Sekunder Hulu
Untuk sekunder hulu ini dicoba dengan lebar saluran
b = 2,00 meter dengan b/h = 2,0.
Dengan demikian maka h = 2.00/ 2.0 = 1,00 meter.
Dengan miring talut m = 1,5, maka :
Luas basah A =
(b + mh) h = (2,00 + 1,5x1,00) 1,00 = 3,50 m persegi.
Keliling basah
p = b + 2h 1 + 𝑚2 = 2 + 2 x 1.00 1 + 1.52 = 5,61 m.
Jari-jari hidraulis
R = A/P = 3,50/5,61 = 0,62 m.
Kecepatan aliran
v = 1/(k.𝑅2/3 𝐼1/2 ) = 1/(40x0,622/3 𝑥0.0003281/2 ) = 0,53
m/det
Debit Q = v . A = 0,53 . 3,50 = 1,852 m³/det.
Ternyata dengan h = 1.00 m, debit yang terjadi < dari Q
seharusnya dialirkan = 2,232 m³/det.
Maka dicoba nilai h lain seperti daftar berikut ini :
h b I b/h A P k v Q
1.00 2.00 0.000328 2.00 3.50 5.61 40 0.53 1.85
1.05 2.00 0.000328 1.90 3.75 5.79 40 0.54 2.03
1.10 2.00 0.000328 1.82 4.02 5.97 40 0.56 2.24
1.15 2.00 0.000328 1.74 4.28 6.15 40 0.57 2.43
1.20 2.00 0.000328 1.67 4.56 6.33 40 0.58 2.65
𝑞2
ℎ𝑐 =
𝑔
𝑧
Jika : 0,5 < ≤ 2,0
ℎ𝑐
→ 𝑡 = 2,4 ℎ𝑐 + 0,4 𝑧 (1)
𝑧
Jika : 2,0 < ≤ 15,0 → 𝑡 = 3,0 ℎ𝑐 + 0,1 𝑧 (2)
ℎ𝑐
ℎ𝑐
𝑎 = 0,28 ℎ𝑐
𝑧
3 𝑑𝑎𝑛 D=L=R (4)
Perhitungan kolam olakan
Kolam olakan menggunakan kolam olakan Vlughter
Perbedaan muka air hulu dan hilir,
z = 76,33 - 74,32 + 0,01 = 2,02 m
Debit persatuan lebar :
q = Q/b = 1.237/2,00 = 0.618
3 𝑞2 3 0,6182
Kedalaman kritis ℎ𝑐 = = = 0,398 𝑚
𝑔 9,81
ℎ𝑐 0,10
𝑎 = 0,28 ℎ𝑐 = 0,28𝑥0,10 = 0,03 𝑚
𝑧 0,3007
Ketinggian dasar kolam olakan = kedalaman air hilir - t
= 75,16 - 0,32 = 74,84 m. Namun jika ditinjau dasar
sungai sebelah hilir kolam olakan sebesar : 75,16 m dan
kedalaman air di saluran tersier kanan - 0,45 mm, maka
ketinggian dasar saluran di hilir kolam olakan
= 75.16 - 0.45 = 74,71 m.
lni lebih rendah dari dasar kolam olakan dari
perhitungan tersebut, Untuk ketinggian kolam olakan
diambil 0,10 m lebih rendah dari dasar saluran menjadi
: 74,71 - 0,10 = 74,61 m.
Tersier kiri
Untuk mengatur maupun mengukur aliran yang masuk
ke saluran tersier kiri ini digunakan pintu Romijn.
No Uraian Tipe II
1. Lebar, meter 0,50
2. Kedalaman maksimum aliran, meter 0,50
3. Debit maksimum liter/detik 300
4. Kehilangan tinggi enegi, m 0,11
5. Elevasi dasar dan muka air rencana 1,15 + V
dimana V = varian = 0,18 x Hmaksimum = 0,18 x 0,50 =
0,09 m, sehingga elevasi dasar dari muka air rencana :
p = 1.15 + 0,09 = 1.24 m.
Karena h₁ + p = 0,50 + 1,24 m = 1.74 m lebih besar dari
kedalaman muka air di saluran sekunder hulu, maka
dasar pintu Romijn harus diturunkan sebesar 0,64 m,
sehingga kedudukan pintu Romijn seperti pada
gambar di atas.
Kolam olakan
Untuk perhitungan kolam olakan ini besarnya
z = 76,42 - 73.23 = 3.19 m
𝑄 0,239
Sedangkan besarnya 𝑞 = = 0,463
𝑏 0,50
𝟑 𝒒𝟐 𝟑 𝟎, 𝟒𝟔𝟑𝟐
𝒉𝒄 = = = 𝟎, 𝟑𝟔 𝒎
𝒈 𝟗, 𝟖𝟏
𝑧 3,19
Dengan demikian = = 8,82, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
ℎ𝑐 0,36