Anda di halaman 1dari 15

SEPSIS

NEONATORUM
 Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam kehidupan
(life-threatening organ dysfunction) yang disebabkan oleh
disregulasi imun terhadap infeksi.
 Sindrom klinis yang ditandai dengan infeksi dengan atau
Definition tanpa disertai bacteremia pada satu bulan pertama
kelahiran.
 Pada neonates dapat terjadi septicemia, meningitis,
pneumonia, arthritis, osteomyelitis, dan ISK.
 Early onset sepsis (EOS):
 Dalam 72 jam setelah kelahiran, sering terjadi distress
pernapasan serta pneumonia. Sumber infeksi terletak pada
genitalia maternal
Classification
 Late onset sepsis (LOS):
 Setelah 72 jam kelahiran, disebabkan oleh infeksi nosocomial
(hospital-acquired) atau community-acquired. Biasanya
terjadi septicemia, pneumonia atau meningitis.
 BBLR atau prematuritas
 Demam pada ibu dengan bukti infeksi bakteri dalam 2 minggu
sebelum persalinan
 Mekonium atau ketuban berbau
 KPD > 24 jam
Faktor Risiko  VT tidak steril selama proses persanlinan
 Persalinan lama >24 jam pada kala 1 dan kala 2
 Perinatal asfiksia (APGAR Score <4 pada menit pertama)
 Korioamnionitis
 Fetal takikardia > 160 kali/min
 Bayi dan anak di komunitas
 Streptococcus pneumonia, Neisseria
meningitides, Staphylococcus aureus,
Streptokokus grup A, Haemophilus influenzae
tipe B, Bordetella pertussis
Etiologi
 Bayi dan anak di rumah sakit
 Coagulase-negative Staphylococcus,
Methicillin Resistant Staphylococcus aureus
(MRSA), Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella,
E.coli, dan Acinetobacter sp
 EOS : pada saat persalinan mikroorganisme dalam saluran genitourinari naik secara
asending dan mencapai cairan amnion yang telah ruptur.
 Transplasenta
 Asenderen kuman vagina
 Waktu melewati jalan lahir
Patogenesis
 LOS : transmisi secara horizontal, kontak yang erat dengan ibu yang
menyusui, penularan transmisi nosokomial.
 Akibat tindakan manipulasi
 Defek kongenital
 Gejala : hilangnya aktifitas spontan, poor sucking, apnea,
bradikardia, instabilitas suhu, distres pernapasan

Diagnosis  Laboratorium
 Skrining rutin : jumlah Leukosit dan hitung jenis secara serial,
ditemukan kuman dalam pemeriksaan pengecatan gram dari darah,
gangguan metabolik, peningkatan kadar bilirubin.
Diagnosis
Skor PELOD
 Prinsip utama paradigma terapi empiris
 Berikan pilihan antibiotik pertama secara efektif dan tepat
 Dasarkan pemilihan antibiotik, baik empiris maupun bertarget,
pada pengetahuan pola kepekaan lokal (antibiogram lokal)
Tata laksana
 Optimalkan dosis dan rute pemberian antibiotik
Infeksi  Berikan antibiotik tunggal, spektrum luas dengan durasi sesingkat
mungkin DAN
 Sesuaikan atau hentikan terapi antibiotik sedini mungkin untuk
mengurangi kemungkinan resistensi (de-eskalasi)
 Pilihan Kombinasi Antibiotik Empiris untuk sepsis anak dengan
penyebab belum diketahui
 Extended-spectrum penicillina + aminoglikosidab Sefalosporinc
generasi ketiga atau keempat + aminoglikosidaa + vankomisin
Karbapenem + aminoglikosidaa + vankomisin
Terapi
 a ampisilin-sulbaktam menjadi pilihan pertama extended-
Antibiotik spectrum penicillin dalam terapi sepsis bfloroquinolon dapat
menggantikan aminoglikosida pada semua regimen di atas
cSefalosporin generasi ketiga seftriakson tidak boleh digunakan
ketika dicurigai atau terbukti adanya Pseudomonas
 Anti-jamur Pasien dengan predisposisi infeksi jamur sistemik (skor
Kandida ≥3 dan kadar prokalsitonin >1,3 ng/mL) memerlukan
terapi anti-jamur. Penggunaan antijamur pada sepsis disesuaikan
dengan data sensitivitas lokal. Bila tidak ada data, dapat diberikan
lini pertama berupa: amphotericin B atau flukonazol, sedangkan
lini kedua adalah mycafungin.

Terapi
Antijamur
 Pernapasan
 Ventilasi non-invasif
 Ventilasi mekanik invasif
Tata Laksana  Resusitasi cairan dan tata laksana hemodinamik
Disfungsi  Transfusi darah

Organ  Kortikosteroid
 Kontrol glikemik
 Nutrisi
 Menghilangkan sumber infeksi

Anda mungkin juga menyukai