Anda di halaman 1dari 52

SOAL UJIAN KEPANITERAAN KLINIK

DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN


KEDOKTERAN RESPIRASI
SIKLUS :
NAMA :
NIM :
1. Pada TB Ektra paru, terapi tambahan dengan
kortikostreoid dapat diberikan pada :

A. Pott’s disease
B. TB mesenterium
C. TB testis
D. Meningitis TB
E. Peritonitis TB

• Pada TB Paru kortikosteroid diberikan jika ada TB milier atau efusi pleura ec TB
• Pada TB Ekstraparu, Pemberian kortikosteroid diperuntukkan pada perikarditis TB untuk mencegah konstriksi jantung, dan pada meningits
TB untuk menurunkan gejala sisa neurologik.
2. Jika dalam terapi OAT pasien Limfadenitis TB
mengeluhkan kelenjar yang terkena bertambah
besar dan terdapat tanda-tanda radang, maka
tindakan kita :
A. Melakukan FNA ulangan pada kelenjar yang terkena (ndak terlalu yakin)
B. Menambah dosis OAT
C. Mencurigai sebagai TB Ekstra paru resisten obat
D. Melakukan kultur M.tb
E. Meneruskan pengobatan OAT
3. Laki-laki 20 tahun datang dengan keluhan batuk
lebih dari 2 minggu. Sebagai baku emas
penegakan diagnosis TB Ekstra paru secara umum
adalah:

