Anda di halaman 1dari 21

PENYAKIT WABAH DAN KARANTINA

Pengertian

 Wabah adalah kejadian berjangkitnya


suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka (Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang
Wabah dan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1968)
Jenis-Jenis Penyakit Tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah
Pasal 3 UU No. 4 tahun 1984 ttg Wabah Penyakit Menular 
Menteri menetapkan jenis-jenis penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan wabah.
 Permenkes Nomor: 560/Menkes/Per/VIII/1989 tentang Jenis
Penyakit Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah, Tatacara
Penyampaian Laporannya dan Tatacara Penanggulangan
Seperlunya (18 Jenis Penyakit)

 Kepmenkes Nomor 424/Menkes/SK/IV/2003 tentang Penetapan


Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) sebagai Penyakit Yang
Dapat Menimbulkan Wabah (sebagaimana diubah dengan
Kepmenkes Nomor 514/Menkes/SK/IV/2003  Lamp E ttg RS
Rujukan)
 Kepmenkes Nomor 311/Menkes/SK/V/2009 tentang Penetapan
Penyakit Flu Baru H1N1 (Mexican Strain) sebagai Penyakit Yang
Dapat Menimbulkan Wabah
Jenis-Jenis Penyakit Tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah

1. Kholera 11. Rabies


2. Pes 12. Malaria
3. Demam Kuning 13. Influenza
4. Demam Bolak-balik 14. Hepatitis
5. Tifus Bercak Wabah 15. Tifus Perut
6. Demam Berdarah Dengue 16. Meningitis
7. Campak 17. Enchepalitis
8. Polio 18. Antrax
9. Difteri 19. SARS
10. Pertusis 20. Infuenza Baru H1N1
KILAS BALIK

5
INFLUENZA A (H1N1)
INFLUENZA A (H1N1) ADALAH PENYAKIT INFLUENZA YG DISEBABKAN
OLEH VIRUS INFLUENZA TYPE A SUBTYPE H1N1 YANG DAPAT
DITULARKAN MELALUI BINATANG, TERUTAMA BABI.

GEJALA UMUM : MIRIP DGN INFLUENZA ANTARA LAIN :


DEMAM, BATUK, PILEK, LESU LETIH, NYERI TENGGOROKAN,
NAFAS CEPAT ATAU SESAK NAFAS, MUNGKIN DISERTAI
MUAL, MUNTAH DAN DIARE

CARA PENULARAN :MELALUI UDARA KETIKA PENDERITA BERSIN


DAN BATUK

PENCEGAHAN : -MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN


-MENGHINDARI KONTAK DENGAN PENDERITA FLU
-MENUTUP HIDUNG DAN MULUT KETIKA BATUK/BERSIN
6
WHO phase of pandemic alert
Statement by WHO Director-General, Dr Margaret Chan 25
April 2009 : Swine Flu (Flu Babi) dinyatakan sebagai PHEIC
28 APRIL 2009 : WHO phase of pandemic alert is 4.
30 APRIL 2009 : WHO phase of pandemic alert is 5.
11 JUNE 2009 : WHO phase of pandemic alert is 6.

7
PENYAKIT PES
 Penyebab : Bakteri Yersinia pestis
 Gejala Klinis :
 Gejala Umum : Demam
 Gejala Khusus :
 Bubonic plague (pembesaran kelenjar getah bening atau
pes kelenjar) paling sering di daerah selangkang/inguinal,
paling jarang terjadi di daerah ketiak.
 Pnemonial plague/pes paru (batuk dengan dahak cair
berbercak darah, sesak pernafasan melemah, krepitasi di
basal paru, gagal nafas, efusi pleura, mediastinitis)
 Meningeal plague, septikemia plague, DIC (Disseminated
intravascular coagulation (DIC), also known as
consumptive coagulopathy, is a problem of coagulation
(blood clotting) that happens in response to a variety of
diseases)
 Masa Inkubasi : 1 - 7 hari
 Cara Penularan :
 Gigitan kutu tikus (Xenopsylla Chepsis), gigitan
atau cakaran kucing,
 Gigitan pinjal Pulex Iritans
 Gigitan kutu manusia
 Secara droplet dari penderita pes paru
 Secara aerosol pada bioterorism
 Penatalaksanaan Suspect
 Isolasi
 Desinfeksi serentak
 Karantina
Pinjal (Xenopsylla chepsis )

Image: Xenopsylla chepsis (oriental rat flea) engorged with blood


PENYAKIT YELLOW FEVER
 Etiologi : Flavivirus
 Cara Penularan :
 Siklus penularan di hutan reservoarnya adalah primata dan nyamuk
Haemogogus.
 Siklus penularan di kota adalah manusia dan nyamuk Aedes aegypty.
 Masa inkubasi : 3 hingga 6 hari.
 Gejala Klinis :
Merupakan infeksi virus akut dengan durasi pendek dan mortalitas
yang bervariasi.
1. Stadium Awal : Demam mendadak, menggigil, sefalgia, mialgia dan
nyeri punggung, mual dan muntah. Denyut nadi lemah dan pelan
walau suhu meningkat. (Faget sign). Kadang – kadang disertai ikterus
sedang, albuminuria dan anuria. Lekopeni terlihat jelas pada hari
kelima. Kebanyakan infeksi membaik pada stadium ini. Setelah remisi
singkat selama beberapa jam hingga satu hari, beberapa kasus
berkembang menjadi stadium intoksikasi.
2. Stadium Intoksikasi : Gejala perdarahan seperti mimisan,
perdarahan gusi, muntah darah hitam dan berak darah hitam. Disertai
gagal ginjal dan hati. 20% - 50% kasus ikterus berakibat fatal.
Mortalitas di daerah endemis pada penduduk asli adalah 5% dan
meningkat menjadi 20%-40% pada wabah tertentu.
 Terapi : Tidak ada terapi spesifik
Flavivirus & Aedes Aegypty
Yellow fever is caused by an
arbovirus of the family Flaviviridae,
a positive sense single-stranded
RNA virus Nyamuk Aedes Aegypty.
PENYAKIT KOLERA
 Agen Penyebab : Vibrio Cholera serogroup O1, terdiri 2 biotype : 1)
Vibrio klasik 2) Vibrio El Tor yang terdiri dari serotipe Inaba, Ogawa
dan Hikojima. Pada tahun 1961 pandemi biotype El Tor dimulai dari
Indonesia menyebar ke seluruh Asia, Eropa timur dan Afrika. Tahun
1992 muncul serotype baru yang disebut v. cholera O139
 Reservoir: manusia, zooplankton
 Masa Inkubasi: beberapa jam – 5 hari, umumnya 2-3 hari
 Cara Penularan: melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi secara langsung atau tidak langsung oleh tinja atau
muntahan dari orang yang terinfeksi
 Masa Menular: beberapa hari setelah sembuh. Pada penderita
‘carrier’ v. cholera di dalam feses dapat menetap sampai beberapa
bulan, sedangkan yang mengalami infeksi saluran empedu dapat
berlangsung sampai beberapa tahun secara intermitten.
 Gambaran Klinis:
 onset tiba-tiba, diawali dengan mual dan muntah
 diare berat, cair terus menerus seperti air cucian beras,
 tanpa sakit perut,.
 komplikasi : dehidrasi, kolaps, asidosis, dan hipoglikemi serta gagal ginjal.
Pada kolera gravis tanpa pengobatan dapat terjadi kematian dalam
beberapa jam. Angka CFR 50%, dengan pengabatan berkurang menjadi
1%.
Vibrio cholerae
Aerobic, Gram-negative rods
Oxidase-positive, glucose-fermenting Gram-
negative rods
PENYAKIT MENINGITIS
MENINGOKOKUS
 Etiologi : Neisseria meningitidis.
 Distribusi penyakit : Infeksi ini terjadi dimana-mana, namun
puncaknya pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Insiden
tinggi adalah Afrika Tengah, Afrika barat, Nepal, India, Etiopia, Sudan
dan Negara Afrika lainnya.
 Reservoir : manusia.
 Cara penularan : Kontak langsung droplet hidung dan tenggorokan.
 Masa Inkubasi : 2-10 hari.
 Gejala Klinis : Penyakit bacterial akut dengan karakteristik muncul
demam mendadak, nyeri kepala hebat, mual dan sering muntah, kaku
kuduk dan sering timbul ruam petekie, macula merah muda atau
sangat jarang vesikel. Sering terjadi delirium dan koma, pada kasus
fulminan berat, timbul gejala prostrasi mendadak, ekimosis dan syok.
Angka kematian 5-15%.
 Diagnosis : Ditemukan meningococci pada LCS atau darah.
MENINGITIS MENINGOKOKUS

