Pasal 4
Lingkup pengaturan undang-undang ini
meliputi:
a) pembinaan;
b) perencanaan;
c) pembangunan;
d) penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan;
e) pengelolaan;
f) peningkatan kualitas;
g) pengendalian;
h) kelembagaan;
i) tugas dan wewenang;
j) hak dan kewajiban;
k) pendanaan dan sistem pembiayaan; dan
l) peran masyarakat.
UU nomor 20 tahun 2011
Pasal 14
kita dapat lihat kaitannya dengan profesi
arsitektur dari point 1 yang dimana
Perencanaan pembangunan rumah susun
dilaksanakan berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
a. rencana rinci tata ruang;
b. layanan prasarana, sarana, dan utilitas
umum;
c. alternatif pengembangan konsep
pemanfaatan rumah susun;
d. konsep hunian berimbang; dan
e. analisis potensi kebutuhan rumah susun.
Dari kriteria tersebut sejalan dengan
profesi orang yang memiliki keahlian
dibidang perencanaan dalam hal ini profesi
yang dimaksud ialah arsitek
Pasal 29
pada pasal ini kaitanya dengan profesi arsitek
dapat kita temukan pada ayat ke 4 sebagai
berikut : (4)Permohonan izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diajukan
oleh pelaku pembangunan dengan
melampirkan persyaratan sebagai berikut:
a. gambar rencana tapak;
b. gambar rencana arsitektur yang memuat
denah, tampak, dan potongan rumah
susun yang menunjukkan dengan jelas
batasan secara vertikal dan horizontal
dari sarusun;
c. gambar rencana struktur beserta
perhitungannya;
d. gambar rencana yang menunjukkan
dengan jelas bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama; dan
e. gambar rencana utilitas umum dan
instalasi beserta perlengkapannya.
Pasal 34
Pasal ini memuat hal yang harus diperhatikan
pihak pelaku pembangunan dalam
merangcang rumah susun dalam hal ini pihak
sebagai pelaku pembangunan ialah arsitek
selaku profesi yang memiliki keahlian dalam
bidang perencanaan.adapula hal yang harus
diperhatikan yang tercantum dipasal 34 ayat
1 dan 2 sebagai berikut:
1) Pembangunan rumah susun dilaksanakan
berdasarkan perhitungan dan penetapan
koefisien lantai bangunan dan koefisien
dasar bangunan yang disesuaikan dengan
kapasitas daya dukung dan daya tampung
lingkungan yang mengacu pada rencana
tata ruang wilayah.
2) Ketentuan mengenai koefisien lantai
bangunan dan koefisien dasar bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan dalam hal terdapat
pembatasan ketinggian bangunan yang
berhubungan dengan:
a. ketentuan keamanan dan
keselamatan operasional
penerbangan; dan/atau
b. kearifan lokal.
Pasal 35
Pada pasal ini memuat persyaratan teknis
yang perlu diketahui pihak pelaku
pembangunan dalam hal ini arsitek
Persyaratan teknis pembangunan rumah
susun terdiri atas:
a. tata bangunan yang meliputi
persyaratan peruntukan lokasi serta
intensitas dan arsitektur bangunan;
dan
b. keandalan bangunan yang meliputi
persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan.
Pasal 36
Pada pasal ini ditegaskan bahwa pihak
pelaku pembangunan harus bisa
menyelaraskan persyaratan teknis (pasal 35)
dengan perundang-undangan yang
berlaku.hal ini dapat kita lihat sesuai dengan
bunyi pasal 36 sebagai berikut:
• Ketentuan tata bangunan dan keandalan
bangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dari pasal pasal diatas memang tidak
disebutkan secara khusus jika perencanaan
haruslah dari profesi arsitek tapi dengan
segala aspek yang menjadi pedoman syarat
pembangunan rumah susun itu sangat erat
kaitannya dengan arsitek mengingat arsitek
merupakan profesi yang berperan sebagai
ahli rancang umum atau ahli lingkungan
binaan. Jadi sangatlah tepat apabila lebih baik
jika perencanaan dtangani oleh seorang
arsitek mengingat dari segala aspek yang
sesuai dengan keilmuan yang dimiliki
seorang arsitek
PP NOMOR 14 TAHUN 2016
TUJUAN PP NOMOR 14 TAHUN 2016
Pasal 2
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
bertujuan untuk:
a) Mewujudkan ketertiban dalam Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
b) Memberikan kepastian hukum bagi seluruh
pemangku kepentingan dalam melaksanakan tugas
dan wewenang serta hak dan kewajibannya dalam
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman; dan
c) mewujudkan keadilan bagi seluruh pemangku
kepentingan terutama bagi MBR dalam
Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
ATURAN DAN RUANGLINGKUP PP NOMOR 14 TAHUN 2016
Pasal 3
Lingkup Peraturan Pemerintah ini meliputi:
a) penyelenggaraan Perumahan;
b) penyelenggaraan kawasan Permukiman;
c) keterpaduan Prasarana, Sarana, Utilitas Umum
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
d) pemeliharaan dan perbaikan;
e) pencegahan dan peningkatan kualitas Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh;
f) Konsolidasi Tanah; dan
g) sanksi administrasi.
PP NOMOR 14 TAHUN 2016 KAITAN DENGAN PROFESI ARSITEK
Pasal 13
pada pasal ini sangat jelas bahwa yang dmaksud dalam
hal ini orang yang memiliki keahlian dibidang
perencanaan dan perancangan rumah ialah arsitek.ini
dapat kita temukan pada ayat 1,2,3 dan 4 yang berbunyi
sebagai berikut: