Anda di halaman 1dari 15

Pengamanan Tenaga

Listrik
Kelompok 6 :
1. Muhammad Reza Fauzi (2017-11-002)
2. Safira Nabilla Julianti (2017-11-015)
3. M.Faisal Amirul M. (2017-11-019)
4. Muh Rifat Fauzi Saleh (2017-11-022)
5. Chintia Anggelia P. (2017-11-035)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KOORDINASI PENUTUP BALIK DENGAN SEKERING
LEBUR

Dalam jaringan distribusi, khususnya saluran udara sering


digunakan penutup balik dan sekering lebur bersama-sama
untuk keperluan pengamanan. Penutup balik digerakkan oleh
relay dengan karakteristik tertentu sedangkan sekering lebur
mempunyai karakeristik sendiri. Oleh karenanya perlu
koordinasi antara kedua alat ini.
Yang dilakukan apabila terjadi gangguan pada
saluran cabang
PMT saluran Utama pada GI harus segera di trip.
01 Jangan sampai didahului oleh putusnya sakering Lebur yang
ada pada saluran cabang.

Waktu Mati (DEAD TIME)


Waktu harapan agar selama mati ini penyebab gangguan
02 bisa lenyap.misalnya waktu mati diambil selama 1 detik
dan dalam 1 detik ini penyebab gangguan hilang, maka
setelah PMT masuk kembali keadaan menjadi normal
kembali.

Apabila gangguan terjadi pada saluran cabang.


03 Gangguan ini disebut gangguan permanen. Setelah waktu
mati tersebut habis dan PMT masuk kembali, diharapkan
sakering Lebur bekerja terlebih dahulu (putus) mendahului
PMT masuk kembali.
Kurva Karakteristik Relay Arus
Kurva karakteristik waktu ares dari sakering lebur
terdiri dari dua kurva yang praktis sejajar. Hal ini
disebabkan waktu meleburnya (bekerjanya)
sakering lebur tidak eksak seperti halnya untuk
relay, ada waktu minimum dan ada waktu
maksimum yang diperlukan untuk melebur.
Variasi waktu ini disebabkan karena waktu yang
diperlukan untuk melebur antara lain tergantung
kepada suhu disekitar sakering lebur.

R1, R2 = Karakteristik Relay arus lebih sewaktu


penutup balik trip
S1 = Karakteristik waktu minimm dari sakering
lebur
S2 = karakteristik waktu maksimum dari
sakering lebur
Isc = Nilai arus gangguan
Penggunaan Pemutus Pemutus Beban (Load Break Switch, terdiri
dari sakelar udara dan sakering tegangan yang
Beban dipasang secara seri. Sakelar udara dilengkapi
dengan relay primer dan berfungsi memutus
beban lebih. Sedangkan sakering berfungsi
memutus arus gangguan. Mekanisme dari
sakering adalah sedemikian sehingga apabila
salah satu sakering putus maka sakelar udara
akan membuka ketiga fasa. Hal ini
dimaksudkan akgar tidak terjadi keadaan yang
tidak simetris.
Pemutus beban banyak dipakai pada
jaringan distribusi, primer (20Kv) untuk
melindungi transformator distribusi.
Dibandingkan dengan penggunaan sakering
lebur pemutus (fuse cut out) yang banyak
dipakai sebagai pengaman transformator,
penggunaan pemutus beban dapat
menghindarkan keadaan pemberian tegangan
menengah yang tidak simetrs.
Tingkat Arus gangguan
Tingkat arus gangguan (Fault Level) adalah suatu nilai yang menggambarkan
besarnya arus gangguan disuatu tempat dalam sistem untuk suatu kondisi
tertentu dalam sistem.

Hal-hal yang mempengaruhi tingkat arus gangguan adalah:


1. Kapasitas unit pembangkit yang beroperasi
2. Konfigurasi dalam sistem
Dalam perkembangan teknologi akhir akhir ini, orang cenderun.g
mengembangkan relay yang dapat bekerja lebih cepat dan begitu pula halnya
dengan PMT.
Tingkat
Untuk relay, orang mengembangkan relay relay solid state yang
bekerjanya lebih cepat dari pada relay elektro mekanik. Untuk PMT orang
arus
mengembangkan PMT yang menggunakan. gas SF 6 dan PMT hampa tidak tegangan
berbeda dengan PMT minyak atau PMT dengan udara tekan, tetapi ditinjau
dari segi pemeliharaannya PNIT gas SF 6 dan PMT hampa memerlukan
pemeliharaan yang lebih sedikit.