Figure 2. The characteristic skin rash


(purpura) of meningococcal
septicemia, caused by Neisseria
meningitidis

Figure 1. Neisseria meningitidis Gram-stain of a pure


culture. Note the characteristic "diplococcal"
arrangement of cells.
PENGERTIAN KARANTINA
KARANTINA ADALAH PEMBATASAN AKTIVITAS ORANG SEHAT ATAU
BINATANG YANG TELAH TERPAJAN (EXPOSED) KASUS PENYAKIT
MENULAR TERTENTU. UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN PENYAKIT
SELAMA MASA INKUBASI.

 ABSOLUTE/COMPLETE QUARANTINE
PEMBATASAN KEBEBASAN BERGERAK BAGI MEREKA YANG TERPAJAN
TERHADAP PENYAKIT MENULAR SELAMA PERIODE YANG BERLANGSUNG
TIDAK LEBIH LAMA DARI MASA INKUBASI TERLAMA DENGAN SUATU
CARA TERTENTU DENGAN TUJUAN MENCEGAH AGAR TIDAK TERJADI
KONTAK YANG MUNGKIN MENIMBULKAN PENULARAN KEPADA MEREKA
YANG TIDAK TERPAJAN

 MODIFIED QUARANTINE
PEMBATASAN GERAK PARSIAL / SEBAGIAN DAN SELEKTIF BAGI MEREKA
YANG TERPAJAN YANG PADA UMUMNYA, DILAKUKAN BERDASARKAN
CARA PENULARAN YANG TELAH DIKETAHUI DAN DIPERKIRAKAN
TERKAIT DENGAN BAHAYA PENULARAN. MISALNYA MELARANG ANAK
TERKENA CAMPAK UNTUK MASUK SEKOLAH. TERMASUK DIDALAMNYA :
PERSONAL SURVEILLANCE DAN SEGREGATION
TUJUAN KARANTINA

 Menolak dan mencegah masuk dan


keluarnya penyakit karantina dengan
sarana angkutan darat, laut dan
udara.
Dasar Hukum & Pengertian
 pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945;

 Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan (Undang-undang


No. 9 tahun 1960, Lembaran-Negara tahun 1960 No. 131);
(telah digantikan oleh UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan)

Dalam Undang-undang Pokok Kesehatan pasal 6 sub 3 tercantum


kewajiban  mencegah penyakit menular dengan usaha karantina.

UU No. 1 Tahun 1962 Tentang Karantina Laut

UU No. 2 Tahun 1962 Tentang Karantina Udara

UU NO. 6 Thn 1962 ttg Wabah dan UU No. 7 Thn 1968 ttg
Perubahan Psl 3 UU No. 6 Tahun 1962 tentang Wabah
(telah digantikan oleh UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular)
JENIS Penyakit Karantina
 Berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) UU No. 1 dan UU No. 2
Tahun 1962 Tentang Karantina Laut dan Karantina
Udara, Penyakit Karantina ada 6 Jenis Penyakit.
 Jenis-jenis Penyakit Karantina (6 Penyakit)
1. Pes (Plague); MI : 6 hari
2. Kolera (Cholera); MI 5 hari
3. Demam kuning (Yellow fever); MI : 6 hari
4. Cacar (smallpox); MI : 14 hari
5. Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa (Louse
borne typhus); MI: 14 hari
6. Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever); MI : 8 hari

 Yang disebut usaha karantina ialah tindakan-tindakan


untuk mencegah penjalaran sesuatu penyakit yang
dibawa oleh seorang yang baru masuk wilayah
Indonesia dengan alat-alat pengangkutan Darat, Laut
dan Udara. (Penjelasan UU No. 1 dan UU No. 2)

Anda mungkin juga menyukai