Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN

REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 110/M-IND/PER/12/2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI DAN
RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI
KABUPATEN/KOTA
DEFINISI
INDUSTRI adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah baku dan/at
sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih

INDUSTRI PENGOLAHAN NONMIGAS adalah industri yang masuk kategori C d


Indonesia (KBLI), tidak termasuk Industri Batubara dan Pengilangan Migas

MENTERI adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bida

PEMERINTAH DAERAH adalah pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang memp


urusan pemerintahan pilihan sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah
Pasal 3
•Gubernur dan Bupati/Walikota WAJIB menyusun Rencana
Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) dan Rencana
Pembangunan Industri Kabupaten/Kota (RPIK)
•Penyusunan RPIP dan RPIK mengacu pada Peraturan
Menteri Perindustrian RI No : 110/M-IND/PER/2015
RPIP disusun dengan memperhatikan :

Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Potensi Sumber Daya Industri Daerah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan/atau RTRW Kabupaten/Kota

Keseraian dan Keseimbangan kebijakan pembangunan industri di kab/kota serta kegiatan


sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan

Proyeksi penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan untuk industri


RPIK disusun dengan memperhatikan :
•Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional

•Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kab/Kota dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kab/Kota

•Potensi Sumber Daya Industri Daerah

•Potensi Sumber Daya Industri Daerah

•Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan/atau RTRW Kabupaten/Kota

•Keseraian dan Keseimbangan dengan kegiatan sosial ekonomi serta daya dukung lingkungan

•Proyeksi penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan untuk industri


Pasal 6
• Peta Panduan
Pengembangan Industri
Unggulan Provinsi (apabila
Pasal 11
ada) diintegrasikan dalam Pasal 9 • Pemda menyusun Perda
RPIP • Perda tentang RPIP dan tentang RPIP dan RPIK
• Peta Panduan RPIK berlaku untuk jangka paling lama 2 tahun
Pengembangan waktu 20 tahun terhitung sejak
Kompetensi Inti Industri Permenperin diundangkan
Kab/Kota Unggulan
(apabila ada)
diintegrasikan
TAHAPAN MENYUSUNAN RPIP

Naskah Akademis & Rencana Pembangunan


Industri Provinsi (RPIP)

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi

Evaluasi dan Rekomendasi dari Menteri

Ditetapkan menjadi Peraturan Daerah


TAHAPAN MENYUSUNAN RPIK

Rencana Pembangunan Rancangan Peraturan Ditetapkan menjadi


Evaluasi oleh Gubernur
Industri Kab/Kota (RPIK) Daerah Kab/Kota Peraturan Daerah
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RPIP DAN RPIK

•Pembinaan dan Pengawasan terhadap RPIP


Menteri •Pembinaan, Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi terhadap
Pelaksanaan Perda RPIP

•Pembinaan dan Pengawasan terhadap RPIK


Gubernur •Pembinaan, Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi terhadap
Pelaksanaan Perda RPIK

LAPORAN PELAKSANAAN RPIK

•Menyampaikan Laporan Pelaksanaan RPIK kepada Gubernur 1


tahun sekali
•Meliputi : Pertumbuhan Industri, Kontribusi Sektor Industri
Bupati/Walikota terhadap PDRB, Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri,
Realisasi Investasi Sektor Industri, Ekspor Produk, Permasalahan
dan Penyelesaian Sektor Industri
FORMAT ACUAN RPIP DAN RPIK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang, menguraikan secara kualitatif :
- Aspek Geografis
- Demografi
- Ekonomi
- Industri
- Potensi
- Permasalahan Utama Pembangunan Industri
- Pentingnya RPIP/RPIK
B. Dasar Hukum
C. Sistematika Penulisan
II. GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN INDUSTRI
A. Kondisi Daerah, menguraikan secara kuantitatif :
- Aspek Geografis
- Aspek Demografi
- Aspek Infrastruktur : Jalan, Pelabuhan, Bandar Udara, Air, Listrik
- Aspek Pertumbuhan Ekonomi
- Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri
- Kontribusi masing-masing Sektor Industri
- Jumlah Unit Usaha Setiap Sektor Industri
- Ekspor dan Impor Produk Industri (minimum 3 tahun terakhir
B. Sumber Daya Industri
- Sumberdaya Manusia Sektor Industri
- Sumberdaya Alam sebagai Bahan Baku dan Energi
- Lembaga Diklat dan Litbang
- Sumber Pembiayaan Industri
C. Sarana dan Prasarana
- Pengelolaan Lingkungan
- Lahan Industri : Kawasan Industri (KI), Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
- Fasilitas Jaringan Energi dan Kelistrikan
- Fasilitas Jaringan Telekomunikasi
- Fasilitas Jaringan Sumber Daya Air
- Fasilitas Sanitasi
- Fasilitas Jaringan Transportasi
- Infrastruktur Penunjang : Lembaga Uji, Kawasan Berikat, Kawasan Pergudangan
D.Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah
- Sentra IKM
- Unit Pelayanan Teknis (UPT)
- Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL)
- Konsultan IKM
- Pusat Promosi Pengembangan IKM
III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH
A. Visi dan Misi Pembangunan Daerah
B. Tujuan Pembangunan Industri Provinsi/Kab/Kota
C. Sasaran Pembangunan Industri Provinsi/Kab/Kota
- Pertumbuhan Sektor Industri
- Kontribusi Industri Nonmigas terhadap PDRB
- Nilai Ekspor Produk Industri
- Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri
- Nilai Investasi Sektor Industri
IV. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI/KAB/KOTA
A. Strategi Pembangunan Industri
Mengintegrasikan pendekatan dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan industri melalui program-program indikatir
B. Program Pembangunan Industri
1. Penetapan, Sasaran dan Program Pengembangan Industri Unggulan
2. Pengembangan Perwilayahan Industri
3. Pembangunan Sumber Daya Industri
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
5. Pemberdayaan Industri
V. PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai