Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 4
Anggota Kelompok :
Suci Munawaroh
Yudi Arifandi
Febri Pratama
Doffi Cahya
Manifestasi
Manifestasi merupakan gejala di permukaan yang merupakan ciri
terdapatnya potensi energi panas bumi. Bukti kegiatan panas bumi
dinyatakan oleh manifestasi-manifestasi di permukaan, menandakan
bahwa fluida hidrotermal yang berasal dari reservoir telah keluar melalui
bukaan-bukaan struktur atau satuan-satuan batuan berpermeabilitas.
9 Jenis Manifestasi Panas Bumi
1. Mata Airpanas/Hangat (Hot spring)
Mata air panas adalah manifestasi yang paling nampak pada sistem
dominasi air. Kelompok mata air biasanya merupakan keluaran
langsung pada sistem panas bumi dan digunakan sebagai petunjuk
lokasi pemboran pada tahapan eksplorasi. Namun, terkadang mata air
tersebut merupakan hasil dari keluaran yang telah mengalir beberapa
kilometer jauh dari pusat reservoir. Analisis kimia pada mata air panas
akan memberikan informasi mengenai tingkat pencampuran antara air
tanah dan air dari reservoir panas bumi.
Contoh manifestasi Mata airpanas/ Hot Spring Di Indonesia
Di Provinsi Banten, manifestasi panas bumi hanya terdapat di tiga kabupaten, yaitu di
Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Distamben Provinsi
Banten pada tahun 2013 telah melaksanakan identifikasi dan survey lapangan titik-titik
manifestasi panas bumi di ketiga wilayah tersebut dengan kesimpulan sebagai berikut :
Titik mata air panas berjumlah : 65 titik terdiri :
Kabupaten Serang : 36 titik tersebar di 5 kecamatan
Kabupaten Pandeglang : 19 titik tersebar di 6 kecamatan
Kabupaten Lebak : 10 titik tersebar di 5 kecamatan
Solfatara Uap air (steam) yang keluar melalui rekahan batuan yang
bercampur dengan H2S, CO2, dan kadang juga SO2 serta dapat
mengendapkan sulfur di sekitarrekahan tempat keluarnya. (dijumpai
endapan mineral berupa belerang dan mineral ubahan yaitu lempung.
Uap panas yang keluar dari bawah tanah ini
dapat menjadi indikasi bahwa keadaan bawah
permukaan daerah tersebut sangat panas dan
terdapat akifer sumber air tanah yang dapat
dimanfaatkan dalam eksplorasi energi panas
bumi.
3. Warm Ground (Tanah Hangat)
Salah satu pertanda adanya potensi geothermal di suatu area adalah tanah
hangat (warm ground). Tanah hangat ditandai dengan temperatur sebuah
area tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan temperature tanah di
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena suhu yang lebih tinggi pada batuan
bawah permukaan berpindah secara konduksi menuju batuan yang ada di
atas permukaan.
Wilayah bumi berdasarkan temperatur tanahnya dibagi menjadi dua yaitu
kasawasan non thermal dan kawasan thermal. Kawasan non thermal
memiliki gradien temperatur berkisar 10-40°C/km. Kawasan thermal
terbagi menjadi dua, yaitu kawasan semi thermal dengan gradient
temperature 70-80°C/km dan kawasan hiperthermal dengan gradient
temperature yang sangat tinggi sehingga sering dinyatakan dalam °C/cm
4. Fumarol
Mud pools merupakan bagian dari mata air panas asam atau fumarole
dengan air yang terbatas. Mud pools terbentuk ketika uap dan gas muncul
dibawah kolam air hujan. Gas-gas tersebut bereaksi dengan batu untuk
memproduksi tanah liat, yang membuat campuran lumpur di kolam. Ini
biasanya membentuk genangan lumpur yang mendidih. Asam dan
mikroorganisme mengurai sekeliling batu menjadi lempung dan lumpur.
Lumpur pada mudpot membentuk sifat yang kental dan sering mendidih,
maka dari itu sering disemprotkan dari mudpot tersebut
7. Batuan Alterasi
Mineral-mineral lain hasil proses hidrotermal seperti lempung, silika, kalsit dan pirit mempengaruhi
batuan piroklastik terubah, lava andesit terubah serta breksi berubah, dan menjadikannya sebagai batuan
tudung yang baik. Kehadiran mineral hidrotermal seperti albit dan epidot pada beberapa lapisan berpengaruh
terhadap permeabilitas, sehingga membentuk zona berpori. Satuan batuan yang mempengaruhinya adalah
lava andesit terubah, tuf berubah dan breksi terubah yang bertindak sebagai batuan reservoir.
8. Geyser