Anda di halaman 1dari 37

ANEMIA

Disusun Oleh :

Dinda Oktavianthi Wiani Isnaria H


1510711013 1510711080
Anatomi dan Fisiologi
Sel Darah Merah
PENGERTIAN
Darah adalah suatu
jaringan tubuh yang terdapat
didalam pembuluh darah yang
warna nya merah. Warna
merah itu keadaannya tidak
tetap tergantung banyaknya
oksigen dan karbon dioksida
didalamnya.
KARAKTERISTIK
 Viskositis atau kekentalan darah : 4,5-5,5

 Temperature : 38 c

 pH : 7,37-7,45

 Salinitas : 0,9%

 Berat : 8% dari berat badan

 Volume : 5-6 liter (pria)

4-5 liter (wanita)


FUNGSI DARAH
a) Sebagai alat pengangkut, yaitu:

• Mengambil oksigen zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh

• Mengangkat karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

• Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan
atau alat tubuh.

b) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaran leukosit dan antibodi untuk mempertahankan tubuh terhadap invasi mikroorganisme dan
benda asing (leukosit) dan proses homeostatis (trombosit)

c) Sebagai pengantur regulasi, yaitu :

• Mempertahankan pH dan konsentrasi elektrolit pada cairan interstinal melalui pertukaran ion-ion
dan molekul pada cairan interstinal.

• Darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan paru-paru.
PENGERTIAN
 Anemia (KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH edisi 12)

adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari


normal, anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari
normal didalam sirkulasi akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan
ke jaringan tubuh juga berkurang.

 Anemia (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH buku 3 edisi 8)

merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah


merah sehat, volume sel darah, dan/ jumlah hemoglobin.
PENGERTIAN
 Anemia (Behrman E Richard, IKA Nelson; 1680)

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit dibawah


rentang nilai yang yang berlaku untuk orang sehat

 Anemia (Smeltzer C Suzanne, buku ajar keperawatan medical bedah Brunner


dan suddarth; 935)

adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hematocrit dibawah normal. Anemia bukan lah penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh.
Anemia tidak merupakan suatu kesatuan tetapi merupakan akibat dari berbagai
proses patologik yang mendasari
KLASIFIKASI ANEMIA
Anemia Anemia
Aplastik Sel Sabit

Anemia Anemia
Megaloblastik Defisiensi
Besi
ANEMIA APLASTIK
Anemia aplastik merupakan
penyakit yang jarang terjadi yang
disebabkan oleh penurunan atau
kerusakan sel induk sumsum tulang
belakang, kerusakan pada lingkung
an mikro didalam sumsum tulang,
dan penggantian sumsum tulang
dengan lemak.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia defisiensi besi
biasanya terjadi ketika asupan
besi dalam diet tidak mencuku
pi untuk sintesis hemoglobin,
anemia jenis defisiensi besi
adalah anemia yang sering
terjadi diseluruh dunia.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Pada kasus anemia ini disebabkan oleh defisiensi
vitamin B12 atau asam folat, perubahan sumsum tulang
identik dan perubahan darah perifer terjadi karena
vitamin tersebut esensial untuk sintesis DNA normal.
ANEMIA SEL SABIT
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat
yang terjadi akibat pewarisan gen hemoglobin sabit
(HbS) yang menyebabkan molekul hemoglobin
defektif (cacat).
Etiologi
&
Faktor Resik
o
a. Anemia Apalastik
Sebagian besar anemia apalastik (50%-70%) penyebabnya bersifat
idiopatik, yaitu penyebabnya tidak diketahui dan awalnya spontan.

Secara etiologi, anemia apalastik dapat dibagi menjadi 2 golongan :

1. Faktor Kongenital

Anemia apalastik yang diturunkan :

- Anemia Fanconi adalah kelainan autosomal resesif yang ditandai oleh defek
pada DNA repair dan memiliki predisposisi ke arah leukimia dan tumor padat.

- Diskeratosis Kongenita adalah sindrom kegagalan sumsum tulang yang


diwariskan.
- Sindrom Shwachman Diamond adalah kelainan autosomal resesif yang
ditandai dengan disfungsi eksokrin pankreas, disostosis metafiseal, dan
kegagalan sumsum tulang.

