Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN JIWA II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KORBAN


TRAFFICKING
Disusun oleh :

1. Adinda Malicha Putri 11161002


2. Bena Amadeea Pallebo 11161008
3. Destria Ramadhanty Noer 11161010
4. Evryda Nugrahaini 11161015
5. Kinanti Hassin Khuluqi 11161021
6. Pega Hardiana Wadani 11161029
7. Saskia Putri Maharani 11161035
8. Shafira Amalia 11161036
DEFINISI TRAFFICKING
 Trafficking merupakan suatu bentuk kejahatan yang kompleks. Trafficking tidak
lagi sekedar praktik kebudakan manusia oleh manusia sebagaimana telah
terjadi pada masa lalu, melainkan prosesnya dilakukan dengan kekerasan fisik,
mental, seksual, penindasan, sosial, dan ekonomi dengan modus yang sangat
beragam, mulai dengan cara yang halus seperti bujukan dan penipuan samapi
dengan cara yang kasar seperti paksaan dan perampasan (Wyatt,2009)

 Perdagangan anak adalah Perekrutan, pengiriman, pemindahan,


penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan
kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan,
kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, memberi atau
menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang
mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi (PBB dan
ODCCP Office for Drug Control and Crime Prevention)
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA TRAFFICKING
• Kemiskinan (Permasalahan Ekonomi)
Semenjak terjadinya krisis ekonomi mulai tahun 1997, semuanya berdampak
kepada seluruh elemen masyarakat. Perekonomian semakin sulit, semakin banyak rakyat
yang tidak mampu untuk membiayai keluarganya khususnya anaknya. Mulai dari biaya
pendidikan, hingga biaya kehidupan sehari-hari. Himpitan perekonomian itu membuat
keluarga khususnya orangtua semakin mudah terbujuk rayu oleh agen atau pelaku
perdagangan anak dengan iming-iming serta janji palsu akan pekerjaan yang dapat
membuat hidup lebih baik lagi dengan gaji yang besar.

• Kurangnya Pendidikan dan Informasi

Pendidikan yang memadai tentunya akan sangat membantu masyarakat agar


tidak terjebak dalam kasus perdagangan anak. Kekurangtahuan akan informasi mengenai
perdagangan anak membuat orang-orang lebih mudah untuk terjebak menjadi korban
perdagangan anak khususnya di pedesaan dan terkadang tanpa disadari pelaku
perdagangan anak tidak menyadari bahwa ia sudah melanggar hukum.
Lanjutan…..
• Kurangnya Kepedulian Orang Tua

Tidak jarang ditemukan orang tua yang kurang peduli untuk membuat
akta kelahiran sang anaknya dengan berbagai alasan. Orang tanpa tanda
pengenal yang memadai lebih mudah menjadi korban trafficking karena
usia dan kewarganegaraan mereka tidak terdokumentasi. Sehingga pelaku
dapat melakukan aksinya tanpa khawatir identitas korban tidak mudah
terlacak. Anak- anak korban trafficking misalnya, lebih mudah diwalikan ke
orang dewasa manapun yang memintanya.
KARAKTERISTIK ANAK-ANAK YANG RENTAN DI
PERDAGANGKAN
Adapun karakteristik anak-anak yang rentan di perdagangkan, meliputi:

1. Anak yang memiliki permasalahan di sekolah (Drop Out).


2. Anak yang mengalami kekerasan di rumah atau lingkungan.
3. Anak yang merasa bosan hidup di desa.
4. Anak yang berfikiran hidup di kota lebih baik dari di desa.
5. Masih berusia muda.
6. Anak yang berjenis kelamin perempuan lebih rentan.
7. Anak yang tidak memiliki akte kelahiran.
8. Anak yang konsep dirinya rendah.
9. Anak yang menjadi korban gaya hidup konsumerisme.
BENTUK HUMAN TRAFFICKING YANG TERJADI PADA
PEREMPUAN DAN ANAK
a. Kerja paksa seks dan ekploitasi Seks

Perempuan dan anak-anak dijanjikan bekerja sebagai buruh


migran, PRT, pekerja restoran, penjaga toko, atau pekerjaan tanpa keahlian
tetapi kemudian dipaksa bekerja pada industri seks saat mereka tiba di
daerah tujuan. Mereka ditipu dengan kondisi kerja dan mereka dikekang
dibawah paksaan dan tidak diperbolehkan menolak bekerja.

b. Pembantu Rumah Tangga (PRT).


