Anda di halaman 1dari 15

1.

1 Latar Belakang

Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya


pembudidayaan berbagai jenis sayuran, baik yang lokal maupun yang
berasal dari luar negeri. Ditinjau dari aspek agroklimatologis,
Indonesia sangat potensial untuk pembudidayaan sayur-sayuran.
Selain itu, aspek teknis, ekonomis, dan sosial sangat mendukung
pengusahaan sayuran di negeri kita.
Menurut Haryantoetal (2007) diantara bermacam-macam jenis
sayuran yang dapat dibudidayakan, sawi merupakan salah satu jenis
sayuran yang sangat dikenal dikalangan konsumen, rasanya mudah
diterima oleh lidah konsumen, dan mempunyai nilai komersial dan
prospek yang cukup baik. Jika ditinjau dari aspek teknis, budidaya
sawi tidak terlalu sulit. Sedangkan dari segi bisnis, pengusahaan sawi
cukup menjanjikan keuntungan yang baik.
Desa Baumata Utara memiliki potensi pertanian sayuran.
Salah satu jenis sayuran yang dibudidayakan adalah sayur sawi.
Alasan para petani di Desa Baumata Utara membudidayakan
jenis sayur sawi adalah karena tanaman sawi memiliki umur
panen yang singkat atau cepat, dan tumbuh dengan baik pada
musim kemarau, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Selain
itu, tidak membutuhkan biaya yang besar dalam berusahatani
sawi karena benih lebih murah dari sayur lain dan usahatani sawi
tidak membutuhkan pengetahuan atau pengalaman khusus.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui produktivitas sayur sawi di Desa Baumata
Utara.
2.1 Morfologi Tanaman Sawi
Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan
tergolong marga Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah
daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar
maupun diolah. Klasifikasi dari tanaman sawi yaitu sebagai berikut:
 Divisi : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledonae
 Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
 Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
 Genus : Brassica
 Spesies : Brassica juncea L. (Astawan, 2008).
3.1 Waktu Dan Tempat Pratikum
 Tempat : Desa Baumata Utara Kecamatan
Taebenu, Kabupaten Kupang
 Hari /tgl : Hari Senin, 3 juni 2019
 Waktu : pukul 08.00 sampai selesai
3.2 Identitas Responden
Adapun nama-nama petani di Desa Baumata Utara yang
menjadi responden dalam pratikum ini adalah:
No Nama Responden Umur Pendidikan Jumlah Anggota Pengalaman
Keluarga Berusahatani

1. Selfince Hoinbala 35 thn SMA 4 orang 3 tahun

2. Damaris Natun 38 thn SD 5 orang 4 tahun

3. Yudit Olibus 38 thn SMP 4 orang 3 tahun

4. Habigael 40 thn SD 6 orang 5 tahun

5. Delvi Lakoa 45 thn SD 3 orang 2 tahun

6. Theresia Nakol 37 thn SMA 3 orang 2 tahun

7. Marselina Koa 36 thn SMP 4 orang 5 tahun

8. Fiktoria Mboro 40 thn SMA 7 orang 3 tahun


Manunel

9. Yubrina Bangkole 45 thn SMP 4 orang 5 tahun


3.3 Metode Penentuan Sampel
Pengambilan contoh dilakukan secara bertahap yaitu:
 Tahap pertama adalah penentuan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive sampling). Desa contoh adalah Desa Baumata Utara
dengan pertimbangan bahwa Desa ini mempunyai sebagaian
besar jumlah petani yang menanam jenis sayur sawi.
 Tahap selanjutnya adalah menentukan kriteria – kriteria populasi
yang mau diambil. Yang menjadi populasi dalam praktikum ini
adalah petani sayur sawi di Desa Baumata Utara sebanyak 35
orang. Setelah itu, penentuan sampel. Teknik penentuan sampel
yang digunakan adalah: random sampling / sampling probabilitas
yakni Stratified Random Sampling. Dimana jumlah populasi
dibedakan atas tingkat pendidikan petani sayur sawi. Dimana
petani yang latar pendidikannya SD ada 18 orang, SMP 9 orang,
dan SMA 8 orang.
 Tahap ketiga adalah: penentuan jumlah responden. Penentuan
jumlah responden diambil dari jumlah petani sawi yakni 35
orang. Ukuran sampel ditetapkan berdasarkan rumus
dikemukakan oleh Selovin tahun (1960) dalam Sevilla, dkk
(1993) dengan formulasi :
Maka besar sampel yang diinginkan adalah:
35
n = 1 + 35 (0,1)2
35
n= 1,35
n = 26 responden petani sayur sawi.
Jadi, jumlah petani responden adalah: 26 orang.
 Kemudian dicari pengambilan sampel berstrata, yaitu:
I =∑ populasi strata : N x n
Dimana:
I = strata
N = populasi
n = sampel
Strata I = 18 : 35 x 26 = 13,3 = 13 orang
Strata II = 9 :35 x 26 = 6,68 = 7 orang
Strata III = 8 : 35 x 26 = 5,94 = 6 orang
Jadi, jumlah sampel responden pada strata I sebanyak 13
orang petani, sedangkan jumlah sampel responden pada strata II
sebanyak 7 orang petani dan jumlah responden pada strata III
adalah sebanyak 6 orang petani.
Berdasarkan hasil pratikum diatas, maka dapat diurutkan
berdasarkan tingkat strata petani sayur sawi adalah sebagai
berikut:
Strata untuk petani sayur sawi dengan tingkat
pendidikan SD
No Nama Produktivitas

1 Damaris Natun 0,21 ton / ha

2 Habigael 0,5 ton / ha

3 Delvi Lakoa 0,17 ton / ha

Jumlah 0,88 ton / ha


Strata untuk petani sayur sawi dengan tingkat
pendidikan SMP

No Nama Produktivitas

1 Yudit Olibus 0,27 ton / ha

2 Marselina Koa 0,35 ton / ha

3 Yubrina Bangkole 0,20 ton / ha

Jumlah 0,82 ton / ha


Strata untuk petani sayur sawi dengan tingkat pendidikan
SMA
No Nama Produktivitas

1 Selfince Hoinbala 0,31 ton / ha

2 Theresia Nakol 0,16 ton / ha

3 Fiktoria M. Manunel 0,13 ton / ha

Jumlah 0,60 ton / ha


Bertolak dari tabel tingkat strata petani sayur sawi
di Desa Baumata Utara maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat strata SD jumlah produktivitasnya adalah
sebesar 0,88 ton / ha, dan tingkat strata SMP adalah
0,82 ton/ha, sedangkan pada tingkat strata SMA jumlah
produktivitasnya sebesar 0,60 ton / ha.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa jumlah produktivitas petani
sayur sawi di Desa Baumata Utara dapat diukur
berdasarkan tingkat strata pendidikan. Tingkat strata
SD produktivitasnya sebesar 0,88 ton / ha, dan
tingkat strata SMP adalah 0,82 ton/ha, sedangkan
pada tingkat strata SMA produktivitasnya sebesar
0,60 ton / ha.

Anda mungkin juga menyukai