Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PROJECT BASED LEARNING (PJBL)


“KEPERAWATAN BENCANA”

“PERAN PERAWAT DALAM BENCANA”

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


KELOMPOK 1

Vhira Nadhiandra P. 1311311008


Stevani Erni 1311311014
Denis Marsela 1311311038
Raudatin Jinan 1311311046
Zesty Fitri D. 1311311054
Yossy Amelia F. 1311311064
Uci Sri Wahyuni 1311311082
Rany Cyntia D. 1311311088
Tria Wulandari 1311312006
Dilya Eka Saputri 1311312024
Izzah Farisa 1311312028
Atika Putri 1311312030
BENCANA

Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian per


istiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan da
n penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor alam d
an/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusaka
n lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikolo
gis yang dapat menghambat pembangunan nasional. (U
U No 24 Thn 2007).
Prinsip-Prinsip Penanggulangan
Bencana
Dalam UU No.24 tahun 2007 pasal 3 ayat 2 ada bebera
pa prinsip-prinsip dalam penaggulangan bencana:
a. Cepat dan tepat
b. Prioritas
c. Koordinasi dan keterpaduan
d. Berdaya guna dan berhasil guna
e. Transparansi dan akuntabilitas
f. Kemitraan
g. Pemberdayaan
h. Nondiskriminatif
i. Nonproletisi
Permasalahan Dalam Penanggula
ngan Bencana
Secara umum masyarakat Indonesia termasuk aparat pemerin
tah didaerah memiliki keterbatasan pengetahuan tentang benc
ana seperti berikut :

Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik


bahaya

Sikap atau prilaku yang mengakibatkan


menurunnya kualitas SDA

Kurangnya informasi atau peringatan dini yang


mengakibatkan ketidaksiapan

Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan


dalam menghadapi ancaman bahaya
Fase-Fase Bencana
Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam
terjadinya suatu bencana yaitu:

Fase preimpact Fase impact Fase postimpact

• warning phase, tahap • fase terjadinya klimaks • saat dimulainya perbaikan


dan penyembuhan dari
awal dari bencana. dari bencana. Inilah
fase darurat, juga tahap
Informasi didapat dari saat-saat dimana
dimana masyarakat mulai
badan satelit dan manusia sekuat tenaga berusaha kembali pada
meteorologi mencoba untuk fungsi komunitas normal.
cuaca.Seharusnya pada bertahan hidup Secara umum dalam fase
fase inilah segala (survive). Fase impact postimpact ini para korban
akan mengalami tahap
persiapan dilakukan ini terus berlanjut
respon psikologis mulai
baik oleh pemerintah, hingga terjadi
penolakan, marah, tawar-
lembaga, dan warga kerusakan dan menawar, depresi hingga
masyarakat. bantuan-bantuan penerimaan.
darurat dilakukan.
Manajemen Bencana
Penanganan bencana di Indonesia
Di Indonesia sudah terbentuk struktur lembaga yang menagani atau be
rtanggung jawab terjadinya bencana dari pusat hingga daerah, yaitu

BAKORNAS PBP (badan koordinasi nasional


penaggulangan bencana dan pengungsian)

