Anda di halaman 1dari 20

KEBUDAYAAN ISLAM

Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya
manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat
menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang

Dari segi etimologis, kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta


buddhi yang berarti intelek (pengertian). Kata buddhi berubah menjadi
budaya yang berarti “yang diketahui atau akal pikiran”. Budaya berarti pula
pikiran, akal budi, kebudayaan, yang mengenai kebudayaan yang sudah
berkembang, beradab, maju.
Dalam Islam, memang tidak ada suatu rumusan yang kongkret mengenai suatu
kebudayaan. Islam memberi kerangka asas atau prinsip yang bersifat hakiki atau
esensial. Dalam keadaan atau waktu yang berbeda, esensinya diwujudkan oleh
aksidensi yang sangat ditentukan oleh aspek ekonomi, politik, sosial budaya, teknik,
seni, dan mungkin juga oleh filsafat.
Kebudyaan Islam bernafaskan wahyu ilahi dan sunnah Rasul. Yakni suatu kebudayaan
akhlak karimah yang muncul sebagai implementasi Al-Qur’an dan Al-Hadist dimana
keduanya merupakan sumber ajaran agama Islam, sumber norma dan sumber
hukum Islam yang pertama dan utama
Pembagian budaya menurut islam

1 2 3

Budaya yang
Budaya yang tidak Budaya yang
sebagian besar
bertentangan bertentangan
bertentangan
dengan islam dengan islam
dengan islam
Budaya yang tidak bertentangan dengan islam

kita dapat mengetahui bahwa Islam membiarkan beberapa adat kebiasaan manusia
yang tidak bertentangan dengan syariat dan adab-adab Islam atau sejalan
dengannya. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menghapus
seluruh adat dan budaya masyarakat Arab yang ada sebelum datangnya Islam. Akan
tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang budaya-budaya yang
mengandung unsur syirik, seperti pemujaan terhadap leluhur dan nenek moyang,
dan budaya-budaya yang bertentangan dengan adab-adab Islami.
Jadi, selama adat dan budaya itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, silakan
melakukannya. Namun jika bertentangan dengan ajaran Islam, seperti memamerkan
aurat pada sebagian pakaian adat daerah, atau budaya itu berbau syirik atau
memiliki asal-usul ritual syirik dan pemujaan atau penyembahan kepada dewa-dewa
atau tuhan-tuhan selain Allah, maka budaya seperti itu hukumnya haram.
Budaya yang sebagian besar bertentangan dengan
islam

Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa
meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya. Di antara tradisi dan budaya ini
terkadang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Tradisi dan budaya Jawa ini
sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa, terutama yang abangan. Di antara
tradisi dan budaya ini adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki
kekuatan ghaib, keyakinan adanya dewa dewi yang berkedudukan seperti tuhan,
tradisi ziarah ke makam orang-orang tertentu, melakukan upacara-upacara ritual
yang bertujuan untuk persembahan kepada tuhan atau meminta berkah serta
terkabulnya permintaan tertentu
Perkembangan Kebudayaan Islam

1. Masjid sebagai Pusat Peradaban 2. Perkembangan Intelektual Islam


Islam Menurut Prof. Dr. Harun
Nasution, periodisasi sejararah
Masjid di jaman Nabi Muhammad kebudayaan Islam dapat di kelompokkan
SAW. berfungsi sebagai pusat peradaban. menjadi 3 fase/periode, yakni :
Oleh sebab itu, masjid oleh umat Islam 1. Periode Klasik, yaitu periode yang
dijadikan sebagai simbol persatuan dimulai dari tahun 650-1250 M.
umat. Sejak Nabi Muhammad SAW. 2. Periode Pertengahan, yaitu periode
mendirikan masjid pertama kali, fungsi antara tahun 1250-1800 M.
masjid masih orisinil kokoh sebagai pusat 3. Periode Modern, yaitu antara tahun
peribadatan dan peradaban. 1800-sekarang
Periode klasik 650-1250 M

Pada periode ini, para imam Mazhab yang terkenal dengan al-imamu madzahibul arbain
yang terdiri atas, Imam Syafi’I, Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Hambali, merupakan
tokoh yang hidup dan mengembangkan dialektika pemikiran keagamaannya pada
periode ini.

Islam sedang dalam masa puncak kejayaannya, baik dalam bidang ilmu filsafat maupun
ilmu keagamaan.
Kejayaan tersebut, termanifestasikan dalam kejayaan Islam lewat Dinasti Umaiyah I yang
berpusat di Damaskus, Dinasti Umaiyah II yang berpusat di Andalusia (Spanyol) dan
Dinasti Abasiyah yang berpusat di Baqdad.

