Anda di halaman 1dari 13

 Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan

pembeli dalam melaksanakan proses jual beli.


 Pasar berpotensi dikembangkan menjadi sumber
pendapatan daerah yang didapatkan melalui pajak,
retribusi, dan kegiatan sektor informal dalam
pasar.
 Lokasi ideal yang muncul dari usaha
pemenuhan kebutuhan masyarakat adalah
lokasi dengan aksesibitas yang mudah, praktis,
dan harga yang terjangkau.

1) Teridentifikasinya desa-desa yang


menjadi lokasi prioritas dalam
pemilihan lokasi pasar di

Berdasarkan Pembangunan Anggaran (DPA) Dinas Kecamatan Poto Tano.


Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag)
Kecamatan Poto Tano sudah termasuk dalam daftarnya,
akan tetapi sampai saat ini belum ada pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah. Sehingga dalam penentuan
lokasi pasar di Kecamatan Poto Tano dapat dilakukan
menggunakan beberapa metode baik itu menggunakan
teknik analytical Hierachy Process (AHP.
Menurut William J. Stanton (1993:92)
pasar adalah orang-orang yang Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum
mempunyai keinginan untuk puas, uang mengenai pengukuran. Empat macam skala pengukuran yang
untuk berbelanja dan kemauan untuk
biasanya digunakan secara berurutan adalah skala nominal,
ordinal, interval dan rasio.
membelanjakannya.

Prinsip-prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP)


a. Jenis-Jenis Pasar Menurut Fisiknya ; pasar konkret
1) Decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh
(pasar nyata) dan pasar abstrak (pasar tidak nyata)
menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan,
b. Jenis-Jenis Pasar Menurut Waktunya ; pasar
dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan.
harian, pasar mingguan, pasar bulanan, dan pasar
2) Comparative Judgement dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan
tahunan
relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan
c. Jenis-Jenis Pasar Menurut Barang yang
tingkatan di atasnya.
Diperjualbelikan ; pasar barang konsumsi dan
3) Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vektor
pasar sumber daya produksi
method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur—unsur pengambilan
d. Jenis-Jenis Pasar Menurut Luas Kegiatannya ;
keputusan.
pasar setempat, pasar daerah atau pasar lokal ,
4) Logical Consistency dilakukan dengan mengagresikan seluruh eigen
pasar nasional, dan pasar internasional
vektor yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya
e. Jenis-Jenis Pasar Menurut Bentuknya ; Pasar
diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang menghasilkan urutan
persaingan sempurna (terorganisir) dan Pasar
pengambilan keputusan.
persaingan tidak sempurna
Secara letak geografis, wilayah Kecamatan Poto Tano
termasuk dalam lingkup wilayah Kabupaten Sumbawa Barat
yang terletak dibatas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Alas Barat
Sebelah Selatan : Kecamatan Seteluk
Sebelah Barat : Selat Alas
Sebelah Timur : Kecamatan Alas Barat

No. Desa Laki-laki Perempuan Jumlah


1. UPT Tambak Sari 520 499 1.019
2. Poto Tano 711 722 1.433
3. Senayan 932 955 1.887
4. Tebo 463 527 990
5. Kokarlian 1.130 1.167 2.297
6. Tuananga 752 788 1.540
7. Kiantar 550 584 1.134
8. Mantar 706 1.351 2.057
Total 5.764 6.593 12.357
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2017

Kecamatan Poto Tano merupakan salah satu dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Kecamatan
yang terletak paling utara dari Kabupaten Sumbawa Barat ini memiliki luas wilayah seluas 13.587,79 ha yang terbagi ke
dalam 8 desa, yaitu Desa Senayan, Tebo, Mantar, Kiantar, Poto Tano, UPT Tambak Sari, Tuananga, Tebo, dan Kokarlian.
Jarak Kecamatan Poto Tano dari Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat (Mataram) adalah kurang lebih 115 km, sedangkan
jarak dari ibukota Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Taliwang kurang lebih 30 km. Sementara itu, jarak ibukota kecamatan
ke masing-masing desa berkisar antara 2 km hingga 10 km.
Penentuan Wilayah Studi

a. Survey data primer


Pengumpulan data
b. Survey data sekunder

Analisis
Analytic Hierarchy Process (AHP)

