Askep Hiscprung
Askep Hiscprung
Kep
Penyakit hirschsprung, a/ megakolon
kongenital : tdk adanya sel – sel ganglion
dlm rektum a/ bagian rektosigmoid kolon.
Ketdk adaan ini menimbulkan
keabnormalan a/ tdk adanya peristaltis
serta tdk adanya evakuasi usus secara
spontan
Selain itu, sfingter rektum tdk dpt
berelaksasi, mencegah keluarnya feses
secara normal
Isi usus terdorong ke segmen aganglionik
dan feses terkumpul di daerah tsb,
menyebabkan dilatasinya bagian usus yg
proksimal thd daerah itu
Penyakit hirschsprung diduga terjadi krn
faktor-faktor genetik dan faktor lingkungan
namun etiologi sebenarnya tdk diketahui
Penyakit ini dpt muncul pd sembarang usia,
walaupun sering terjadi pd neonatus
1. Penyakit hirschsprung terjadi 1:5000
kelahiran hidup
2. Insidens terjadi 3 – 4 x lebih besar pada
laki-laki
3. Insidens ini meningkat pada saudara
kandung dan turunan dari anak yg terkena
4. 10 - 15% dari bayi penderita hirschsprung
didiagnosis dgn sindrom down
5. Penyakit ini bertanggung jawab atas 15 –
20% obstruksi neonatus
Masa neonatus:
1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi abdomen
5. Gagal tumbuh
1. Gawat pernapasan (akut)
2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pasca bedah)
4. Inkontinensia (jangka panjang)
1. Foto abdomen
2. Enema barium
3. Biopsi rektal untuk mendiagnostik ada
tidaknya sel ganglion
4. Manometri anorektal untuk mencatat
respons refluks sfingter interna dan eksterna
Pembedahan dilakukan dlm dua tahap
Awalnya dilakukan kolostomi loop a/ double-
barrel shg tonus dan ukuran usus yg dilatasi
dan hipertrofi dpt kembali normal (kira-kira 3
– 4 bln)
Bila usia bayi 6 – 12 bulan (BB = 9 – 10 kg),
memotong usus aganglionik dan
menganastomosiskan usus yg berganglion ke
rektum dgn jarak 1 cm dari anus
Prosedur Duhamel umumnya dilakukan thd
bayi yg berusia < 1 thn