Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 2

Evaporasi
Evaporasi
Anggota :

Syafira Noer Fitriyanie A1C017013


Meinanda Titik Rahmasari A1C017014
Denny Rakhma Yulianto A1C017015
Lisa Nur Ngaeni A1C017016
Intan Mulia A1C017017
Tesa Indah Kurniasih A1C017018
M. Ilham Nurfiqri A1C017019
Prayoga Pangestu A1C017020
Dewi Novita A1C017021
Ferry Irvansyah A1C017022
Ade Rinaldi Nasution A1C017023
Erina Sukmawati A1C017024
Evaporasi
Industri Pangan di Indonesia semakin berkembang.
Berbagai bahan pangan diolah menjadi berbagai
macam produk yang bisa dikonsumsi. Semua proses –
proses tersebut dibantu oleh berbagai macam alat
dan melewati berbagai macam proses. Salah satunya
adalah proses evaporasi dan menggunakan alat
evaporator.
Evaporasi

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut


sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan
bukan zat padat.
Evaporasi
Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan
konsentrasi larutan sehingga didapatkan larutan
dengan konsentrasi yang lebih tinggi. . Panas dapat
disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara
alami dan penambahan steam.
Berdasarkan Jurnal Uji Performansi dan Keseimbangan Massa
Evaporator Vakum Double Jacket Tipe Water Jet dalam Proses
Pengolahan Gula Merah Tebu (Saccharum officinarum L.)

Produk pangan yang cukup potensial untuk dipasarkan di dalam


negeri maupun di ekspor, salah satunya yaitu gula merah.
Keberadaan komoditas gula merah sebagai kebutuhan pokok di
kalangan masyarakat setiap tahun mengalami peningkatan sejalan
dengan pertumbuhan penduduk dan penganekaragaman industri
pangan. Bahan baku gula merah dapat menggunakan nira aren,
nira kelapa, nira siwalan dan nira tebu. Gula merah tebu adalah gula
asli yang masih mengandung bahan alami tebu yang membuatnya
tetap bergizi dan memiliki nutrisi yang lebih baik dari pada gula
merah yang lain jika ditinjau dari segi kesehatan.
Gula merah tebu dihasilkan dari proses pengentalan
nira tebu dengan cara pemanasan. Pemanasan ini
penting karena dapat menentukan kualitas dari gula
merah. Pembuatan gula merah secara tradisional
memiliki kelemahan dalam proses pemanasan,
sehingga menghasilkan kualitas gula merah yang
tidak baik.

Evaporator vakum double jacket tipe water jet


adalah mesin yang mampu membuat gula merah
yang lebih baik di banding pengolahan secara
tradisional. Pengoperasinya evaporator vakum
membutuhkan energi untuk menghasikan panas.
Sehingga diperlukan evaluasi terhadap performansi
atau kinerja mesin evaporator vakum double jacket
tipe water jet.
Proses pengolahan nira tebu untuk menjadi gula merah tebu
umumnya membutuhkan proses pemanasan untuk mengurangi
kadar air agar mencapai kekentalan tertentu, sehingga siap untuk
dicetak menjadi gula merah. Proses pemanasan ini sangat penting
karena proses pemanasan memengaruhi sifat fisik maupun sifat
kimia gula merah yang dihasilkan sehingga memengaruhi kualitas
dari gula merah.

Mesin evaporator double jacket tipe water jet adalah mesin yang
mampu membuat gula merah yang lebih baik dibanding pengolahan
secara tradisional. Prinsip kerja dari mesin ini pada kondisi vacum
pada tekanan vakum yang digunakan yaitu dibawah 1 atm dalam
harapannya adalah agar proses penguapan dapat berlangsung pada
kondisi suhu rendah, sehingga kerusakan yang disebabkan oleh
suhu dapat dikurangi. Keunggulan lain dari evaporator vakum
double jacket tipe water jet yaitu dapat mepertahankan kualitas
bahan pertanian yang sensitiv terhadap panas.
Pengoperasian evaporator vakum double jacket
tipe water jet membutuhkan energi untuk
menghasikan panas dalam memanaskan bahan.
Sehingga diperlukan evaluasi terhadap performansi
atau kinerja mesin evaporator vakum double jacket
tipe water jet. Pengevaluasian mesin evaporator
vakum double jacket tipe water jet meliputi input
energi panas, input energi litrik, output energi dan
kehilangan massa bahan baku selama proses
pembuatan gula merah (keseimbangan massa).
Berdasarkan Jurnal Pembuatan Gula Aren Cair dengan Pengaturan
Kapur dan Suhu Evaporasi