A. Ditemukannya BTA positif pada spesimen jaringan yang terkena


B. Hasil foto rontgen yang tidak mendukung kearah TB Paru
C. Tes Mantoux positif kuat
D. Hasil pemeriksaan patologi anatomi dari organ/jaringan terkena
E. Hasil CT Scan dari organ/jaringan yang terkena
4. Oleh karena kesulitan mendapatkan BTA cairan
pleura pada pleuritis TB, maka untuk
meningkatkan diagnosis dapat dilakukan :
A. Pemeriksaan sitologi cairan pleura dr nuke blg ini sih waktu d balpar
B. Pemeriksaan sputum BTA
C. Biopsi pleura
D. Kultur M.tb cairan pleura
E. CT Scan toraks tanpa kontras
5. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
• Pertanyaan : kemungkinan diagnosis pasien tersebut diatas ?
A. Abses paru
B. Pneumotoraks
C. Giant bullae
D. Efusi pleura
E. PPOK
6. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : Pemeriksaan tambahan yang menunjang diagnosis pasien
tersebut diatas ?
A. Spirometri
B. Foto toraks
C. CT Scan toraks
D. Biopsi pleura
E. Oksimetri
7. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : penyebab perkusi yang hipersonor pada pasien diatas :
A. Cairan dalam cavum pleura
B. Udara dalam cavum pleura
C. Pus dalam cavum pleura
D. Darah dalam cavum pleura
E. Jaringan parut dalam cavum pleura
8. Seorang laki-laki, umur 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan panas
yang telah dialami dalam 8 hari terakhir. Panas turun setelah minum obat tetapi
kemudian panas kembali setelah beberapa saat. Dari hasil anamnesis
didapatkan pula keluhan menggigil dan ada batuk dengan dahak berwarna
kehijauan dan berbau. Terdapat pula nyeri dada sebelah kanan. Dari hasil
pemeriksaan fisis didapatkan nadi 112 kali per menit, frekuensi napas 26 kali
per menit dan suhu tubuh 39,6O C. Pemeriksaan toraks didapatkan redup pada
parakardial kanan disertai dengan suara ronkhi basah.
Pertanyaan : kemungkinan diagnosis yang paling tepat adalah :
A. Bronkitis akut
B. Community Acquired Pneumonia
C. Infeksi saluran napas bawah
D. Abses paru
E. Bronkiektasis
9. Seorang laki-laki, umur 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
panas yang telah dialami dalam 7 hari terakhir. Panas turun setelah minum
obat tetapi kemudian panas kembali setelah beberapa saat. Dari hasil
anamnesis didapatkan pula keluhan menggigil dan ada batuk dengan dahak
berwarna kehijauan dan berbau. Terdapat pula nyeri dada sebelah kanan.
Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan nadi 112 kali per menit, frekuensi
napas 26 kali per menit dan suhu tubuh 39,6O C. Pemeriksaan toraks
didapatkan redup pada parakardial kanan disertai dengan suara ronkhi
basah.
Pertanyaan : apakah kuman penyebab tersering pada kasus ini?
A. Kuman gram positif
B. Kuman gram negatif
C. Kuman anaerob
D. Kuman atipikal
E. Kuman aerob
10. Seorang laki-laki, umur 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan panas
yang telah dialami dalam 7 hari terakhir. Panas turun setelah minum obat tetapi
kemudian panas kembali setelah beberapa saat. Dari hasil anamnesis didapatkan
pula keluhan menggigil dan ada batuk dengan dahak berwarna kehijauan dan
berbau. Terdapat pula nyeri dada sebelah kanan. Dari hasil pemeriksaan fisis
didapatkan nadi 112 kali per menit, frekuensi napas 26 kali per menit dan suhu
tubuh 39,6O C. Pemeriksaan toraks didapatkan redup pada parakardial kanan
disertai dengan suara ronkhi basah.
Pertanyaan : gambaran foto toraks yang mendukung diagnosis pasien ini?
A. Gambaran honey comb
B. Kavitas dengan air-fluid level
C. Infiltrat dengan air bronchogram
D. Kavitas dengan infiltrat disekelilingnya
E. Fibroinfiltrat pada apeks paru
Pada foto torak terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda konsolidasi disekelilingnya. Gambaran ini sering dijumpai pada paru kanan lebih dari paru kiri.
Bila terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas terdapat Air fluid level
11. Seorang laki-laki, umur 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan panas
yang telah dialami dalam 7 hari terakhir. Panas turun setelah minum obat tetapi
kemudian panas kembali setelah beberapa saat. Dari hasil anamnesis didapatkan
pula keluhan menggigil dan ada batuk dengan dahak berwarna kehijauan dan
berbau. Terdapat pula nyeri dada sebelah kanan. Dari hasil pemeriksaan fisis
didapatkan nadi 112 kali per menit, frekuensi napas 26 kali per menit dan suhu
tubuh 39,6O C. Pemeriksaan toraks didapatkan redup pada parakardial kanan
disertai dengan suara ronkhi basah.
Pertanyaan : pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien ini, KECUALI:
A. Pemberian antibiotik
B. Pemberian diuretik
C. Drainase postural
D. Bronkoskopi
E. Pembedahan
12. Seorang laki-laki, umur 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan panas
yang telah dialami dalam 7 hari terakhir. Panas turun setelah minum obat tetapi
kemudian panas kembali setelah beberapa saat. Dari hasil anamnesis didapatkan
pula keluhan menggigil dan ada batuk dengan dahak berwarna kehijauan dan
berbau. Terdapat pula nyeri dada sebelah kanan. Dari hasil pemeriksaan fisis
didapatkan nadi 112 kali per menit, frekuensi napas 26 kali per menit dan suhu
tubuh 39,6O C. Pemeriksaan toraks didapatkan redup pada parakardial kanan
disertai dengan suara ronkhi basah.
Pertanyaan :kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini,KECUALI?
A. Empiema √
B. Abses otak √
C. Pio-pneumotoraks
D. Pneumonia
E. Abses hati
13. Abses paru dapat terjadi sebagai akibat dari komplikasi penyakit :
A. Bronkiektasis
B. Pneumonia
C. ISPA
D. Bronkitis
E. TB Paru
14. Terapi pembedahan menjadi pilihan pada abses paru apabila:

