Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN SOMATOFORM

Dosen Pembimbing : Ardian Adi Putra, M.Psi., Psi


Oleh Kelompok 3 (Tiga) :
1. Juita M. G. Nadapdap (1873201032)
2. Ivonne Rahmi (1873201030)
3. Sarah Fauziah
4. Hadi Prabowo

MATA KULIAH PSIKOLOGI KLINIS


UNIVERSITAS ABDURRAB
FAKULTAS PSIKOLOGI
T.A. 2018
 Gangguan Somatoform ini memiliki
sejarah yang panjang dan gangguan ini
biasanya dihubungkan dengan wanita.
Pada awal tahun 1500 S.M. dalam buku
karangan Hippokrates itu adalah
Sejarah penyakit fisik yang terbatas pada wanita.
Karena itu, gangguan-gangguan tersebut
Somatoform dinamakan histeria, dan kata histeria itu
berasal dari kata hystero yang berarti
rahim, Hippokrates dan orang-orang
Yunani pada umumnya beranggapan
bahwa penyakit itu disebabkan oleh
rahim tidak dipuaskan secara seksual.
Definisi
Kata somatoform ini di ambil dari bahasa Yunani soma,
yang berarti “tubuh”. Gangguan somatoform (somatoform
disorder) adalah suatu kelompok gangguan, ditandai
dengan keluhan tentang masalah atau simptom fisik yang
tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik
(Nevid, dkk, 2005)
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan
yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual,
dan pusing) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan
medis. (Faudisiah, Widary, 2005:25)
Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh
pura-pura yang disadari atau gangguan buatan. 3
 Gangguan somatoform berbeda dengan malingering atau dengan
syndrom munchausen. Malingering adalah kepura-puraan simtom
yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang jelas, memiliki
karakteristik perilaku yang disengaja dan dilebih-lebihkan. Pasien
selalu melakukannya untuk memperoleh keuntungan eksternal :
1.Untuk menghindari situasi yang sulit atau berbahaya,
menghindari tanggung jawab, atau hukuman.
2. Memperoleh kompensasi, kamar atau tempat tinggal gratis,
persediaan obat atau perlindungan dari polisi.
3. Untuk membalas ketika pasien mengalami rasa bersalah atau
penderitaan karena kehilangan finansial, menjalani
hukuman legal atau kehilangan pekerjaan.
 Sedangkan yang dimaksud dengan syndrom munchausen adalah
suatu bentuk penyakit yang dibuat-buat dengan cara berpura-
pura sakit/sengaja membuat dirinya sakit, tidak ada tujuan
khusus seorang individu melakukan hal ini kecuali untuk
mendapat perhatian para ahli medis
Klasifikasi

F45.0
• gangguan somatisasi

F45.2 • gangguan hipokondriasis

F45.3 • disfungsi autonomik somatoform

F45.4 • gangguan nyeri somatoform


• Gangguan Konversi

• Gangguan Dismorfik Tubuh

5
Ciri utama Gangguan :

Adanya keluhan- keluhan gejala fisik yang berulang-ulang disertai


dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali
terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya
bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya
.Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas
kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan problema atau
konflik dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan
gejala-gejala anxietas(kecemasan) dan depresi.
Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien mengenai
kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya menimbulkan fustasi dan
kekecewaan pada kedua belah pihak.

6
Gangguan yang terjadi
dimana si penderita
mengalami penyakit yang
1. Gangguan tidak spesifik seperti, sakit
SOMATISASI kepala, mual, muntah dsb.
Akan tetapi setelah diperiksa
tidak ada satupun penyebab
dari keluhan si penderita ini.
Gangguan Somatisasi (F45.0)
Pedoman Diagnostik :
a) Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam
yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik,
yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
b) Tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat
menjelaskan keluhan-keluhannya
c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya
dan dampak dari perilakunya

8
kriteria berikut ini harus ditemukan :

Gejala nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi


yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung,
sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi,
selama hubungan seksual, atau selama miksi)
Gejala gastrointestinal: sekurangnya dua gejala selain
nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari
selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap
beberapa jenis makanan)

9
 Gangguan yang dimana penderita merasa
memiliki 1 penyakit yang spesifik, dan
biasanya tidak percaya dengan 1 dokter
saja, akan tetapi mencari beberapa dokter
yang sesuai dengan diagnosis apa yang
Gangguan ingin ia dengar, contohnya : seorang pasien
HIPOKONDRIASIS yang datang ke dokter dan meyakini jika dia
terkena kanker. Setelah di periksa, tidak ada
tanda – tanda yang mengarah kepada
kanker tersebut, kemudian dia mencari
dokter lain yang menyatakan kalau dia kena
kanker.
Gangguan Hipokondriasis (F45.2)

Pedoman Diagnostik :
a) Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu
penyakit fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya,
meskipun pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang
adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi
yang menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk
penampakan fisiknya (tidak sampai waham);
b) Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari
beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau
abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhannya.