Untuk suatu tempat dalam sistem Tingkat Arus Gangguan bisa rendah
apabila kapasitas unit pembangkit yang beroperasi juga rendah. Hal semacam
ini bisa terjadi pada waktu beban sistem rendah sehinggga banyak unit
pembangkit yang ditanahkah menjalani pemeliharaan dan dikeluarkan dari
operasi, maka harus ada transformator lainnya yang beroperasi ditanahkan titik
netralnya. Hal ini perlu untuk menjaga agar relay relay yang bertugas
mendeteksi gangguan hubung tanah dapat bekerja sebagaimana yang
diinginkan.
C
O 1. Dalam sebuah GI terdapat dua buah transformator 150Kv/20Kv,
N seperti ditunjukan oleh gambar. PMT 20 KV dari penyulang
T (feeder) 20 KV dan juga PMT 20KV dari transformator dilengkapi
O dengan relay arus lebih.
H

S
O
A
L

Ketika terjadi gangguan dititik G1 ternyata PMT yang trip adalah


PMT No.1,3,7, dan 8. sedangkan yang dikehendaki agar yang
trip adalah No. 8 saja. Langkah apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki hal ini ?
C
O Jawaban:
N Kenyataan bahwa beberapa PMT yaitu PMT no. 1,3,7 dan 8 bekerja (trip)
T menunjukan bahwa relay PMT tersebut bekerja dan dapat mentrip PMT yang
O bersangkutan. Masalahnya adalah koordinasi yang kurang baik mengenai
H penyetelan waktunya, oleh karenanya langkah yang harus dilakukan adalah
mengkoordinir penyetelan waktu dari relay-relay tersebut. Dalam
S mengkoordinir penyetelan waktu ini harus dicegah terjadinya akumulasi waktu
O penyetelan yang melampaui batas kemampuan teknis peralatan yang dilalui
A arus gangguan.
L Apabila digunakan relay arus lebih dengan karakteristik inves seperti gambar
dibawah, maka koordinasi penyetelan waktu dapat digunakan dengan
memanfaatkan lengkung-lengkung karakteristik yang bisa dihasilkan oleh
relat, yaitu PMT No.1,3,7 dan 8.

Relay arus lebihnya, lengkung-lengung sebagai berikut:


PMT no.1 menurut lengkung no.1
PMT no.3 menurut lengkung no.3
PMT no.7 menurut lengkung no.7
PMT no.8 menurut lengkung no.8
C
O Dengan penyetelan waktu lengkung-lengung tersebut sebagar IGI maka
N relay-relay dari PMT tersebut akan bekerja di waktu t2,t3 dan t4. untuk
T menjaga agar selektivitas proteksi berjalan dengan baik. Agar nilai (t1-t2) (t2-
O t3) dan (t3-t4) masing-masing cukup besar, yaitu minimum 0,5 detik. Jadi
H langkah yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan relay seperti
diatas dan melakukan pengujian apakah relay tersebut bekerja sesuai yang
S direncanakan.
O
A
L
Peralatan-Peralatan Relai Digital
Galvanie Insulation Transformer Multiplekser

01 Menurunkan nilai tegangan dan arus yang


diterima dari pengukuran transformator 04 Menggilir penerimaan data dari lebih
sebuah channel untuk diurutkan secara
arus dan transformator tegangan. seri

Filter Microprocessor
02 Menyaring frekuensi-frekuensi yang tidak
diinginkan yang memasuki daerah 05 Memproses besaran digital dari ADC
untuk mengikuti program yang diinginkan.
pengukuran.

E2 PROM
S/H (Sample and Hold)
03 Melakukan scanning besaran analog
06 Sebuah Intelegent Electronic Device yang
berfungsi membantuk pekerjaan
mikroprosesor
Peralatan-Peralatan Relai Digital
RAM (Random Acces Memory)
07 Memori yang ada diluar Microprocessor
Keyboard and Display
11 Memasukkan data secara manual.
ROM (Read Only Memory)
08 Memori yang ada didalam Microprocessor.
Serial Comunication
Modem 12 Alat pembuhubung relay kealat lain yang
diajak berkomunikasi melalui modem atau
09 Melakukan modulasi dan demodulasi data
sebelum atau sesudah masuk atau keluar
saluran komunikasi.

alat komunikasi. Read Relay


Digital I/O 13 Relay bantu yang mengubah sinyal dari
10 Mengatur masuk keluarnya data digital.
microprocessor untuk menjadi sinyal
perintah trip ke PMT (CB).
Blok Diagram dari Relai Digital
Kelebihan Relai Digital
Keandalan dan waktu kerjanya (time respon)
01 lebih baik karena tidak ada bagian-bagian yang
.
bergerak (Moving parts)

02 Karakteristiknya bisa diatur melalui program


microprosessor

03 Bisa dikomunikasikan dengan komputer SCADA


yang ada dipusat pengaturan beban atau dipusat
pengaturan distribusi

04 Dimensinya lebih kecil


Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai