1
Definisi
Model regresi yang digunakan untuk membuat
hubungan antar satu variabel terikat dengan beberapa
variabel bebas
Contoh:
Produksi kelapa sawit
Jumlah produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh
luas lahan, jumlah pupuk yang digunakan,
bibit, jumlah tenaga kerja dan lain sebagainya
2
Kasus
Cari 1 topik yang menarik perhatian anda di salah satu
bidang yang disenangi berikut:
Pemasaran
Manajemen Pemasaran
Manajemen Sumberdaya manusia
3
ANALISIS REGRESI BERGANDA
Bentuk persamaan regresi dengan dua variabel indenpenden adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Bentuk persaman regresi dengan 3 veriabel independen adalah:
Y = a + b X1 + b2 X2 + b3 X3
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + … + bk Xk
4
Asumsi-asumsi Klasik
Prinsip-prinsip
yang mendasari regresi linear
berganda tidak berbeda dengan regrsi linear
sederhana.
Sejumlah asumsi terhadap penggunaan pendekatan OLS
(Ordinary Least Square) sebagai salah satu alat estimasi
guna mencapai parameter yang BLUE (Best Linear Un-
biased Estimator) antara lain adalah : Tetapnya nilai
varian (asumsi homoskedastisitas), tidak berkorelasinya
antar variabel bebas (non Multikolinearitas), tidak
berkorelasinya antara variabel pengganggu (non serial
correlation)/non otokorelasi) dan asumsi normalitas.
5
Uji Multikolinearitas
• Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent variable).
• Cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas:
– Nilai R² yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi scr individual
variabel bebas banyak yg tidak signifikan mempengaruhi
varibel terikat.
– Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas. Jika
antar variabel bebas ada korelasi yg cukup tinggi (di atas
0.90), ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
– Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF). Terjadi
multikolinearitas jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau nilai VIF ≥
10.
Akibat adanya multikolinearitas antara lain adalah :
1. Dengan semakin meningkatnya kolinearitas, probabili-
tas melakukan kesalahan tipe 2 pada hipotesis (meneri-
ma hipotesis yang pada hakekatnya salah) akan semakin
besar.
2. Pengujian masing-masing koefisien regresi tidak satupun
yang bermakna atau hanya satu yang bermakna
(walaupun koefisien determinasinya tinggi)
Terapi yang dapat digunakan dengan adanya multikoli-
nearitas antara lain adalah :
1. Mengadakan penggabungan antara data cross-section
dan time series, yang disebut dengan pooling data
2. Mengeluarkan salah satu variabel bebasnya dari model.
3. Mentransformasi variabel yang ada dalam model.
4. Menambah data baru atau memperbesar ukuran
sampel.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Ada cara mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu Uji
Durbin-Watson (DW test), Uji Lagrange Multiplier (LM test), Uji
Statistics Q : Box-Pierce dan Ljung Box, dan Run Test.
Pada pembahasan ini akan dilakukan uji autokorelasi dengan Uji
Durbin-Watson
Uji Durbin-Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first
order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara
variabel bebas.
• Hipotesis:
– H0 : tidak ada autokorelasi (r=0)
– H1 : ada auto korelasi (r≠ 0)
13
Contoh kasus
Seorang mahasiswa ingin mengetahui apakah ada
pengaruh harga dan pendapatan masyarakat
berpengaruh terhadap permintaan minyak bensin di
kota Pekanbaru. Untuk membuktikan hal tersebut
mahasiswa melakukan penelitian dengan
menggunakan 10 samapel dengan data terlihat pada
tabel 1.