SATKORLAK PBP (satuan koordinasi pelaksana


penaggulangan bencana dan pengungsian) pada
tingkat propinsi

SATLAK PBP (satuan pelaksana penaggulangan


bencana dan pengungsian.) pada tingkat kabupaten

SATGAS (satuan tugas) pada tingkat


kecamatan

HANSIP/KMPB (pertahanan sipil/kelompok masyarakat


penaggulangan bencana pada tingkat desa /kelurahan
Dalam perannya sebagai tenaga kesehatan, perawat me
rupakan bagian dari sitem dilembaga – lembaga penang
gulangan bencana yang ada, baik pada tingkat local ma
upun nasional. Disamping itu , peran perawat juga bisa
berada dilembaga swasta baik tergabung dalam lembag
a swadaya masyarakat (LSM) maupun organisasi masy
arkat (Ormas).
Kompetensi perawat dalam mana
jemen bencana
Amelia (2007) menjelaskan, untuk menjadiperawat bencana
harus mempunyai kompetensi khusus sesuai posisinya. Bila
dalam posisi manajer keperawatan, maka seorang perawat b
encana harus mempunyai kompetensi:
Mampu membuat Mampu melakukan koordinasi
keputusan cepat dalam dengan baik pada saat terjadi
bencana. Sedangkan sebagai
rangka mengatasi masalah
pelaksana keperawatan, kompetensi
bencana, misalnya
yang harus dimiliki adalah, mampu:
menentukan staf (SDM) melakukan triage darurat bencana,
yang dilibatkan dalam melaksanakan penyelamatan
penaganan bencana, kehidupan dasar dan lanjutan,
memenuhi alat dan obat- melaksanakan tindakan keperawatan
obatan yang harus gawat, memenuhi kebutuhan klien
gawat darurat, melaksanakan
disiapkan, dan mampu
pengawasan, membuat dokumentasi
memenuhi kebutuhan
setiap tindakan, menangani
logistic penanganan kepanikan klien dan keluarga dan
bencana. menangani sukarelawan.
PERAN PERAWAT DALAM BENCANA
Keperawatan bencana bertujuan untuk memastikan bahwa pera
wat mampu untuk mengidentifikasi, mengadvokasi dan merawa
t dampak dari semua fase bencana termasuk didalamnya adala
h berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan kesiapsiagaan ben
cana. Perawat harus mempunyai ketrampilan teknis dan penget
ahui tentang epidemiologi, fisiologi, farmakologi, struktur buda
ya dan social serta masalah psikososial sehingga dapat memba
ntu dalam kesiapsiagaan bencana dan selama bencana sampai
dengan tahap pemulihan (ICN,2009).

Perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masya


rakat baik yang bersifat kegawat daruratan maupun berkelanjut
an seperti perawatan neonatal, pendidikan dan penyuluhan kep
ada masyarakat, mengidentifikasi penyakit dan imunisasi serta i
ntervensi pada saat kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencan
a (Savage & Kub, 2009).
Peran perawat pada fase bencana

Prabencana

Saat Pasca
bencana bencana
Laporan Studi di PMI
Hasil Wawancara:
Tanggal : 23 September 2016
Hari : Jum’at
Jam : 10.30 – 12.00
Narasumber : Bapak Antoni (Staff bidang posko logistik
& penanganan bencana) dan Bapak Habibi (Staff Humas)
Pengenalan PMI
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah salah satu badan yang sangat be
rperan penting ketika bencana terjadi di Indonesia. PMI sendiri merupak
an organisasi yang terhimpun dalam organisasi internasional IFRC (Intern
ational Federation of Red Cross and Red Cressent) yang bergerak di bida
ng pelayanan kemanusiaan. Fokus utama organisasi ini adalah pelayanan
baik medis maupun non medis terhadap korban bencana alam maupun
bencana sosial. Kemudian, oerganisasi lainnya yaitu, ICRC (International C
ommittee Of The Red Cross) yang bergerak dalam melindungi dan mem
bantu korban konflik atau gangguan akibat perang, misalnya memberika
n bantuan dalam bentuk layanan maupun barang, khususnya bantuan gi
zi dan medis.

PMI dalam penanggulangan bencana memiliki SATGANA, KSR dan TSR.


SATGANA adalah satuan atau tim yang khusus dibentuk dan dibina dala
m rangka upaya turut serta dalam penanggulangan bencana secara kese
luruhan. KSR (Korp SukaRela) adalah Relawan PMI yang terlatih dan suda
h mengikuti pendidikan sesuai dengan standar PMI dan merupakan tula
ng punggung PMI dalam setiap gerakan yang dilakukan di lapangan, ber
usia 18 s.d 35 tahun. TSR (Tenaga SukaRela) adalah relawan PMI yang se
cara pribadi personal setiap orang yang ingin mengabdikan dirinya untu
k memberikan kontribusi kepada PMI baik itu moril maupun tenaga sesu
ai dengan keahlian yang dimiliki, berusia 18 s.d tidak terbatas dan sudah
mendapat orientasi terlebih dahulu selama 8 jam.
Didalam KSR dan TSR perawat ikut terlibat didalam nya. Bukti
nya ketika bencana terjadi, PMI mempunyai perawat yang siap u
ntuk menangani bencana tersebut. Perawat dimobilisasi ke temp
at bencana dengan ada nya pelatihan yang sudah dilalui terlebi
h dahulu. Di PMI, memiliki standar kurikulum untuk bisa terjun k
elapangan, untuk dasar itu 30 jam, spesialisasi 70 jam dan PSP s
elama 60 jam.

