PPT
PPT
Kelompok 3 :
1. Annisa Nur Syifaa (16142011002)
2. Arin Nurholipah (16142011003)
3. Ilham Nugraha (16142011013)
4. Lia Hartati (16142011021)
Apa itu kanker paru ?
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang
mengalami proliferasi dalam paru
(Underwood, Patologi, 2000).
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali dalam jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh
sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok
(Suryo, 2010).
Apa yang jadi penyebab CA Paru?
1. Merokok
2. Perokok Pasif
3. Polusi Udara
4. Paparan Zat Karsinogen
5. Diet
6. Genetik
7. Penyakit Paru
8. Iridasi
Patofisiologi CA Paru
Pemeriksaan Penunjang :
1. Radiologi
2. Laboratorium
3. Histopatologi
4. pencitraan
Hubungan Riwayat Merokok
dengan Stadium CA Paru
Dari 33 responden terdapat 13 (39,4%) responden
dengan kriteria perokok ringan, responden tersebut
diantaranya menderita Ca paru stadium I dan II sebanyak 6
responden (18,1%) dan yang menderita Ca paru stadium III
dan IV sebanyak 7 responden (21,2%). Pada perokok dengan
kriteria berat sebanyak 20 responden (60,6%), dari 20
responden tersebut terdapat 2 responden (6,1%) menderita
Ca paru stadium I dan II dan 18 responden (54,5%)
menderita Ca paru stadium III dan IV.
Jadi, faktor utama yang memicu atau memperparah
kanker paru yaitu merokok. Sehingga semakin seseorang
menjadi perokok berat maka akan semakin tinggi risiko ia
terkena kanker paru.
Asuhan Keperawatan Pasien CA Paru
1. pengkajian
Preoperasi (Doenges, Rencana Pascaoperasi (Doenges,
Asuhan Keperawatan,1999) : Rencana Asuhan Keperawatan,
a. Aktivitas dan istirahat
1999) :
a. Aktivitas dan istirahat
b. Sirkulasi
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
c. Eliminasi
d. Eliminasi
d. Makanan dan cairan
e. Makanan dan cairan
e. Neurosensori
f. Nyeri dan kenyamanan
f. Nyeri dan ketidaknyamanan
g. Pernafasan
h. Keamanan
i. Seksualitas
j. Penyuluhan
Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
Preoperasi (Gale, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, 2000,
dan Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999) :
Dx : Kerusakan pertukaran gas b.d hipoventilasi
Intervensi : a. Kaji status pernafasan dengan sering, catat peningkatan
frekuensi atau upaya pernafasan atau perubahan pola
nafas.
b. Catat ada atau tidak adanya bunyi tambahan dan
adanya bunyi tambahan, misalnya krekels, mengi.
c. Kaji adanya sianosis
d. Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai indikasi
e. Awasi atau gambarkan seri GDA.
Implementasi : a. Mengkaji status pernafasan dengan sering
b. Mencatat ada atau tidaknya bunyi tambahan
c. Mengkaji adanya sianosis atau tidak
d. Melakukan kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai
indikasi
e. Mengawasi atau menggambarkan seri GDA
Evaluasi :Tidak adanya kerusakan pertukaran gas
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d kehilangan fungsi silia jalan nafas
Intervensi : a. Catat perubahan upaya dan pola bernafas.
b. Observasi penurunan ekspensi dinding dada.
c. Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap, efektif, tak
efektif), juga produksi dan karakteristik sputum.
d. Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan
nafas sesuai kebutuhan.
e.Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol
dll. Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh
takikardi, hipertensi, tremor, insomnia.
Implementasi : a. Mencatat perubahan upaya dan pola bernafas pasien.
b. Mengobservasi penurunan ekspensi dinding dada.
c. Mencatat karakteristik batuk
d. Mempertahankan posisi tubuh
e. Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator
Evaluasi : Bersihan jalan nafas efektif