14
Tabel 1: Data PERMINTAAN minyak, HARGA DAN PENDAPATAN
1 3 8 10
2 4 7 10
3 5 7 8
4 6 7 5
5 6 6 4
6 7 6 3
7 8 6 2
8 9 6 2
9 10 5 1
10 10 5 1
15
Untuk mendapatkan koefisien regresi, perlu dihitung : Y,
X1, X2, X1Y, X12, X1 X2, X2Y, X22
16
Dengan metode eliminasi
68 = 10a + 63b1+ 46b2 …(1)
409 = 63a + 405b1+ 317b2 …(2)
239 = 46a + 317b1+ 324b2 …(3)
Untuk mendapatkan nilai koefisien regresi a, b1, dan b2 dapat
dilakukan dengan Subtitusi antar persamaan
-428,4 = -63a –396,9 b1-289,8b2 …persamaan 1 dikalikan – 6,3
409 = 63a + 405b1 + 317b2 + …………………. (2)
-19,4 = 0 + 8,1b1 + 27,2b2 ... ....……………. (4)
17
Dari persamaan diatas, nilai b2 adalah = -8,65/21,06 = -0,41.
Setelah menemukan nilai b2, nilai b1 dapat dicari dengan
mempergunakan persamaan 4 atau 5.
-19,4 = 0 + 8,1b1 + 27,2(-0,41) ……… (4)
19,4 = 8,1b1 - 11,18
8,1b1 = -19,4 + 11,18
8,1 b1 = - 8,22
b1 = -8,22/8,1 = -1,015
18
RUMUS KOEFISIEN DETERMINASI (R2)
Koefisien Determinasi menunjukkan suatu proporsi dari
varian yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi
(regression of sum squares, RSS). Besarnya koefisien
determinasi dirumuskan sebagai berikut:
( Ŷ Y ) 2
R
2
atau
(Y Y ) 2
n (a. Y b1 . YX 1 b 2 YX 2 ) ( Y) 2
R2
n. Y ( Y)
2 2
19
n (a. Y b1 . YX 1 b 2 YX 2 ) ( Y) 2
R
2
n. Y ( Y)
2 2
R2
10(15,086)( 68) 1,015( 409) ( 0, 41)( 239) ( 68) 2
(10)(516) (68) 2
R 2 0,939
20
Kesalahan baku regresi :
SY . X1 X 2
aY b1 X1Y b2 X 2Y
Y 2
n3
21
Kesalahan baku penduga (standar error
estimation Sb)
Yaitu seberapa nilai penduga yaitu b1 dan b2
dari nilai sebenarnya (parameter populasi)
S y . x1x 2
Sb1 0,580
2
(X n X1 )(1 rX1X 2 )
2 2
1
22
S y . x1x 2
Sb 2
2
(X n X 2 )(1 rX1X 2 )
2 2
2
Sb 2 0,156
23
Uji Signifikansi parsial atau individu
b1 B1 1,015 0
t hit .b1 1,75
Sb1 0,58
b 2 B2 0,410 0
t hit .b 2 2,673
Sb 2 0,1558
24
Uji Parsial
Dalam uji pasial, masing-masing koefisien thit untuk
masing-masing koefisien tersebut diuji, apakah
signifikan atau tidak
Bentuk pengujian sama seperti sebelumnya dua arah
atau satu arah
Hipothesis yang diuji:
Ho: b1=0 dan
H1: b1 0
25
UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
27
Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus
:
sebagai berikut:
R 2 /( k 1)
F
(1 R 2 ) /( n 3)
0 ,933 /( 3 1)
F 0 ,4665 / 0 ,0096 48 ,73881
( 1 0 ,933) /( 10 3 )
28
UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Tolak Ho
Terima
Ho
F-Hitung=
F-Tabel=4,74
48,74
29
Latihan
1. Gunakan data tabel 2, untuk menentukan:
a. Persamaan regresi berganda
b. Ujilah apakah harga dan promosi secara parsial
berpengaruh terhadap penjualan susu kaleng.
c. Ujilah apakah harga dan promosi secara simultan
berpengaruh terhadap penjulan susu kaleng
30
Tabel 2. Data Tingkat Penjualan, Harga dan Promosi susu kaleng