Tabel Kriteria dan Sub Kriteria Penentuan Lokasi


Toeri menurut ahli Kriteria Sub Kriteria
De Chiara dan Kondisi fisik  Topografi datar
Koppelman (1999), kriteria  Daerah tidak rawan
penentuan lokasi pasar : bencana
1. Ketersediaan tenaga listrik Sosial ekonomi  Dekat dengan permukiman
dan air penduduk
2. Permukiman penduduk  Kepadatan penduduk tinggi
Duncan dan Hollander Sarana dan prasarana  Ketersediaan jaringan jalan
(dalam Ristantyo, 2004), yang memadai
penentuan lokasi pasar :  Ketersediaan sarana
1. Pertumbuhan penduduk persampahan
2. Aksesibiltas  Ketersediaan jaringan listrik
3. Kondisi fisik alam dan air
Penentuan lokasi pasar dengan Metode
Analytic Hierarchy Process (AHP)

Bagan Rancangan Pemilihan Lokasi


Pembangunan Pasar di Kecamatan Poto Tano

Kondisi Fisik : Sosial Ekonomi : Sarana & Prasarana


•Topografi datar •Dekat dengan •Ketersediaan jaringan jalan
•Daerah tidak rawan permukiman penduduk yang memadai
bencana •Kepadatan penduduk •Ketersediaan sarana
tinggi persampahan
•Ketersediaan jaringan listrik
dan air

UptTambak Sari Senayan Tebo


Penentuan bobot antar kriteria

MatrikPerbandinganKriteria
Pada analisis ini terdapat 7 sub kriteria yang akan dibandingkan yaitu :
1. Topografi datar, A B C D E F G

2. Daerah tidak rawan bencana, A 1 3 1/3 1/3 1/5 1/3 1/3


B 1/3 1 1/2 1/3 1/5 1/3 1/3
3. Dekatdengan permukiman penduduk,
C 3 2 1 2 1 2 2
4. Kepadatan penduduk tinggi,
D 3 3 1/2 1 3 1 1
5. Ketersediaan jaringan jalan yang memadai,
E 5 5 1 1/3 1 3 3
6. Ketersediaan sarana persampahan,
F 3 3 1/2 1 1/3 1 2
7. Ketersediaan jaringan listrik dan air. G 3 3 1/2 1 1/3 1/2 1
JML 28,33 26 3,56 7,33 9,68 12,6 17,4
H
Matrik Bobot Prioritas Kriteria

A B C D E F G JMLH BOBOT
PRIORITAS
A 1 3 0,3 0,3 0,2 0,3 0,3 0,4268 0,0610
B 0,3 1 0,5 0,3 0,2 0,3 0,3 0,3382 0,0483
C 3 2 1 2 1 2 2 1,4567 0,2081
D 3 3 0,5 1 3 1 1 1,3270 0,1896
E 5 5 1 0,3 1 3 3 1,6552 0,2365
F 3 3 0,5 1 0,3 1 2 0,9808 0,1401
G 3 3 0,5 1 0,3 0,5 1 0,8153 0,1165
18,3 20 4,3 5,9 6 8,1 9,6
Penentuan bobot antar kriteria

Matriks Konsistensi Kriteria

A B C D E F G BOBOT
PRIORITA
JUMLAH S BOBOT Bobot Dan Prioritas Level Kriteria
A 1 3 0,3 0,3 0,2 0,3 0,3 0,4495 0,0610 7,3720
Sub Kriteria Bobot Prioritas
B 0,3 1 0,5 0,3 0,2 0,3 0,3 0,3518 0,0483 7,2822
Topografi datar 7,3720 6
C 3 2 1 2 1 2 2 1,6164 0,2081 7,7672
Daerah tidak rawan bencana 7,2822 7
D 3 3 0,5 1 3 1 1 1,5874 0,1896 8,3737
Dekat dengan permukiman penduduk 7,7672 2
E 5 5 1 0,3 1 3 3 1,8176 0,2365 7,6868
Kepadatan penduduk tinggi 8,3737 1
F 3 3 0,5 1 0,3 1 2 1,0655 0,1401 7,6038
Ketersediaan jaringan jalan yang 3
G 3 3 0,5 1 0,3 0,5 1 0,8789 0,1165 7,5465
memadai 7,6868
18,3 20 4,3 5,9 6 8, 9,6 53,6322
Ketersediaan sarana persampahan 7,6038 4
hitung λMaksimum = (7,3720+ 7,3720+ 7,7672+ 8,3737+ 7,6868+ 7,6038+ 7,5465) / 7 Ketersediaan jaringan listrik dan air 7,5465 5
= 53,6322/ 7
= 7,6617
Hitung CI = (λ Maksimum – n )/ (n-1)
= (7,6617– 7)/ (7-1) Berdasarkan hasil analisis mengunakan teknik Analytic
= 0.6617/6 Hierarchy Process (AHP). Dengan nilai 0.082,
=0.1103 didapatkan kriteria yang paling berpengaruh adalah
Hitung CR = CI/RI = 0.1103/ 1,32 faktor kepadatan penduduk tinggi yaitu mempunyai
bobot 8,4729
Nama Desa Kode / singkatan
Penentuan bobot perbandingan alternatif
Upt Tambak S1
lokasi berdasarkan kriteria Sari
Senayan S2
tebo S3
1. Topografi datar
Matriks Perbandingan Alternatif Lokasi
Matriks Bobot Prioritas Lokasi Berdasarkan
Pasar Berdasarkan Pertimbangan Kriteria
Pertimbangan Kriteria Topografi Datar
Topografi Datar

S1 S2 S3 S1 S2 S3 JUMLAH BOBOT
S1 1 1 3 S1 0.4292 0.4292 0.4286 1,2869 0,4290
S2 1 1 3 S2 0.4292 0.4292 0.4286 1,2869 0,4290
S3 1/3 1/3 1 S3 0.1416 0.1416 0.1429 0,4261 0,1420
2,33 2,33 7

2. Daerah tidak rawan bencana

Matriks Perbandingan Alternatif Lokasi Pasar Matriks Bobot Prioritas Lokasi Berdasarkan
Berdasarkan Pertimbangan Kriteria Daerah Pertimbangan Kriteria Daerah Tidak Rawan
Tidak Rawan Bencana Bencana

S1 S2 S3 S1 S2 S3 JUMLAH BOBOT
S1 1 1 2
S1 1,200 0,400
0.4 0.4 0.4
S2 1 1 2
S2 1,200 0,400
S3 1/2 1/2 1 0.4 0.4 0.4
2,50 2.50 5 S3 0,600 0,200
0.2 0.2 0.2
Penentuan bobot perbandingan alternatif
lokasi berdasarkan kriteria

3. Dekat dengan permukiman


Matriks Bobot Prioritas Lokasi Berdasarkan
Matriks Perbandingan Alternatif Lokasi Pasar
Pertimbangan Kriteria Dekat Dengan
Berdasarkan Pertimbangan Kriteria Dekat Dengan
Permukiman
Permukiman
S1 S2 S3 S1 S2 S3 JUMLAH BOBOT
S1 1 1 4 S1 0.4444 0.4 0.4 1,2444 0,4148
S2 1 1 2 S2 0.4444 0.4 0.4 1,2444 0,4148
S3 1/4 1/2 1 S3 0.1111 0.2 0.2 0,5111 0,1704
2,25 2.50 7

