Anda di halaman 1dari 22

 Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan

pada lensa yang dapat terjadi akibat


penambahan cairan di lensa, pemecahan
protein lensa, atau kedua-duanya
(Sidarta ilyas ).

 Katarak adalah suatu kelainan pada mata


berupa kekeruhan pada lensa yang
disebabkan oleh pemecahan protein atau
bahan lainnya oleh proses oxidasi dan foto
oksidasi (Lusianawaty).
 Degeneratif (ketuaan), biasanya dijumpai pada
katarak senilis dikarenakan proses degenerasi atau
kemunduran serat lensa karena proses penuaan
 Trauma, contohnya terjadi pada katarak traumatika,
seperti trauma tembus pada mata yang disebabkan
oleh benda tajam/ tumpul, radiasi (terpapar oleh
sinar –X atau benda-benda radioaktif).
 Penyakit mata lain, seperti uveitis, glaucoma.
 Penyakit sistemik (diabetes militus), dikarenakan
gangguan metabolisme tubuh secara umum dan retina
sehingga mengakibatkan kelainan retina dan
pembuluh-pembuluh darahnya. Diabetes akan
mengakibatkan kelainan dan kerusakan pada retina.
 Defek kongenital, salah satu kelainan herediter
sebagai akibat infeksi virus prenatal dan katarak
developmental terjadi pada tahun-tahun awal
kehidupan sebagai akibat dari defek kongenital.
 Faktor keturunan.
 Penggunaan obat tertentu,
khususnya steroid
 Paparan sinar ultra violet / sinar
matahari dalam waktu yang cukup
lama.
 Rokok dan Alkohol
 Operasi mata sebelumnya.
 Faktor-faktor lainnya yang belum
diketahui.
 Penurunan ketajaman penglihatan dan silau tanpa disertai
nyeri dan kemerahan serta gangguan fungsional yang
diakibatkan oleh kehilangan penglihatan.
 Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga
retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Pandangan
menjadi kabur atau redup
 Pupil tampak abu-abu atau putih
 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut
menghalangi objek
 Peka terhadap sinar atau cahaya ( silau )
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat
membaca
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
 Kesulitan melihat pada malam hari
 Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu
mata. Gejala ini terjadi saat katarak bertambah luas
 Lensa adalah struktur sirkuler, lunak dan
bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan
hampir transparan sempurna. Tebalnya
sekitar 4 mm dan diameter 9 mm, terletak di
belakang iris, di depan badan vitreus.
Permukaan posterior lensa lebih cembung
dibandingkan permukaan anterior
 Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu
 kapsul pd bagian luar (Anterior & posterior)
 korteks
 nukleus pada bagian dalam
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan
berkas cahaya ke retina
 Lensa berisi 65% air,35% protein dan mineral penting.
Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan
oksigen,penurunan air,peningkatan kandungan
kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut
menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaan,
lensa secara bertahap kehilangan air dan mengalami
peningkatan dalam ukuran dan desitasnya.
Peningkatan densitasn diakibatkan oleh kompresi
sentral serat lensa yang lebih tua. Serat-serat lensa
yang padat menyebabkan hilangnya transparansi
lensa yang tidak terasa nyeri dan sering bilateral.
Gangguan metabloisme juga menyebabkan perubahan
kandungan bahan-bahan yang ada didalam lensa yang
pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa yang
dapat berkembang diberbagai bagian lensa atau
kapsulnya, sehingga sinar yang masuk melalui kornea
dihalangi oleh lensa yang keruh/buram. Kondisi ini
mengaburkan bayangan semu yang sampai pada
retina. Akibatnya otak menginterpretasikan sebagai
bayangan yang kabut
 Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang
timbul pada saat pembentukan lensa. Kekeruhan sudah
terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini sering
ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita rubella, diabetes mellitus, toksoplasmosis,
hipoparatiroidisme, dan galaktosemia.
 Katarak Senile
Katarak senile ini adalah semua kekeruhan lensa yang
terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun
 Katarak Juvenile
Kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi
perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya
konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai
soft catarac. Mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9
tahun dan lebih dari 3 bulan.
 Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi
dari penyakit lain. Penyebab katarak jenis ini adalah
gangguan okuler, penyakit sistemik dan trauma.
Katarak terdiri atas 4 stadium
1.Katarak insipien
2.Katarak immatur
3.Katarak matur
4.Katarak hipermatur
 Dimana mulai timbul katarak akibat proses
degenerasi lensa
 Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak
kekeruhan yang tidak teratur.
 Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan
seperti melihat ganda dengan satu matanya.
 Pada stadium ini, proses degenerasi belum
menyerap cairan mata ke dalam lensa
sehingga akan terlihat bilik mata depan
dengan kedalaman yang normal, iris dalam
posisi biasa disertai dengan kekeruhan ringan
pada lensa.
 Tajam penglihatan pasien belum terganggu.
Lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan
mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi
cembung.
 Terjadi pembengkakan lensa yang disebut
sebagai katarak intumesen.
 Terjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi
cembung biasanya pasien menyatakan tidak
perlu kacamata sewaktu membaca dekat.
 Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke
depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata
akan sempit atau tertutup.
 Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma
sekunder.
 Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow
test akan terlihat bayangan iris pada lensa. Uji
bayangan iris positif.
 Merupakan proses degenerasi lanjut lensa.
 Terjadi kekeruhan seluruh lensa.
 Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam
keadaan seimbang dengan cairan dalam mata
sehingga ukuran lensa akan menjadi normal
kembali.
 Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi
normal, bilik mata depan normal, sudut bilik
mata depan terbuka normal, uji bayangan
iris negatif.
 Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat
hanya tinggal proyeksi sinar positif
 Terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa
tenggelam dalam korteks lensa (katarak Morgagni).
 Pada stadium ini jadi juga degenerasi kapsul lensa
sehingga bahan lensa ataupun korteks yang cair
keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan.
 Pada stadium matur akan terlihat lensa yang lebih
kecil daripada normal, dan bilik mata depan terbuka.
 Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun
seluruh lensa telah keruh sehingga stadium ini
disebut uji bayangan iris pseudopositif.
 Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan
timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis.
 Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar
cairan bilik mata sehingga dapat timbul glaukoma
fakoliti
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi
pada klien katarak adalah
nistagmus dan strabismus
 glukoma
 uveitis
 Penurunan tajam penglihatan/
kebutaan
 Tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan; mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, lensa akueus atau
vitreus humor, kesalahan refrkasasi, atau
penyakit saraf atau penyakit sistem sararaf
atau penglihatan keretina atau jalan optik.
 Lapang penglihatan : penurunan mungkin
disebabkan oleh CSV, masa tumor pada
hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri
serebral atau glaucoma.
 Pengukuran tonografi : mengkaji intraokuler
( TIO ) (normal 12 – 25 mmHg)
 Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut
terbuka dari sudut tertutup glukoma.
 Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan
adanya/ tipe gllukoma bila TIO normal atau
hanya meningkat ringan.
 Pemeriksaan Oftalmoskopi : mengkaji struktur
internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan retina dan
mikroaneurisme.
 Dilatasi dan pemeriksaan belahan lampu
memastikan diagnose katarak.
 Darah lengkap,laju sendimentasi (LED) :
menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
 EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid:
dilakukan untuk memastikan aterosklerosis, PAK.
 Tes toleransi glikosa/FBS : menentukan
adanya/control diabetes.
 Terapi untuk pasien katarak adalah dengan
operasi / bedah katarak dimana lensa diangkat
dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur
intrakapsular atau ekstrakapsular, selanjutnya
lensa diganti dengan menggunakan lensa intra
okular (IOL) buatan sehinggga diharapkan dapat
mengoptimalkan fungsi penglihatan atau
mencapai tajam penglihatan terbaik.
Terdapat beberapa tehnik operasi katarak yaitu
 Ekstraksi Catarak Intrakapsular (ICCE).
 Ekstraksi Catarak ekstrakapsular (ECCE).
 Small incicion catarac surgery (SICS)
 Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi.
 Aktivitas/Istirahat
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan ganguan
penglihatan
 Neurosensorik
Gangguan penglihatan( kabur/tidak jelas), sinar terang mengakibatkan
silau,dengan kehilangan bertahap penglitan perifer, kesulitan
memfokoskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap
Penglihatan kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar mata,
kehilangan perifer, fotobia
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
 Pemeriksaan fisik
Tampak ke coklatan atau putih susu pada pupil
Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan
Peningkatan air mata