A. Abses berukuran 5 cm, lesinya 6 cm pi baru di bedah


B. Abses yang akut
C. Gejala klinik menetap walaupun telah diberikan terapi selama 2 minggu
D. Abses paru dengan komplikasi pio-pneumotoraks
E. Abses yang menyembuh dengan jaringan parut luas

Tindakan bedah berupa Reseksi segmen paru yang nekrosis diperlukan bila:
•a. Respon yang rendah terhadap terapi antibiotika.
•b. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi
•c. Infeksi paru yang berulang
•d. Adanya gangguan drainase karena obstruksi
15. Patogenesis terjadinya abses paru, KECUALI :

A. Aspirasi dari jalan napas √


B. Komplikasi dari tumor paru √
C. Perluasan dari pio-pneumotoraks
D. Penjalaran dari luka dinding dada
E. Berasal dari abses hati √

1. Proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria pada penderita dengan faktor predisposisi. Bakteri mengadakan multiplikasi dan merusak parenkim paru dengan proses
nekrosis. Bila berhubungan dengan bronkus, maka terbentuklah air fluid level bakteria masuk kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan penyebaran
hematogen (septik emboli) atau dengan perluasan langsung dari proses abses ditempat lain (nesisitatum) misal abses hepar.
2. Kavitas yang mengalami infeksi. Pada beberapa penderita tuberkolosis dengan kavitas, akibat inhalasi bakteri mengalami proses keradangan supurasi. Pada penderita
emphisema paru atau polikisrik paru yang mengalami infeksi sekunder.
3. Obstruksi bronkus dapat menyebabkan pneumonia berlajut sampai proses abses paru.Hal ini sering terjadi pada obstruksi karena kanker bronkogenik. Gejala yang sama
juga terlihat pada aspirasi benda asing yang belum keluar. Kadang-kadang dijumpai juga pada obstruksi karena pembesaran kelenjar limphe peribronkial.
4. Pembentukan kavitas pada kanker paru. Pertumbuhan massa kanker bronkogenik yang cepat tidak diimbangi peningkatan suplai pembuluh darah, sehingga terjadi
likuifikasi nekrosis sentral. Bila terjadi infeksi dapat terbentuk abses.
16. Gejala klinik yang khas pada abses paru :

A. Batuk lebih dari 2 minggu


B. Panas tinggi lebih dari 40oC
C. Nyeri dada
D. Dahak berbau busuk
E. Sesak napas tiba-tiba

Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia pada umumnya yaitu:
•Panas badan : Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang dijumpai dengan temperatur > 400C.
•Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk yang khas (Foetor ex oroe (40-
75%).
•Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero dijumpai berkisar 40 – 75% penderita abses paru.
•Nyeri dada (50% kasus)
•Batuk darah (25% kasus)
•Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan.
•Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses konsolidasi seperti redup, suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta takikardi.
17. Perkusi redup yang ditemukan pada abses paru,disebabkan oleh:

A. Adanya udara dalam alveoli


B. Adanya cairan dalam alveoli
C. Adanya jaringan parut yang menggantikan jaringan elastis
D. Adanya jaringan nekrosis pada paru
E. Adanya tumor pada paru
18. Lokasi tersering terjadinya TB ekstra paru adalah :

A. Pleura
B. Kelenjar getah bening
C. Tiroid
D. Tulang belakang
E. Persendian
19. Untuk menegakkan diagnosis limfadenitis TB dibutuhkan
pemeriksaan :

A. Sputum BTA
B. Kultur sputum M.tb
C. Foto toraks
D. Biopsi jarum halus
E. Gene X-pert
20. Dimanakah lokasi tersering dari TB ekstra paru yang mengenai
tulang dan persendian?

