Anda di halaman 1dari 30

K E PA N I T E R A A N K L I N I K LogoType

KSM KULIT DAN KELAMIN


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Laporan Kasus
“SKABIES”

Pembimbing klinis :
dr. Nyoman Yudha Santosa, Sp.KK

Disusun oleh:
Eky Aditya Prastama, S.Ked
FAB 118 088
PENDAHULUAN

Skabies (kudis, gudik,budukan)


penyakit kulit  infestasi dan sensitasi
“Sarcoptes scabiei var. hominis” dan produksnya

Parasit kutu
faktor  kebersihan yang buruk, kesalahan diagnosa
perkembangan dermografik serta ekologi.
I.M.S (infeksi menular seksual)

 Ditandai gatal malam hari (Pruritus nokturna)


 Mengenai sekelompok orang
 Predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat dan lembat.
LAPORAN KASUS
Anamnesis dilakukan pada hari selasa, 8 oktober 2019, pukul
10.00 WIB dengan pasien di Poli Kulit dan Kelamin RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya
IDENTITAS PASIEN

Nama penderita : Tn. R


Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 26 November 1968 (51 tahun)
No. Rekam Medik : 32.47.90
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Tukang Gorengan
Alamat : Jl. Mendawai
KELUHAN UTAMA

Bintik-bintik/plenting kecil berair di sela


jari tangan, pusar, genitalia, selangkangan
dan kaki
± 3 bulan SMRS.
ANAMNESIS

Bintik-bintik/plenting kecil berair di sela jari tangan,


pusar, genitalia, selangkangan dan kaki Sejak 3 bulan SMRS

Gatal  pasien manggaruknya Gatal  terjadi paling berat


sampai pecah malam hari

Berawal  dari sela-sela jari


tangan kanan kemudian meluas
Riwayat penyakit keluarga
Anaknya mengeluh gatal-gatal pada tangan
dan jari tetapi tidak ada bintik-bintik atau
plenting pada sela jari tangan, dan gatal
hilang timbul waktu tidak menentu

Riwayat penyakit keluarga


Sprei tempat tidur pasien diganti seminggu
sekali. Pasien tidur di kamar bersama istri dan
kadang-kadang bersama anaknya, kasur
pasien tidak pernah di jemur

Riwayat sosio-ekonomi
Pasien bekerja sebagai tukang gorengan
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign UJUD KELAINAN KULIT (UKK)
KU : Tampak sakit sedang
TD : 105/70 mmHg Lokasi  sela jari tangan, pusar, genitalia, selangkangan dan
N : 78 x/menit kaki
R : 19 x/menit
S : 36,9 C Effloresensi
Ditemukan : papul dan vesikel dengan ukuran milier, batas
tegas, dan kulit sekitarnya tampak eritema. Beberapa
Pemeriksaan vesikel tampak telah pecah dan tertutup oleh krusta
Generalisata  Dalam berwarna kecoklatan. Dan ditemukan likenifikasi.
batas normal
putih/keabu-abuan, berbentuk
garis lurus/berkelok, pada
pustula ujung terowongan ditemukan
papul
Vesikel yang telah
pecah dan dasarnya
eritema  tertutup
krusta

Papul
Vesikel yang telah
pecah dan dasarnya
eritema  tertutup
krusta

Likenifikasi
Likenifikasi
putih/keabu-abuan, berbe
ntuk garis lurus/berkelok,
pada ujung terowongan di
temukan papul
DIAGNOSIS

Anamnesis + pemeriksaan fisik  SKABIES


TATALAKSANA
Non medikamentosa Medikamentosa
• Menjaga kebersihan badan pasien. • Topical: Permethrin 5% cream
• Seluruh pakaian, seprei direndam (medscab)
dengan air panas / direbus. • Antihistamin :cetirizine 1x1/hari
• Menjemur tempat tidur, tikar, dan karpet. • Kortikosteroid oral: metil
• Tidak tidur 1 kamar dengan anak dan istri prednisolone 4 mg 1 x 1/hari
dan tidak berubungan badan selama
• Antibiotik topical: Asam fusidat
masa pengobatan skabies hingga
dinyatakan dokter telah sembuh.
(Fuson 10 gr) 1 x 1/hari
• Melakukan pengobatan dan keluarga yg
dicurigai tertular.
• Disarankan kontrol kembali setelah obat
habis.
penyakit kulit yang  infestasi dan
sensitasi terhadap Sarcoptes
scabiei var. hominis dan
produksnya

6 % - 27 % populasi umum dan cenderung


tinggi pada anak-anak serta remaja kebersihan yang buruk dan
IMS (infeksi menular seksual)
Cara Penularan
Kontak langsung  berjabat
tangan, tidur bersama, hubungan
seksual
Kontak tak Langsung (Benda)
 pakaian, handuk, sprei, bantal
dll
Siklus Hidup

Siklus Hidup Sarcoptes scabiei

Jantan & betina


Predileksi
Patogenesis
Sarcoptes Masuk ke
2-4 minggu
Scabiei dalam kulit

Infestasi Kulit

Garukan Host tersensitisasi


tungau dan produknya
Pruritus lalu menimbulkan hiper
sensitivitas

Erosi, ekskoriasi, krusta,


dan infeksi sekunder
Gejala Klinis
GEJALA KLINIS
Pruritus noktura

Menyerang secara kelompok


Ditemukan
2 dari 4
gejala (+)
Terdapat terowongan pada tempat predileksi berwarna putih/keabu-abuan,
berbentuk garis lurus/berkelok, pada ujung terowongan ditemukan papul / vesikel

Menemukan tungau
Pemeriksaan penunjang
Usap (Swab) Kulit
Pemeriksaan usap kulit dilakukan dengan
selotip transparan yang dipotong sesuai
ukuran gelas objek (25x50mm).

Mengambil Tungau dengan


Jarum
jarum ditusukkan di terowongan bagian
yang gelap lalu diangkat ke atas  biasa
nya tungau akan memegang ujung jarum
sehingga dapat diangkat keluar
Burrow Ink Test
Papul skabies diolesi tinta India menggunakan
pena lalu dibiarkan selama 20-30  (+) tinta
masuk ke dalam terowongan dan membentuk
gambaran khas berupa garis zig zag
Pemeriksaan penunjang

Kerokan Kulit

Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh 


papul atau terowongan ditetesi minyak mineral lalu dikerok
dengan skalpel steril yang tajam untuk mengangkat bagian
atas papul atau terowongan  ditetesi KOH, ditutup
dengan kaca penutup kemudian diperiksa dengan
mikroskop
VARIAN SKABIES
Skabies Norwegia (skabies berkursta)

dermatosis berkursta pada tangan dan


kaki, kuku yang distrofik, serta
skuama yang generalisata  menular
tetapi rasa gatalnya sangat sedikit

Skabies Nodular

Skabies dapat berbentuk bila lama


tidak mendapat terapi
Penatalaksanaan
Jenis Obat Dosis Keterangan
Permethrin 5% cream Dioleskan lalu diamkan selama 8-14 jam, Terapi lini pertama di US dan kehamilan kategori B
diulangi 7 hari sekali
Lindane 1% lotion Dioleskan dan diamkan selama 8 jam Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun kebawah,
setelah itu dibersihkan, oleskan kedua wanita selama masa kehamilan dan laktasi.
diberikan 1 minggu kemudian.
Crotamiton 10% Dioleskan selama 2 hari berturut-turut, Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya tidak
cream lalu diulangi dalam 5 hari. sebaik topikal lainnya.

Precipitatum Sulfur Dioleskan selama 3 hari lalu dibersihkan. Aman untuk anak kurang dari 2 bulan dan wanita dalam
5-10% masa kehamilan dan laktasi, tetapi tampak kotor dalam
pemakaiannya dan data efisiensi obat in masih kurang.

Benzyl Benzoat 10% Dioleskan selama 24 jam lalu dibersihkan Efektif namun dapat menyebabkan dermatitis pada wajah
lotion
Ivermectin 200 υg/kg Dosis tunggal oral, bisa diulangi selama Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman. Dapat
10-14 hari digunakan bersama bahan topikal lainnya. Digunakan
pada kasus-kasus scabies berkrusta dan scabies resisten.
PEMBAHASAN
Gatal  terjadi paling berat Pruritus nokturnal
malam hari

Ditemukannya trowongan

Predileksi pada teori

Bintik-bintik/plenting kecil berair di sela jari tangan,


pusar, genitalia, selangkangan dan kaki
Riwayat sosio-ekonomi Cara penularan
Kontak langsung  berjabat
Pasien bekerja sebagai tukang gorengan tangan

