Anda di halaman 1dari 5

Detektor Sintilasi

• Proses sintilasi adalah terpencarnya sinar tampak


ketika terjadi transisi elektron dari tingkat energi
yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih
rendah.

• Detektor sintilasi terdiri dari dua bagian yaitu


bahan sintilator dan photomultiplier. Bahan
sintilator merupakan suatu bahan padat, cair
maupun gas, yang akan menghasilkan percikan
cahaya bila dikenai radiasi pengion.
Photomultiplier digunakan untuk mengubah
percikan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator
menjadi pulsa listrik.
• Proses sintilasi akan terjadi bila ada kekosongan
elektron pada orbit bagian dalam yang
disebabkan karena lepasnya elektron dari
ikatannya (proses ionisasi) atau loncatnya
elektron ke lintasan yang lebih tinggi bila dikenai
radiasi (proses eksitasi).
• Dalam proses sintilasi ini, energi radiasi diubah
menjadi pancaran cahaya tampak. Semakin besar
energi radiasi yang diserap maka semakin banyak
kekosongan elektron di orbit dalam dalam
sehingga semakin banyak percikan cahayanya.
Cahaya tampak yang terjadi ini selanjutnya akan
dikonversikan menjadi sinyal elektrik.
• Proses terjadinya percikan cahaya di dalam
sintilator

• Jumlah percikan cahaya sebanding dengan energi


radiasi yang diserap dan dipengaruhi oleh jenis
bahan sintilatornya. Semakin besar energinya
semakin banyak percikan cahayanya. Percikan-
percikan cahaya ini kemudian ditangkap oleh
photomultiplier.
Jenis Detektor sintilasi
1. Sintilator Cair
contoh : Kristal NaI(Tl), Kristal ZnS(Ag),
Kristal LiI(Eu), Organik

2. Sintilator Padat
Metode ini sangat diperlukan untuk
mengukur sampel yang memancarkan
radiasi β berenergi rendah seperti tritium
dan C14.
Prinsip kerja detektor sintilasi
adalah dengan mengubah radiasi pengion yang
menumbuk bahan sintilator menjadi percikan
cahaya. Percikan cahaya yang diterima oleh
PMT jumlahnya sedikit, kemudian diperkuat
106 kali dengan photo multiplier hingga
didapatkan pulsa/sinyal yang mampu dideteksi
sebagai keluarannya.

Anda mungkin juga menyukai