Anda di halaman 1dari 21

GENDER DAN KESEHATAN

Rahmah Widyaningrum
Learning Outcomes
• Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:
– Isu-isu gender di masyarakat
– Program kesehatan responsif gender
– Kesehatan reproduksi pada anak & perempuan
(sirkumsisi, kespro, kekerasan pada anak, hak
reproduksi anak)
ISU GENDER
• Meningkatkan kesetaraan gender untuk
mengatasi masalah akibat perbedaan gender.
1. Kematian ibu hamil: terjadi karena kepayahan
saat persalinan, kurangnya nutrisi saat hamil,
penyakit penyerta (PEB dll)
2. Kematian bayi baru lahir: tidak diberi kolostrum
(anggapan kolostrum menyebabkan diare);
makanan tambahan saat BBL (Tidak lagi ASI
eksklusif); bayi diberi kopi dst
Cont’
3. Tradisi kawin muda: dampaknya (depresi, ca
rahim karena organ reproduksi belum matang,
kesulitan postpartum/ risiko BBLR)
4. Kekerasan: perkosaan, eksploitasi pekerjaan
5. Seks bebas dan narkoba
6. Kesenjangan pendidikan
7. Kesempatan kerja
Kemiskinan & kesehatan perempuan
• Lebih berisiko gangguan pada kesehatan
dibandingkan laki-laki  akibat kemiskinan
• Kesehatan perempuan lebih rentan terhadap
perubahan kondisi sosial dan lingkungan
• Kemiskinan faktor terjadinya:
– Anemia
– Kekerasan perempuan (fisik, psikis, seksual, ekonomi,
sosial)
– Gangguan kejiwaan
– Gangguan kespro (aborsi ilegal)
– Kematian
Sirkumsisi perempuan
• Ritual penghilangan beberapa atau seluruh genitalia
perempuan eksternal. Praktik tersebut ditemukan di Afrika,
Asia dan Timur Tengah, dan pada komunitas dari negara-
negara dimana khitan pada wanita adalah hal umum.
UNICEF memperkirakan pada 2016 bahwa 200 juta wanita
di 30 negara—27 negara Afrika, Indonesia, Kurdistan Irak
dan Yaman—telah menjalani prosedur tersebut
• Jenis:
– Bisa dalam bentuk pengangkatan, pencukitan, pengrusakan
ujung klitoris
– Di sudan (afrika) berupa pemotongan klitoris, labia mayora dan
minora
– Penjahitan lubang vagina
Menurut WHO terbagi atas:
• Tipe 1: Clitoridectomy, yaitu pemotongan klitoris atau kulit yang
menutupi klitoris (kulup)
• Tipe 2: Eksisi, yaitu pemotongan klitoris disertai pemotongan
sebagian atau seluruh bibir kecil alat kelamin perumpuan (labia
minora), dengan atau tanpa pemotongan sebagian atau seluruh
bibir besar alat kelamin perempuan (labia majora)
• Tipe 3: Infibulasi, yaitu pemotongan bagian atau seluruh alat
kelamin perempuan luar disertai penjahitan/penyempitan lubang
vagina
• Tipe 4: Semua macam prosedur lain yang dilakukan pada kelamin
perempuan untuk tujuan non-medis, termasuk penusukkan,
perlubangan, pengirisan, dan penggoresan terhadap klitoris
• Khitan perempuan dapat menambah risiko untuk kaum
wanita terkena penyakit berbahaya (HIV), infeksi
berkelanjutan, kesulitan kencing dan mengeluarkan cairan
menstruasi, luka kronis, berkembangnya kista,
ketidakmampuan untuk hamil, komplikasi saat melahirkan,
dan pembuahan fatal.
• Fatwa MUI  sunat perempuan boleh dilakukan asal tidak
menyimpang. MUI menegaskan batasan atau tata cara
khitan perempuan sesuai dengan ketentuan syariah, yaitu
khitan perempuan dilakukan cukup dengan hanya
menghilangkan selaput (jaldah atau praeputium atau
kulup) yang menutupi klitoris; dan khitan perempuan tidak
boleh dilakukan secara berlebihan, seperti memotong atau
melukai klitoris (insisi dan eksisi)
Remaja rentan PMS, HIV/AIDS
• Disebabkan karena ketidaktahuan tentang
PMS
• Tidak ada perlindungan seksual bila pasangan
tidak menggunakan kondom secara konsisten
• Semakin muda usia aktif seksual maka
semakin besar risiko terkena PMS, HIVAIDS
• Lapisan ulcus mulut rahim remaja lebih rentan
terhadap infeksi gonorea, klamidia, papiloma
yang dapat menyebabkan kanker mulut rahim
• Pola pencarian pengobatan remaja buruk karena
berusaha menyembunyikan masalah/ mengobati
sendiri
• Remaja perempuan dengan pasangan berbeda
usia yang jauh ternyata berisiko 2xlipat lebih
tinggi, jika pasangan terkena PMS sebelumnya.
Kondiloma (kutil kelamin)
Gender
• Gender: peran dan kedudukan seseorang yang
diinstruksikan masyarakat dan budayanya karena
seseorang lahir sebagai perempuan atau laki-laki.
Tidak sama antar negara tergantung budayanya.
• Contoh nyata:
– Perempuan Irian Jaya masih terbelenggu adat
– Mas kawin mahal (suami merasa telah membeli
istrinya & dapat memperlakukan semaunya)
– Suami menyiksa istri yang kurang pendidikan, suami
tertarik perempuan lain yang berpendidikan
Kekerasan Terhadap Anak laki2
• Anak jalanan
– Diancam/ dipaksa menyerahkan penghasilan
– Dipaksa melakukan oral seks & sodomi
– Ditangkap & dipukuli petugas
– Dibunuh utnuk tujuan perampasan
Dampaknya
– PMS/HIV/AIDS
– Hamil di luar nikah
– ISPA, hepatitis
– Gangguan kesehatan gigi & mulut
Isu kehamilan
• Kehamilan & persalinan dianggap sebagai urusan
perempuan
• Kepedulian suami/ laki-laki kurang
• Pengetahuan laki-laki tentang kehamilan dan
persalinan kurang
• Keikutsertaan KB pada laki-laki rendah (2%) perempuan
(98%)
• Masalah gizi:
– risiko def besi, vit A & yodium
– Kenaikan BB tdk terpenuhi saat hamil
– Komplikasi persalinan
– BBLR
Adat di pulau timor
• Ume kbubu: rumah adat di pulau timor, rumah
bulat, berdiameter 3-4 meter, bentuk seperti
tumpeng.
– Atap ilalang kering yang sangat tebal
– Sebagai tempat tinggal wanita post partum,
sebelumnya sebagai tempat menyimpan bahan
makanan.
– Sanitasi buruk, lantai tanah
– Masak dengan tungku dan kayu bakar, saat masak
asap memenuhi ruangan
– Di bawah tempat tidur ada bara untuk
menghangatkan bayi
Kebijakan strategis program kespro
• 4 kebijakan yang diterapkan dalam kebijakan
reproduksi:
– Mengutamakan kepentingan klien dg
memperhatikan hak reproduksi
– Pendekatan siklus kehidupan dalam menangani
masalah kespro
– Memperluas jangkauan pelayanan kespro
– Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Target nasional pelayanan kespro 2010
• Kesehatan reproduksi remaja
• Kesehatan ibu dan anak
• Keluarga berencana
• Pencegahan dan pemberantasan PMS dan
HIV/AIDS
• Kesehatan reproduksi Usila
Bentuk kegiatan advokasi
• Lobi politik
• Seminar dan presentasi
• Media advokasi
• Perkumpulan (asosiasi)

Anda mungkin juga menyukai