Riwayat penyakit keluarga


Menyerang secara
Anaknya mengeluh gatal-gatal pada tangan
kelompok
dan jari tetapi tidak ada bintik-bintik atau
plenting pada sela jari tangan, dan gatal
hilang timbul waktu tidak menentu
Cara penularan
Pasien tidur di kamar bersama
istri dan kadang-kadang bersama
Curiga anaknya, kasur pasien tidak
pernah di jemur
Ditemukan gejala 3  dari
4 gejala yang dijelaskan Skabies

Tatalaksana

Topical: scabisida
(permethrin 5% cream)
Kesimpulan
 Telah dilaporkan kasus seorang laki-laki usia 51 tahun dengan scabies di poliklinik
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Diagnose ditegakan berdasarkan
anamnesis pemeriksaan fisik.
 Anamnesis terdapat  3 dari 4 kriteria diagnosa skabies yaitu Pruritus nokturna
Dan Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi serta
menyerang secara berkelompok.
 Pemeriksaan klinis dermatologi  lesi papul dan vesikel dengan ukuran milier,
batas tegas, dan kulit sekitarnya tampak eritema. Beberapa vesikel tampak
telah pecah dan tertutup oleh krusta berwarna kecoklatan. Dan ditemukan
likenifikasi.
 Penatalaksanaan  obat topikal, antibiotik, anti inflamasi dan analgetik serta
diberikan edukasi. Dan diminta untuk kontrol kembali setelah obatnya habis.
 Seorang  skabies  pengobatan benar  prognosis yang baik.
 pencegahan  penularan skabies  kontak langsung atau dekat dengan
penderita  topikal skabisid.
Daftar Pustaka
1. Stone SP, Goldfarb JN, Bacelieri RE. Scabies, other mites, and pediculosis In: Wolff K, Lowell A, Katz GSI, Paller GAS, Leffell DJ, editor
s. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. United state of America. McGraw-Hill; 2008. p. 2029-2032.
2. Trozak DJ, Tennenhouse JD, Russell JJ. Herpes Scabies. In: Trozak DJ, Tennenhouse JD, Russell JJ editors. Dermatology Skills for Pri
mary Care; An Illustrated Guide: Humana Press; 2006. p. 105-11.
3. Currie JB, McCarthy JS. Permethrin and Ivermectin for Scabies. New England J Med. 2010; 362: p. 718.
4. Boediradja SA, Handoko RP. 2017. Skabies dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Unive
rsitas Indonesia. h. 137-140.
5. Burns DA. Diseases caused by arthropods and other noxious animals. In: Rook’s textbook of dermatology. 8th ed. United kingdom. Wille
y-blackwell; 2010. p. 38.36 – 38.38.
6. Handoko,PR. Skabies. In: Prof.Dr.dr.Adi Djuanda, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed 6. Jakarta. FK UI; 2010.p.122-123.
7. Burns DA. Diseases Caused by Arthropods and Other Noxious Animals. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook
of Dermatology. USA: Blackwell publishing. 2004: 2. 37-47.
8. Beggs J. dkk. Scabies Prevention And Control Manual. USA: Michigan Department Of Community Health. 2005: 4-6.
9. Jones JB. Eczema, lichenidentificatio, prurigo and erythroderma. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s textbook
of dermatology. 8th ed. USA. Willey-blackwell; 2010. p. 23.42 – 22.43.
10. Jones JB. Eczema, lichenidentificatio, prurigo and erythroderma. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s textbook
of dermatology. 8th ed. USA. Willey-blackwell; 2010. p. 23.42 – 22.43.
11. Elston DM. Bites and stings. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors. Bolognia: Dermatology. 2nd ed. USA: Mosby Elsevier; 2008.
p. 84.
12. Amiruddin MD. Skabies. In. Amiruddin MD, editor. Ilmu Penyakit Kulit. Ed 1. Makassar: Bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas k
edokteran universitas hasanuddin; 2003. p. 5-10.
13. Elston DM. Bites and stings. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors. Bolognia: Dermatology. 2nd ed. USA: Mosby Elsevier; 2008.
p. 8.
14. Elston DM, Berger TG, James WD. Parasit Infestations, Stings and Bites: Scabies. In: Andrews’ Diseases of The Skin Clinical Dermatolo
gy. 10th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co; 2006. p 452-4.

Anda mungkin juga menyukai