Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 6

Wakalah
P
Wakalah, menurut para ulama e
Mazhab Hanafi, adalah tindakan
seseorang menempatkan orang lain n
ditempatnya untuk melakukan tindakan
hukum yang tidak mengikat dan
g
diketahui. Ulama Mazhab Syafi’I e
mengatakan bahwa wakalah adalah
penyerahan kewenangan terhadap r
sesuatu yang boleh dilakukan sendiri dan
bisa diwakilkan kepada orang lain, untuk
t
dilakukan oleh wakil tersebut selam i
pemilik kewenangan asli masih hidup
a
n
Praktek Wakalah dalam Lembaga
Keuangan Syariah

Wakalah dalam sistem perbankan syariah Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam
adalah akad pemberian kuasa dari nasabah kepada akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Tugas,
bank (penerima). Wakalah dalam Lembaga Keuangan wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas
Syariah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa sesuai kehendak nasabah bank. Setiap tugas yang
kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan dilakukan harus mengatasnamakan nasabah dan
pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan letter of harus dilaksanakan oleh bank. Atas pelaksanaan
credit dan transfer uang. Bank syariah dapat tugasnya tersebut, bank mendapat pengganti biaya
memberikan jasa wakalah, yaitu sebagai wakil dari berdasarkan kesepakatan bersama. Pemberian kuasa
nasabah sebagai pemberi kuasa (muwakil) untuk berakhir setelah tugas dilaksanakan dan disetujui
melakukan sesuatu (taukil). Dalam hal ini, bank akan bersama antara nasabah dengan bank
mendapatkan upah atau biaya administrasi atas jasa
tersebut.
Praktek Wakalah dalam Lembaga
Keuangan Syariah

Kelalaian dalam menjalankan kuasa Selain praktik wakalah diatas, di


menjadi tanggung jawab bank kecuali kegagalan Lembaga Keuangan Syariah umumnya ada jenis
karena force majeure menjadi tanggung jawab produk yang menggunakan akad wakalah. Jenis-
nasabah. Apabila bank yang ditunjuk lebih dari jenis produk pelayanan jasa yang menggunakan
satu, maka masing-masing bank tidak boleh akad wakalah antara lain :
bertindak sendiri-sendiri tanpa musyawarah – L/C (Letter of Credit) - Inkaso
dengan bank yang lain, kecuali dengan seizin
nasabah. Atas pelaksanaannya tersebut, bank – Transfer - Pembayaran gaji
mengenakan biaya administrasi kepada nasabah – kliring
berdasarkan kebijakan bank – RTGS
Fatwa Wakalah

Pertama Kedua

A.Ketentuan tentang Wakalah: B.Rukun dan Syarat Wakalah:

1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para 1.Syarat-syarat muwakkil (yang mewakilkan)
pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam a.Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang
mengadakan kontrak (akad). diwakilkan.
b. Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas
2. Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak
tertentu, yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya seperti
boleh dibatalkan secara sepihak. mewakilkan untuk menerima hibah, menerima sedekah dan
sebagainya.
3. Hal-hal yang diwakilkan
a.Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili,
b.Tidak bertentangan dengan syari'ah Islam,
c.Dapat diwakilkan menurut syari'ah Islam.
F
a
Ketiga t
w
a
W
Jika salah satu pihak tidak menunaikan a
kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di
antara para pihak, maka penyelesaiannya k
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah a
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah. l
a
h
Problematika Penyertaan Akad Wakalah dalam
Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah

Salah satu produk Bank Syariah yang berdasarkan prinsip jual beli dan
banyak dimanfaatkan di Bank Syariah ialah murabahah. Pembiayaan murabahah
dengan menyertakan akad wakalah dapat mengurangi substansi dan kesyariahan
murabahah. Hal ini dikarenakan dengan adanya penyertaan akad wakalah dalam
pembiayaan murabahah maka Ba’i memberikan kuasa untuk pembelian barang
kepada Musytari dengan mengatasnamakan Musytari sendiri sehingga dalam
pembiayaan murabahah ini Bank Syariah hanya sebagai pemberi modal saja bukan
sebagai penjual/pemilik barang. Hal tersebut bertentangan dengan Fatwa DSN
Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah

Anda mungkin juga menyukai