Anda di halaman 1dari 82

Sistem Isometrik

•a = b = c
• sering ditulis juga
dlm bentuk :
• a1 = a2 = a3
• Ketiga sumbu saling
tegak lurus (a 
bc)

1
Sistem Tetragonal

•a = b  c
• kadang ditulis:
• a1=a2c

• a bc

2
Sistem Hexagonal dan Trigonal
• Terdiri dari 4 buah sumbu:
• a 1 = a2 = a 3  c
• a1, a2, a3  c
• a1 a2, a2  a3, a1 a3 = 120°

3
Sistem Ortorombik

•a  b  c
• a bc

4
Monoklin

•a  b  c

•a b, bc dan a  c=  = 90

5
Sumbu Kristalografi
Triklin
•a  b a  b  c
•, ,   90

6
Simetri
• Jika kristal memiliki bidang-bidang yang muncul berulang-
ulang secara teratur di sekeliling pusat kristal, maka
kristal tersebut memiliki simetri

7
Unsur simetri

• Titik inversi : i

• Bidang cermin : m

• Sumbu rotasi (sumbu putar): 1, 2,3, 4,6

• Sumbu roto-inversi (kombinasi antara rotasi


dan inversi): 3+i, 4+i, 6+i

8
Sumbu Roto-inversi
(kombinasi rotasi + inversi

• Sumbu 1 + inversi = i
• Sumbu 2 + i = m
• Sumbu 3 + I
• Sumbu 4 + i
• Sumbu 6 + i = sumbu 3  m

9
Sumbu 3 + i

10
Sumbu 4 + i

11
Klasifikasi Kristal
(point group)

• Berdasarkan unsur simetri yang dimilikinya, kristal


dibedakan menjadi 32 kelas

12
13
Indices Miller

Bilangan bulat sederhana atau nol yang menunjukkan


“reciprocal” dari perpotongan suatu bidang kristal
dengan sumbu kristalografisnya

Angka-angka ini biasa ditulis dalam kurung kecil sbb:


(100), (111), (210) dll. Secara umum ditulis :
(hkl) untuk kristal yang memiliki 3 sb kristalografis
(hk-il) untuk kristal yang memiliki 4 sb kristalografis
Form cubic 6 bidang

14
Perpotongan sumbu: 1 , 1 ,  Perpotongan sumbu: 0,5 , 1 , 
Reciprocal : 1/1 1/1 1/1 Reciprocal : 1/0.5 1/1 1/ 
Miller Indices : (110) Miller Indices : (210)

=c
=c

Koordinat
titik perpotongan bdg dg sb
kristalografis

=b =b

=a
=a

dimodifikasi dari http://www.chem.qmul.ac.uk/surfaces/scc/scat1_1b.htm


15
Perpotongan sumbu: 1 , 1 , 1
Reciprocal : 1/1 1/1 1/ 1
Miller Indices : (111)

=a

koordinat titik
perpotongan

=b

=a
Catatn :
bidang (333) = (444) = (222) = (111) semua diberi indices (111) 16
17
18
FORM

• FORM kelompok bidang kristal yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama persis dan memiliki hubungan yang sama terhadap suatu unsur
simetri tertentu pada suatu kelas kristal.
• Contoh : pada sisitem isometrik bidang-bidang dengan indices (100),(-
100), (010). (0-10), dan (001), (00-1) memiliki form yang sama diberi
nama kubik (cubic)
• Penulisan Indices bidang dengan form yang sama biasa diwakili oleh
indices yang paling sederhana ditulis dalam kurung kurawal

6 bidang kubik dengan indices {100}

19
20
21
22
23
24
25
Contoh deskripsi kristal

Sistem : Isometrik

Unsur simetri : 3 sb rotasi 4,

4 sb rotoinversi 3

6 sb rotasi 2 dan

9 m, i ada

Kelas : Hexoctahedral

Form : 6 bidang cubic {100}

26
Contoh deskripsi kristal

Sistem : Hexagonal Division


Unsur simetri : 1 sb rotasi 6
2 sb rotasi 2
7 m , i ada
Kelas : Dihexagonal dipyramidal
Form : 2 bidang pinacoid {0001}
6 bidang hexagonal prism {10-10} 27
28
TETRAGONAL
Orde 1 dan orde 2

