Anda di halaman 1dari 19

 Ns. MERRY J. FIRSTIANA, M.

Kep
A. DEFINISI

 Fraktur tulang belakang merupakan fraktur


kompresi karena trauma langsung pada cervikalis
sampai sakralis, dapat menimbulkan fraktur stabil
atau tidak stabil.
ETIOLOGI
 Kerusakan tersering diakibatkan karena
kecelakaan terutama kecelakaan lalu lintas
 Pada waktu duduk di kendaraan yang sedang
cepat berjalan kemudian berhenti secara
mendadak
 Pada waktu terjun pada jarak tinggi,menyelam
dan masuk air yang dapat mengakibatkan
paraplegia
TANDA DAN GEJALA
 Hiperekstensi
 Hiperpleksi

 Kompresi vertikal

 Cedera rotasi

 Fraktur simplika

 Copresi/fraktur terpasak

 Fraktur hancur

 Dislokasi vertebra
GAMBARAN KLINIS
 Bradikardi
 Sakit kepala yang hebat

 Shock spinal

 Adanya deformitas

 Bila kepala ditekan kebawah terasa nyeri

 Gangguan sistem pencernaan dan seksual


PHATOFISIOLOGI
 Fraktur tulang belakang disebabkan karena
adanya trauma secara langsung atau tiba-tiba
pada servikalis sampai dengan adanya benturan
yang keras pada tulang ,otot, saraf bagian
vertebra akan mengalami kerusakan yang stabil
maupun yang tidak stabil.
 Dengan adanya benturan yang keras pada bagian
vertebra akan mengakibatkan fraktur /dislokasi,
jikaterjadi pada otot akan mengakibatkan otot
terjepit sehingga akan mengakibatkan kerusakan
terutama pada otot koksigialis dan pada syaraf
akan mengalami kelumpuhan.
PENGKAJIAN

Data subyektif
•Pusing bila bergerak
•Mati rasa / baal
•Nyeri pada bag belakang dan leher
•Sukar bernafas
•Mengeluh tidak dapat berfungsi
secara normal organ seksualitas
•Menolak merasa tidak percaya diri
dan marah
 Data obyektif :
 Paralise otot, kelemahan otot secara umum,
kehilangan sensasi, kelemahan otot –otot, kehilangan
refleks termasuk tendon, perubahan reaksi pupil.
 Tekanan darah menurun,bradikardi, ekstremitas
dingin dan pucat
 Adanya tekanan dan kerusakan pada punggung atau
vertebra.
 inkontinensia dan bowel
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan mobilitas fisik b.d kegagalan neuro
muskular, imobilisasi karna terpasang fraksi
INTERVENSI :
 kaji fungsi motorik selama trauma spinal
 Berikan alat penolong bagi pasien sehingga
memudahkan untuk meminta pertolongan
kepada perawat
 Kaji adanya edema pada kaki dan persendian
 Inspeksi keadaan kulit terutama infeksi yang
tertekan
 Dan tindakan kolaboratif berikan obat anti
emboli
2. GANGGUAN POLA ELIMINASI B.D
INKONTINENSIA DAN KONSTIPASI

 Intervensi keperawatan
1. Lakukan auskultasi bising usus,lokasi dan
karakteristik suara
2. Observasi terhadap inkontinentia
3. Monitor TTV
4. Tindakan kolaboratif dengan memberikan obat
sedatif untuk merangsang BAB
3.GANGGUAN KONSEP DIRI B.D PENURUNAN
HARGA DIRI

Intervensi:
1. Kaji tingkat pengetahuan terhadap perubahan fungsi
tubuhnya
2. Dengarkan dan biarkan pasien untuk
mengekspresikan fikiran danperasaannya
3. Kaji peran pasien dalam keluarga dan diskusikan
tentang keadaan dirumah bersama keluarga
4. Kaji kemampuan pasien yang dapat meningkatkan harga
dirinya
4.POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF B.D
KELUMPUHAN OTOT DIAFRAGMA

Intervensi:

Kaji jalan nafas pasien, bila perlu gunakan


jalan nafas buatan sesuai indikasi
Berikan suction, catat kualitas dan kuantitas
cairan/ sekresinya
Kaji fungsi respirasi, tanyakan pada pasien
untuk latihan nafas dalam, catat spontanitas
pernafasan, penggunaan otot pernafasan, jenis
pernafasan
 Auskultasi suara pernafasan, ronchi.
. 5. GANGGUAN RASA NYAMAN B.D NYERI
Intervensi:
 Kaji tingkatan nyeri pasien dan gunakan rating
sceale
 Efaluasi adanya kekakuan otot

 Berikan teknik relaksasi


PELAKSANAAN

 Bila tidak ada gejala neurologis,


penatalaksanaannya:
1. Istirahat di tempat tidur
2. Bila sakit berikan analgetik
 3. Pada fraktur yang stabil setelah 3- 4
minggu kalau tidak merasa sakit lagi otot-
otot punggung 1-2 minggu kemudian
mobilisasi, belajar duduk,jalan,dan jika
tidak ada apa-apa penderita dapat pulang.
Pada fraktur yang tidak stabil ditunggu
lebih lama 6-8 minggu
Bila ada kelainan neurologis, penatalaksanaannya:
1. Bila karena edema dengan istirahat di tempat
tidur dan gips korset.gejala ini akan hilang 1-2
minggu.pada pemasangan gips korset harus
meliputi manubium sterni, simfisis, daerah
fraktur dan dibawah ujung skapula
 2. Jika diobserfasi keadaannya memburuk harus
segara dioperasi.
Perawatan ditujukan pada pencegahan komplikasi
yang timbul yaitu infeksi saluran kencing dengan
pemasagan kateter dan dekubitus dengan
mengatur oposisi tidur
FARMAKOTERAPI:
 Pemberian kortikosteroid
 Tindakan pernafasan dengan pemberian oksigen
untuk mempertahankan PO2 arteri tinggi
EVALUASI

1. Dapatkah pasien melakukan aktifitas fisik


?
2. .Dapatkah pasien mengerti tentang
penyakitnya?
3. Dapatkah pasien menerima perubahan
pada dirinya?
4. Dapatkah pasien mengatakan ada atau
tidaknya nyeri ?
5. Dapatkah pasien meningkatkan pertukaran
gas secara normal ?
TERIMA KASIIIIH…….

Anda mungkin juga menyukai