Dimarkas PMI cabang Sumbar terdapat 17 orang staff pengur


us, dimana jangka waktu pengurusan selama 5 tahun sekali.

Jumlah perawat yang dimobilisasi tergantung pada kebutuhan


dilapangan. Biasanya dibutuhkan 1 orang dokter, 2 orang peraw
at, 1 driver dan 1 ambulan. Contoh pada banjir di 50 kota, pera
wat dimobilisasi untuk terjun kelapangan.
Hasil wawancara
Lebih kompetensi mana perawat atau relawan?
Menurut PMI,dalam penanggulangan bencana perawat
memiliki perbedaan tindakan dengan relawan dimana me
dis dasar akan dilakukan oleh relawan dan medis lanjutan
akan dilakukan oleh perawat. Medis dasar terkait ilmu yan
g dimiliki oleh orang awan terkait penyelamatan nyawa. C
ontohnya ketika pasien fraktur jadi tindakan nya di imobili
sasi. Dan untuk medis lanjutan bisa dilakukan di rumah sa
kit, disini perawat akan melakukan perawatan terkait kondi
si pasien.
Sampai sekarang memang PMI belum bekerja sama den
gan PPNI, namun ketika bencana terjadi koordinasi PMI de
ngan perawat berjalan aktif karena PMI mempunyai beber
apa relawan dari latarbelakang perawat, jadi ketika bencan
a terjadi PMI hanya menghubungi perawat tersebut
Bagaimana peran yang harus dilakukan oleh profesi ke
perawatan khususnya, dalam mendukung PMI dalam pe
nanggulangan bencana?
Pra bencana: Biasanya 1 titik bencana, ada 1 dokter, 2 perawat, 1 driver,
dan 1 ambulance.
Mengikuti pelatihan terkait bencana. Salah satu contoh pelatihan nya
WAS yang terkait sanitasi, mck, medis dasar.
Mengikuti diksar (sukarela) : Tidak ada syarat umur/profesi
Memberikan promosi kesehatan terkait berncana
Untuk pendidikan yang diberikan sesuai dengan kurikulumnya. Diksar sel
ama 30 jam, Spesialisasi: 70 jam dan PSP (Psikososial Suppoprt Program)
: 60 jam.
Saat bencana: PMI akan memobilisasi perawat untuk kelapangan denga
n aturan : memiliki kompetensi, relawan PMI. Peran perawat saat bencan
a mendampingi dokter dalam memberikan pelayanan kepada korban be
ncana. Perawat juga dapat melakukan aktivasi dan assesment (Pengkajian
) dilapangan. Untuk kondisi dilapangan jumlah perawat yang dibutuhkan
juga di koordinasikan dengan dinas kesehatan.
Pasca Bencana
Disini perawat ikut berperan untuk memperbaiki kondisi korban, akan dik
erahkan perawat yang sudah mengikuti pelatihan PSP (Psiko-sosial-supp
ort programs). Tidak hanya korban yang akan dilakukan PSP namun juga
tenaga PMI yang bertugas. Contohnya ketika bencana di Mentawai.
Bagaimana jumlah perawat yang berkontribusi dalam pen
anggulangan bencana? Sudah terpenuhi atau belum?

