Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA

SEBAGAI SISTEM
ETIKA
PENGERTIAN ETIKA
 Etika  kajian ilmiah terkait etiket atau moralitas.
 Etika  sebagai aturan kesusilaan / sopan santun.
 Istilah yg tepat  etiket pergaulan  etiket
jurnalistik, etiket kedokteran, dll.
 Scr etimologis (asal kata), etika berasal dari bhs
Yunani, ethos : watak kesusilaan atau adat. Identik
dengan moral yg berasal dari bhs Latin mos (jamak
mores) = adat atau cara hidup.
 Kata etika dan moral ada kesamaan arti, dalam
pemakaian sehari-hari digunakan secara berbeda.
 Moral / moralitas  digunakan utk perbuatan yg
sedang dinilai.
 Etika  digunakan utk mengkaji sistem nilai yang
ada.
 Dalam bahasa Arab, padanan kata etika = akhlak.
Jamaknya khuluk = perangai, tingkah laku atau
tabiat.
ALIRAN-ALIRAN BESAR ETIKA
Ada 3 teori / aliran besar bagian etika :
1) Etika Deontologi (ED)

Memandang tindakan baik atau buruk


berdasarkan apakah tindakan itu sesuai /
E tidak sesuai kewajiban.

D Tak mempersoalkan akibat dari


tindakan tersebut, baik atau buruk.
Kebajikan  ketika seorang
melaksanakan apa yang sudah menjadi
kewajibannya
Tokoh ED  Immanuel Kant (1734 – 1804).
 Kewajiban moral  sebagai manifestasi hukum moral adalah
sesuatu yang sudah ditanam dalam setiap diri pribadi manusia
yang bersifat uuniversal.
 Manusia suadah dibekali pemahaman  tindakan itu baik atau
buruk seharusnya melakukan kebaikan dan meninggalkan
keburukan sebagai perintah tanpa syarat (imperatif / kategoris).

Contoh :
 Kewajiban moral tidak korupsi  merupakan tindakan tanpa
syarat yg hrs dilakukan oleh setiap mns.
Bukan krn hasil atau adanya tujuan ttt yang akan diraih.
Sebenarnya, scr moral sudah tahu bahwa korupsi  tindakan yg
buruk.
2) ETIKA TELEOLOGI (ET)
 ET kebaikan dengan ED

Memandang baik atau buruk berdasarkan


tujuan atau akibat dari perbuatan itu.

Membantu kesulitan ED, ketika


E dihadapkan pada atau lebih kewajiban
yang bertentangan satu dengan yang lain.
T
Jawaban ET bersifat situasional 
memilih mana yang membawa akibat baik
walaupun harus melanggar kewajiban
nilai norma yang lain.
CONTOH :
a) Ketika bencana sedang terjadi, situasi
biasanya chaos. Keadaan chaos, memenuhi
kewajiban sering sulit dilakukan.
b) Kewajiban pakai helm bagi pengendara motor,
tak dapat dipenuhi karena lebih fokus pada
satu tujuan mencari keselamatan.
c) Kewajiban bayar pajak dan hutang  sulit
dipenuhi karena akan kehilangan harta benda.

Dalam situasi diatas, ET perlu dipertimbangkan,


yaitu dari akibat baik, bbrp kewajiban mendapat
toleransi tak dipenuhi.
KEMUDIAN MUNCUL PROBLEM  AKIBAT
YANG BAIK ITU, BAIK MENURUT SIAPA ?

Pelaku ?
Apakah
baik untuk
Orang lain ?

Dari pertentangan diatas, ET digolongkan


menjadi 2 yaitu :
a) Egoisme etis
b) Utilitarianisme
A) EGOISME ETIS (EE)
Memandang tindakan yg baik adalah
tindakan yang berakibat baik untuk
pelakunya.
E
Dibenarkan tiap orang mengejar
E
kebahagiaan utk dirinya. Dianggap salah /
buruk bila membiarkan dirinya rugi /
sengsara

b) Etika Utilitarianisme (EU)

 EU  menilai baik / buruknya suatu perbuatan tergantung


bagaimana akibatnya terhadap banyak orang.
 Tindakan baik, bila manfaatnya besar bagi banyak orang.
3) ETIKA KEUTAMAAN (EK)

Tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan

Tidak mendasarkan pada penilaian moral pada


kewajiban terhadap hukum moral, tetapi pada

E pengembangan karakter moral diri setiap orang

K Orang tak hanya melakukan tindakan yang baik,


melainkan menjadi orang yang baik.