Kebutuhan gula nasional baik untuk konsumsi langsung rumah


tangga maupun industri terus meningkat dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Pada tahun 2014 kebutuhan gula nasional
mencapai 5,700 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan gula
tersebut diupayakan melalui Program Swasembada Gula Nasional.
Secara kuantitatif sasaran yang ingin diraih adalah tercapainya
Swasembada Gula Nasional pada tahun 2014 dengan target produksi
sebesar 3,571 juta ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).
Alternatif untuk memenuhi kebutuhan gula nasional
adalah dengan melakukan pemanfaatan tumbuhan
yang memilki potensi untuk dikembangkan dan
diolah hasilnya menjadi gula, salah satunya adalah
aren. Aren memiliki kelebihan dibandingkan dengan
tebu, pohon aren lebih produktif dengan menghasil
kan nira 4-8 kali dibandingkan tebu dan rendemen
gulanya 12%, sedangkan rendemen tebu rata-rata
hanya 7%. Usia panen yang paling produktif
tanaman aren enam hingga delapan tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian
kapur dan suhu evaporasi pada kualitas gula aren cair untuk
mengetahui kualitas gula aren cair setelah dilakukan pemberian
kapur dan evaporasi pada suhu tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Pemberian kapur 0,05% menghasilkan kadar kotoran gula aren
cair terendah yakni 0,61%.
2. Suhu evaporasi 70 0C menghasilkan gula reduksi gula aren cair te
rendah yakni 3,5%.
3. Pemberian kapur 0,05% pada suhu evaporasi 70 0C menghasilkan
kualitas gula aren cair terbaik.
Berdasarkan Jurnal Uji Teknis Modifikasi Evaporator Pada Pembuatan
Gula Aren
Salah satu alternatif pengganti gula putih (gula pasir) adalah gula aren ka
rena potensi sangat besar di Indonesia. Dari sisi produksi, satu hektar po
hon aren mampu menghasilkan 25 ton gula per tahun, dibanding tebu 14
ton per hektar per tahun (Arif, et al. 2012).
Gula aren merupakan produk hasil evaporasi nira aren yang diperoleh da
ri penyadapan bunga dari pohon aren yang banyak tumbuh di Indonesia k
hususnya di Kabupaten Minahasa Tenggara. Namun, produksi gula aren i
ni mengalami kendala karena dalam proses penguapan nira (evaporasi)
masih memakan waktu yang cukup lama sehingga dibutuhkan alat yang
bisa membantu mempercepat penguapan yaitu evaporator.
Evaporator merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah kes
eluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair me
njadi uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental.
Proses yang terjadi didalam evaporator disebut dengan evaporasi. Dalam d
unia industri manfaat alat ini ialah pengentalan awal cairan sebelum diolah l
ebih lanjut, pengurangan volume cairan dan untuk menurunkan aktifitas cair
an.
Evaporator yang baik akan memiliki kinerja dengan efisiensi yang baik dari s
egi penggunaan, keamanan, kebersihan dan dari segi bahan bakar bisa me
ngurangi penggunaan bahan bakar .
Memodifikasi dan menguji evaporator pada pembuatan gula ar
en .
Membandingkan waktu pengolahan nira aren menggunakan ev
aporator modifikasi dan menggunakan evaporator tradisional (s
angkor) .
Untuk mengetahui perbandingan kebutuhan bahan bakar yang
digunakan dan waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan gula
aren .
Efisiensi pengolahan nira aren menggunakan evaporator modifikasi dengan bahan b
akar gas LPG 3 kg adalah 46%, efisiensi pengolahan nira aren menggunakan evapor
ator tradisional dengan bahan bakar gas LPG 3 kg adalah 45% dan efisiensi pengola
han nira aren secara tradisional dengan bahan bakar kayu adalah 11%
Perbedaan suhu api antara pengolahan nira aren menggunakan evaporator modifika
si dan evaporator tradisional merupakan salah satu penyebab efisiensi evaporator m
odifikasi rendah
Proses pengolahan nira aren menggunakan bahan bakar gas LPG 3 kg masih mema
kan waktu yang cukup lama yaitu 3 jam 25 menit dan 3 jam 9 menit Sedangkan, pros
es pengolahan nira aren menggunakan bahan bakar kayu adalah 1 jam 45 menit
Laju konsumsi bahan bakar perjam saat mengolah nira aren menggunakan evaporat
or modifikasi dan bahan bakar gas LPG 3 kg adalah 1.065 (kg/jam), laju konsumsi ba
han bakar perjam saat mengolah nira aren menggunakan evaporator tradisional dan
bahan bakar gas LPG 3 kg adalah 1,1746 (kg/jam), laju konsumsi bahan bakar perja
m saat mengolah nira aren secara tradisional dengan bahan bakar kayu adalah 25,8
857 (kg/jam)

Anda mungkin juga menyukai