 Riwayat penyakit
Riwayat penyakit dahulu & keluarga , glaucoma,diabetes,gangguan
system vaskuler
Riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidak seimbangan
endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin
Pre operasi
 Gangguan persepsi sensorik: penglihatan b/d
gangguan penerimaan sensorik/status organ
indra.
 Resiko terjadinya cedera berhubungan
dengan penurunan tajam penglihatan
/pandangan terbatas
 Potensial terhadap kurang perawatan diri b.d
kerusakan penglihatan
 Ansietas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi, prognosis,
pengobatan
Post-operatif
1.Resiko tinggi terhadap cedera b.d
perdarahan intraokuler
2.Resiko tinggi infeksi b.d perawatan
tidak aseptik
3.Nyeri b.d trauma pembedahan
4.Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan penurunan visus,
peningkatan TIO, dan proses
inflamasi
 Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan
dengan gangguan penerimaan sensori ditandai oleh
mata berkabut, lensa mata keruh buram seperi susu.
Intervensi:
a. Observasi ketajaman penglihatan (visus) dasar
pasien
b. Dorong pasien dalam mengekspresikan penurunan
ketajaman
c. Lakukan tindakan untuk membantu pasien
menangani keterbatasan penglihatan, misalnya
dengan mendekatkan kebutuhan pasien
d. Orientasikan pasien terhadap lingkungan dan orang
lain di sekitarnya
e. Beritahu klien untuk mencegah glare (sinar yang
menyilaukan)
f. Beritahu klien untuk mencegah penggunaan warna
biru, hijau dan ungu pada materi cetakan/tulisan
g. Kolaborasi: Prosedur tindakan pembedahan berupa
pengangkatan lensa

Anda mungkin juga menyukai