Karakter moral dibangun dengan cara meneladani


perbuatan-2 baik yang dilakukan oleh para tokoh besar.
Internalisasi dibangun melalui cerita, sejarah yg
mengandung nilai-2 keutamaan agar dihayati dan ditiru
masyarakat.
ETIKA PANCASILA (EP)
Tak bertentangan dg aliran-aliran besar etika.
Merangkum aliran-2 besar etika.

Mendasarkan penilaian baik dan buruk pada


nilai PS  yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
EP
Perbuatan dikatakan baik bukan hanya
bertentangan dengan nilai-2 tsb, tetapi juga
sesuai dan mempertinggi nilai-2 PS.
Nilai-nilai PS bersifat universal, dapat diterima
oleh siapapun dan kapanpun.

Berbicara ttg nilai-2 yang sangat mendasar


dalam kehidupan manusia
NILAI-NILAI MENDASAR DALAM
KEHIDUPAN PANCASILA:

 Nilai Ketuhanan  menghasilkan nilai spiritualitas,


ketaatan dan toleransi.
 Nilai Kemanusiaan  menghasilkan nilai kesusilaan, tolong
menolong, penghargaan, penghormatan, kerjasama, dll.
 Nilai Persatuan  menghasilkan nilai cinta tanah air,
pengorbanan, dll.
 Nilai Kerakyatan  menghasilkan nilai menghargai
perbedaan, kesetaraan, dll.
 Nilai Keadilan  menghasilkan nilai kepedulian,
kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dll.
PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PERSOALAN
BANGSA & NEGARA
(Studi Kasus Korupsi)

Memprihatinkan, banyak masalah dalam bentuk krisis


multidimensional (Epoleksosbud, Hankam, Pendidikan, dll)

Hulunya krisis moral, yg tragisnya dilakukan oleh eksekutif,


legeslatif maupun yudikatif.
NKRI
Moralitas memegang kunci guna mengatasi krisis moral.

Indikator kemajuan B. Ind tak cukup diukur hanya dari


kepandaian WNI, kekayaan alam, dll tetapi yg mendasar adalah
bangsa tsb memegang teguh moralitas.
Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah
tindakan suatu bangsa.
Individu

Moralitas Sosial

Mondial

a. Moralitas Individu (MI)


1) Lebih merupakan kesadaran ttg prinsip baik yg bersifat
kedalam.
2) Tertanam dalam diri manusia, berpengaruh thd cara berpikir
dan bertindak.
3) Orang yg memiliki moralitas individu yg baik akan muncul
dalam sikap dan perilaku (sopan, rendah hari, toleran, suka
menolong, bekerja keras, rajin ibadah, rajin belajar, tidak suka
menyakiti orang lain dll).

Moralitas Individu  muncul dr dlm, bkn krn dipaksa dr luar.


 berakumulasi menjadi moralitas sosial, shg tampak perbedaan
masy bermoral tinggi dan rendah.
b. Moralitas Sosial (MS)
 Tercermin dari MI dalam melihat kenyataan sosial.
 Seorang MI-nya baik, dpt MS-nya kurang baik, terutama
bagaimana berinteraksi dg masy yg majemuk. Sikap
toleran, suka membantu hanya ditujukan kepada orang
dikelompoknya, ttp tak toleran pd orang lain diluar
kelompoknya.

 MI dan MS  memiliki hub sangat erat dan saling


mempengaruhi.
 MI dpt dipengaruhi MS atau sebaliknya seorang yang MI-
nya baik, ketika hidup dilingkungan masy yg bermoral
buruk, dpt menjadi amoral. Hal ini sering terjadi
dilingkungan pekerjaan. Ketika lingkungan pekerjaan
berisi orang-2 yg bermoral busuk  orang yg bermoral
baik akan dikucilkan / diperlakukan tidak adil.
c. Moralitas Mondial (MM)

Bersifat universal
Moralitas Berlaku dimanapun dan kapanpun
mondial
Terkait dg keadilan, kemanusiaan,
 Moralitas analogkemerdekaan dsb kuda yg harus
= kusir kereta
mampu mengarahkan kereta akan berjalan. Arah
perkalanan, tak lepas dari kemana tujuan hendak
dituju.
 Orang bermoral  tahu arah mana yg dituju, shg
langkah dan pikiran hanya diarahkan ke tujuan
kesenangan dunia atau akhirat.

Anda mungkin juga menyukai