Anda di halaman 1dari 29

PENANGANAN AWAL DAN RUJUKAN DENGAN MELAKUKAN

IDENTIFIKASI KASUS
Disusun Oleh Kelompok 2:

AYU RETNO SAFITRI (102017003) GULIF TRIANA (102017010)

JIHAN HUDA LAILLA (102017015)


INDAH MURNITASARI (10217014)
LUTFI NUR AZIZAH (102017018)
KENLY ZUBDATAN NI’MAH (10217016)
SILVIA DEVI ANGGRAENI (102017030)
MARLIANA YUPITA (102017019)
MUKTI RAHMAWANGI ( 102017022)

DOSEN PEMBIMBING MATA KULIAH ASKEB GADAR MATERNAL NEONATAL


NURMA IKA ZULIYANTI, S.S.T,. M.KES
KEGAWATDARURATAN
Kegawatdaruratan - situasi serius dan kadang kala berbahaya yang
terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamatkan jiwa atau nyawa

Kegawatdaruratan obstetric  kondisi kesehatan yang mengancam


jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah kelahiran.
Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang
mengancam keselamatan ibu dan bayinya

Kegawatdaruratan neonatal - situasi yang membutuhkan evaluasi dan


manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28
hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan
psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja
timbul sewaktu-waktu
Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan

Secara umum terdapat 4 penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi
baru lahir dari sisi obstetri, yaitu (1) perdarahan;
(2) infeksi sepsis;
(3) hipertensi dan preeklampsia/eklampsia; dan
(4) persalinan macet (distosia). Persalinan macet hanya terjadi pada saat
persalinan berlangsung, sedangkan ketiga penyebab yang lain dapat terjadi
dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Manifestasi Klinik Kasus Kegawatdaruratan

1. Kasus perdarahan, dapat bermanifestasi mulai dari perdarahan berwujud bercak merembes, profus, sampai syok.
2. Kasus infeksi dan sepsis, dapat bermanifestasi mulai dari pengeluaran cairan pervagianam yang berbau, air
ketuban hijau, demam, sampai syok.
3. Kasus hipertensi dan preeklampsia/eklampsia,dapat bermanifestasi mulai dari keluhan sakit/ pusing kepala,
bengkak, penglihatan kabur, kejang-kejang, sampai koma/pingsan/ tidak sadar.

4. Kasus persalinan macet, lebih mudah dikenal apabila kemajuan persalinan tidak berlangsung sesuai dengan batas
waktu yang normal, tetapi kasus persalinan macet ini dapat merupakan manifestasi ruptur uteri.
5. Kasus kegawatdaruratan lain, bermanifestasi klinik sesuai dengan penyebabnya.
Kegawatdaruratan Maternal
PERDARAHAN POSTPARTUM

perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah sebanyak 500 mL


atau lebih setelah selesainya kala III. Oleh karena itu, wanita melahirkan secara
pervaginam mengeluarkan darah sebanyak itu atau lebih, ketika diukur secara
kuantitatif.

 Saat ini perdarahan postpartum dibagi dalam 2 kategori yaitu :


1. Perdarahan post partum primer, bila perdarahan terjadi dalam 24 jam pertama.
2. Perdarahan post partum sekunder, bila perdarahan terjadi setelah 24 jam pertama hingga 6 minggu setelah
persalinan
KEGAWATDARURATAN MATERNAL

PENINGKATAN ANGKA KEMATIAN DI


NEGARA BERKEMBANG PENYEBAB : 4T

1. Tone (Atonia Uteri )


2. Trauma-trauma Uteri,
Serviks atau Vagina
3. Tissue (Retensio Plasenta
Atau Bekuan Darah)
4. Trombosis
KLASIFIKASI PERDARAHAN POST PARTUM

Kehilangan Darah Tekanan Darah (Sistolik) Tanda dan Gejala Derajat Syok

500-1000ml Normal Palpitasi, Takikardi, Terkompensasi


(10-15%) Gelisah
1000—1500ml Menurun ringan Lemah Takikardi, Ringan
(15-25%) (80-100mmHg) Berkeringat
1500-2000ml Menurun sedang (70- Sangat lemah, Pucar, Sedang
(25-35%) 80mmHg) Oliguria
2000-3000ml Sangat turun (50-70 Kolaps, sesak Berat
(35-50%) mmHg) nafas,Anuria
KEGAWATDARURATAN NEONATAL

HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR Penyebab terjadinya hipotermi pada BBL di masa perinatal
yaitu:
1. Jaringan lemak subkutan tipis,
2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan
besar,
3. Bayi baru lahir tidak mempunyai respon shivering
(menggigil) pada reaksi kedinginan,
4. Asfiksia yang hebat,
5. Resusitasi yang ekstensif,
6. Lambat sewaktu mengeringkan bayi
7. Distress pernapasan,
8. Sepsis
9. Pada bayi prematur atau bayi kecil memiliki cadangan
glukosa yang sedikit.
Mekanisme Hilangnya Panas pada Bayi Baru Lahir

1 Penurunan produksi panas

Peningkatan panas yang hilang (Konduksi, Konveksi, Radiasi,


2
Evaporasi)

3 Kegagalan Termoregulasi
Ciri-ciri Hipotermi pada Bayi Baru
Lahir Normal Penanganan Hipotermia Secara Umum untuk Bayi Baru
Lahir
1. Bayi menggigil (walau biasanya 1. Mengeringkan bayi segera setelah lahir
ciri ini tidak mudah terlihat pada 2. Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan
bayi kecil) selimut,diberi tepi atau tutup kepala,kaos tangan
2. Kulit anak terlihat belang-belang, dan kaki
merah campur putih atau timbul 3. Memberi ASI sedini mungkin segera setelah
bercak-bercak. melahirkan agar dapat merangsang rooting refleks
dan bayi mendapat kalori.
3. Anak terlihat apatis atau diam 4. Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam
saja. perjalanan pada waktu merujuk.
4. Gerakan bayi kurang dari normal. 5. Memberikan penghangatan pada bayi baru lahir
secara mandiri.
5. Lebih parah lagi jika anak 6. Melatih semua orang yang terlibat dalam
menjadi biru yang bisa dilihat pertolongan persalinan.
pada bibir dan ujung-ujung 7. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu
jarinya. tubuh bayi stabil.
Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal

1. Stabilisasi pasien gawat darurat Obstetri dan Neonatal.


2. Melakukan Kompresi Bimanual pada ibu dengan perdarahan postpartum.
3. Melakukan Manual plasenta pada kasus retensio placenta.
4. Melakukan digital kuretase pada kasus sisa/rest plasenta.
5. Melakukan resusitasi sederhana pada kasus asfiksia bayi baru lahir.
6. Melakukan Metode Kanguru pada BBLR diatas 2000 gram.
7. Melakukan rujukan pasien maternal dan neonatal.
Langkah-langkah rujukan dalam pelayanan kebidanan

1. Menentukan kegawatdaruratan 6. Pengiriman Penderita


penderita
2. Menentukan tempat rujukan 7. Tindak lanjut penderita
3. Memberikan informasi pada pasien
& keluarga 8. Persiapan penderita

4. Mengirimkan informasi ke tempat 9. Pengiriman Penderita


rujukan
5. Persiapan penderita 10.Tindak lanjut penderita
Contoh Kasus dan Identifikasinya pada Maternal
PRINSIP :
1. TEGAKKAN DIAGNOSIS SECARA CEPAT
2. KENALI SUMBER DAYA DAN KEMAMPUAN UNTUK KOMPENSASI
3. RESUSITASI AKTIF PADA PERDARAHAN MASSIF
4. IDENTIFIKASI PENYEBAB DASAR
5. MENGATASI PENYEBAB
Faktor Resiko Perdarahan Post Partum
1. antepartum
2. intrapartum
3. postpartum
ANTEPARTUM
1. Riwayat HAP sebelumnya atau plasenta manual
2. solusio plasenta, terumtama jika tidak terdeteksi
3. kematian fetus intra uterin
4. plasenta previa
5. hipertensi dalam kehamilan dengan protein uria
6. regangan berlebihan pada uterus (missal gemeli, polihidramnion)
7. kelainan perdarahan sebelum kehamilan (missal ITP)
INTRAPARTUM
1. Persalinan operatif – SC atau prvaginam dengan alat
2. Persalinan lama
3. Persalinan cepat
4. Induksi atau augmentasi
5. Korioamnionitis
6. Distosia bahu
7. Versi podalik internal dan ekstraksi bayi kembar yang kedua
8. Koagulopati yang didapat (misal: HELLP, DIC)
POSTPARTUM
1. Laserasi atau episiotomy
2. Retensi plasenta atau plasenta abnormal
3. Ruptura uteri
4. Inversi uteri
5. Koagulopati yang didapat (missal: DIC)
PENCEGAHAN
1. Waspada
2. Manajemen aktif kala III
a. Oksitosin profilaksis
1)10 U IM
2)20 U/L N/S IV tetesan cepat
3. Penjepitan dan pemotongan tali pusat dini
4. Penegangan tali pusat terkendali dengan penekanan suprapubik arah berlawanan
IDENTIFIKASI KASUS PPP
1. Pertimbangkan faktor resiko
2. Observasi perdarahan pervaginam
3. Nilai perdarahan dari vagina diikuti C/S
INGAT :
1. Perkiraan kehilangan darah
2. Manipulasi lanjutan dapat memperbesar kehilangan darah
3. Kehilangan darah dapat ditoleransi pada saat tertentu
DIAGNOSIS APA PENYEBABNYA?
1. Lakukan pemeriksaan fundus
2. Inspeksi traktus genetal bawah
3. Eksplorasi uterus
a. Sisa plasenta
b. Ruptura Uteri
c. Inversi Uteri
4. Lakukan pemeriksaan koagulasi
PENATALAKSANAAN
ABC PERDARAHAN OBSTETRI
A = Airway
B = Breathing
C = Circulation
Tatalaksana :
1. Bicara dan observasi pasien
2. Jalur IV besar (Nomor 16)
3. Kristaloid jumlah banyak
4. Hitung darah lengkap (DPL)
5. Golongan darah dan cross-matched
6. Minta pertolongan
PENATALAKSANAAN
NILAI FUNDUS
1. Simultan dengan ABC
2. Atonia merupakan penyebab utama perdarahan post partum
3. Jika lembek massase bimanual
a. Singkirkan inversion uteri
b. Mungkin terdapat trauma traktus bagian bawah
c. Evakuasi bekuan darah dari vagina dan serviks
d. Membutuhkan eksplorasi manual pada saat ini
Uterus tidak
berkontraksi

1. Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban


2. Kompresi Bimanual Interna

1. Pertahankan KBI selama 1-2 ‘


YA 2. Keluarkan tangan hati-hati
Uterus berkontraksi 3. Awasi kala IV

TIDAK
1. Ajarkan keluarga untuk KBE
2. Keluarkan tangan KBI secara hati-hai
3. Injeksi Metil Ergometrin 0,2mg I.m
4. Pasang infus RL +20 IU oksitosin guyur
5. KBI lagi

YA
Uterus kontraksi Awasi Kala IV
TIDAK
1. RUJUK
2. Lanjutkan infus +20 IU oksitosin minimal 500ml/jam s/d tempat rujukan
Contoh Kasus Kegawatdaruratan Neonatal

Penatalaksanaan neonates dengan asfiksia :

Ante/Intrapartum

Bila ada kegawat janin utamanya sebelum aterm, yang terpikir penyakit membrane hyaline (kematangan paru)
pada bayi.

Penatalaksanaan :

Pertahankan kehamilan (kolaborasi medis) dengan pemberian tokolitik dan antibiotic untuk mencegah infeksi.

Kehamilan < 35 mgg, kehamilan tidak dapat dipertahankan untuk percepat kematangan paru dengan kortikostiroid
dosis tunggal.
Persiapan Sebelum lahir
Menyiapkan alat resusitasi (dari perawatan perinatology)
1. Meja resusitasi, lampu penghangat
2. penghisap lendir disposable dan suction pump bayi
3. ambulance incubator
4. O2 dengan flowmeter
RESUSITASI
1. Tentukan skor apgar 1 dan 5 menit (masing-masing untuk mementukan diagnose/ ada
tidaknya asfiksia dan berikutnya untuk menentukan prognosa bayi)
2. lakukan resusitasi tahap 1-5 sesuai kondisi bayi
Pasca Resusitasi
1. lakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
2. tentukan masa gestasi berdasarkan skor Dubowitz/ modifikasi
3. lakukan perawatan tali pusat dengan antibiotic/antiseptk dengan kasa steril
4. tetes mata/ zalf mata untuk cegah GO
5. Vit K 1 IM /1-2 mg/per oral
6. Beri identitas bayi dan ibu yang sama
7. perawatan BBLR sesuai dengan masa gestasi
◦ A. Perawatan 1/ rawat gabung rooming in
◦ B. perawatan 2/ perawatan khusus utk observasi
◦ C. perawatan 3/ perawatan intensif neonatus (neonatal intensive care unit)
Penatalaksanaan Pasca Resusitasi yang Berhasil

1. hindari kehilangan panas


• Lakukan kontak kulit dengan dada ibu (metode kanguru) dan selimuti bayi
• Letakkan dibawah radiant heater, jika tersedia
2. Periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit
Jika bayi sianosis atau biru atau sukar bernafas (frekuensi <30/ >60x/menit, tarikan dinding dada kedalam atau merintih)
SEKIAN
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai