Anda di halaman 1dari 74

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Disampaikan oleh :
BAHRI
KEPALA SUB DIT. FASILITASI DANA ALOKASI KHUSUS
Dit. Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah
Ditjen Bina Keuangan Daerah
Nganjuk, Agustus 2017
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

OUTLINE

I. LANDASAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN


DAERAH
II. PERUBAHAN POSTUR TRANSFER
III. PENGELOLAAN APBD
IV. PERKEMBANGAN PENYALURAN DANA BOS
V. PERMASALAHAN DANA BOS
VI. PETUNJUK TEKNIS DANA BOS
VII. PENGELOLAAN DANA BOS PADA SATDIKMEN NEGERI
DAN SATDIKSUS NEGERI PADA APBD

3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

I. Landasan Kebijakan Pengelolaan Keuangan


Daerah

4
LANDASAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN
DALAM PENYELENGGARAAN DALAM NEGERI
PEMERINTAHAN DAERAH TERMASUK
(BGN DARI 32 URUSAN)
YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH

UU 5/74

Omnibus UU 22/99
PP 105/00
Regulation KMDN 29/02
UU 25/2004 UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004 UU 33/2004 UU 30/2014

PP PP PP
misal: SAP, dstnya
PP 58/2005
UU 32/2004 (Psl 15, 16, (Omnibus
17, 21,22,23
Regulation)
155, 156) dan PP 38/07
UU 23/2014 : Psl 8, 279
s/d 343 PERMENDAGRI 13/06 PP 41/07
PERMENDAGRI 59/07 PP 18/16

PERMENDAGRI 21/11
PP 24/05
PERMENDAGRI 32/11, 39/12 &14/16
PP 71/10
PERMENDAGRI 64/13 5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

II. Perubahan Postur Transfer

6
Postur KEMENTERIAN
Dana Transfer Ke Daerah
DALAM NEGERI

2015 2016 & 2017


No Jenis DAK Nonfisik
I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAH
1 Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
A. Dana Perimbangan A. Dana Perimbangan
2 Tunjangan Profesi Guru (TPG)
1. Dana Bagi Hasil 1. Dana Transfer Umum
3 Tambahan Penghasilan Guru
2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil (Tamsil)
3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum 4 Tunjangan Khusus Guru di Daerah
B. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Transfer Khusus sangat terpencil
C. Dana Keistimewaan DIY a. DAK Fisik 5 Bantuan Operasional Kesehatan
D. Dana Transfer Lainnya b. DAK Nonfisik dan Keluarga Berencana (BOK dan
BOKB)
B. Dana Insentif Daerah
6 Bantuan Operasional
C. Dana Otsus dan Dana
Penyelenggaraan PAUD (BOP PAUD)
Keistimewaan DIY
7 Dana Peningkatan Kapasitas
II. DANA DESA II. DANA DESA
Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah (P2UKM).
1 Dana Insentif Daerah
2 Bantuan Operasional Sekolah 8 Pelayanan Administrasi
3 Tunjangan Profesi Guru PNSD Kependudukan
Tambahan Penghasilan Guru Pegawai
Postur TKDD mengalami perubahan
4 Negeri Sipil
Proyek Pemerintah Daerah dan dengan reklasifikasi dan refocusing Dana
5 Desentralisasi (P2D2) Transfer lainnya selain Dana Insentif
Daerah menjadi DAK Non Fisik
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Postur DAK Fisik


(dalam trilliun Rupiah)
APBN P APBN
JENIS & BIDANG DAK JENIS & BIDANG DAK
2016 2017
Dana Alokasi Khusus Fisik 89,8 Dana Alokasi Khusus Fisik 58,3
A. DAK Reguler 62,3 A. DAK Reguler 20,4
1. Pendidikan 2,7 1. Pendidikan 6,1
2. Kesehatan dan KB 15,4 2. Kesehatan dan KB 10,0
Perumahan, Air Minum dan 3. Perumahan dan Permukiman 0,6
3. 0,7
Sanitasi 4. Pertanian 1,6
4. Kedaulatan Pangan 4,1 5. Kelautan dan Perikanan 0,9
5. Energi Skala Kecil 0,5 6. Sentra IKM 0,5
6. Kelautan dan Perikanan 1,1 7. Pariwisata 0,5
7. Prasarana Pemda 0,3 B. DAK Penugasan 34,5
8. Lingkungan Hidup & Kehutanan 1,4 1. Pendidikan SMK 1,9
Transportasi (Infrastruktur Jalan, Kesehatan (RS Rujukan dan
9. Perhubungan, dan Transportasi 0,8 2. 4,8
Pratama)
Desa) 3. Air Minum 1,2
Sarana Prasarana Perdagangan 4. Sanitasi 1,2
10. (Sarana Perdagangan, IKM dan 1,3 5. Jalan 19,7
Pariwisata) 6. Pasar 1,0
11. Penyelesaian Kurang Salur 0,6
7. Irigasi 4,0
Sarpras Penunjang (Jalan, Irigasi,
12. 45,1 8. Energi Skala Kecil (Listrik) 0,5
Air Minum, Kesehatan dan Pasar)
C. DAK AFIRMASI 3,5
13. Tambahan DAK 10.3
1. Perumahan dan Permukiman 0,4
B. DAK IPD 24,8
DAK AFIRMASI (Air Minum, Sanitasi, 2. Transportasi (Jalan dan TransDes) 0,8
C. 2,6
Irigasi dan Kesehatan) 3. Kesehatan (Puskesmas) 2,2

8
APBN
KEMENTERIAN 2017
DALAM NEGERI

BELANJA NEGARA DANA DESA


Rp.60 T
2017
ANGGARAN TRANSFER Rp1,315 T
8% KE DAERAH DAN DANA DESA
DAPER
(DAK) Rp677.1 T
ANGGARAN BELANJA NEGARA
DID Rp7.5 T TRANSFER Rp2,080.45 T
KE DAERAH DAN
DANA DANA DESA
OTSUS DAN
Rp764.9 T
DIY Rp20.3 T
ANGGARAN BELANJA
PEMERINTAH PUSAT
92%

DAK
Rp173.4 T
DAK NONFISIK

DANA BOS Rp45,1 T


Rp.58,3T
BOP PAUD Rp3,5 T DAK FISIK
Rp.115,1T
TPG-PNSD Rp55,6 T DAK REGULER Rp20.3 T

TAMSIL GURU PNSD Rp1,4 T DAK PENUGASAN Rp34.5 T


BOK dan BOKKB Rp6,9 T
PK2UKM Rp100 M DAK AFFIRMASI Rp3.5 T
TK GURU PNSD Rp1,7 T
DANA AD-DUK Rp750 M
1,000,000,000
2,000,000,000
3,000,000,000
4,000,000,000
5,000,000,000
6,000,000,000
7,000,000,000
8,000,000,000

-
Prov Aceh

884,4 M
Prov Kepulauan Riau

352.6 M
Prov Sumatera Utara

3.1 T
Prov Sumatera Barat

1.1 T
Prov Riau

1.2 T
Prov Jambi

621.9 M
Prov Sumatera Selatan

1.6 T
Prov Bangka Belitung

256.1 M
Prov Bengkulu

377.6 M
Prov Lampung

1.4 T
Prov DKI Jakarta
Alokasi

1.6 T
Prov Jawa Barat
7.8 T

Prov Banten
Prov Jawa Tengah 2T
5.3 T

Prov DI Yogyakarta
KEMENTERIAN

576.9 M
Prov Jawa Timur
5.4 T

Prov Bali
Dana BOS

789.4 M

Prov NTB
858.8 M

Prov NTT
1.3 T

Prov Kalimantan Utara


133.5 M

Prov Kalimantan Barat


DALAMAPBN

977.5 M

Prov Kalimantan Tengah


471.8 M

Prov Kalimantan Selatan


602.5 M

Prov Kalimantan Timur


NEGERI 2017

697.5 M

Prov Sulawesi Utara


Prov Sulawesi Barat
277.7 M

Prov Sulawesi Tengah


496 M 584.2 M

Prov Sulawesi Selatan


1.7 T

Prov Sulawesi Tenggara


578.3 M

Prov Gorontalo
229.6 M

Prov Maluku
419.3 M

Prov Maluku Utara


Prov Papua
564.1 M

Prov Papua Barat


419.3 M 204.8 M
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

III. Pengelolaan APBD

11
Struktur A P NEGERI
KEMENTERIAN DALAM BD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

PAD Belanja Tdk Langsung Penerimaan Pembiayaan


 Pajak Daerah  B. Pegawai SiLPA
 Retribusi Daerah  B. Bunga  Pencairan d. cadangan
 Hsl Pengelolaan  Penj yang dipisahkan
 B. Subsidi
Keyaan yg Dipisahkan
 B. Hibah  Penerimaan pinjaman
 Lain –lain PAD yg Sah
DANA PERIMBANGAN  B. Bantuan Sosial  Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
 DBH  B. Bagi Hasil
 Penerimaan piutang
 DAU  B. Bantuan Keuangan
Pengeluaran Pembiayaan
 DAK  B. Tidak Terduga
 Pembentukan dana
LAIN 2 PD YG SAH
Belanja Langsung cadangan
 Hibah
 B. Pegawai  Penyertaan modal
 Bantuan Keuangan
 B. Barang & Jasa  Pembayaran hutang
 Dana Darurat
 B. Modal  Pemberian pinjaman
 Dana Penyesuain 12
Proses Perencanaan dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Penganggaran APBD 2017
PERTENGAHAN JUNI –
MEI-2016 JULI 2016

RPJMD RKPD KUA & PPAS


(Nota Kesepakatan)

PAGU/JUKNIS DAK INFO RESMI KEMENKEU PAGU SEMENTARA

DES-2016 30 Nov -2016 OKT-NOP 2016 AGUST-SEPT 2016


DES-2016
PENYAMPAIAN
RAPBD
PERDA APBD &
Evaluasi PMBHSN MITRA
RKA-SKPD
RKA-PPKD
PERSETUJUAN BERSAMA ANTARA
PERKADA TTG KDH & DPRD
& KOMISI
PENJABARAN Mendagri
APBD

JANUARI 2017 JAN-DES 2017 AGS-SEP 2017


Pencermatan/ DPA-SKPD
Ketaatan dan
Kepatuhan DPA PPKD PELAKSANAAN
atas hasil PROG&KEG P-APBD
Evaluasi SPD
Mendagri

13
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pola Penganggaran Menurut UU 33/2014 dan PP 55/2005


Pengganggaran di Daerah

Pemerintah Daerah Provinsi,


Alokasi DAK dalam Perpres Kabupaten/Kota
tentang Rincian APBN 1. Mencantumkan dalam APBD
(Bidang/Subbidang/Jenis DAK 2. Penggunaan dilakukan
sesuai Petunjuk Teknis

Penetapan Petunjuk Teknis


Penggunaan DAK oleh K/L
Teknis

14
Mekanisme Pengangaran Dana
KEMENTERIAN DALAM BOS di Provinsi
NEGERI

PERPRES TENTANG
ALOKASI DANA BOS

TELAH PERDA APBD DAN BELUM


DITETAPKAN PERKADA DITETAPKAN
PENJABARAN APBD

PERDA TELAH PERDA BELUM


PENERBITAN PERGUB
DILAKUKAN DILAKUKAN
PERUBAHAN PERUBAHAN SEBAGAI DASAR
PENGELUARAN DANA BOS
PERUBAHAN
PERUBAHAN PERKADA TENTANG
PERKADA TENTANG PENJABARAN APBD
PERUBAHAN
PENJABARAN APBD
MENDAHULUI
PERUBAHAN PERDA
DITAMPUNG DLM
APBD PERDA APBD
DITAMPUNG DITAMPUNG
DLM PERDA
DALAM PERUBAHAN
LRA APBD
15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

IV. Perkembangan Penyaluran Dana BOS

16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Penyaluran Dana BOS sampai TA 2011

Dana BOS dialokasikan pada Pemerintah 2011


Kab/Kota karena Satuan Pendidikan Dasar
dan Satuan Pendidikan Menengah Rekening KUN
merupakan urusan/kewenangan Kab/Kota.
Dianggarkan pada APBD:
a) Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan Rekening KUD
Pendidikan Menengah yang Kabupaten/Kota
diselenggarakan pemerintah Provinsi
(Negeri) dianggarkan dalam bentuk
Program dan Kegiatan. Progra/
hibah Kegiatan
b) Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan
Pendidikan Menengah yang
diselenggarakan masyarakat (Swasta) Rek
Satdikdas
dianggarkan pada APBD Provinsi dalam Satdikdas
Negeri
bentuk hibah Swasta

17
Hasil Evaluasi BOS 2011
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

1. Keterlambatan Pencairan.
Pada penyaluran BOS TA 2011, jumlah Kab/Kota yang mencairkan dana tepat
waktu, dari 497 Kab/Kota, adalah sebesar:
a) Triwulan I : 21 Kab/Kota (4,23%);
b) Triwulan II : 54 Kab/Kota (10,87%);
c) Triwulan III : 34 Kab/Kota (6,84%)
d) Triwulan IV : 11 Kab/Kota (2,21%)
2. Belanja Sekolah yang tidak efisien.
Apabila satuan pendidikan belum mempunyai perencanaan anggaran yang akurat,
akan terjadi kekurangan anggaran di satu kelompok belanja dan kelebihan di
kelompok belanja lain. Pada saat yang sama, sisa dana tidak dapat dimanfaatkan
untuk menutupi kekurangan dana di kelompok belanja yang mengalami kekurangan.
3. Belanja sekolah tidak efektif.
Terdapat potensi satuan pendidikan tidak memiliki dana untuk membiayai program
di awal periode disebabkan terjadinya keterlambatan pencairan. Sementara itu, sisa
dana periode sebelumnya harus dikembalikan ke kas daerah sehingga akan
menganggu proses pembelajaran di sekolah.
4. Sebagian permasalahan utama penyaluran BOS TA 2011, sebagai akibat kewajiban
belanja langsung.
18
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Perpindahan Alokasi Dana BOS ke Provinsi

1. Sebagai hasil evaluasi tersebut, sesuai hasil


Rapat Kabinet Tahun 2011, disepakati mulai TA 2012 sd 2015
2012 Dana BOS dialokasikan pada Pemerintah
Provinsi. Rekening KUN
2. Dilakukan melalui pemindahbukuan dari RKUN
ke RKUD Prov. utk selanjutnya diteruskan
secara langsung ke setiap Satuan Pendidikan
Dasar (Satdikdas) baik negeri maupun swasta Rekening KUD
dalam bentuk hibah. Dasar: Pasal 28 Ayat (9) Provinsi
UU No.22/2011 ttg APBN TA 2012 (berlaku
hanya utk APBN TA 2012)
3. Dalam rangka pengelolaan Dana BOS telah
ditetapkan Permendagri No. 62 hibah
Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan
Bantuan Operasional Sekolah.
4. Penyaluran Dana BOS dalam bentuk hibah dari Rekening
RKUD Provinsi ke Satuan Pendidikan melalui SATDIKDAS
mekanisme belanja tidak langsung yaitu Hibah, (Negeri/Swasta)
dimana hibah tidak membedakan satuan
pendidikan baik negeri maupun swasta.
19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengganggaran Dana BOS TA 2016


1. Permendagri No. 62 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan
Operasional Sekolah dinyatakan dicabut dan tidak berlaku mulai TA 2016.
2. Mulai UU APBN Tahun 2016 beserta Perpres tentang Rincian APBN, dana BOS
semula pada transfer lainnya berpindah menjadi DAK Nonfisik (Perubahan
Postur Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa).
3. Penganggaran BOS sebagai bagian DAK Nonfisik pada APBD TA 2016,
berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 905/501/SJ tentang
Petunjuk Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik pada APBD TA 2016:
a) Satuan Pendidikan Dasar, Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khusus yang diselenggarakan pemerintah Provinsi dianggarkan
pada APBD Provinsi dalam bentuk Program dan Kegiatan.
b) Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan Pendidikan Menengah yang
diselenggarakan masyarakat (Swasta) dan diselenggarakan oleh pemerintah
Kab/Kota (Negeri), dianggarkan pada APBD Kab/Kota dalam bentuk
hibah.

20
Mekanisme Penyaluran Dana BOS
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2016 sd Skrng
Rekening KUN

Rekening KUD
Provinsi

hibah Program/
Kegiatan

Rekening Satdikdas
Rekening
Swasta + Neg
Satdikmen/
Kewenangan K/K,
Satdiksus Negeri
Satdikmen/ Satdiksus
Kewenangan
Swasta Kewenangan
Provinsi
Prov

21
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pengelolaan Dana BOS TA 2017

1. Pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2014 efektif per 1 Januari 2017, terjadi


pengaliharan urusan/kewenangan Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khusus ke Pemerintah Provinsi.
2. Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus yang
diselenggarakan pemerintah Provinsi (Negeri) karena bukan merupakan
penerima hibah sebagaimana ketentuan Pasal 298 ayat (5) UU No. 23/2014
dan Pasal 8 ayat (1) PP No. 2/2012 tentang Hibah Daerah, dan menjadi
bagian dari entitas (SKPD) maka penganggaran pada APBD Provinsi dalam
bentuk Program dan Kegiatan.
 Telah ditetapkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/1043/SJ
tentang Petunjuk Teknis Dana BOS pada Satdikmen Negeri dan Satdiksus
Negeri Yang Diselenggarakan Pemerintah Provinsi Pada APBD.
 SE tersebut sebagai tindaklanjut dari Surat Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 74085/MPK.D/KU/2016 tanggal 15 November 2016 Hal:
Rencana Penyaluran BOS dalam APBN TA 2017untuk Jenjang Dikmen dan
Diksus.

22
Lanjutan....
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Inti Surat Kemendikbud:
1) Penyaluran Dana BOS semua jenjang satuan pendidikan dilakukan
menggunakan mekanisme hibah.
2) Kewajiban penerapan belanja langsung pada jenjang Satdikmen dan
Satdiksus TA 2017 berpotensi menimbulkan permasalahan serius yang
dikwatirkan akan menganggu proses belajar mengajar.
3) Sebagian permasalahan utama penyaluran BOS TA 2011, sebagai akibat
kewajiban belanja langsung.
4) Mempertimbangkan potensi permasalahan sebagai akibat kewajiban
mekanisme belanja langsung dalam penyaluran Dana BOS TA 2017 dan
akhirnya akan menganggu pembelajaran, mohon penyaluran Satdikmen
dan Satdiksus untuk tetap melalui mekanisme hibah dengan
disebutkan dalam UU APBN 2017, sehingga terdapat dasar hukum
yang setara dengan UU No. 23 Tahun 2014.

 Dalam SE MDN 903/1043/SJ, ditetapkan kebijakan pengelolaan Dana BOS


antara lain: pola penerusan UP/TU sebesar nilai penyaluran
pertriwulan/semester dari Bendahara Pengeluaran SKPD Pendidikan
kepada Dikmen Negeri dan Diksus Negeri (belanja langsung rasa-rasa
hibah), sekolah sebagai penanggungjawab kegiatan Dana BOS, dan
Kepala Sekolah bertanggungjawab secara formal dan materiil terhadap
penggunaan dana BOS 23
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lanjutan....

2. Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus yang


diselenggarakan masyarakat (Swasta) merupakan penerima hibah
sebagaimana ketentuan Pasal 298 ayat (5) UU No. 23/2014 dan Pasal 8 ayat
(1) PP No. 2/2012 tentang Hibah Daerah, dianggarkan pada APBD Provinsi
dalam bentuk hibah
Pola Pengelolaan mengikuti Mekanisme Hibah Pada Permendagri No. 32 Tahun
2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber
dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 14 Tahun 2016
3. Satuan Pendidikan Dasar (yang diselenggarakan Pemerintah Kab/Kota dan
diselenggarakan oleh masyarakat) dianggarkan belanja tidak langsung dalam
bentuk hibah.
a. Pola Pengelolaan mengikuti Mekanisme hibah Pada Permendagri No. 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No.
14 Tahun 2016.

24
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan....
a. Namun demikian khusus untuk Satuan Pendidikan Dasar Negeri yang
menjadi kewenangan Kab/Kota, berdasarkan ketentuan Pasal 298 ayat
(5) UU No. 23/2014 dan Pasal 8 ayat (1) PP No. 2/2012 tentang Hibah
Daerah bukan merupakan penerima hibah dan menjadi bagian dari
entitas (SKPD).
b. Satuan Pendidikan Dasar Negeri akan menerima hibah langsung melalui
Rekening Satuan Pendidikan tanpa melalui RKUD Kab/Kota berdasarkan
ketentuan Pasal 327 ayat (2) UU 23/2014 dan PP 71/2010 tentang SAP
maka wajib dicatat dan disyahkan pendapatan dan belanja BOS.
c. Saat ini dalam rangka melaksanakan ketentuan pada huruf b, telah
ditetapkan mekanisme pencatatan dan pengesahan dana BOS berdasarkan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 910/106/Sj tanggal 11
Januari 2017.

25
PELAKSANAAN BOS PADA SATDIKDAS
KEMENTERIAN
PADAN DALAM NEGERI
KAB/KOTA (NEGERI)

MEKANISME PENYALURAN DANA BOS +


Pengadiministrasian di Kab/Kota
SE MDN No. 910/106/Sj
Permendikbud: Satdikdas, nama bank, KAS UMUM NEGARA tgl 11 Jan 2017
no. rekening dan alokasi, per-Kab/Kota
Transfer dana BOS per-provinsi
sesuai Pepres Rincian APBN dana BOS

SKPD Kas Umum TEMBUSAN


Pendidikan APBD
Daerah (KUD)
LAPORAN KAB/KOTA
Provinsi Provinsi
NPH BOS
Kepgub Transfer ke rekening satuan
ditandatangani pendidikan dasar.
daftar
penerima (paling lama 7 hari setelah
SKPD BOS diterima di KUD)
dan jumlah UU 23/ 2014
Pendidikan BOS
Penerimaan dan Pengeluaran, dilakukan
Kab/Kota pencacatan dan pengesahan oleh BUD

SATDIKDAS LAPORAN
Penerimaan
Belanja
Swasta Negeri Pertanggungjawaban

26
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LAMPIRAN URUSAN PEMERINTAHAN


BIDANG PENDIDIKAN UU. 23/2014

SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB/KOTA

1. MANAJEMEN PENETAPAN STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN


PENGELOLAAN
PENDIDIKAN NASIONAL PENDIDIKAN & MENENGAH & PENGELOLAAN
PENDIDIKAN DASAR &
PENGELOLAAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN KHUSUS PENGELOLAAN
TINGGI PENDIDIKAN ANAK USIA
LAMPIRAN URUSAN PEMERINTAHANDINI DAN PENDIDIKAN
BIDANG
NONFORMAL
PENDIDIKAN UU. 23/2014
2. KURIKULUM PENETAPAN KURIKULUM PENETAPAN KURIKULUM MUATAN PENETAPAN KURIKULUM
NASIONAL PENDIDIKAN LOKAL PENDIDIKAN MENENGAH MUATAN LOKAL
MENENGAH, PENDIDIKAN DAN MUATAN LOKAL PENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR,
DASAR, PENDIDIKAN ANAK KHUSUS PENDIDIKAN ANAK USIA
USIA DINI DAN PENDIDIKAN DINI DAN PENDIDIKAN
NONFORMAL NONFORMAL

27
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UU No. 23/2014 PP No. 2/2012


Belanja hibah sebagaimana Belanja dari pemerintah daerah
dimaksud ayat (4) dapat diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
kepada : 2 huruf b dapat diberikan kepada :
a) Pemerintah Pusat; a) Pemerintah Pusat;
b) Pemerintah Daerah Lain; b) Pemerintah Daerah Lain;
c) BUMN atau BUMD; dan/atau c) BUMN atau BUMD; dan/atau
d) Badan, Lembaga, dan Organisasi d) Badan, Lembaga, dan Organisasi
Masyarakat yang berbadan Masyarakat yang berbadan hukum
hukum Indonesia Indonesia
(Pasal 298 ayat 5) (Pasal 8 ayat 1)

28
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UU No. 23/2014 PP No. 71/2010


1. Pasal 327 ayat (1) “semua 1. Paragraf 21 PSAP Nomor 02 Lampiran I
penerimaan dan pengeluaran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
bahwa Pendapatan LRA diakui pada saat
daerah dianggarkan dalam APBD diterima pada Rekening Kas Umum
dan dilakukan melalui RKUD yang Negara/Daerah.
dikelola oleh BUD”. 2. Interprestasi Standar Akuntansi Pemerintahan
2. Pasal 327 ayat (2) ”dalam hal (IPSAP) Nomor 02 tentang pengakuan
penerimaan dan pengeluaran daerah pendapatan yang diterima pada Rekening Kas
Umum Negara/Daerah bahwa pengakuan
tidak dilakukan melaui RKUD sesuai pendapatan ditentukan oleh BUN/BUD
dengan Peraturan Perundang- sebagai pemegang otoritas dan bukan
undangan dilakukan pencatatan dan semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai
pengesahan oleh BUD”. salah satu tempat penampungnya.
3. Selanjutnya pada penjelasan IPSAP Nomor 02
bahwa pendapatan juga mencakup antara
lain pendapatan kas yang diterima
Satker/SKPD dan digunakan langsung tanpa
disetor ke RKUN/RKUD, dengan syarat
entitas penerima wajib melaporkannya
kepada BUN/BUD untuk diakui sebagai
pendapatan negara/daerah

29
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

V. Permasalahan Pengelolaan Dana BOS

30
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
A. Hibah pada Entitas (bagian SKPD)
1. Dalam rangka pengelolaan Dana BOS telah ditetapkan Permendagri No. 62 Tahun
2011 tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah.
2. Sejak 2012, penyaluran dana BOS dilakukan melalui pemindahbukuan dari RKUN
ke RKUD Prov. utk selanjutnya diteruskan scr lsng ke setiap Satuan Pendidikan
Dasar (Satdikdas) baik negeri maupun swasta dlm bntk hibah.
Dasar: Pasal 28 Ayat (9) UU No.22/2011 ttg APBN TA 2012 (berlaku hanya utk
APBN TA 2012)
3. IPSAP No 2 Tahun 2012 ttg pengakuan pendapatan yg diterima pada
RKUN/RKUD:
Interpretasi No. 3 disebutkan bahwa: “Pendapatan kas, diterima dan digunakan
langsung oleh SKPD tanpa terlebih dahulu disetor ke RKUD serta tidak dilaporkan
ke BUD. Pada kondisi ini pendapatan diterima langsung dan digunakan untuk
operasional entitas penerima tanpa terlebih dahulu disetor ke RKUD dan tidak
dilaporkan kepada BUD. Contoh: Hibah langsung dana yang diterima oleh suatu
satuan kerja yg menjadi bagian dari entitas pelaporan yg kemudian langsung
digunakan tanpa disetor ke RKUN/RKUD”, diakui sebagai pendapatan pada
RKUN/RKUD.

31
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

B. Temuan BPK Pengelolaan BOS

Pertanyaan dan temuan BPK beberapa Pemda antara lain TA. 2015
Kab/Kota di Bali kecuali Gianyar, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Alor, Kota
Singkawang dan Provinsi Kalbar, Kab. Alor, Kab.Manggarai Barat dsb
hampir semua daerah (LKPD TA 2013-2015)

32
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

1. Hasil Laporan Pemeriksaan Keuangan Kab.Klungkung Tahun 2014.


Temuan: bahwa dana BOS merupakan bantuan pemerintah pusat tidak
disajikan dalam laporan keuangan Kab.Klungkung.
Rekomendasi BPK:
1. Memerintahkan kepada Dispora selaku PA untuk menganggarkan
pendapatan Hibah/Bansos dan belanja dalam DPA SKPD.
2. Memerintahkan TPAD Kab. Klungkung TA 2015 dalam menyetujui
anggaran Dispora mengikuti pedoman penyusunan APBD TA 2015.
3. Memerintahkan BUD dan PA/KPA untuk melakukan inventarisasi
penerimaan dana hibah dan bansos yang diterima langsung oleh SKPD.
4. Memerintahkan BUD untuk menyusun mekanisme pengesahan
pendapatan hibah/bansos yang diterima langsung oleh SKPD dan
penggunaan belanjanya.
Permasalahan yang sama terjadi di seluruh Kab/Kota yang lain kecuali
Kab.Gianyar.

33
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan.............

2. Laporan Pemeriksaan (LHP) BPK RI Kota Singkawang Provinsi


Kalimantan Barat TA 2013
Temuan: terdapat ketidaksesuaian dana BOS SD dan SMP antara Naskah
Perjanjian Hibah (NPH) yang ditandangani Kadis Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat dan Kadis Pendidikan Kota
Singkawang sebesar Rp22.626.530.000,- dengan rekapitulasi dana yang
diterima di rekening sekolah negeri dan swasta di wilayah kota
Singkawang sejumlah Rp26.153.560.000, sehingga terdapat selisih dana
sejumlah Rp3.527.030.000,-
Rekomendasi BPK: Walikota Singkawang agar menerbitkan peraturan
Walikota yang mengatur mekanisme penatausahaan dan pelaporan
pendapatan hibah baik dalam bentuk uang maupun barang dan jasa yang
diterima langsung oleh SKPD beserta pengeluaran dana yang berasal
dari pendapatan hibah.

34
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

C. Perubahan Kebijakan Pengelolaan Dana BOS

Perubahan Kebijakan Pengelolaan BOS pada TA 2016


a) Pengalihan dana transfer lainnya pada postur transfer ke daerah pada TA
2015 menjadi Dana Alokasi Khusus Non Fisik pada postur transfer TA 2016
yang berimplikasi pada perubahan Kelompok Pendapatan di APBD dari
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah menjadi kelompok Pendapatan
Perimbangan.
b)Cakupan Dana BOS semula dialokasikan hanya semula untuk Satuan
Pendidikan Dasar (SD/SDLB, SMP/SMPLB) berkembang menjadi
dialokasikan juga untuk Satuan Pendidikan Menengah (SMA/SMK).

35
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Rekomendasi BPK

Terkait hibah Dana BOS dari Pemerintah Provinsi kepada Kab/Kota:

Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah TA 2015, bahwa Penerimaan dan Pengeluaran yang
tidak melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) harus disajikan
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

36
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Rekomendasi KSAP

Terkait hibah Dana BOS dari Pemerintah Provinsi kepada Kab/Kota:


1. Paragraf 21 PSAP Nomor 02 Lampiran I PP No. 71/2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa pendapatan
LRA diakui pada saat diterima pada RKUN/RKUD.
2. Interpretasi Standar Akuntasi Pemerintah (IPSAP) No. 02 tentang
pengakuan pendapatan tentang pengakuan yang diterima pada
RKUN/RKUD menyatakan bahwa pengakuan pendapatan ditentukan
BUN/BUD sebagai pemegang otoritas dan bukan semata-mata oleh
RKUN/RKUD sebagai salah satu tempat penampungannya.

37
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terkait hibah Dana BOS dari Pemerintah Provinsi kepada Kab/Kota:


3. Berdasarkan IPSAP Nomor 02 pendapatan juga mencakup antara lain:
pendapatan kas yang diterima Satker/SKPD yang digunakan
langsung tanpa disetor ke RKUN/RKUD, dengan syarat entitas
penerima wajib melaporkannya kepada BUN/BUD untuk diakui
sebagai pendapatan negara/daerah.
4. IRSAP No. 02 tersebut dapat diterapkan secara analogis pada belanja
negara/daerah terkait dengan pendapatan Dana BOS dengan
mengacu pada Paragraf 31 PSAP 02 Lampiran 1 PP 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Hibah Dana BOS yang diterima langsung oleh SKPD merupakan


kelompok lain-lain pendapatan yang sah sebagaimana diatur dalam
pengelolaan keuangan daerah, maka penerimaan agar dapat
diakui/dicatat pada LRA SKPKD (BUD), sementara belanja dari dana BOS
tersebut diakui/dicatat pada LRA SKPD.

38
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

VI. Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS

39
Petunjuk
KEMENTERIANTeknis DAK
DALAM NEGERI

MENURUT UU NO. 33/2004 MENURUT UU APBN 2017 DAN PERPRES


DAN PP NO.55/2005 NO.97 TAHUN 2016
Pasal 59 ayat (1) bahwa “berdasarkan Pasal 5 ayat (4) Rincian Dana Alokasi Khusus
penetapan alokasi DAK, Menteri Teknis Nonfisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyusun petunjuk teknis penggunaan huruf e menjadi dasar bagi Menteri
DAK”. teknis/pimpinan lembaga dalam menetapkan
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Nonfisik
pada masing-masing jenis paling lama 1 (satu)
bulan setelah Peraturan Presiden ini
diundangkan.
Pasal 59 ayat (2) “petunjuk teknis
penggunaan DAK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Menteri
Dalam Negeri”.
Pasal 60 ayat (1) PP No. 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan menyebutkan:
“Daerah Penerima DAK Wajib
mencantumkan alokasi dan penggunaan
DAK di dalam APBD”.
Pasal 60 ayat (2) Penggunaan DAK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis”.
40
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pola Penganggaran Dana BOS

Pemerintah Daerah Provinsi


Pepres No. 97 Tahun 2016 ttg 1. Mencantumkan dalam APBD
Rincian APBN TA 2017 (Alokasi 2. Penggunaan dilakukan
Provinsi) sesuai Petunjuk Teknis

Permendikbud N. 8 Tahun 2017 ttg


Juknis BOS sebagaimana telah diubah
dengan Permendikbud No. 26 Tahun
2017

41
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Proses Penetapan Alokasi Dana BOS

A. Pendataan DAPODIK di
Rekonsiliasi
Sekolah
1. Melakukan pendataan
Perkembangan Update
melalui DAPODIK (update Data Peserta Didik
reguler) Setiap awal tahun oleh Tim
2. Sekolah memastikan data BOS Kab/Kota, Tim BOS
yang masuk sudah sesuai Provinsi, dan Tim BOS Pusat
dengan kondisi riil sekolah
B. Penetapan Usulan
BOS Provinsi/Kab/Kota

Pengambilan Data Jumlah


Usulan Kebutuhan Dana Peserta Didik pada Dapodik oleh
BOS Ke Kemenkeu Kemendikbud
Dihitung hasil rekapitulasi data jumlah
peserta didik setiap sekolah yang ada
di dapodik pada tahun pelajaran yang
sedang berjalan dan ditambah
C. Penetapan Dana BOS perkiraan pertambahan peserta didik.
Provinsi/Kab/Kota Berdasarkan
Pepres Rincian APBN
42
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Proses Penetapan Anggaran BOS di Provinsi

Pepres No. 97 Tahun 2016 ttg Rincian APBN


TA 2017 (Alokasi Provinsi)

Penganggaran Belanja
Langsung Program dan Perhitungan
Kegiatan melalui Data
Bagi Satdikmen dan Pemerintah Provinsi DapodiK:
Satdiksus Negeri 1. Menetapkan Jumlah Dana BOS Pengambilan Data
Setiap Sekolah Jumlah Peserta
2. Mencantumkan dalam APBD Didik pada
Penganggaran Belanja Dapodik oleh
Tidak Langsung Hibah Kemendikbud
Bagi Satdikmen dan
Satdiksus Swasta Penetapan SK Gubernur
Bagi Satdikdas negeri dan
ttg Jumlah Dana BOS
Swasta
Lampiran I : Satdikmen
(bedakan negeri/swasta)
Lampiran II : Satdiksus
(Bedakan Negeri/Swasta)
Lampiran III : Satdikdas Mengacu
Per Kab/Kota (bedakan
negeri/swasta) 43
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Penetapan Alokasi Per Satdik di Provinsi

Alokasi Dana BOS Provinsi

Alokasi Ut Belanja
Alokasi Ut Belanja Tidak Langsung Program dan
Langsung Hibah Kegiatan

Mengacu

Jumlah Alokasi pada SK


Gubernur Penetapan Jumlah Alokasi pada SK
Alokasi Dana BOS: Gubernur Penetapan
1. Bagi Satdikmen dan Alokasi Dana BOS:
Satdiksus Swasta Bagi Satdikmen dan
2. Bagi Satdikdas negeri Satdiksus Negeri
dan Swasta
44
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tahapan Pengambilan Data Dapodik Untuk


Penyaluran Dana BOS

45
Lanjutan.........
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

46
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Penggunaan Dana BOS untuk SD/SDLB dan


SMP/SMPLB

NO. KOMPONEN PEMBIAYAAN


1. Pengembangan Perpustakaan
2. Penerimaan Siswa Baru
3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran
5. Pengelolaan Sekolah
6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Pengembangan
Manajemen Sekolah
7. Langganan Daya dan Jasa
8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah
9. Pembayaran Honor
10. Pembelian/Perawatan Alat Multi Media Pembelajaran
11. Biaya Lainnya

47
Larangan Penggunaan
KEMENTERIAN Dana BOS
DALAM NEGERI

48
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

VII. Pengelolaan Dana BOS pada Satdikdas Negeri yang


Diselenggarakan Kab/Kota

49
Pengelolaan DanaDALAM
KEMENTERIAN BOS NEGERI
pada Kab/Kota

MEKANISME PENYALURAN DANA BOS +


Pengadiministrasian di Kab/Kota
SE MDN No. 910/106/Sj
Permendikbud: Satdikdas, nama bank, KAS UMUM NEGARA tgl 11 Jan 2017
no. rekening dan alokasi, per-Kab/Kota
Transfer dana BOS per-provinsi
sesuai Pepres Rincian APBN dana BOS

SKPD Kas Umum TEMBUSAN


Pendidikan APBD
Daerah (KUD)
LAPORAN KAB/KOTA
Provinsi Provinsi
NPH BOS
Kepgub Transfer ke rekening satuan
ditandatangani pendidikan dasar.
daftar
penerima (paling lama 7 hari setelah
SKPD BOS diterima di KUD)
dan jumlah UU 23/ 2014
Pendidikan BOS
Penerimaan dan Pengeluaran, dilakukan
Kab/Kota pencacatan dan pengesahan oleh BUD

SATDIKDAS LAPORAN
Penerimaan
Belanja
Swasta Negeri Pertanggungjawaban

50
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Penganggaran

1. Dana BOS bagi Satdik Negeri kewenangan Kab/Kota ditetapkan


berdasarkan alokasi dana BOS bagi Satdik Negeri sebagaimana tercantum
dalam Keputusan Gubernur tentang Daftar Penerima dan Jumlah
Dana BOS pada setiap Satdik dan Keputusan Gubernur ditetapkan
setelah alokasi Dana BOS setiap Provinsi berdasarkan Perpres
Rincian APBN.
2. Dalam hal Keputusan Gubernur tentang Daftar Penerima dan Jumlah
Dana BOS belum ditetapkan, maka penganggaran dana BOS
didasarkan alokasi penyaluran final Tw. IV tahun anggaran
sebelumnya.
3. Berdasarkan alokasi tersebut, Kepala Satdik Kewenangan Kab/Kota
menyusun Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang memuat
rencana pendapatan dan belanja.

51
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan………
4. RKAS Dana BOS dianggarkan dengan berpedoman pada Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana BOS yang ditetapkan Kementerian yang
menyelenggarakan urusan pendidikan.
5. Berdasarkan RKAS Dana BOS, Kepala SKPD Dinas Pendidikan
Kab/Kota menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD),
yang memuat rencana pendapatan dan belanja Dana BOS.
6. Rencana Pendapatan Dana BOS pada RKA-SKPD dianggarkan pada
Kelompok Pendapatan Asli Daerah, Jenis Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah. Objek Dana BOS, Rincian Objek Dana BOS pada
masing-masing Satdik Negeri sesuai kode rekening berkenaan.
7. Rencana belanja Dana BOS pada RKA-SKPD dianggarkan pada
Kelompok Belanja Langsung, Program BOS, yang diuraikan ke dalam
Kegiatan, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Belanja sesuai kode
rekening berkenaan.
8. RKA-SKPD sebagai bahan penyusunan Perda tentang APBD dan
Perkada tentang Penjabaran APBD sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
52
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pengganggaran Dana BOS
Kab/Kota (Negeri)

Alokasi BOS Berdasarkan


Perpres APBN

1 SK GUB PENETAPAN DANA BOS


JUKNIS BOS
Sudah ditetapkan Menyusun RKA-SKPD

Satdik Negeri Kepala SKPD Dinas Belum ditetapkan


3
Kab/Kota Pendidikan Kab/KOta

Menyusun RKAS
A 2 Alokasi TW IV TA
sebelumnya
(Final)

53
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

FORMAT RENCANA KEGIATAN DAN


ANGGARAN SEKOLAH RKAS

Nama Sekolah : ………………………………………


Desa/Kecamatan : ………………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………
Provinsi : ………………………………………
Sumber Dana BOS : Dana BOS

KODE JUMLA TRIWULAN


NO.0 REKENIN URAIAN H
G (Rp) I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, Menyetujui, ...................., ..................


Komite Sekolah Kepala Sekolah……….., Bendahara Dana BOS,
...................... ………………… …………………
NIP. …………… NIP. …………

54
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

JUKNIS BOS
Lanjutan…
1 A

RKAS RKA-SKPD Dinas 3


Masing-masing Satdik Pendidikan
2

Pendapatan BOS: Belanja BOS:


Kelompok PAD, Kelompok Belanja
Jenis Lain-lain Langsung,
PAD yang Sah, Program BOS,
Objek Dana BOS, yang diuraikan
Rincian Objek dalam kegiatan
Dana BOS pada BOS, Jenis, Objek
Masing2 Satdik dan Rincian Objek
sesuai kode Belanja sesuai
rekening kode rekening
berkenaan berkenaan

55
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

A. Pendapatan Dana BOS Lanjutan…


XX Pendapatan
XX XX Pendapatan Asli Daerah
XX XX XX Lain-Lain PAD yang Sah
XX XX XX XX Dana BOS
XX XX XX XX XX Dana BOS Satdik…………
B. Belanja Dana BOS
5 Belanja
5 2 Belanja Langsung
5 2 1 Belanja Pegawai
5 2 1 XX Belanja Pegawai Dana BOS
5 2 1 XX XX Belanja Pegawai Dana BOS
5 2 2 Belanja Barang dan Jasa
5 2 2 XX Belanja Barang dan Jasa Dana BOS
5 2 2 XX XX Belanja Barang dan Jasa Dana BOS
5 2 3 Belanja Modal
5 2 3 XX Belanja Modal Peralatan dan Mesin
5 2 3 XX XX Belanja Modal Peralatan dan Mesin BOS
5 2 3 XX Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
5 2 3 XX XX Belanja Modal Aset Tetap Lainnya BOS
56
Jenis Belanja
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Belanja Pegawai Untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan


kegiatan pemerintahan daerah
Belanja Barang dan 1.Digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa yang nilai
Jasa manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintahan daerah termasuk barang yang akan diserahkan
atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga
2.Belanja barang/jasa berupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa
kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/pengandaan,
sewa rumah/gedung/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat,
perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas
dan atribut, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, perjalanan dinas
pindah tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, lain-
lain pengadaan barang/jasa, belanja lainnya yang sejenis serta pengadaan
barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau diual kepada masyarakat
atau pihak ketiga
Belanja Modal 1.Digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset
tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
2.Nilai yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset
ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadan/pembangunan aset
sampai aset tersebut digunakan.
3.Kepala daerah menetapkan batas minimal kapitalisasi sebagai dasar 57
PENGERTIAN JENIS BELANJA UTK RKAS

Belanja • Untuk pengeluaran honorarium/upah


dalam melaksanakan program dan
Pegawai kegiatan pemerintahan daerah.

• Digunakan untuk menganggarkan


Belanja pengadaan barang dan jasa yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan
Barang dan dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah, termasuk barang
Jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada
masyarakat atau pihak ketiga.

• Digunakan untuk pengeluaran yang


dilakukan dalam rangka pengadaan aset
Belanja tetap berwujud yang mempunyai nilai
manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan
Modal untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Fleksibelitas Belanja Dana BOS Pada Sekolah


5 Belanja
5 2 Belanja Langsung
5 2 1 Belanja Pegawai
5 2 1 XX Belanja Pegawai Dana BOS
5 2 1 XX XX Belanja Pegawai Dana BOS
5 2 2 Belanja Barang dan Jasa
5 2 2 XX Belanja Barang dan Jasa Dana BOS
5 2 2 XX XX Belanja Barang dan Jasa Dana BOS
5 2 3 Belanja Modal
5 2 3 XX Belanja Modal Peralatan dan Mesin
5 2 3 XX XX Belanja Modal Peralatan dan Mesin BOS
5 2 3 XX Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
5 2 3 XX XX Belanja Modal Aset Tetap Lainnya BOS
Fleksibel Belanja ut Sekolah:
a. Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa pada level Obyek dan tidak
melebihi belanja
b. Belanja Modal pada level rincian obyek dan tidak melebihi level objek serta jenis
belanja 59
Contoh
KEMENTERIAN RKAS
DALAM NEGERI

KODE URAIAN JUMLAH RENCANA PENARIKAN


REKENING T.1 T.2 T.3 T.4

2 3 7=4x6 8 9 10 11
4.3. Pendapatan Dana BOS 46.000.000
4.3.3.xx.xx Pendapatan Sisa Dana BOS TA 2016 12.000.000
4.3.3.xx.xx Pendapatan Dana BOS 34.000.000
5.1 Belanja Dana BOS 46.000.000
5.1.1 Belanja Pegawai 32.500.000
5.1.1.xx Belanja Pegawai Dana BOS
5.1.1.xx.xx Belanja Pegawai Dana BOS 32.500.000
Honor Petugas Dapodik 16.250.000
Honor Penjaga Sekolah 16.250.000
Dst…….
5.1.2 Belanja Barang dan Jasa 7.000.000
5.1.2.xx Belanja Barang dan Jasa Dana BOS
5.1.2.xx.xx Belanja Barang dan Jasa Dana BOS 7.000.000
Biaya Langganan Listrik 200.000
Penggandaan Formulir Pendaftaran 123.000 9.200.000
Dst….. 6.677.000
5.1.3 Belanja Modal 6.500.000
5.1.3.xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin

5.1.3.xx.xx Belanja Modal Peralatan dan Mesin


Dana BOS
Pembelian Komputer 6.500.000 6.500.000 60
Contoh RKA-SKPD (RKA
KEMENTERIAN 221)
DALAM di SKPD Disdik
NEGERI
Kab/Kota (Rekapitulasi dari RKAS)
5 Belanja
5 2 Belanja Langsung
5 2 1 Belanja Pegawai
5 2 1 XX Belanja Pegawai Dana BOS
5 2 1 XX XX Belanja Pegawai Dana BOS
SD Negeri 1 Nganjuk
SMP 1 Nganjuk
Dst.............
5 2 2 Belanja Barang dan Jasa
5 2 2 XX Belanja Barang dan Jasa Dana BOS
5 2 2 XX XX Belanja Barang dan Jasa Dana BOS
SD Negeri 1 Nganjuk
SMP 1 Nganjuk
Dst.............
5 2 3 Belanja Modal
5 2 3 XX Belanja Modal Peralatan dan Mesin
5 2 3 XX XX Belanja Modal Peralatan dan Mesin BOS
SD Negeri 1 Nganjuk
SMP 1 Nganjuk
Dst.............
5 2 3 XX Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
5 2 3 XX XX Belanja Modal Aset Tetap Lainnya BOS
SD Negeri 1 Nganjuk
SMP 1 Nganjuk
Dst............. 61
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pelaksanaan dan Penatausahaan

1. Berdasarkan Perda tentang APBD dan Perkada tentang Penjabaran


APBD, Kepala SKPD Dinas Pendidikan Kab/Kota menyusun Dokumen
Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD).
2. Untuk menyelenggarakan fungsi perbendaharaan dana BOS,
Bupati/Walikota mengangkat Bendahara Dana BOS pada masing-
masing Satdik Negeri setiap tahun anggaran atas usul Kepala SKPD
Dinas Pendidikan melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD).
3. Bendahara Dana BOS membuka rekening Dana BOS atas nama
Satdik yang diusulkan oleh Kepala Satdik melalui Kepala SKPD Dinas
Pendidikan yang selanjutnya rekening tersebut ditetapkan
Bupati/Walikota.
4. Kepala SKPD Dinas Pendidikan menyampaikan Rekening Dana BOS
kepada Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi sebelum dilaksanakan
penandantanganan Naskah Perjanjian Hibah (NPH BOS).
62
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan………

5. Penyaluran Dana BOS dari RKUD Provinsi ke Rekening Satdik dilakukan


setelah penandantanganan NPH BOS.
6. Dalam hal terdapat bunga dan/atau jasa giro dalam pengelolaan Dana
BOS, maka bunga dan/atau jasa giro tersebut menambah pendapatan
dana BOS pada tahun anggaran berkenaan dan dapat langsung
digunakan Satdik berpedoman pada Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
BOS.
7. Dalam hal sampai berakhirnya tahun anggaran, terdapat sisa Dana BOS
pada Satdik, maka sisa Dana BOS dicatat sebagai Sisa Lebih
Pembiayaan (SILPA) tahun berkenaan, dan selanjutnya digunakan
pada TA berikutnya berpedoman pada Petunjuk Teknis Penggunaan
DAK.

63
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan………

5. Penyaluran Dana BOS dari RKUD Provinsi ke Rekening Satdik dilakukan


setelah penandantanganan NPH BOS.
6. Dalam hal terdapat bunga dan/atau jasa giro dalam pengelolaan Dana
BOS, maka bunga dan/atau jasa giro tersebut menambah pendapatan
dana BOS pada tahun anggaran berkenaan dan dapat langsung
digunakan Satdik berpedoman pada Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
BOS.
7. Dalam hal sampai berakhirnya tahun anggaran, terdapat sisa Dana BOS
pada Satdik, maka sisa Dana BOS dicatat sebagai Sisa Lebih
Pembiayaan (SILPA) tahun berkenaan, dan selanjutnya digunakan
pada TA berikutnya berpedoman pada Petunjuk Teknis Penggunaan
DAK.

64
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan………

8. Tata Cara Pencatatan dan Penyampaian Laporan Realisasi


Pendapatan dan Belanja Dana BOS.
a) Bendahara Dana BOS pada Satdik mencatat pendapatan dan
belanja Dana BOS pada Buku Kas Umum beserta Buku Kas
Pembantu (Pajak, Bank, dan Rincian Objek).
b) Bendahara Dana BOS menyampaikan realisasi pendapatan dan
belanja setiap bulan kepada Kepala Satdik dengan melampirkan
bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah dan lengkap paling lama
tanggal 5 bulan berikutnya untuk pengesahan oleh Kepala Satdik.
c) Berdasarkan Buku Umum dan Buku Pembantu, Bendahara Dana
BOS menyusun Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja Dana
BOS masing-masing Satdik setiap triwulan dilampiri Surat
Pernyataan Tanggungjawab Kepala Satdik.

