Pada September 2018 FDA telah menerima Aplikasi Lisensi Biologis tambahan (sBLA)
Pembaruan berupa penambahan efek dari obat Praluent dalam mengurangi risiko
kardiovaskular : serangan jantung, stroke iskemik, kematian akibat penyakit jantung
koroner dan angina tidak stabil yang membutuhkan rawat inap.
sBLA didukung oleh data dari ODYSSEY OUTCOMES, sebuah uji coba fase 3
kardiovaskular yang menilai efek Praluent pada 18.924 pasien yang memiliki sindrom
koroner akut (ACS)
• Bentuk sediaan : infus intravena baik serelaxin (10, 30, 100, atau 250 mcg / kg / hari)
Sifat : Relaxin juga memiliki sifat antifibrotik melalui pengaturan sintesis kolagen
fibroblast dan efek pada matriks metalloproteinase.
Metode Penelitian
Prosedur kerja
1. Tahap Persiapan
Studi kepustakaan, dan mengumpulkan informasi terkait stroke yang
dibutuhkan.
2. Tahap Penelitian
Tahap penelitian dimulai dari pengambilan dan pengelompokkan
sampel. Pengambilan sampel berdasarkan dari catatan medik pasien
rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar yang
memenuhi kriteria inklusi. Data yang diamati berupa data klinik, data
laboratorium, dan data demografi yang diperoleh dari rekam medik
pasien dan dicatat melalui lembar pengumpulan data.
3. Pengolahan Data
Setelah semua data didapatkan, selanjutnya dilakukan tabulasi
berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Data yang diperoleh
dilakukan pengolahan data dengan cara editing, coding, entry data,
tabulasi dengan menggunakan komputer.
4. Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan metode statistik deskriptif yang menggambarkan
pengaruh penggunaan piracetam dan citicoline terhadap stroke iskemik
meliputi jenis kelamin, usia, lama perawatan, GCS (Glasglow Coma
Scale) dan riwayat penyakit penyerta yaitu hipertensi, diabetes mellitus,
dislipidemia dan penyakit jantung koroner. Analisis data menggunakan
program software SPSS(Statistical Package for the Social Sciences)
versi 22.
Seluruh pasien stroke iskemik sebanyak 52 pasien di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar,
sebanyak 46 pasien (88,5%) menggunakan piracetam dan 6
pasien (11,5%) menggunakan citicoline.
Efek yang ditimbulkan terhadap pasien yang menggunakan
piracetam dan citicoline menunjukkan adanya perbaikan fungsi
neurologi dilihat berdasarkan parameter GCS (Glasglow Coma
Scale) berupa respon mata, respon verbal dan respon motorik.
• Aritmia merupakan penyakit jantung yang umum terjadi. Aritmia mengacu
pada setiap bentuk denyut atau irama jantung yang bersifat tidak normal.
Jantung normal berdenyut sebanyak 60-100 kali per menit saat seseorang
beristirahat. Dan denyut jantung tersebut memiliki irama yang teratur.
• Bila seseorang memiliki denyut jantung yang lambat, yaitu kurang dari 60
denyut per menit; atau denyut jantung yang cepat, yaitu lebih dari 100
denyut per menit saat beristirahat, dia mungkin menderita aritmia. Kadang-
kadang, seseorang bisa memiliki denyut jantung yang normal namun dengan
irama yang tidak teratur. Dia mungkin saja menderita penyakit denyut
jantung ektopik atau fibrilasi atrium.
Persetujuan FDA
• Angina pectoris biasanya terjadi pada pasien artery coronary, mempengaruhi
salah satu atau arteri epikardial yang lebih besar dan dihasilkan ketika perfusi
miokardial tidak dapat memenuhi permintaan metabolism miokardial
• Meningkatnya denyut jantung menujukan factor penting, termasuk iskemia
miokard dan angina pectoris
• Obat yang biasa digunakan adalah B-Blocker yang memiliki interaksi serius
antarobat. Walaupun penggunaan obat terbatas karena kepatuhan yang buruk,
terutama pada orang tua.
• Ivabradin, obat penghambat selektif sebagai agen penurun denyut jantung dengan
menghambat if pada sinotrial node
• Dose : 5-10 mg 2x 1 hari
Ivabradin
• Pengaktivasi hiperpolarisasi
• Channel blocker gerbang siklik nukleotida, dengan aktivitas
kronotropik.
• Ivabradin secara selektif `berikatan pada bagian intraseluker
dari pori saluran HCN dan memblokir saluran HCN di sel
pacu jantung (pacemaker) dalam nodus SA.
• Obat ini menghambat arus ion pacemaker if, mencegah aliran
ke dalam dan mengakumulasi ion positif , mengurangi pacu
jantung dan memperlambat depolarisasi diastolic.
• Saluran HCN, saluran campuran Natrium dan Kalium yang
membawa masuk lf kedalam, serta yang memainkan peran
kunci dalam pengaturan pacu jantung dalam nodus SA
Mekanisme Kerja
• Tidak hanya berpotensi menurunkan serangan angina dan
iskemia miokard tapi juga meningkatkan outcome
coronary pada pasien dengan penyakit arteri coronary dan
disfungsi ventrikel kiri
• Efek samping : Bradikardia
• Status : Disetujui FDA pada 15 April 2015
Profil Penurunan Tekana Darah pada Terapi Obat Antihipertensi
Golongan CCB Dihidropiridin Antara Amlodipin Dibandingkan
Nifedipin Oral Osmotik
(Studi Dilakukan di Poli Penyakit Dalam RS Bhayangkara Porong)
Penelitian yang dilakukan ini bersifar observasional dengan bahan yang digunakan adalah
data tekanan darah sistolik dan diastolic pre dan post terapi Amlodipin atau Nifedipin
Oros yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dengan terapi obat Amlodipin
dan kelompok B dengan terapi Obat Nifedipin Oros.
Dilakukan pengambilan data awal yaitu tekanan darah pasien yang diperoleh dari data
rekam medic pasien (tekanan darah pre terapi obat antihipertensi Amlodipin atau
Nifedipin oros). Selanjutnya dilakukan pengamatan tekanan darah pasien dengan terapi
obat Amlodipin atau Nifedipin Oros selama 5 bulan, secara kombinasi data retrospekti
dan prospektif. Kemudian dilakukan pengambilan data ulang yaitu tekanan darah setalah
terapi obat antihipertensi yang disebut sebagai data post terapi obat yang diperoleh dari
data rekan medic pasien serta menanyakan efek samping yang terjadi pada pasien.
• Dari kedua obat antihipertensi yaitu Amlodipin dan Nifedipin Oros dapat
menurunkan tekanan darah dari kategori hipertensi stage II menjadi kategori pre
hipertensi.
• Hal ini disebabkan karena kedua obat merupakan obat antihipertensi golongan
CCB Dihidropiridin yang memiliki peran menurunksn tekanan darah,
mengurangi kejadian hipertropi ventrikel kiri dan memperbaiki kalsium intrasel.
• Dengan mekanisme kerja pada penghambat kanal Ca dengan cara menghambat
masuknya Ca ke dalam sel, akibatnya terjadi relaksasi otot polos vascular,
menurunnya kecepatan nodus SA serta konduksi AV. Penghambat kanal Ca
meningkatkan suplai oksigen otot jantung dengan cara dilatasi coroner,
penurunan tekanan darah dan denyut jantung yang mengakibatkan perfusi
subendokard membaik.
• Amlodipine dan Nifedipin Oros merupakan obat penyekat
kalsium lepas lambat atau penyekat kalsium dengan waktu
paruh yang lama yang dapat menghasilkan pengendalian
tekanan darah yang lebih halus dan lebih tepat untuk terapi
hipertensi kronik sehingga menimbulkan efek samping yang
lebih jarang atau lebih ringan.
Antagonis Reseptor
Arginine Vasopressin :
Harapan Baru dalam
Penanganan Hiponatremia
pada Pasien Gagal Jantung
Hiponatremia adalah kondisi di mana kadar natrium dalam tubuh terlalu rendah.
Kadar normal natrium adalah 135 mEq/L. Natrium adalah elektrolit yang
membantu mengatur kadar air di dalam dan sekitar sel. Pasien gagal jantung
merupakan salah satu kelompok pasien yang berisiko tinggi untuk mengalami
hiponatremia.15,16 Umumnya, risiko hiponatremia akan meningkat seiring
dengan tingkat keparahan pada gagal jantung.
• Prevalensi hiponatremia sekitar 20% pada pasien yang masuk untuk dirawat di
rumah sakit dengan diagnosis gagal jantung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pasien gagal jantung yang mengalami hiponatremia pada saat masuk
untuk dirawat di rumah sakit memiliki prognosis yang lebih buruk dan memiliki
risiko mortalitas di rumah sakit yang lebih tinggi. Hiponatremia juga dapat
dijadikan sebagai prediktor keluaran klinis pasien dengan gagal jantung, baik
yang sifatnya jangka pendek maupun jangka panjang.
Patofisiologi terjadinya Hiponatremia pada pasien gagal
jantung dan obat Antagonis reseptor AVP yang diberikan
• Tolvaptan adalah antagonis reseptor arginin
• Nama Obat : Tolvaptan
• Merk Obat : Samsca
vasopresin 2 selektif dan kompetitif. Vasopresin
• Disetujui : Disetujui penggunaannya bekerja pada reseptor V2 yang ditemukan di
oleh FDA pada tahun 2009
dinding pembuluh darah dan luminal dari saluran
• Bentuk sediaan : Tablet
• Dosis : Disetujui pemberian secara pengumpul ginjal. Dengan memblokir reseptor V2
peroral dengan dosis awal 15 mg dosis tunggal dan dapat
di saluran pengumpul ginjal, aquaporin tidak
ditingkatkan menjadi 30 mg setelah 24 jam berikutnya.
• Interaksi : Potensi interaksi obat memasukkan diri ke dinding sehingga mencegah
cukup besar dengan obat-obat penghambat aktivitas
CYP3A4 atau yang dimetabolisme oleh enzim tersebut penyerapan air. Tindakan ini akhirnya
• Indikasi : Hiponatremia hipervolemik menghasilkan peningkatan volume urin,
atau euvolemik berat, yaitu pada kadar natrium dalam
darah <125 mEq/L atau pada kadar yang lebih tinggi menurunkan osmolalitas urine, dan meningkatkan
dengan gejala hiponatremia berat pembersihan air bebas-elektrolit untuk mengurangi
volume intravaskular dan peningkatan kadar
Profil Obat Tolvaptan dan natrium serum. Tolvaptan sangat berguna untuk
pasien gagal jantung karena mereka memiliki kadar
perusahaan farmasi Otsuka America Pharm dengan menggunakan nama paten Samsca.®37 Tolvaptan dapat
diberikan secara peroral. Antagonis reseptor AVP dengan tolvaptan yang memiliki kemampuan secara nonselektif
• Hasil uji klinis tolvaptan juga menunjukkan hasil positif. Beberapa studi yang ditujukan untuk menguji efikasi dan
keamanan dari tolvaptan seperti ACTIV (Acute and Chronic Therapeutic Impact of a Vasopressin Antagonist
(Tolvaptan) in Congestive Heart Failure), EVEREST (Efficacy of Vasopressin Antagonism in Heart Failure
Outcome Study with Tolvaptan) dan SALTWATER (Safety and Sodium Assessment of Long Term Tolvaptan with
Hyponatremia) menunjukkan bahwa tolvaptan dapat meningkatkan kadar natrium dalam darah dengan cepat
meningkatkan volume urin, dan menurunkan osmolalitas urin. Efek samping yang terjadi pada penggunaan
tolvaptan adalah haus, mulut kering, dan poliuria yang umumnya dapat ditoleransi oleh subjek uji.
Daftar Pustaka