Decomposers
MIKROBA DALAM PEMBERSIHAN AIR
Crenothrix mampu mengoksidasi
KELOMPOK BAKTERI BESI dan senyawa ferro menjadi ferri
Sphaerotilus
Chromatium
KELOMPOK BAKTERI dan mampu mereduksi senyawa
BELERANG Thiobacillus sulfat menjadi H2S
Mikroalga
KELOMPOK MIKRO ALGA hijau, dan
biru
mampu merombak dan
Mikroba dalam Pseudomonas
menggunakan sumber C
Menguraikan Plastik aeruginosa
dari plasticizers
mampu mengkonsumsi
Menguraikan Minyak hidrokarbon yang
Pseudomonas merupakan bagian utama
Bumi putida dari minyak bumi dan
bensin
memiliki kemampuan
mengikat beberapa logam
Menguraikan Logam Bacillus berat seperti Pb, Cd, Cu,
Berat subtilis Ni, Zn, Al dan Fe dalam
bentuk nitrat
Bakteri pembentuk asam
merombak bahan organik
dan menghasilkan asam
Aerobacter, lemak, asam lemak ini akan
Menguraikan Limbah
Methanobact dirombak oleh bakteri
Organik
erium metan dan menghasilkan
gas bio
mengubah nitrat menjadi
Pengolahan Limbah yang nitrogen bebas yang tidak
Alcaligens berbahaya bagi
Kaya Protein faecalis lingkungan dan kesehatan
manusia.
memetabolisme pestisida
Aspergilus tertentu seperti endosulfan
Menguraikan Pestisida
niger dan karbofuran.
Mekanisme Mikroba Sebagai
Dekomposer
Proses alami dari hewan mati atau jaringan tanaman menjadi
busuk atau rusak yang dilakukan oleh invertebrate, jamur dan
bakteri disebut dekomposisi. Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.
Proses dekomposisi dikendalikan oleh tiga tipe faktor, yaitu:
kondisi lingkungan fisik, kualitas dan kuantitas dari substrat
yang tersedia untuk dekomposer, serta karakteristik dari
komunitas mikroba.
Faktor-faktor pengendali dekomposisi
• Kondisi Lingkungan
Fisik
a. Temperatur
Temperatur mempengaruhi proses dekomposisi secara langsung
dengan meningkatkan aktivitas mikroba dan secara tidak
langsung dengan mengubah kelembaban tanah serta kuantitas
dan kualitas masukan bahan organik ke dalam tanah.
• Kelembaban
Dekomposer mengalami kondisi paling
produktif dalam kondisi lembab yang
hangat. Tingkat dekomposisi umumnya
mengalami penurunan pada
kelembaban tanah yang kurang dari 30
sampai 50% dari massa kering
dikarenakan penurunan ketebalan dari
lapisan lembab pada permukaan tanah
dapat menyebabkan penurunan
kecepatan difusi substrat oleh mikroba.
• Mineral
Mineral dapat mengurangi tingkat
dekomposisi terhadap bahan organik tanah,
sehingga dapat meningkatkan kandungan
organik tanah. Mineral mengubah
lingkungan fisik tanah dengan
meningkatkan kapasitas pegang air (water-
holding capacity). Dapat dikatakan, efek
akhir dari pengikatan yang dilakukan oleh
mineral adalah perlindungan materi organik
tanah dan pengurangan tingkat
dekomposisi.
Kualitas dan Kuantitas Substrat
• Sampah
Sampah yang cepat membusuk
(terdekomposisi) umumnya memiliki
kuantitas konsentrasi yang lebih tinggi pada
substrat labil dan konsentrasi yang lebih
rendah pada senyawa solid. Senyawa-
senyawa ini dapat dikategorikan
diantaranya sebagai senyawa metabolik
labil (seperti gula dan asam amino),
senyawa struktural agak labil (seperti
selulosa dan hemiselulosa), dan senyawa
struktural solid (seperti lignin dan cutin).
• Materi Organik Tanah
Materi organik tanah dihasilkan dari sampah
melalui proses fragmentasi oleh invertebrata
tanah serta perubahan kimia oleh mikroba.
Setelah mikroba ini mati, komponen chitin serta
komponen solid lain pada dinding sel mikroba
tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan
proporsi massa dari sampah.
Komposisi Komunitas Mikroba dan Kapasitas
Enzimatis
Aktivitas enzim dalam tanah bergantung pada komposisi komunitas
mikroba dan sifat dari matriks tanah. Komposisi dari komunitas
mikroba berperan sangat penting karena komposisi tersebut sangat
berpengaruh terhadap jenis dan tingkat produksi enzim. Enzim
pemecah substrat umum seperti protein dan selulosa dihasilkan oleh
begitu banyak jenis mikroba (dimana jenis enzim-enzim ini memang
secara universal sering djumpai di dalam tanah).
Tipe dekomposisi
1. Aerobik: Dekomposisi yang terjadi dengan menggunakan oksigen
sehingga mikroorganisme yang hadir adalah mikroorganisme aerob
dan tidak menghasilkan metan dalam proses aerob ini.
2. Anaerobik: Dekomposisi yang tidak membutuhkan oksigen dan
dihasilkan metan dan dan juga CO2 dalam proses ini.
3. Fermentasi: Dekomposisi anaerobik namun bahan organik yang
teroksidasi juga sebagai penerima elektron
SESI DISKUSI
NI KOMANG AYU NORIANINGSIH
PERAN MIKROBA SEBAGAI DEKOMPOSER I MADE HERI GUNAWAN
GEDE ANGGA ADIWIGUNA