4. Kepadatan penduduk tinggi

Matriks Perbandingan Alternatif Lokasi Matriks Bobot Prioritas Lokasi


Pasar Berdasarkan Pertimbangan Berdasarkan Pertimbangan Kriteria
Kriteria Kepadatan Penduduk Tinggi Kepadatan Penduduk Tinggi

S1 S2 S3 S1 S2 S3 JUMLAH BOBOT
S1 1 2 3 S1 0.5556 0.4 0.6667 1,6222 0,5407
S2 1/2 1 1/5 S2 0.2778 0.2 0.1111 0,5889 0,1963
S3 1/3 2 1 S3 0.1667 0.4 0.2222 0,7889 0,2630
1,8 5 4,5
Penentuan bobot perbandingan alternatif
lokasi berdasarkan kriteria

5. Ketersediaan jaringan jalan


Matriks Perbandingan Alternatif Lokasi Pasar Matriks Bobot Prioritas Lokasi Berdasarkan
Berdasarkan Pertimbangan Kriteria Ketersediaan Pertimbangan Kriteria Ketersediaan Jaringan
Jaringan Jalan Jalan

S1 S2 S3 S1 S2 S3 JUMLAH BOBOT
S1 1 1 2 S1 0.4 0.4 0.4 1.2 0.4
S2 1 1 2 S2 0.4 0.4 0.4 1.2 0.4
S3 0,5 0,5 1 S3 0.2 0.2 0.2 0.6 0.2
2,5 2,5 5

6. Ketersediaan sarana persampahan

Matriks Perbandingan Alternatif Lokasi Pasar Matriks Bobot Prioritas Lokasi Berdasarkan
Berdasarkan Pertimbangan Kriteria Pertimbangan Kriteria Ketersediaan Sarana
Ketersediaan Sarana Persampahan Persampahan

F S1 S2 S3 F S1 S2 S3 JUMLAH BOBOT
S1 1 1 1/3 S1 0.2 0.2 0.1875 0,5875 0,1958
S2 1 1 1/3 S2 0.2 0.2 0.1875 0,5875 0,1958
S3 3 3 1 S3 0.6 0.6 0.625 1,8250 0,6083
5 5 1,6
Penentuan bobot perbandingan alternatif
lokasi berdasarkan kriteria

7. Ketersediaan jaringan listrik dan air

Matriks Bobot Prioritas Lokasi Berdasarkan


Matriks Perbandingan Alternatif Lokasi Pertimbangan Kriteria Ketersediaan Jaringan
Pasar Berdasarkan Pertimbangan Kriteria Listrik dan Air
Ketersediaan Jaringan Listrik Dan Air

S1 S2 S3 S1 S2 S3 JUMLAH BOBOT
S1 1 1 2 S1 0.4 0.3333 0.5 1,2333 0,4111
S2 1 1 1 S2 0.4 0.3333 0.25 0,9833 0,3278
S3 1/2 1 1 S3 0.2 0.3333 0.25 0,7833 0,2611
2,5 3 4

Matriks Total Prioritas Global

A B C D E F G
S1 0,0262 0,0193 0,0863 0,1025 0,0946 0,0274 0,0479 0,4042
S2 0,0262 0,0193 0,0863 0,0372 0,0946 0,0274 0,0382 0,3292
S3 0,0087 0,0097 0,0355 0,0499 0,2630 0,0852 0,0304 0,4822

Berdasarkan hasil total priritas global diperoleh hasil matriks yang memiliki nilai yang lebih tinggi adalah
lokasi S3 dengan total prioritas global yaitu 0,4822. Dimana S3 merupakan kode yang digunakan untuk
Desa Tebo yang ada di Kecamatan Poto Tano. Dengan demikian lokasi penentuan pasar yang mendekati
kriteria yang sudah di tentukan yaitu berada di Desa Tebo.

Anda mungkin juga menyukai