65
KEMENTERIAN DALAM Lanjutan………
NEGERI

d) Bendahara Dana BOS menyampaikan Laporan Realisasi


Pendapatan dan Belanja Dana BOS kepada Kepala Satdik untuk
selanjutnya disampaikan Kepala SKPD Dinas Pendidikan pada
setiap triwulan paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah
triwulan ybs berakhir.
e) Dalam hal pertimbangan lokasi, kondisi geografis dan jarak tempuh
serta pertimbangan objektif lainnya, Bupati/Walikota dapat
menetapkan kebijakan penyampaian Laporan Realisasi
Pendapatan dan Belanja dilakukan setiap semester paling lama
tanggal 10 bulan berikutnya setelah semester ybs berakhir.
f) Berdasarkan Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja dari
Kepala Satdik, Kepala SKPD Dinas Pendidikan menyampaikan
Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP3B)
kepada PPKD.
g) Berdasarkan SP3B, PPKD selaku BUD menerbitkan Surat
Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B) Satdik Negeri.
h) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan PPK
selaku BUD melakukan pembukuan atas pendapatan dan belanja
Dana BOS berdasarkan SP2B. 66
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pelaporan dan Pertanggungjawaban

1. Kepala Satdik Negeri bertanggungjawab secara formal dan material


atas pendapatan dan belanja Dana BOS yang diterima langsung oleh
Satdik.
2. Berdasarkan SP2B Satdik, Kepala SKPD Dinas Pendidikan menyusun
Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja yang bersumber dari Dana
BOS serta menyajikan dalam Laporan Keuangan SKPD Dinas
Pendidikan Kab/Kota yang akan dikonsolidasikan menjadi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
3. Dalam hal alokasi Dana BOS dalam Perda APBD yang dianggarkan
berdasarkan alokasi penyaluran final Tw IV tahun sebelumnya tidak
sesuai dengan alokasi Dana BOS dalam Keputusan Gubernur tentang
Daftar Penerima dan Jumlah Dana BOS pada Satdik Negeri pada
Kab/Kota, maka pemerintah Kab/Kota harus melakukan penyesuaian
alokasi BOS dalam Perda tentang APBD dengan memperhitungkan
sisa Dana BOS TA sebelumnya pada Satdik.
67
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan………
4. Penyesuaian alokasi dana BOS, dengan terlebih dahulu melakukan
perubahan Perkada tentang Penjabaran APBD, dan pemberitahuan
kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam Perda
tentang Perubahan APBD.
5. Dalam hal alokasi Dana BOS dalam Perda tentang Perubahan APBD tidak
sesuai dengan realisasi penyaluran final dana BOS Tw IV tahun
berjalan, maka Pemerintah Kab/Kota harus melakukan penyesuaian
alokasi Dana BOS dengan melakukan perubahan Perkada tentang
Penjabaran Perubahan APBD, dengan pemberitahuan kepada
pimpinan DPRD untuk selanjutnya dicatat dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA).
6. Dalam hal dana BOS belum dianggarkan dalam APBD Kab/Kota TA
2016, maka untuk memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan dana BOS dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,
pendapatan dan belanja Dana BOS sekurang-kurangnya disajikan
dalam Neraca, Laporan Operasional (LO), dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
68
Tata Cara Penyampaian Laporan
A SP3B 4
Kepala SKPD Pendidikan
PPK-SKPD KUASA BUD
5 SP2B
3 Menyampaikan Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja Dana BOS beserta
SPTJM setiap triwulan dan semester

Kepala Sekolah Bertanggungjawab secara formal dan material

2 Menyampaikan aporan Realisasi Pendapatan dan Belanja Dana BOS


setiap bulan
BUKU
a. BKU d. BKU g. Rincian Objek
Bendahara Dana BOS b. Pembantu BKU e. Pajak
c. Buku f. Bank

Mencatat Pendapatan dan Belanja pada Buku Kas dan Pembantu


Melampirkan bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah
1 Catatan:
• SP2B: Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja
• SP3B: Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan dan Belanja
Tugas Para Pihak

Bendahara Penanggungjawab PPK SKPD Pendidikan PA Kepala Dinas PPKD


dana BOS Kepala (Fungsi Akuntansi) Pendidikan
Sekolah
1. Mencatat dan 1. Bertanggungjaw 1. Menyusun rekapan terhadap Menandatangani Melakukan
membukukan semua ab terhadap laporan dana BOS yang dan pengesahan
disampaikan oleh Kepala
Pendapatan Dana realisasi menyampaikan terhadap
Sekolah
BOS dan Belanja Pendapatan dan SP3B atas Pendapatan dan
Dana BOS ke Dalam Belanja Dana pendapatan dan Belanja Dana
Buku Kas Umum BOS belanja yang BOS dengan
2. Menyusun SPJ atas 2. Menyampaikan 2. Menyusun rancangan SP3B tidak melalui menerbitkan
Pendapatan dan Laporan yang disampaikan oleh RKUD kepada SP2B
SKPD kepada PPKD selaku PPKD selaku berdasarkan
Belanja Realisasi
BUD
Pendapatan dan 3. BUD SP3B
Mencatat transaksi/kejadian
Belanja Dana pendapatan dana BOS dan
3. Mencatat dan BOS kepada belanja BOS berdasarkan
menyampaikan Kepala Dinas SP2B ke Buku Jurnal LRA
realisasi pendapatan Pendidikan 4. Mencatat transaksi/kejadian
dan belanja dana BOS pendapatan dana BOS dan
Kab/Kota
kepada Kepala beban BOS berdasarkan
SP2B ke Buku Jurnal LO dan
Sekolah
Neraca
5. Menyusun laporan keuangan
yang terdiri: LRA, Neraca,
LO, LPE, dan CaLk.
Tata Cara Pengesahan dan
KEMENTERIAN Pencatatan
DALAM NEGERI Dana BOS
pada Satdiik Negeri Kab/Kota

Dinas Pendidikan Gubernur


Provinsi

SP2B
Dinas Pendidikan PPKD
Kab/Kota
SP3B
realisasi triwulan +
Pernyataan Tanggungjawab

Kepala Satdik
Negeri
Bertanggung
jawab secara Laporan realisasi
formal dan
pendapatan dan belanja
material
Bendahara per triwulan/Semester
Satdik Negeri
Catatan:
• SP2B: Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja
• SP3B: Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan dan Belanja
71
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terima Kasih

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


REPUBLIK IINDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
Jl. Veteran Nomor 7 Jakarta 10110, Telp/Fax (021) 3504042
http://keuda.kemendagri.go.id Email: dak.djkd@kemendagri.go.id
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lain-lain

1. Dalam hal terdapat realisasi belanja modal, maka Bendahara Dana


BOSmenyusun daftar perolehan barang/aset sebagai lampiran laporan realisasi
pendapatan dan belanja.
2. Dalam rangka mewujudkan prinsip-prinsip pencataan dan pelaporan keuangan
yang tertib, transparan dan akuntabel, Kementerian Dalam Negeri menerbitkan
Modul Akuntansi dan Pelaporan Penerimaan dan Pengeluaran Daerah yang
tidak melalui RKUD sebagai panduan kepada Pemda terkait dengan akuntansi
dan pelaporan atas penerimaan dan pengeluaran SKPD/unit SKPD yang tidak
melalui RKUD, hal tersebut sesuai:
a) Rekomendasi BPK RI atas laporan keuangan pemda TA 2015, bahwa
penerimaan dan pengeluaran yang tidak melalui RKUD harus disajikan
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
b) Saran Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang
mengarahkan agar Pemda mengakui penerimaan dan pengeluaran daerah
dengan berpedoman Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP)
Nomor 02.

73
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Ketentuan Bendahara Harus PNS

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


a) Pasal 1 angka 14, bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang
diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah , menerima, menyimpan, dan
membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang
negara/daerah.
b) Pasal 10 ayat (3), bahwa bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah pejabat fungsional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah
a) Pasal 15 ayat (1), bahwa kepala daerah atas usul PPKD mengangkat bendahara
penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan pada SKPD.
b) Pasal 15 ayat (2), bahwa kepala daerah atas usul PPKD mengangkat bendahara
pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja pada SKPD.
c) Pasal 15 ayat (3), bahwa bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah pejabat fungsional
74

Anda mungkin juga menyukai