- Trombositopenia Amegakryositik adalah kelainan yang ditandai dengan


trombositopenia berat dan tdak adanya megakryosit pada saat lahir.

- Aplasia sel darah merah murni yaitu anemia yang timbul karena kegagalan
murni sistem eritroid tanpa kelainan sistem mieloid.
2. Faktor Didapat
- Bahan Kimia
- Obat-obatan
- Akibat Kehamilan
- Infeksi
- Radiasi
b. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi dpat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi
, serta kehilagan besi akibat perdarahan menahun.

1. Kehilangan zat besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari :

- Saluran Cerna

- Saluran Genitalia wanita

- Saluran Kemih

- Saluran Napas

2. Faktor nutrisi

Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi yang tidak baik.

3. Kebutuhan zat besi meningkat

Seperti pada prematurasi, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.

4. Gangguan absorpsi zat besi

Seperti gastrektomi, kolitis kronik.


c. Anemia Megaloblastik
Penyebab Anemia Megaloblastik yaitu :

- Defisiensi vitamin B12

- Defisiensi asam folat

- Gangguan metabolisme citamin B12 dan asam folat

- Gangguan sintesis DNA

Faktor Resiko :
- Jenis Kelamin

- Usia

- Faktor keturunan

- Penyakit
d. Anemia Sel Sabit

Merupakan jenis anemia yang diturunkan dari orang tua kepada anak
mereka.

Anemia ini terjadi akibat tidak terdapat cukup sel darah merah sehat untuk
membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah merah menjadi kaku dan
lengket serta berbentuk seperti sabit.

- Risiko mengalami anemia sel sabit semakin besar saat seseorang memiliki or
ang tua dengan gen pembawa.

- Anemia sel sabit lebih umum terjadi pada keturunan Afrika, India, Meditera
nia, Arab Saudi, serta Amerika Selatan.
Manifestas
i Klinis
Karena system organ yang terkena maka pada anemia dapat
menimbulkan manifestasi klinis yang luas. secara umum tanda dan
gejala anemia adalah ;

1. Hb menurun (< 10g/dl) trombositosis/ trombositopenia,


pasitopenia

2. Penurunan BB, kelemahan

3. Takikardi, TD menurun, pengisian kapiler lambat, extremitas


dingin, palpitasi, kulit pucat

4. Mudah lelah

5. Sakit kepala, pusing, kunang-kunang


ANEMIA APLASTIK
1. Perdarahan
2. Badan Lemas
3. Pusing
4. Nafsu makan berkurang
5. Pucat
6. Sesak Napas
7. Pengelihatan Kabur
8. Hepatomegali
9. Splenomegali
ANEMIA DEFISIENSI BESI
1. Lesu, lemah, letih

2. Mata berkunang-kunang

3. Penurunan kadar Hb

4. Kuku Sendok (Koilonychia)

5. Atropi papil lidah

6. Stomatitis

7. Disfagia

8. Sindrom Plummer Vinson


ANEMIA MEGALOBLASTIK

1. Lesu, lemah, letih

2. Terjadi merah dan halus pada lidah

3. Diare ringan

4. Parestesia pada ekstrimitas


ANEMIA SEL SABIT
1. Wajah pucat

2. Asimptomatik sampai dengan satu tahun menderita penyakit ini

3. Bengkak pada jari-jari tangan dan jempol kaki

4. Mudah lelah

5. Kehilangan nafsu makan

6. Nyeri kaki
Patofisiologis
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Asam folat disimpan sebagai senyawa yang disebut
sebagai folat. Folat yang disimpan didalam tubuh jauh lebih kecil
dari vitamin b12 dan dengan cepat mengalami deplesi ketika
asupan folat dalam diet tidak memadai (dalam 4 bulan) defisiensi
folat terjadi pada orang yang jarang memakan sayuran segar
(tidak dimasak).
ANEMIA SEL SABIT
Molekul hemogblobin yang defektif (cacat) akan
berbentuk sabit ketika terpajan dengan oksigen rendah, sel
darah merah yang kaku dan panjang ini akan tersangkut
dipembuluh darah kecil dan dapat menyumbat aliran darah ke
jaringan tumbuh, proses sabit menghabiskan beberapa waktu
jika eritrosit terpujan kembali dengan jumlah oksigen yang
tidak adekuat .
Penatalaksanaa
n Medis
ANEMIA APLASTIK
• Mereka yang berusia kurang dari 60th, sehat, dan menemukan donor kompatibel
dapat disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang (BMT) atau dengan
transplantasi sel induk darah perifer (PBSCT)

