Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Kimia Analitik Dasar

Kelompok 1
Ayrus Suci
Alena Ria Br Purba
Josep Gustian
Tujuan :
1. Mengetahui pengertian titrasi Argentometri
2. Mengetahui titik akhir titrasi Argentometri
3. Mengetahui perbedaan metode Mohr dan
Fajans
Titrasi argentometri dengan cara
fajans adalah sama seperti pada
cara Mohr, hanya terdapat
perbedaan pada jenis indikator yang
digunaan (Gandjar, 2007).

Metode Mohr dapat digunakan


untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral
dengan larutan standar AgNO3 dan
penambahan K2 CrO4 sebagai
indikator (Khopkar, 1990).

Ada tiga tipe titik akhir titrasi yang


digunakan untuk titrasi dengan
AgNO3 yaitu : potensiometi,
amperometri dan indikator kimia
(skogg, 1965).
Bahan :
Alat: Aquades
Bunsen AgNO3
Buret K2 Cr2 O4
Erlenmeyer NH4 Cl
Gelas ukur  Ekanolamin
Kaki tiga Mg
Kawat kasa HCl
Klem  Metil red
Neraca analitik  Garam dapur
Pipet tetes  Air sadah
Rak tabung  Larutan buffer
Tabung reaksi  NaOH
 Na2 H2
 Indikator EBT
Skema Kerja
A. Penentuan Klorida dalam garam dapur kasar
dengan cara Mohr
B. Penentuan Klorida dalam garam dapur kasar dengan
cara fajans

Indikator
Fluorosein
Penentuan Mg dengan titrasi langsung

Indikator eriokrom
black T
MgO
Penentuan kesadahan air

Indikator
eriokrom
black T
Hasil dan Pembahasan
A. Penentuan klorida dalam garam dapur dengan cara
Mohr
Perlakuan Hasil
-Diambil larutan 15 mL sampel - Vol titrasi : 14,3 mL warna
garam dapur, ditambah 1 mL berubah menjadi cokelat
indikator K2Cr2O4 kekuningan dari warna awal
-- Dititrasi kuning

AgNO3 (aq) + NaCl(aq) → AgCl(S) + NaNO3(ag )

2 Ag+(aq) + Cr2O42 (aq) → Ag2Cr2O4(S)


B. Penentuan klorida dalam garam dapur kasar dengan cara
Fajans

Perlakuan Hasil

-15 mL larutan sampel ditambahkan - Volume titrasi = 15 mL warna


3 tetes larutan indikator larutan menjadi warna pink dan
diklorofluorosein warna awal putih susu
- Dititrasi

AgNO3 (aq) + NaCl(aq) → AgCl(S) + NaNO3(ag)


C. Penentuan Mg dengan titrasi langsung
Perlakuan Hasil
- 27 mL sampel MgO ditambahkan 1- 2 mL - Volume titrasi = 4,5 mL terjadi
larutan buffer pH 10 ditambahkan 3 tetes perubahan warna menjadi hijau tosca
EBT dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M

Mg2+(aq) + HIn2-(aq) → MgIn-(aq) + H+(aq)

MgIn2-(aq) + H2Y2-(aq) → MgY2-(aq) + H+(aq)


D. Penentuan kesadahan air
Perlakuan Hasil
-100 mL sampel dipanaskan -Larutan berwarna kuning pucat
-Diuji sampel -pH = 2
- Ditambahkan 4 tetes metil red - Larutan berwarna merah
- Ditambahkan NaOH 0,1 M - pH netral = 7
- Ditambahkan 2 mL larutan buffer - Larutan berwarna kuning pucat
- Ditambahkan 4 tetes indikator EBT - Larutan berwarna kuning pucat
-Dititrasi - Tidak terjadi perubahan warna artinya
air tidak mengandung logam

Ca(HCO3) 2(aq) → CaCO3(aq) + H2O(l) + CO2(ag)

Ca2+ (aq) + HIn2-(aq) → CaIn-(aq) + H+ (aq)


Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa:
1. Titrasi Argentometri adalah titrasi dengan
menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana
akan terbentuk garam perak yang sukar larut.
2. Metode Mohr : titrasi langsung, suasana netral
dan indikatornya K2Cr2O7
Metode Fajans: titrasi langsung, suasana netral
dan indikatornya fluorosein.
3. Titik akhir titrasi argentometri dengan indikator
metil red memiliki range pH 4,2 (merah) – 6,2
(kuning)
Gandjar, S. 2007. Kimia Analitik. Jakarta : Gramedia.

Khoppar, S. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Ui Press.

Skogg. 1965. Analytical Chemisty, Edisi 6. Frorida : Sounders College


Publishing

Anda mungkin juga menyukai