Tetragonal prism
dan pinacoid

Tetragonal dipyramid

29
Habit mineral Zircon
Habit : komnbinasi form tetragonal dipyramid dan prism
dengan panjang sumbu c bervariasi dari pendek (hampir
equidimensional) sampai acicular (menjarum)

30
31
Prism {110} and Prism {101} and Rhombic prism {011}
pinacoid {001} pinacoid {010} and pinacoid {100

32
Hexagonal prism and c pinacoid
&
Dihexagonal prism and c pinacoid

Dihexagonal prism and c pinacoid


First order Second order

33
34
Figure 8.3 Triclinic pinacoids, or parallelohedrons

35
Sumbu zone
• Dua bidang yang tidak sejajar akan berpotongan pada suatu
rusuk
• Jika beberapa bidang terletak pada suatu zone yang sama
akan memperlihatkan rusuk-rusuk yang sejajar
• Suatu zone memiliki sumbu zone yang terletak pada pusat
kristal (melalui pusat kristal) dan arahnya sejajar dengan
rusuk-rusuk tadi

36
Indices Zone (Arah zone)

• Sumbu zone memiliki indices yang diberi simbol [uvw]


• Indices zone [uvw] merupakan koordinat dari garis tersebut

37
[001]

38
[001]
39
Contoh:
Sumbu zone untuk (001) dan bidang (-430) adalah :

40
Menentukan indices bidang (hkl) yang termasuk ke dalam termasuk
ke dalam dua zone [u1v1 w1 ] dan [u2 v2 w2 ] maka berlaku:

h = v1 w2 - w1v2
k = w1u2-w2u1
l = u1v2 – v1u2

41
Indices zone untuk heksagonal dan trigonal

• Dinyatakan dalam [uv*w]


• Tanda * adalah posisi sb a3 tidak perlu ditentukan
indicesnya. Contohnya :

42
Jika tiga bidang (h1 k1 l1), (h2 k2 l2) dan (h3k3 l3) termasuk ke
dalam satu zone [uvw] maka berlaku:

uk1 + vk1 + wl1 = 0

43
Sudut antar bidang

• Sudut antar bidang kristal dari mineral yang sama


selalu konstan

• Sudut antar bidang dapat diukur dengan alat yang


disebut goniometer (a.l. goniometer kontak dan
goniometer refleksi

• Pengukuran dilakukan pada sudut dalam, yaitu


sudut yang dibentuk oleh garis normal yang ditarik
dari pusat kristal ke bidang-bidang ybs
44
Pengukuran Sudut antar bidang

45
46
Axial Ratio

• Axial Ratio adalah perbandingan panjang sumbu kristalografis pada


sistem kristal non isometrik (a : b : c)
• Axial ratio dapat dihitung dari sudut antar bidang

47
48
49
50
51
Enantiomorfi
Hexagonal Trapezohedral
• In the Hexagonal Trapezohedral
class, the symmetry axes are the
same as the Normal (dihexagonal
dipyramidal class discussed initially
in this section), but mirror planes
and the center of symmetry are not
present. The Hermann-Mauguin
notation is 622. Two
enantiomorphic (mirror image)
forms are present, each having 12
trapezium-shaped faces

52
53
Kristal Kembar (Twinning)

54
Proyeksi Kristal

Penyajian keadaan tiga dimensi


kristal dalam bentuk dua dimensi

55
Proyeksi sferis

• Proyeksi sferis adalah proyeksi pada


permukaan suatu bola

• kristal ditempatkan pada ruang


berbentuk bola. Titik pusat kristal
berimpit dengan titik pusat bola

• Dari pusat bola ditarik garis normal (


garis yang ) bidang kristal sampai
menembus permukaan bola

• Titik tembus tadi merupakan hasil


proyeksi sferis disebut pole (kutub)

56
Koordinat polar

Posisi hasil proyeksi sferis dan proyeksi


stereografis dapat dinyatakan dalam
koordinat polar ρ (rho) dan φ (phi)

