• Pada tanggal 1 Agustus 1960 dibentuk Lembaga Persiapan Industri
Penerbangan(LAPIP) dan diresmikan pada 16 Desember 1961.
• LAPIP bertugas menyiapkan pembangunan industri penerbangan yang mampu memberikan dukungan bagi penerbangan Indonesia. • Pada tahun 1961, LAPIP mewakili pemerintah Indonesia dan CEKOP mewakili pemerintah Polandia mengadakan kontrak kerja sama untuk membangun pabrik pesawat terbang di Indonesia, dan meliputi pembangunan pabrik, pelatihan karyawan, serta produksi di bawah lesensi pesawat PZL-104 Wilga (Gelatik). • Upaya lain juga dilakukan oleh B.J. Habibie, pada tahun 1961 mengusulkan diselenggarakannya Seminar Pembangunan I se-Eropa di Praha. Dalam seminar tersebut, dibentuk kelompok penerbangan yang diketuai B.J. habibie. • Pada tahun 1962, berdasarkan SK Presiden RI, didirikan jurusan Teknik Penerbangan ITB sebagai bagian dari Bagian Mesin dengan pelopor pendidikannya adalah Oetarjo Diran dan Liem Keng Die. • Dalam upaya untuk mendirikan industri pesawat terbang, Presiden Soekarno mengirimkan sejumlah mahasiswa untuk belajar konstruksi pesawat dan kedirgantaraan. Contohnya : 1) Tahun 1954-1958 mahasiswa dikirim ke Jerman 2) Tahun 1958-1962 mahasiswa dikirim ke Cekoslowakia dan Rusia. Pengiriman ini berkaitan dengan didirikannya LAPIP tahun 1960, pendirian bidang studi Teknik Penerbangan, serta dibentuknya Dewan Penerbangan dan Antariksa Republik Indonesia(DEPANRI) tahun 1963. • Pada tahun 1965 melalui SK Presiden, didirikan Komanddo Pelaksana Proyek Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP). • Pada bulan Maret 1966, LAPIP diubah menjadi LIPNUR/Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio, karena untuk menghormati jasa Nurtanio yang gugur ketika pengujian pesawat. • Pada maret 1965 diadakan proyek Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) yang bekeja sama dengan Fokker.