk ICCU. Sebagai rumah sakit tipe C, Kebonjati tidak memiliki ruangan ICCU.
Sementara saat pihak keluarga ditanya soal BPJS, ternyata sudah tidak aktif karena premi tidak
dibayar. Meski begitu pasien langsung masuk ruang IGD untuk pemeriksaan. Setelah diperiksa
dokter, ternyata pasien kondisinya stabil.
FENOMENA
"Seharusnya kalau dirujuk itu pihak rumah sakit (Avisena) menelepon rumah sakit
rujukan. Tanya apakah ada ruangan khususnya, ada alat-alatnya, ada dokternya
atau tidak. Bukan sekadar memberi rujukan. Apalagi kalau pasiennya seperti ini,
jantung, itu tidak boleh datang sendiri, tapi harus diantar ambulans. Kalau
kemarin kan keluarga datang sendiri," tutur Junandi.
Saat ini pasien tengah menjalani rawat jalan di Kebonjati. "Karena sudah
menyelesaikan masalah BPJS, sekarang pasien di sini (rawat jalan)
Pertama, pihak rumah sakit dan keluarga pasien sepakat mengakhiri masalah viral
video yang diunggah pada 12 Juli 2018 lalu karena miskomunikasi dan emosional.
Kedua pihak rumah sakit berjanji akan meningkatkan pelayanan terhadap pasies
baik BPJS atau umum.
Ketiga, kata Junandi, keluarga pasien berjanji menghapus video dan membuat
tulisan juga video klarifikasi.
Terakhir, kedua pihak sepakat untuk tidak saling menuntut baik secara perdata
atau pidana. Surat kesepakatan tersebut kemudian ditandatangani oleh kedua
pihak dengan membubuhi materai.
2. Dinilai Ganggu Komunikasi, Tenaga
Medis di Inggris di Larang Bercadar
17 rumah sakit di Inggris melarang staff office dan seluruh pegawainya memakai cadar.
Dikarenakan agar semua pasien dapat bertatap muka langsung dengan perawatnya. Agar dapat
berkomunikasi yang dijadikan sebagai prioritas utama.
Meskipun demikian dokter dan perawatnya masih dibolehkan berkerudung. Perdana menteri
Inggris juga mendukung melarang staffnya menutup wajah.
Kebijakan ini memicu perdebatan nasional (dilansir dari The Telegraph, kamis 19/9/2013).
Beberapa rumah sakit disana secara diam-diam menerapkan larangan mengenakan cadar.
Menurut menteri kesehatan Inggris, kesulitan melihat wajah perawat dapat menjadi penghalang
komunikasi yang baik kepada pasien dan keluarganya, maka dia menyusun kebijakan untuk
memastikan agar wajah tenaga medis tidak tertutup saat berhadapan dengan pasien.