A. Lutut
B. Siku
C. Vertebra (Pott’s Disease)
D. Panggul
E. Bahu
21. Istilah Cold Abscess khas untuk TB Ekstra paru yang mengenai :

A. Lutut
B. Siku
C. Vertebra (Spondylitis TB)
D. Panggul
E. Bahu
22. Pada TB Ektra paru, terapi tambahan dengan kortikostreoid dapat
diberikan pada :

A. Pott’s disease
B. TB mesenterium
C. TB testis
D. Meningitis TB
E. Peritonitis TB
23. Terapi OAT dapat dilanjutkan sampai 9-12 bulan pada :

A. TB Usus
B. TB Testis
C. TB tulang
D. TB Kelenjar
E. TB Kutis
24. Yang bukan termasuk TB Ekstra paru adalah :

A. Pericarditis TB
B. Pleuritis TB
C. Miliary TB
D. Limfadenitis TB
E. Peritonitis TB
25. Jika dalam terapi OAT pasien Limfadenitis TB mengeluhkan kelenjar
yang terkena bertambah besar dan terdapat tanda-tanda radang, maka
tindakan kita :

A. Melakukan FNA ulangan pada kelenjar yang terkena


B. Menambah dosis OAT
C. Mencurigai sebagai TB Ekstra paru resisten obat
D. Melakukan kultur M.tb
E. Meneruskan pengobatan OAT

F.Afwan ragu ka
26. Sebagai baku emas penegakan diagnosis TB Ekstra paru secara
umum adalah:

A. Ditemukannya BTA positif pada spesimen jaringan yang terkena


B. Hasil foto rontgen yang tidak mendukung kearah TB Paru
C. Tes Mantoux positif kuat
D. Hasil pemeriksaan patologi anatomi dari organ/jaringan terkena
E. Hasil CT Scan dari organ/jaringan yang terkena
27. Oleh karena kesulitan mendapatkan BTA cairan pleura pada
pleuritis TB, maka untuk meningkatkan diagnosis dapat dilakukan :

A. Pemeriksaan sitologi cairan pleura


B. Pemeriksaan sputum BTA
C. Biopsi pleura
D. Kultur M.tb cairan pleura
E. CT Scan toraks tanpa kontras
28. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
• Pertanyaan : kemungkinan diagnosis pasien tersebut diatas ?
• Abses paru
• Pneumotoraks
• Giant bullae
• Efusi pleura
• PPOK
29. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : Pemeriksaan tambahan yang menunjang diagnosis pasien
tersebut diatas ?
A. Spirometri
B. Foto toraks
C. CT Scan toraks
D. Biopsi pleura
E. Oksimetri
30. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : penyebab perkusi yang hipersonor pada pasien diatas :
A. Cairan dalam cavum pleura
B. Udara dalam cavum pleura
C. Pus dalam cavum pleura
D. Darah dalam cavum pleura
E. Jaringan parut dalam cavum pleura
31. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : penatalaksanaan pasien tersebut meliputi :
A. Pemberian antibiotik
B. Pantau ketat keseimbangan cairan
C. Pasang kontra ventil
D. Pemberian oksigen via nasal kanul
E. Pasang CVP
32. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini :
A. Abses paru
B. Infark paru
C. Hematotoraks
D. Efusi pleura
E. Pneumomediastinum
33. Berdasarkan terjadinya, pneumotoraks dapat dibagi menjadi :
A. Traumatik terseringgg
B. Spontan sekunder
C. Spontan primer
D. Tertutup
E. Terbuka
34. Pneumotoraks yang terjadi kambuhan pada perempuan muda pada
siklus haidnya disebut:

A. Pneumotoraks spontan primer


B. Pneumotoraks ventil
C. Pneumotoraks iatrogenik
D. Penumotoraks katamenial
E. Pneumotoraks artificial
35. Indikasi pemasangan thorax drain pada pasien pneumotoraks :

A. Apabila luasnya pneumotoraks > 20%


B. Apabila terjadi pneumotoraks terbuka
C. Pneumotoraks artificial
D. Pneumotoraks iatrogenic
E. Pneumotoraks spontan

• Klo kurang ji bisa terabsorbsi sendiri


36. Yang termasuk kegawatdaruratan paru pada pasien pneumotoraks :
A. Pneumotoraks spontan
B. Pneumotoraks ventil
C. Pneumotoraks iatrogenic
D. Pneumotoraks traumatic
E. Pneumotoraks artificial
37. Setelah pemasangan thorax drain maka yang perlu dievaluasi
adalah,KECUALI :

A. Adanya undulasi dan gelembung udara pada WSD


B. Adanya edema paru pasca re-ekspansi
C. Adanya emfisema sub kutis (ragu-ragu)
D. Foto toraks ulangan
E. Adanya infeksi sekitar luka operasi
38. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : penatalaksanaan pasien tersebut meliputi :
A. Pemberian antibiotik
B. Pantau ketat keseimbangan cairan
C. Pasang kontra ventil
D. Pemberian oksigen via nasal kanul
E. Pasang CVP
39. Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan keluhan sesak napas. Sesak napas ini telah lama
diderita tapi sesak bertambah dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai
batuk berlendir berwarna putih, terdapat pula nyeri dada sebelah kiri
terutama saat menarik napas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
inspeksi asimetris, kiri tertinggal, hipersonor pada paru kiri disertai
suara napas yang menurun.
Pertanyaan : komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini :
A. Abses paru
B. Infark paru
C. Hematotoraks
D. Efusi pleura
E. Pneumomediastinum
40. Berdasarkan terjadinya, pneumotoraks dapat dibagi menjadi :

A. Traumatik
B. Spontan sekunder
C. Spontan primer
D. Tertutup
E. Terbuka
41. Pneumotoraks yang terjadi kambuhan pada perempuan muda pada
siklus haidnya disebut:
A. Pneumotoraks spontan primer
B. Pneumotoraks ventil
C. Pneumotoraks iatrogenik
D. Penumotoraks katamenial
E. Pneumotoraks artificial
42. Indikasi pemasangan thorax drain pada pasien pneumotoraks :
A. Apabila luasnya pneumotoraks > 20%
B. Apabila terjadi pneumotoraks terbuka
C. Pneumotoraks artificial
D. Pneumotoraks iatrogenic
E. Pneumotoraks spontan
43. Yang termasuk kegawatdaruratan paru pada pasien pneumotoraks :
A. Pneumotoraks spontan
B. Pneumotoraks ventil
C. Pneumotoraks iatrogenic
D. Pneumotoraks traumatic
E. Pneumotoraks artificial
44. Setelah pemasangan thorax drain maka yang perlu dievaluasi
adalah,KECUALI :
A. Adanya undulasi dan gelembung udara pada WSD
B. Adanya edema paru pasca re-ekspansi
C. Adanya emfisema sub kutis
D. Foto toraks ulangan
E. Adanya infeksi sekitar luka operasi
45. seorangwanita usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
batuk lebih dari 2 minggu, lendir warna kuning, kadang=kadang
demam, berat badan menurun 2 kg dalam sebulan disertai keringat
malam hari. Dokter melakukan pemeriksaan sputum BTA 3 x dengan
hasil positif. Penderita pernah minum OAT bulan lalu selama 14 hari.
Regimen yang sesuai untuk pasien ini :
A. 2RHZE/4RH (TB Pau bakteriologis Kasus Baru)
B. 2RHE/4RH
C. 2RHZES/4RH
D. 2RHZES/RHZE/5RHE
E. 2RHZE/4RH3
46. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhansesak napas sejak 1 hari yang lalu. Sesak berulang setiap hari dan
memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Dalam 1 buan terakhir,
pasien hampir tiap hari terbangun menjelang subuh karena batuk dan sesak.
Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu. Dahak
berwarna kuning dan disertai demam. Riwayat asma sejak kecil tetapi jarang
berobat kedokter.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Asma akut ringan
B. Asma akut sedang
C. Asma akut mengancam jiwa
D. Asma persisten sedang
E. Asma persisten berat
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru

Intermitten Bulanan APE ≥ 80%


- Gejala < ≤ 2 kali sebulan - VEP1≥80% nilai
1x/minggu prediksi APE ≥ 80%
- Tanpa gejala nilai terbaik
diluar serangan - Variabiliti APE
- Serangan singkat <30%
Persisten ringan Mingguan APE > 80%
- Gejala > > 2 kali sebulan - VEP1≥80% nilai
1x/minggu tetapi prediksi APE ≥ 80%
< 1x/hari nilai terbaik
- Serangan dapat - Variabiliti APE 20-
mengganggu 30%
aktifitas
Persisten Harian APE 60-80%
sedang
- Gejala setiap hari > 2 kali sebulan - VEP1 60-80% nilai
- Serangan prediksi APE 60-
mengganggu 80% nilai terbaik
aktifitas dan tidur - Variabiliti APE
- Membutuhkan >30%
bronkodilator
setiap hari
Persisten berat Kontinyu APE ≤ 60%
- Gejala terus- Sering - VEP1<60% nilai
menerus prediksi APE <60%
- Sering kambuh nilai terbaik
- Aktifitas fisik - Variabiliti APE
terbatas >30%
47.Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
batuk lama. Di puskesmas sudah dilakukan pemeriksaan dahak dan kemudian
diberikan terapi strategi DOTS kategori I. 2 bulan kemudian pasien dievaluasi
didapatkan hasil sputum BTA (+).
Apakah pengobatan selanjutnya yang diberikan?
A. OAT I fase lanjutan
B. OAT I fase intensif
C. Pengobatan sisipan
D. Kategori II
E. Kategori III

• Tergantung, kalau pemeriksaan BTA pertama negative, terus periksa bulan


kedua positif, kategori gagal pengobatan -> GeneXpert -> Kategori 2
• Kalau BTA awal negative, bulan kedua negative, lanjut ke fase lanjutan,
diperiksa lagi bulan kelima.
48. Seorang pasien perempuanberusia 40 tahun datang dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan batuk
berdahak kuning kehijauan dan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bentuk thorax asimetris, suara napas menghilang dan
perkusi redup pada lapang paru kanan.
Apakah komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien ini jika seminggu
tidak segera diobati?
A. Emfisema pulmonum
B. Bronkhitis kronis
C. Bronkiektasis -> kemungkinan diagnosisnya
D. Empiema -> kemungkinan komplikasinya
E. Pneumotorakspontan
49.Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan batuk
bercampurdarah.Keluhantersebutdialami sejak 3 minggu yang lalu dan
disertai penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 1 bulan terakhir.
Apakahpemeriksaan awal yang tepat dilakukan untuk menunjang
diagnosis pada pasien tersebut?
A. Pemeriksaan sputum 24 jam dengan pewarnaan tahan asam
B. Pemeriksaan sputum sewaktu-pagi-sewaktu dengan pewarnaan
tahan asam
C. Pemeriksaan nasofaringeal swab dengan pewarnaan gram
D. Pemeriksaan orofaringeal swab dengan pewarnaan tahan asam
E. Pemeriksaan sputum sewaktu-pagi-sewaktu dengan pewarnaan gram
50. Seorang laki-laki umur 70 tahun datang ke praktek dengan keluhan sesak
napas sejak 1 minggu yang lalu. Sesak semakin memberat sejak 2 hari yang lalu,
tidak berhubungan dengan aktifitas. Pasien mengalami demam tinggi sejak 1
minggu yang lalu. Pemeriksaan fisis dada di dapatkan pekak pada hemitorak
kanan dan bunyi pernapasan menghilang. Dokter memutuskan melakukan
punksi percobaan dan didapatkan cairan berwarna kehijauan.
Jika dilakukan analisis cairan pleura, apakah hasil yang tidak diharapkan?
A. pH <7,3
B. Protein >3 gram/dl
C. Glukosa<30 mg/dl
D. Rasio protein cairan pleura dibanding protein serum >0,5
E. Kadar LDH cairan pleura > 1000 UL/L
F. Bingungka afwan

Anda mungkin juga menyukai