11
 Gejalanya hampir mirip dengan somatisasi, hanya
Gangguan saja, gangguan ini terjadi di bagian autonomi,
AUTONOMI seperti : jantung berdebar – debar, keringat dingin,
tremor. Hampir mirip dengan gangguan panik,
SOMATOFORM hanya saja, tidak terlalu parah seperti gangguan
panik.
Karakter ke 5 digunakan untuk mengklasifikasikan gangguan
pd tiap pasien, berdasarkan organ/sistem yg dinilai pasien sbg
asal gejala:
F45.30. Jantung dan Sistem Kardiovaskuler
F45.31. Sal. Pencernaan bag. Atas
F45.32 Sal. Pencernaan bag. Bawah
F45.33 Sistem Pernapasan
F45.34 Sistem genitourinaria
F45.38 Sistem atau organ lainnya

13
Disfungsi autonomik somatoform (F45.3)
Pedoman Diagnostik :
a) Ada gejala bangkitan otonomik seperti palpitasi, berkeringat,
tremor, muka panas, yang sifatnya menetap dan mengganggu ;
b) Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ
tertentu (tidak khas);
c) Preokupasi dengan penderitaan (distres) mengenai kemungkinan
adanya gangguan yang serius yang menimpanya dari sistem atau
organ tertentu, yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan-
pemeriksaan yang berulang, maupun penjelasan-penjelasan dari
para dokter;
d) Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada
struktur/fungsi dari sistem/organ yang dimaksud. 14
 Gangguan yang membuat si perderita
merasakan nyeri, namun ketika diperiksa,
Gangguan tidak ada masalah di bagian sarafnya,
hampir sama juga dengan somatisasi,
NYERI hanya saja berfokus ke nyerinya saja,
SOMATOFORM seperti nyeri pinggang,nyeri di kaki, tetapi
setelah di ronsen, tidak terlihat ada
gangguan.
GANGGUAN NYERI SOMATOFORM MENETAP (F45.4)

Pedoman Diagnostik :
Keluhan utama: nyeri berat, menyiksa dan menetap yang tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisioligik maupun
adanya gangguan fisik.
 Nyeri timbul dlm hubungan dengan adanya konflik emosional
atau problem psikososial yg cukup jelas dijadikan alasan
terjadinya gangguan tersebut.
Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan baik
personal maupun medis untuk pasien tsb.

16
suatu tipe gangguan somatoform yang
ditandai oleh kehilangan atau kendala dalam
fungsi fisik, namun tidak ada penyebab
organis yang jelas. Gangguan ini dinamakan
(TAMBAHAN DSM IV) konversi karena adanya keyakinan
psikodinamika bahwa gangguan tersebut
a.Gangguan konversi mencerminkan penyaluran, atau konversi,
dari energi seksual atau agresif yang
direpresikan ke simtom fisik.
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi
 Satu atau lebih gejala/defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik
yang mengarah pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain, disertai dengan
kejang/konvulsi.
 Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala/defisit karena awal
atau eksaserbasi dari gangguan ini biasanya didahului oleh konflik atau stresor lain.
 Tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat
 Gejala atau defisis (setelah penelitian yang diperlukan) tidak dapat dijelaskan
sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung suatu zat, atau
sebagai perilaku atau pengalaman yang diterima secara kultural.
 Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain atau memerlukan
pemeriksaan medis.
 Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi
semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapat diterangkan
dengan lebih baik oleh gangguan mental lain.
Pada gangguan dismorfik tubuh, individu diliputi
dengan bayangan mengenai kekurangan dalam
penampilan fisik mereka. Membuatnya bisa berlama-
lama berkaca di depan cermin memandang bentuk
tubuh yang dianggapnya kurang, sering pasien
mendatangi spesialis bedah dan kecantikan.

b.gangguan Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh


dismorfik tubuh
 Preokupasi dengan bayangan cacat dalam
penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali tubuh,
kekhawatiran orang tersebut menjadi berlebihan.
 Preokupasi menyebabkan Penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
 Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh
gangguan mental lain (misalnya, ketidakpuasan
dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexia
nervosa).
ETIOLOGI /FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB
i
Tidak ada penyebab pasti melainkan bisa jadi berasal dari pikiran /sugesti sendiri yang
dipengruhi faktor :
• Karena memiliki sensasi fisik yang lebih kuat dari pada orang lain (Rief & Auer
dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).
• Pandangan behavioral dari somatization disorder menyatakan bahwa berbagai rasa
sakit dan nyeri, ketidaknyamanan, dan disfungsi yang terjadi adalah manifestasi
dari kecemasan yang tidak realistis terhadap sistem tubuh, dimana ketika tingkat
kecemasan tinggi, individu dengan somatization disorder memiliki kadar cortisol
yang tinggi, yang merupakan indikasi bahwa mereka sedang stress (Rief et al.,
daam Davidson, Neale, Kring, 2004), Barangkali rasa tegang yang ekstrim pada
otot perut mengakibatkan rasa pusing atau ingin muntah
• Menurut Teori Psikoanalisis Karena faktor traumatis yang
memunculkan gejala tersebut
• Menurut Teori Behavioral karena faktor dimana individu
mengadopsi simtom untuk mencapai suatu tujuan
• Faktor Sosial dan Budaya
• Faktor Biologis/Genetik
20
TERIMAKASIH

21

Anda mungkin juga menyukai