Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN

LIMBAH RADIOAKTIF
JURUSAN FISIKA FMIPA-ITS
2015
Pemanfaatan teknologi nuklir umumnya menghasilkan limbah yang banyak
dikenal sebagai limbah radioaktif. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif
yang tidak terpakai dan bahan bekas serta peralatan yang telah terkena zat
radioaktif atau menjadi radioaktif karena operasi nuklir dan tidak dapat
digunakan lagi

Sumber limbah radioaktif berasal dari :


1. Alam
Sumber radioakif ini memang sudah ada
di alam seperti: pada tambang Uranium,
pasir thorium, bahan-bahan yang
mengandung K-40.

Lingkungan kita sendiri sebenarnya telah


mendapat radioaktif alam seperti dari
tanah, sinar cosmic (75 – 100 mrem/th)
sebagai akibat dari peluruhan Uranium
dan Thorium.
2. Industri-industri yang memanfaatkan nuklir.
Material (bahan struktur) yang terkena radiasi sehingga
menjadi materi aktif atau materi yang berasal dari
laboratorium riset yang menggunakan radioaktif.

3. Bahan bakar bekas dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


(PLTN)

Klasifikasi limbah
Berdasarkan bentuk fisiknya limbah radioaktif dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Gas, Cair dan Padat,

sedangkan berdasarkan aktivitas, limbah radioaktif


dikelompokkan menjadi limbah aktivitas rendah, sedang dan
tinggi.
Berdasarkan rekomendasi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA,
International Atomic Energy Agency) dan kemampuan fasilitas pengelolaan
limbah yang dimiliki BATAN, maka limbah radioaktif yang dikelola BATAN
dapat dikategorikan seperti terlihat pada TABEL di bawah ini :

No Jenis Limbah Aktivitas (A Ci)


1 Limbah Cair Aktivitas Rendah dan Sedang Pemancar Beta dan 10-6 ≤ A ≤ 10 e-1
Gamma
2 Limbah Semi Cair (Resin) Aktivitas Rendah dan Sedang A ≤ 10-2
Pemancar Beta dan Gamma
3 Limbah Padat Aktivitas Rendah dan Sedang Pemancar Beta dan
Gamma
• Terbakar A ≤ 10-2
• Terkompaksi A ≤ 10-2
• Tak Terbakar & Tak Terkompaksi A ≤ 10-2
4 Limbah Aktivitas Rendah Pemancar Alpha -
5 Limbah Aktivitas > 6 Ci A>6
No Jenis Limbah Aktivitas (A Ci)
6 Sumber Bekas
Sumber Bekas 1 Ci≤ A≤ 6 Ci selain Ra-226 (Co-60, Am-241, Cs-137, 1 ≤ A ≤ 6
Kr-85, Pm-147, Sr-90, Mo-99, dll.)
Sumber Bekas 0,1 Ci ≤ A< 1 Ci selain Ra-226 (Co-60, Am-241, Cs- 0,1 ≤ A < 1
137, Kr-85, Pm-147, Sr-90, Mo-99, dll.)
Sumber Bekas A < 0,1 Ci selain Ra-226 (Co-60, Am-241, Cs-137, Kr- A < 0,1
85, Pm-147, Sr-90, Mo-99, dll.)

Pengelolaan Limbah
Pengeloalan limbah radioaktif bertujuan untuk meminimalkan dosis radiasi
yang diterima masyarakat umum <10-1 dosis radiasi maksimum yang
diperkenankan bagi pekerja di daerah radiasi. Batasan dosis radiasi dari
ICRP (International Commission for Radiation Protection) adalah semua
penduduk tidak akan menerima dosis rata-rata 1 rem per orang dalam 30
tahun.
Pada dasarnya kegiatan pengelolaan limbah radioaktif meliputi
tahapan :
1. Pengangkutan Limbah
2. Pra olah (Pre treatment)
3. Pengolahan
4. Penyimpanan sementara
5. Penyimpanan Lestari
Pengangkutan limbah
Pengangkutan limbah meliputi kegiatan pemindahan limbah radioaktif
dari lokasi pihak penghasil limbah menuju ke lokasi pengelolaan
limbah.

Kegiatan pengangkutan harus memenuhi syarat-syarat keamanan


dan keselamatan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Perijinan Pengangkutan Limbah didapat dari Badan Pengawas
Tenaga Nuklir (Bapeten).
Sarana dan prasarana yang dipakai pada kegiatan
pengangkutan limbah
antara lain :
1. Alat angkut: truck, fork lift, crane, hand crane dan
sebagainya
2. Transfer Cask / Kanister
3. Pallet.
4. Alat monitoring
5. Tanda bahaya radiasi dan tanda bahaya lainnya
6. Sarana keselamatan kerja dan sarana lain yang diperlukan
Pra olah (Pre treatment)
Pra olah adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pengolahan agar limbah
memenuhi syarat untuk dikelola pada kegiatan pengelolaan berikutnya.
Kegiatan ini antara lain meliputi :
1. Pengelompokan sesuai dengan jenis dan sifatnya.
2. Preparasi dan analisis terhadap sifat kimia, fisika dan kimia fisika serta
kandungan radiokimia
3. Menyiapkan wadah drum, plastik, lembar identifikasi dan sarana lain
yang diperlukan
4. Pewadahan dalam drum 60, 100, 200 liter atau tempat yang sesuai
5. Pengepakan untuk memudahkan pengangkutan dan pengolahan
6. Pengukuran dosis paparan radiasi
7. Pemberian label identifikasi dan pengisian lembar formulir isian
8. Pengeluaran dari hotcell
9. Penempatan dalam kanister, sehingga memenuhi kriteria keselamatan
pengangkutan
Pengolahan
Pengolahan limbah radioaktif dilakukan berdasarkan sifat dan jenis
limbah:
Limbah cair organik dan limbah padat yang bisa dibakar direduksi
volumenya dengan cara insenerasi.
1. Limbah cair yang tidak bisa dibakar diolah dengan cara
evaporasi untuk mereduksi volumenya. Konsentrat hasil
evaporasi dikungkung dalam shell beton dengan campuran
semen. Bila limbah cair bersifat korosif maka limbah diolah
secara kimia (chemical treatment) sebelum disementasi.

2. Limbah padat termampatkan, proses reduksi volumenya


dilakukan dengan cara kompaksi. Limbah padat dimasukkan
dalam drum 100L untuk dikompaksi, selanjutnya dimasukkan
dalam drum 200L Setelah pengisian batu koral, hasil kompaksi
selanjutnya disementasi dalam drum 200L.
3. Limbah padat tak terbakar dan tak termampatkan pengolahannya
dimasukkan secara langsung dengan cara sementasi dalam shell
beton 350L/950L. Proses imobilisasi atau proses kondisioning
dilakukan dengan menggunakan shell beton 350 liter, 950 liter,
drum beton 200 liter dan drum 200 liter dengan bahan matriks
campuran semen basah.

4. Limbah gas, dilakukan penyaringan menggunakan filter, sebelum


dibuang ke udara, selanjutkan filter disementasi Untuk menunjang
kegiatan proses pengolahan ini diperlukan suatu koordinasi kerja
yang terpadu diantara tenaga yang terdiri dari proses, penunjang
sarana, keselamatan, laboratorium dan administrasi

Untuk menunjang kegiatan proses pengolahan ini diperlukan


suatu koordinasi kerja yang terpadu antara proses, sarana
penunjang, keselamatan, laboratorium dan administrasi
Penyimpanan sementara
Penyimpanan sementara (Interim Storage) dilakukan sebelum
dan sesudah limbah diolah dan merupakan transit sebelum
dikirim ke penyimpanan lestari. Tujuannya adalah memungkinkan
peluruhan berlangsung.

Penyimpanan Lestari
Penyimpanan lestari adalah tujuan akhir dari pengelolaan limbah
radioaktif dan banyak negara di dunia belum dapat menemukan
pembuangan lestari yang dapat diterima oleh semua pihak.

Penyimpanan lestari dapat lokasi di samudra, sungai, danau,


daratan atau dalam bumi. Pembuangan di dalam perut bumi
merupakan cara yang termurah, sekaligus perisai yang aman.
10.3 Proses Olah Ulang

Dalam bidang pengolahan limbah radioaktif dikenal juga proses


olah ulang terutama pada limbah radioaktif yang berasal dari
sebuah pembangkit
tenaga nuklir (PLTN).

Proses olah ulang ini dilakukan karena limbah radioaktif yang


dihasilkan masih memiliki konsentrasi yang cukup besar
sehingga masih sangat mungkin digunakan sebagai bahan
bakar. prinsip dasar proses olah ulang ini secara kimia tidak
berbeda dengan pemisahan di bidang industri lainnya,
keistimewaan yang perlu diperhatikan antara lain adalah
masalah :
1. Radioaktivitas bahan bakar nuklir, radioaktivitasnya mencapai ribuan
curie, sehingga dalam proses diperlukan perisai yang cukup tebal.
2. Kritikalitas, hal ini dikarenakan bahan bakar masih memiliki reaktivitas
sisa, ingat Pu-239 dapat kritis dengan massa ± 220 gram.
3. Membesarnya volum.
4. Bahaya kesehatan, Pu sangat toxic dan amat radioaktif serta memliki
waktu paruh yang cukup lama yaitu 24.300 tahun.
5. Transportasi bahan bakar bekas yang akan diproses olah ulang, oleh
karena itu tempat pengolahan sebaiknya dekat dengan reaktor.
Pembuangan limbah, hal ini dikarenakan aktivitas limbah cukup tinggi,
sehingga bias membahayakan makhluk hidup dan lingkungan
disekitar tempat pembuangan limbah

Anda mungkin juga menyukai