Anak yang diperdagangkan ke dalam kondisi kerja yang
sewenang-wenang termasuk jam kerja wajib yang sangat panjang,
penyekapan illegal, upah yang tidak dibayar atau dikurangi, kerja karena
jeratan utang, penyiksaan fisik ataupun psikoligis, penyerangan seksual,
tidak diberi makan atau kurang makanan, dan tidak boleh menjalankan
agamanya atau diperintah untuk melanggar agamanya.
Lanjutan…
c. Bentuk lain dari kerja migran

Beberapa dari buruh migran ini ditarik kedalam kondisi kerja


yang sewenang-wenang dan berbahaya dengan bayaran sedikit atau
bahkan tidak dibayar sama sekali. Banyak juga yang dijebak
ketempat kerja seperti melalui jeratan utang, paksaan atau
kekerasan.
PENCEGAHAN DALAM MENANGANI TRAFFICKING
a) Memperbaiki kualitas pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar sampai
Sekolah Menegah Atas untuk memperluas angka partisipasi anak laki-laki
dan anak perempuan di dua kecamatan;
b) Mendukung keberlanjutan pendidikan dasar untuk anak perempuan setelah
lulus sekolah dasar;
c) Menyediakan pelatihan keterampilan dasar untuk memfasilitasi kenaikan
penghasilan;
d) Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan akses ke kredit keuangan untuk
memfasilitasi usaha sendiri;
e) Merubah sikap dan pola fikir keluarga dan masyarakat terhadap trafiking
anak.
UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI
MASALAH CHILD TRAFFICKING
Pemerintah Indonesia telah berusaha melakukan berbagai upaya untuk
menangani masalah child trafficking yang terjadi di Indonesia. Namun upaya-
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia tidak menunjukan hasil
yang memuaskan, terbukti kasus child trafficking yang terjadi di Indonesia
bukannya menurun malah semakin meningkat. Upaya tersebut dapat dilihat
pada:
a. Dibuatnya undang-undang yang relevan untuk memberikan perlindungan
kepada korban trafiking, UU No.37/1997 tentang Hubungan Luar Negeri :
Undang-undang ini dapat digunakan untuk melindungi orang Indonesia yang
tertrafik diluar negeri .
b. Undang-undang no 21. Tahun 2007, Tentang pemberantasan tindak pidana
perdagangan orang
Lanjutan…..
c. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pun
melarang perdagangan anak. Dimana Tujuan dari perlindungan anak
sendiri disebutkan dalam Pasal 3 UU No. 23 Th 2002 : “Perlindungan anak
bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.”
PENANGGULANGAN LAIN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH TRAFFICKING
1. Pemetaan masalah perdagangan orang 5. Pemerintah bersama LSM banyak
Indonesia ,baik untuk tujuan domestik mensosialisasikan undang-undang
maupun luar negeri tindak perdagangan orang ke
2. Peningkatan pendidikan masyarakat, masyarakat.
khususnya pendidikan alternative bagi anak-
6. Masyarakat berperan serta membantu
anak dan perempuan, termasuk dengan
upaya pencegahan dan penanganan
sarana dan prasarana pendidikannya
korban tindak pidana perdagangan
3. Peningkatan pengetahuan masyarakat
orang denngan aktif memberikan
melalui pemberian informasi seluas-luasnya
informasi dan melaporkan jika ada
tentang perdagangan orang
kejadian kepada penegak hokum atau
4. Perlu di upayakan adanya jaminan
pihak berwajib, atau turut serta dalam
aksesibilitas bagi keluarga khususnya
menangani korban.
perempuan dan anak untuk memperoleh
pendidikan, pelatihan, peningkatan
pendapatan dan pelayanan social.
KASUS
Apiah seorang anak perempuan berusia 15 tahun yang menjadi korban perdagangan
manusia, untuk mengingat kembali awal nestapa yang menimpanya. Awal nestapa itu terjadi
di kampungnya sendiri, yakni tawaran kerja yang kemudian menjerumuskannya ke dalam
dunia prostitusi di Johor Baru, Malaysia. Berawal dari datangnya seorang perempuan yang
menjadi "sponsor tenaga kerja". Perempuan bernama Warpu dan rsquoah (30) mendatangi
kediaman orangtuanya di Desa Mekarmaya, Cilamaya, Karawang, Jawa Barat atau kira-kira
40 kilometer dari Kota Karawang. Perempuan belia yang masih bau kencur itu itu
menuturkan, pada 17 Juli 2007 lalu, Warpu dan rsquo;ah menawarinya pekerjaan sebagai
pelayan sebuah restoran di Malaysia. Awalnya dia mengaku ragu-ragu, namun keesokan
harinya, Warpu dan rsquo;ah kembali mendatangi rumah orangtuanya. Warpu’ah datang
bersama Nunung (20-an) yang diakui sebagai keponakannya.

"Karena bicaranya meyakinkan, saya jadi tertarik. Apalagi dia bilang akan ada teman yang
berangkat bareng kesana. Ya si Nunung itu, yang katanya masih keponakan dia," tutur Apiah
lirih.
Lanjutan…
Hari itu juga, sang sponsor memberinya uang Rp100.000 untuk mengurusi KTP (Kartu Tanda
Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga). Selanjutnya atas bantuan perempuan itu pula, tak sulit ia
memperoleh KTP dan KK. Malam harinya, pada 18 Juli 2007, Apiah pun diboyong ke rumah sang
sponsor di Banyusari, Karawang. Menginap semalam, selanjutnya Apiah dan Nunung diantar
sang sponsor menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Dua buah tiket
Kartika Airlines dibeli di loket bandara untuk tujuan Batam, Kepulauan Riau. Hanya dua orang itu
saja yang melanjutkan ke Batam. Sang sponsor balik kanan alias kembali ke Karawang. Sebelum
berpisah, Warpu dan rsquo;ah menjanjikan bahwa keduanya akan dijemput oleh seorang laki-laki
di Batam. Lelaki itu bernama panggilan John.

Setibanya di Batam, John pun datang menjemput mereka. Keduanya kemudian diinapkan di
sebuah hotel di Batam selama dua minggu untuk pengurusan paspor. Begitu urusan paspor
selesai, keduanya diberangkatkan ke Johor Baru, Malaysia, dengan menggunakan kapal laut. Di
negeri jiran itu, mereka pun dijemput oleh seorang lelaki lain. Menurut Apiah, setibanya di Johor
Baru, dia berpisah tujuan dengan Nunung. Apiah sendiri kemudian ditempatkan di sebuah rumah
penampungan.

"Sampai sana sudah malam. Saya langsung disuruh mandi lalu diminta memakai pakaian seksi.
Saya menolak, masak untuk jadi pelayan restoran harus berpakaian seksi," katanya.
Lanjutan…
Rumah itu terletak di Jalan Teratai XIV, Johar Baru itu. Bersama dirinya, terdapat
belasan perempuan Indonesia di rumah itu. Kelak kemudian dia tahu siapapun yang
ditampung di rumah itu adalah perempuan yang terjebak dalam perdagangan manusia
,untuk dilacurkan secara paksa. Mereka biasanya diajak ke hotel untuk melayani para
lelaki hidung belang. Sejak malam itu Apiah "resmi" di-PSK-kan. Dia disuruh melayani
setiap lelaki yang menjadi tamu "sang majikan" yang menurutnya bernama Kelvin.
Apiah tak berdaya. Setiap geraknya diawasi. Majikannya tak peduli atas kondisinya.
Setiap malam ia melayani sebanyak tujuh hingga delapan lelaki hidung belang, yang
rata-rata adalah warga Malaysia dari berbagai keturunan. Puncaknya dia pernah
dipaksa melayani 18 lelaki hidung belang dalam waktu semalam. Sang majikan tak
pernah peduli meskipun Apiah sedang mengalami masa datang bulan.

"Saya bilang saya lagi leang[menstruasi-Red], tapi majikan tetap nggak percaya. Malah
diminta minum obat supaya cepat berhenti," tutur Apiah kepada wartawan, Rabu
(21/11), di Mapolsek Cimalaya, Karawang.
Lanjutan…
Selain dipaksa meminum obat untuk mengatasi menstruasi, gadis lugu itu juga sering

dipaksa menenggak pil inex saat melayani tamu sang mucikari. Menolak? Semprotan

amarah dan caci-maki yang akan segera dia terima.

"Saya dicacimaki. Dibilang saya masih punya utang banyak ,makanya harus terus

melayani tamu," katanya.

Nasib baik, nasib buruk, siapa yang tahu? Demikian ungkapan terkenal dari negeri

China. Setelah dinistakan hingga berbulan-bulan, Apiah diselamatkan oleh seorang

perempuan yang diduga menjadi PSK di kawasan itu.

Sesampainya di Batam Apiah tinggal bersama perempuan yang menyelamatkannya itu.

Fitri namanya sebagai warga Ciasem, Subang, Jawa Barat. Menurut Apiah, selama

tinggal di Batam dia tidak dipekerjakan sebagai apa pun. Merasa aman, Apiah pun

menelpon orangtuanya dan meminta agar segera dijemput di Batam. Menerima telepon

dari putri pertamanya, orang tuanya langsung mengontak kerabatnya yang tinggal di

Batam. Selanjutnya kerabatnya membawa Apiah pulang ke Karawang.


ANALISA KASUS
Kasus ini terjadi pada tahun 2007 dimana sudah adanya instrumen hukum nasional
yang khusus mengatur masalah perdagangan anak, yaitu UU No. 21 Tahun 2007. Dari
definisi mengenai perdagangan orang yang termuat dalam uu tersebut sebetulnya pelaku
perdagangan anak diatas telah memenuhi unsur tindakan perekrutan, penampungan,
pengiriman dengan penipuan sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain yang dilakukan antar negara, untuk tujuan eksploitasi.
Dari kasus tersebut pelaku menawarkan kerja kepada apiah yang mamasih berumur 15
tahun untuk menjadi pelayan di sebuah restoran di Malaysia, yang kemudian setelah
mendapat persetujuan baik dari orangtua apiah maupun apiah sendiri lalu setelah urusan
surat-surat selesai ia segera diterbangkan ke Johor Baru, Malaysia disana ia sempat
ditampung dalam suatu rumah yang kemudian ia menyadari bahwa itu adalah tempat
penampungan perempuan yang akan diperdagangakan sebagai pekerja seks
komersial.Semua unsur dalam UU pemberantasan tindak pidana perdagangan orang
jelas-jelas sudah terpenuhi, namun bagaimana akhir dari kisah ini setelah Apiah
diselamatkan kemudian diantar kembali ke kampungnya, penanganan kasus ini seperti
hilang tidak jelas perkembangan dan penyelesaiannya.
Lanjutan…..
Dari hal ini terlihat jelas bagaimana kurangnya perlindungan yang diberikan
pemerintah terhadap korban perdagangan perempuan, instrumen hukumnya
memang sudah ada kemudian bagaimana implementasinya jangankan bagi pelaku
yang ada di Malaysia, bagi perekrut yang ada di Indonesia saja seolah-olah sangat
sulit untuk disentuh hukum.Pemerintah Propinsi Jawa Barat sebetulnya juga telah
mempunyai instrumen hukum yang menegaskan kembali pelarangan terhadap
perdagangan manusia yaitu melalui Surat Keputusan Gubernur No. 43 Tahun 2004
membentuk Komite Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak, dan
menyusun Rencana Aksi Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi
Anak, Perdagangan Anak dan Eksploitasi Seksual Komersial Anak. Dan sekali lagi
praktek perdagangan anak masih tetap saja terjadi di wilayah hukum Propinsi Jawa
Barat atau dalam kasus ini tepatnya di daerah Cilamaya, Karawang.
POHON MASALAH

RBD

HDR

Ketidakberdayaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah

RENCANA KEPERAWATAN
Terlampir

STRATEGI PELAKSANAAN
Terlampir
KESIMPULAN
Trafficking merupakan permasalahan klasik yang sudah ada sejak kebudayaan
manusia itu ada dan terus terjadi sampai dengan hari ini. Penyebab utama adalah
kurangnya informasi akan adanya trafficking, kemiskinan, rendahnya tingkat
pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat terutama mereka yang
berada dipedesaan, sulitnya lapangan pekerjaan selain itu juga masih lemahnya
pelaksanaan hukum di Indonesia tentang perdagangan orang.
Untuk memberantas dan mengurangi trafficking memerlukan juga kerjasama
lintas Negara serta peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan. Selain itu
penyediaan perangkat hukum yang memadai untuk skala internasional, regional
bahkan local juga penegakan hukum oleh aparat hukum untuk menghambat laju
pergerakan jaringan trafficking. Bahkan tindakan pemberian sanksi yang berat
terhadap pelaku dan perlindungan terhadap korban juga harus diperhatikan.
TERIMA KASIH…..
Alma kel 3
bagaimana cara pencegahan masalah child trafficking?
Nada
nilai apa saja yang dilanggar dalam masalah trafficking?
Rachma Kel 1
apa peranan kuat dalam mencegah trafficking?
Tika kel 1
kenapa di Indonesia banyak terjadi kasus trafficking pada anak
dan wanita?
Suci kel 4
apa saja dampak trafficking bagi negara?
Ira
dampak trafficking bagi anak?
Fithria
penyebab trafficking selain di slide?

Anda mungkin juga menyukai