Biasanya jumlah tenaga kesehatan terutama perawat mencukup


i ketika dilapangan, sesuai dengan kebutuhan dilapangan nantiny
a. Jika jumlah perawat yang sudah dilatih PMI tidak mencukupi m
aka biasanya PMI meminta beberapa instansi yang terkait. Conto
h saat kejadian di Mentawai PMI minta 2 dokter dan 3 perawat d
an perawat yang akan terjun kelapangan tersebut diberikan orien
tasi seputar PMI dengan penugasan atas nama PMI. Perawat diori
entasikan mengenai PMI itu apa dan 7 prinsip PMI (Kemanusiaan,
kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, kese
mestaan).
Di PMI sendiri, jumlah perawat yang kontribusi dalam aktivitas
PMI saat bencana itu tergantung kebutuhan.
Selama ini, perawat yang dibutuhkan tersebut sudah terpenuhi,
meskipun dalam memenuhinya memerlukan usaha dengan meng
hubungi perawat tersebut baik secara personal maupun melalui i
nstansi lainnya
Bagaimana fenomena yang ditemukan PMI yang terja
di selama ini di masyarakat terkait peran perawat saat
terjadi bencana?

Meskipun jumlah perawat yang dibutuhkan selama ini terpenuh


i, namun perlu usaha yang keras untuk mengumpulkan mereka.
Mungkin hanya segelintir orang, baik itu dokter maupun perawat
,yang secara sadar ingin membantu kegiatan kemanusian ini jika
dibandingkan jumlah mereka yang sebenarnya

Jika dari skill, mungkin banyak yang kurang dari cara berkomun
ikasi. Contohnya, perawat yang dikirim,kerjanya bagus, namun be
lum bisa berbicara aktif atau berinteraksi dengan masyarakat saat
melakukan promkes.

Perawat sering terlambat untuk membuat pelaporan dan rencan


a pelayanan selanjutnya
Di UKM Universitas Andalas, terdapat KSR PMI, bagaimana
kaitan KSR PMI dan PMI?

KSR PMI merupakan bagian dari unit PMI di Universitas. Itu me


rupakan kerja sama dari relawan PMI padang.
Di sumbar terdapat beberapa Universitas yang memiliki unit KS
R PMI termasuk di Unand. Para anggota KSR PMI Unand di berik
an pelatihan dan memang di turunkan pada saat terjadi bencana
. Seperti contoh: gempa batu sangkar, KSR PMI Unand terlibat
dalam evakuasi korban. Yang mana waktu kerja maksimal yang di
berikan kepada mahasiswa tersebut adalah 14 hari. Jika telah sa
mpai pada hari ke 14 maka koordinator lapangan akan melakuka
n rolling kepada anggota sukarelawan tersebut.
Contoh lainnya, ketika terjadi bencana di Padang Panjang di di
rikan 2 pos pelayanan PMI dari perguruan tinggi. Untuk kebutuh
an relawan tergantung dari kebutuhan di lapangan.
Jika pada saat terjadi bencana dan menemukan korban me
mbutuhkan pertolongan pertama sedangkan kita tidak pun
ya alat apapun. Adakah tips darurat dari PMI yang dapat dil
akukan untuk menangani korban?
Jangan panik
Arahkan orang-orang sekitar ke posisi dan lokasi yang
aman
Berikan p3k dan bantu korban seadanya
Minta bantuan ke puskesmas/ polisi jika sedang berada
didekat lokasi kejadian dan bisa diminta bantuan pertolon
gan
Kumpulkan perawat-perawat yang ada
Peralatan yang dibawa saat bencana oleh PMI hanyalah
bagian dasar saja, seperti Tas P3K (antiseptik, perban gulu
ng, kassa streril, bidai, tandu, dll) hanya sebats untuk pena
nganan luar saja baru. Selama ini, saat bencana terjadi per
nah relawan yang melakukan operasi kecil yaitu jahit menj
ahit dan ini tergantung fasilitas medis lapangan.
Apa harapan PMI kedepan terhadap peran atau keterli
batan mahasiswa dalam penanggulangan bencana?

Membuka hati untuk membantu orang dan meluangkan waktu. Dan P


MI ingin orang-orang dari background perawat, dokter atau tenaga medi
s lainnya untuk membuka hati dan meluangkan waktu untuk kemanusiaa
n. Semakin banyak pengetahuan atau adanya pelayanan untuk bencana,
itu semakin bagus. Karena akan meringankan PMI, pemerintah. Apalagi ji
ka ada kerja sama.
PMI berharap agar mahasiswa keperawatan lebih berkontribusi dalam
hal kebencanaan dengan baik. Selama ini tidak terjadi kontribusi yang ba
ik antara PMI dengan Mahasiswa mungkin di sebabkan oleh 3 hal
 kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang bencana
 tidak adanya dukungan dari pihak universitas masing masing
 kurangnya penggalakan informasi yang disampaikan oleh PMI se
ndiri ke universitas yang ada di kota padang khususnya, dan s
umbar pada umumnya.
Laporan Studi di PPNI
Hasil Wawancara:
Tanggal : 26 September 2016
Hari : Senin
Jam :12.00 – 13.00 wib
Narasumber : Bapak Tasman (Staff PPNI Padang)

PPNI adalah singkatan dari persatuan perawat nasional Indonesia.


Dimana PPNI merupakan tempat bernaungnya seluruh perawat di
Indonesia.
Adakah standar yang baku dalam pelayanan keperawa
tan dalam penanggulanagan bencana di Indonesia?

Menurut narasumber di Indonesia untuk standar yang baku dal


am pelayanan keperawatan itu sendiri belum ada. Di dalam UU d
an Permenkes juga belum ada di jelaskan secara khusus bagaima
na peran perawat dalam menanggulangi bencana, baik pra benca
na, saat bencana, dan pasca bencana. sejauh ini peran perawat m
asih terfokus pada standar pelayanan keperawatan secara umum.
Pada prinsipnya kata narasumber, perawat harus mampu melak
ukan pelayanan keperawatan pada saat bencana. Semua perawat
harus mampu atau mempunyai keterampilan dasar yang sama da
lam hal bagaimana penanggulangan bencana.
Untuk mengembangkan kemampuan perawat yang memang kh
usus untuk menghadapi bencana sudah ada himpunan perawat g
awatdarurat dan bencana, himpunan inilah yang menyusun bagai
mana standar pelayanan kegawatdaruratan dan kebencanaan.
Kompetensi apa yang harus dipenuhi perawat dalam
penanggulangan bencana?

Standar minimal untuk perawat itu harus memiliki sertifi


kat kegawatdaruratan, seperti sertifikat BTCLS, ATCLS. Setia
p pelatihan-pelatihan pengembangan yang berhubungan
tentang bencana itu nantinya akan bekerjasama dengan di
nas kesehatan, BASARNAS, dan BPBN.
Sekarang semua perawat dan himpunan perawat gawat
darurat dan bencana ini sudah menyiapkan diri dengan m
elakukan berbagai pelatihan-pelatihan.
Promkes seperti apa yang dapat kita berikan kepada
masyarakat terkait penaggulangan bencana?

Pada saat pra bencana promosi kesehatan yang paling penting diberik
an kepada masyarakat adalah bagaimana caranya menciptakan ketahana
n bagi keluarga. Setiap keluarga atau rumah tangga harus dibiasakan pu
nya cadangan kebutuhan dirumah yang sesuai dengan yang dibutuhkan,
untuk menghindari kekosongan kebutuhan sandang dan pangan saat be
ncana itu terjadi.
Pada saat terjadinya bencana promosi kesehatan yang paling dilakukan
adalah edukasi agar masyarakat tidak panik, pada saat ini yang paling p
enting adalah bagaimana cara masyarakat itu dapat menyelamatkan diri
nya (live saving).
Pada saat terjadinya bencana tidak ada dikategorikan secara khusus pe
rawat mana yang paling banyak berperan saat bencana, siapapun peraw
at yang bisa dilibatkan dalam penanggulangan bencana, berarti perawat
tersebut sudah terlibat. Siapa perawat yang terdekat dengan lokasi yg m
asih selamat dari bencana, perawat tersebut dapat melakukan live saving
pada dirinya sendiri serta orang yang terdekat dengannya. Prinsipnya ad
alah perawatan basic/dasar yang dilakukan saat di lokasi bencana atau s
ebelum di bawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan selanjutnya.
Dokumentasi
PMI
Foto perawat terlibat dalam penanganan bencana

Pelayanan Kesehatan
Promosai Kesehatan (Hygien Promotion)
Foto saat diskusi dengan bapak Antoni
Foto bersama setelah diskusi dengan bapak antoni dan bg habibi
Syukron 

Anda mungkin juga menyukai