Periode Pertengahan (1250-1800 M)

Pada periode ini Islam bisa dikatakan sedang mengalami masa kemunduran. Dalam
diskursus pemikiran kontemporer, kemunduran Islam pada periode ini yang masih
terasa hingga sekarang adalah meluasnya pemikiran al-Gazali yang cenderung
memisahkan filsafat dengan agama.
Lewat pemikiran al-Gazali pula, Himmah untuk melakukan eksplorasi ilmu agama
dan filsafat mulai meredup,
Periode Modern (1800- sekarang)

Merupakan periode yang ditandai dengan munculnya gerakan-


gerakan pembaharuan dalam pemikiran Islam.
Beberapa tokoh yang terkenal dalam gerakan pembaharuan Islam
seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Fazlur Rahman,
Jamaluddin al-afghani.
Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Islam
1. Masjid
Salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang paling banyak ditemukan
hingga kini adalah masjid. Seperti diketahui bahwa masjid merupakan tempat
ibadah bagi umat Islam, sehingga wajar jika seni arsitektur Islam satu inilah yang
paling mudah kita lihat keberadaannya saat ini. Adapun terkait dengan kentalnya
budaya Hindu dan Budha di masa awal penyebaran Islam di Indonesia, seni
arsitektur masjid juga dipengaruhi oleh akulturasi budaya lokal yang ada saat itu.
Berbeda dengan masjid-masjid di Jazirah Arab, arsitektur masjid di Indonesia
memiliki beberapa keunikan. Keunikan tersebut terletak pada susunan atapnya
yang berundak dan berbentuk limas, adanya bangunan serambi (pendopo), adanya
mihrab atau tempat imam memimpin sholat, serta wujud masjid yang umumnya
berbentuk bujur sangkar.
2. Keraton atau Istana
Keraton atau istana yang merupakan tempat tinggal bagi raja dan keluarganya
sebetulnya telah ada sejak jaman pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha. Hanya
saja, setelah Islam masuk, arsitektur keraton menjadi lebih banyak dipengaruhi
oleh gaya arsitektur Timur Tengah. Beberapa keraton peninggalan sejarah Islam di
Indonesia tersebut yang hingga kini masih terawat misalnya Istana Kesultanan
Ternate, Istana Kesultanan Tidore, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton
Kesultanan Aceh, Istana Sorusuan, Istana Raja Gowa Keraton Kasultanan, dan
Keraton Pakualaman.
3. Tradisi
Beberapa tradisi yang hingga kini masih digunakan sebagian masyarakat Islam
seperti ziarah, sedekah, atau upacara adat Jawa sekaten juga merupakan bukti
peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang tak bisa dilupakan begitu saja. Tradisi-
tradisi tersebut lahir karena pengaruh Islam yang berakulturasi dengan kebudayaan
lokal masyarakat saat itu.
4. Pesantren
Sejak masuknya Islam di Indonesia, pesantren telah menjadi lembaga pendidikan
agama yang telah melahirkan banyak mubaligh. Pesantren dianggap sebagai salah
satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia karena dianggap turut berperan serta
dalam kemajuan syiar Islam Nusantara.
Pesantren di Indonesia pertama kali dibangun pada masa kekuasaan Prabu
Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren yang didirikan di daerah Jawa oleh Sunan
Ampel ini kemudian melahirkan banyak orang-orang terpelajar. Para santri diajari
tentang banyak hal seperti bahasa Arab, pendalaman Al Quran, kitab Kuning, tauhid,
fiqih, akhlak, dan tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Lasem di
Rembang, Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di Situbondo,
Pesantren Lirboyo di Kediri, Al-Kautsar Medan, dan Pesantren As-Shiddiqiyyah di
Jakarta.
Seni
Pertunjukan

Karya Sastra Tradisi dan


Upacara

Peninggalan
Kebudayaan
Islam di
Kaligrafi
Indonesia

Seni Pahat
Kaligrafi

Bentuk
Mesjid
Nilai-Nilai Islam dalam Budaya Indonesia

Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia, para da’i


mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana
dilakukan oleh Wali Songo di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali
Allah SWT itu dalam mengemas ajaran Islam dengan bahasa budaya
setempat sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam
telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu
teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut di atas memberikan
jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan
tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam
di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan
perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan
Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia
(Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan
bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang
Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama
yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita
Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab
Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India
adalah penganut mazhab Hanafi.
Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan
budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu
Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra
Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau
Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al –
Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-
tanda bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah
satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.

Anda mungkin juga menyukai