Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 5

F E R A D W I R AT N A S A R I
M AYA DYA H R I N D A N G
N I S FAU L RO U D L OT U L
S R I W AT I
UMMU NUR HABIBAH
V I V I DW I M

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP DI


INDONESIA
ALASAN PELAKSANAAN PENGAJARAN KELAS RANGKAP DI
SEKOLAH
Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor kekurangan
guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit dijangkau, ruangan kelas
terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau
mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.
Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasan-alasan letak
gegorafis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah
bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan
potensi siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam rangka
pembelajaran; 1) Combined grades, 2) continuous progress, 3) mixed age/multiage grouping.
SITUASI PKR DI DUNIA

DAN DI INDONESIA

Sekitar 30% siswa di seluruh dunia (sekitar 192, 45 juta siswa)


menggunakan sistem kelas rangkap dalam proses belajar dan mengajar.
Di Indonesia, tidak ada data yang akurat tentang PKR. Jumlah sekolah
dan madrasah yang melaksanakan PKR di Indonesia hanya sekitar 150.

Kebanyakan PKR yang saat ini berlangsung di Indonesia bisa dibilang “tidak
direncanakan”, serta disebabkan oleh ketidakhadiran guru. Sebuah kajian yang
baru dilaksanakan di sekolah-sekolah terpencil menunjukkan bahwa 17% guru
yang terdapat dalam sampel tidak hadir pada hari sekolah.
BENTUK PKR YANG IDEAL SAAT INI
Bentuk yang paling dasar (dan paling sedikit manfaatnya) adalah dimana
seorang guru mengajar siswa dari dua jenjang kelas di dua ruang kelas
yang berbeda (atau dua kelompok terpisah dalam satu ruang kelas) pada
waktu yang bersamaan, dan mengajarkan topik yang berbeda untuk tiap
jenjang kelas.

Bentuk yang paling canggih (dan paling bermanfaat) adalah di mana


seorang guru mempersiapkan program untuk seluruh jenjang kelas yang
digabung dalam satu ruang kelas
Prinsip dasar untuk menghasilkan PKR yang baik

1. Metodologi pembelajaran yang aktif, berpusat pada anak, pastisipatif, kooperatif, dan
setiap siswa dapat menentukan sendiri seberapa cepat dia mampu menyerap
pelajaran.
2. Kurikulum dan bahan yang fleksibel dan berorientasi pada tema pembelajaran
3. Lingkungan ruang kelas yang fleksibel, menarik, dan berfokus pada anak
4. Relevansi kuat pada konteks dan budaya setempat
5. Keterlibatan aktif orangtua dan masyarakat
6. Guru sebgai fasilitator, motivator dan narasumber bagi masyarakat
7. Manajemen kelas dan ruang kelas yang pada dasarnya fleksibel tetapi terstruktur
dalam kaitannya dengan kurikulum.
CARA MEMPERLUAS DAN MEMPERKAYA PENGAJARAN
KELAS RANGKAP
1. Jangka Pendek
a. Meningkatkan kualitas data tentang pelaksanaan pengajaran kelas rangkap
di Indonesia
b. Menyusun deskripsi yang lebih baik mengenai berbagai macam
pelaksanaan pengajaran kelas rangkap, manajemen dan dukungan
pelaksanaannya di Indonesia.
c. Mengembangkan kebijakan PKR yang lebih eksplisit,petunjuk yang lebih
komprehensif mengenai pelaksanaannya, dan peraturan yang lebih fleksibel
mengenai PKR yang bisa diadaptasi oleh masing-masing sekolah,
komunitas, dan konteks budaya.
2. Jangka Panjang
a. Merevisi pendidikan dan pelatihan guru dengan memasukkan unsur PKR
b. Merevisi kurikula, teks dan bahan ajar (yang hemat biaya) agar
merefleksikan pendekatan kelas rangkap yang bermuatan local
c. Menggalakkan dukungan dan peran serta masyarakat untuk sekolah-
sekolah kecil
d. Memastikan penggunaan pendekatan sekolah secara menyeluruh dalam
proses perencanaan dan pengelolaan sekolah kecil
e. Menetapkan kerangka peraturan yang jelas untuk mengatur agar PKR
dijadikan pendekatan pilihan pertama, terutama untuk sekoah kecil
f. Mempertimbangkan implikasi PKR terkait dengan anggaran sekolah dan
remunerasi guru.
TERIMAK ASIH

Anda mungkin juga menyukai