• Penyakit ini juga bisa ditangani dengan terapi imunosupresif, yang umumnya
menggunakan kombinasi globulin antitimosit (ATG) dan siklosporin atau
androgen.

• Terapi suportif memainkan peran penting dalam penatalaksanaan anemia


aplastik. Setiap agens yang menganggu dihentikan, pasien didukung oleh
transfusi paket sel darah (PRBC) dan trombosit sesuai kebutuhan.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Uji specimen feses untuk darah samar/okulta

• Individu berusia 50th atau lebih harus secara periodic melakukan pemeri
ksaan kolonoskopi, endoskopi, atau pemeriksaan sinar X pada saluran
GI untuk mendeteksi ulserasi, gastritis, polip, atau kanker.

• Berikan sediaan besi yang telah diresepkan, (oral, intramuscular [IM]


atau IV )

• Minta pasien melanjutkan penggunaan sediaan besi selama 6 hingga


12 bulan.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Penatalaksanaan medis: defisiensi asam folat

• Tingkatkan asupan asam folat dalam diet pasien dan berikan 1 mg asam folat
disetiap hari nya

• Berikan asupan asam folat per IM untuk sindrom malobsorpsi

• Resepkan suplemen tambahan sesuai kebutuhan, karena jumlahnya dalam


multi vitamin mungkin tidak adekuat untuk sepenuhnya menggantikan defisiensi
cadangan tubuh.

• Resepkan asam folat untuk pasien alkoholisme selama mereka terus-menerus


mengkonsumsi alcohol.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Penatalaksanaan medis: defisiensi vitamin b12
• Berikan pengganti vitamin b12; vegetarian dapat mencegah atau
mengatasi defisiensi dengan suplemen vitamin oral/susu.

• Sejumlah kecil dosis vitamin B12 per oral dapat diserap dengan difusi
aktif, sekali pun tidak ada factor intrinsic, tetapi dosis besar (2mg/hari)
diperlukan jika vitamin b12 akan diberikan secara oral

• Terapi vitamin b12 harus dilanjutkan seumur hidup, untuk mencegah


kekambuhan anemia pernisiosa.
ANEMIA SEL SABIT
Terapi anemia sel sabit adalah focus dari riset berkelanjutan. Namun disamping penatalaksanaan
agresif gejala dan komplikasi yang sama-sama penting, baru-baru ini terdapat beberapa
modalitas terapi primes untuk penyakit sel sabit.

• PBSCT: dapat menyembuhkan anemia sel sabit tetapi hanya dapat diterapkan untuk
sebagian kecil pasien karena tidak adanya donor yang kompatibel atau karena kerusakan
organ berat yang mungkin telah dialami oleh pasien adalah kontraindiksi untuk PBSCT

• Terapi farmakologis

• Terapi transfusi

• Pantau fungsi pulmonal dan hipertensi pulmonal

• Berikan asam folat untuk menyeimbangi kebutuhan sumsum tulang yang meningkat

• Terapi suporatif untuk mencakup penatalaksanaan nyeri


KOMPLIKASI
KOMPLIKASI

a. Pemeriksaan otot buruk

b. Daya konsentrasi menurun

c. Hasil uji perkembangan menurun

d. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

e. Sepsis

f. Sensitifitas terhadap antigen donor yang berreaksi-silang menyebabkan


perdarahan yang tidak terkendali

g. Cangkokan vs penyakit hospes (timbul setelah pencangkokan sumsum tulang)

h. Kegagalan cangkok sumsum

i. Leukimia mielogen akut berhubungan dengan anemia fanconi.

Anda mungkin juga menyukai