Φ adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh


azimuth (arah) garis normal bidang (hkl)
terhadap arah Timur – Barat (E-W) →analog
dengan posisi garis meridian (garis bujur)
bumi

ρ (rho) adalah besarnya sudut yang dibentuk


oleh garis normal bidang (hkl) terhadap
sumbu c (sumbu vertikal) →analog dengan posisi
Garis lintang bumi namun titik nolnya di kutub utara

Contoh : koordinat New York pada bola bumi adalah


40º45` LU → analog dengan ρ 49º15` dg titik nol pada sumbu vertikal/ kutub utara
74º 00`BB → analog dengan Φ dg titik nol di sumbu horizontal kanan/timur)

57
Proyeksi Stereografis

• Proyeksi stereografis adalah proyeksi titik-titik


(pole) yg berada di permukaan suatu bola ke
atas bidang ekuator

• Dari titik (pole) hasil proyeksi sferis ditarik


garis ke arah titik nadir dari bola.

• Titik tembus garis tersebut pada lingkaran


ekuator adalah proyeksi setereografis dari
bidang kristal yang semula berada di pusat
bola

• Bidang ekuator merupakan bidang proyeksi

• Hasil proyeksi stereografis yang lengkap dari


suatu set bidang kristal disebut stereogram

58
Stereogram
Sistem Tetragonal

59
Sterographic Net (Wulffnet)

• Proyeksi stereografis suatu kristal sering dilakukan


dengan bantuan stereographic net (stereonet) yang
dikenal dengan Wulff net

• Wulffnet adalah jaring-jaring berbentuk lingkaran yang


merupakan hasil proyeksi stereografis dari garis-garis
meridian dan garis lintang suatu bola dengan interval
2

60
Wulffnet

61
Pengeplotan bidang dengan koordinat polar :Φ = 30 º dan ρ = 60 º
1. Letakan kertas transparan di atas Wulff-net, jiplak lingkaran luar
wulffnet berikut sumbu North-South dan West-East pada kertas
transparan
2. Plot Φ = 60 º pada lingkaran luar, tandai dengan x
3. Tarik garis dari pusat ke titik x. Garis tersebut merupakan tempat
kedudukan semua bidang yang memiliki Φ = 60 º
4. Putar garis tersebut sampai berimpit dengan sumbu East
5. Plot ρ = 60 º dihitung dari titik pusat lingkaran ke arah luar
62
Proyeksi Stereografis pada
Sistem Monoklin

63
Proyeksi Stereografis pada
Sistem Ortorombik

64
Konstruksi lingkaran besar

Tan w= x/oc
Tan u = 0c/x
0c= tan u. x = x/tanw

65
Konstruksi lingkaran kecil

66
Struktur dalam

67
Definisi Kristal

• Kristal adalah benda padat yang dibatasi oleh


polihedra (bidang-bidang/banyak bidang) yang
mencerminkan struktur dalam yang teratur dari
atom-atom, ion-ion ataupun molekul-molekul
penyusunnya

68
69
Susunan yang teratur

• Susunan yang teratur dalam


1 dimensi disebut row
row

• Susunan yang teratur dalam


2 dimensi disebut net
(jaringan) net

• Susunan yang teratur dalam


3 dimensi disebut lattice (kisi)

lattice

70
71
•Susunan yang teratur dalam 2 dimensi disebut net (jaringan)
72
73
74
75
76
Simetri Dalam
(Internal Symmetry)

Unsur Simetri dalam terdiri dari:


• Titik inversi : i
• Bidang cermin : m
• Sumbu rotasi (sumbu putar): 1, 2,3, 4,6
• Sumbu roto-inversi (kombinasi antara rotasi dan inversi): 3+i, 4+i, 6+i
• Glide plane (bidang gelincir)
• Screw axis (sumbu sekrup)

77
78
79
80
Klasifikasi Kristal Space Group

• Berdasarkan simetri dalamnya kristal dapat diklasifikasikan menjadi


230 kelas

81
82

Anda mungkin juga menyukai