Anda di halaman 1dari 29

SISTEM HUKUM DAN

PERADILAN INDONESIA
KD 3.15

1
1.15.1 meyakini nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan
di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk pengabdian
kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.15.2 mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum dan
peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa

2.15.1 Memiliki sikap disiplin terhadap aturan sebagai


cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia
2.15.2 Menunjukkan sikap disiplin terhadap aturan sebagai
cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia

Indikator Pencapaian Kompetensi


2
3.15.1 Menjelaskan makna hukum
3.15. 2 Menguraikan klasifikasi hukum
3.15. 3 Menjelaskan tata hukum Republik Indonesia
3.15. 4 Menjelaskan makna lembaga peradilan
3.15. 5 Mengindetifikasi dasar hukum Lembaga Peradilan di Indonesia
3.15. 6 Mendeskripsikan klasifikasi Lembaga Peradilan di Indonesia
3.15. 7 Mendeskripsikan perangkat Lembaga Peradilan di Indonesia
3.15. 8 Mendeskripsikan tingkatan Lembaga Peradilan di Indonesia
3.15. 9 Mengidentifikasi peran Lembaga Peradilan di Indonesia
3.15. 10 Mengategorikan perilaku yang sesuai dengan hukum
3.15. 11 Mengategorikan perilaku yang bertentangan dengan hukum
beserta sanksinya

4.15.1 Mencoba menjelaskan tentang sistem hukum dan peradilan di


Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Rep[ublik
Indonesia tahun 1945
4.15.2 Menalar tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945

Indikator Pencapaian Kompetensi


3
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem
adalah perangkat unsur yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas. Hukum merupakan peraturan didalam
negara yang bersifat mengikat dan memaksa
setiap warga Negara untuk menaatinya. Jadi,
sistem hukum adalah keseluruhan aturan
tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa
yang seharusnya tidak dilakukan oleh manusia
yang mengikat dan terpadu dari satuan kegiatan
satu sama lain untuk mencapai tujuan hukum di
Indonesia.

1. Pengertian Sistem Hukum


4
a. Menurut sumbernya, hukum dapat dibagi
dalam:
1) Hukum Undang-Undang
2) Hukum kebiasaan (adat)
3) Hukum traktat
4) Hukum jurisprudensi

b. Menurut bentuknya, hukum dapat dibagi


dalam:
1) Hukum tertulis, hukum ini dapat pula dibagi
menjadi:
a) Hukum tertulis yang dikodifikasikan
b) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan

2) Hukum tak tertulis (hukum kebiasaan)

Penggolongan Hukum
5
Penggolongan Hukum Berdasarkan Bentuknya

Hukum

Hukum Tertulis Hukum Tidak Tertulis

1. Hukum yang dikodifikasi


1. Hukum Adat
2. Hukum yang tidak
2. Hukum yang bersifat
dikodifikasi
kebiasaan

6
c. Menurut tempat berlakunya, hukum
dapat dibagi dalam:
1) Hukum nasional
2) Hukum internasional
3) Hukum asing
4) Hukum gereja

d. Menurut waktu berlakunya, hukum


dapat dibagi dalam:
1) Ius Constitutum (hukum positif,
berlaku sekarang)
2) Ius Constituendum (hukum negatif,
akan datang)
3) Hukum asasi (hukum alam)
7
e. Menurut cara mempertahankannya,
hukum dapat dibagi dalam:
1) Hukum material
2) Hukum formal

f. Menurut sifatnya, hukum dapat


dibagi dalam:
1) Hukum yang memaksa
2) Hukum yang mengatur (hukum
pelengkap)

8
g. Menurut wujudnya, hukum dapat dibagi
dalam:
1) Hukum obyektif
2) Hukum subyektif

h. Menurut pribadi yang diaturnya, hukum


dapat dibagi dalam:
1) Hukum satu golongan
2) Hukum semua golongan
3) Hukum antargolongan

i. Menurut isi masalah yang diaturnya,


hukum dapat dibagi dalam:
1) Hukum privat (hukum sipil)
2) Hukum publik (hukum negara)
9
Hukum

Hukum Publik Hukum Privat

1. Hukum Perdata (perjanjian,


1. Hukum Tata Negara
perkawian, waris, pejanjian, dll)
2. Hukum Administrasi
(Tata Usaha) Negara
2. Hukum Perniagaan (jual beli,
3. Hukum Pidana
hutang piutang, pendirian
4. Hukum internasional
perusahaan dagang, dll)

10
Hukum Privat Hukum Publik
1. Mengutamakan kepentingan 1. Mengutamakan pengaturan
individu kepentingan umum
2. Mengatur hal yang bersifat 2. Mengatur hal yang bersifat
khusus umum
3. Dipertahankan oleh individu 3. Dipertahankan negara melalui
4. Asas perdamaian diutamakan jaksa
dan diupayakan oleh hakim 4. Tidak mengenal asas
5. Gugatan dari penggugat dapat perdamaian
ditarik kembali setiap saat 5. Gugatan tidak dapat dicabut
6. Sanksinya berbentuk perdata: kembali
denda/kurungan pengganti 6. Sanksinya umum: huuman
denda mati, penjara, kurungan,
denda, hukuman tambahan

Perbedaan antara hukum privat


dan hukum publik
11
1. Pancasila, utamanya sila kelima yang berbunyi “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, pada Bab IX Pasal 24 Ayat (2) dan (3), yang
bunyinya: (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi (3) Badan-badan lain yang
fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam undang-undang.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
1997, tentang Peradilan Militer.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2009, tentang Kekuasaan Kehakiman.

Dasar hukum lembaga peradilan 12


5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2009, tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 2009, tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2009, tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2011, tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi. 13
Bagan Sistem Peradilan di Indonesia

Mahkamah Agung

Pengadilan Pengadilan Pengadilan


Pengadilan
Tinggi Tinggi Tinggi
Tinggi
Agama Militer Tata Usaha Negara

Pengadilan Pengadilan Pengadilan Pengadilan


Negeri Agama Militer Tata Usaha Negara
bersifat bersifat bersifat bersifat
Umum Agama Militer Administrasi

14
 Pada pasal 10 ayat 1 UU No. 14/1970 tentang
pokok-pokok kekuasaan kehakiman ditegaskan
bahwa tugas kehakiman dilaksanakan oleh badan
pengadilan di empat lingkungan: 1) peradilan
umum, 2) peradilan agama, 3) peradilan militer,
dan 4) peradilan tata usaha negara. Keempat
lingkungan peradilan itu mempunyai lingkungan
wewenang mengadili tertentu, dan meliputi
badan peradilan tingkat pertama dan tingkat
banding.

klasifikasi Lembaga Peradilan di


Indonesia
15
a. Peradilan Umum
Peradilan umum merupakan satu di antara pelaksana
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada
umumnya. Rakyat pada umumnya, menurut peraturan,
apabila melakukan sesuatu pelanggaraan atau
kejahatan dapat dihukum akan diadili dalam lingkungan
pengadilan umum.

Saat ini, peradilan umum diatur dalam UU No. 2/ 86


yang dituangkan dalam Lembaran Negara 1986 No. 30.
Pada pasal 3 ayat 1 undang-undang itu dijelaskan
bahwa kekuasaan kehakiman di lingkungan pengadilan
umum dilaksanakan oleh pengadilan-pengadilan negeri
dan pengadilan tinggi. Puncak kekuasaan kehakiman di
lingkungan pengadilan umum berada di Mahkamah
Agung sebagai pengadilan negara tertinggi.
16
b. Peradilan Agama
Peradilan agama memeriksa dan memutuskan perkara-
perkara yang timbul antara orang¬orang yang
beragama Islam tentang persoalan nikah, talak, rujuk
dan masalah lain yang berkaitan dengan rumah tangga.

Wewenang peradilan agama, menurut pasal 2a ayat 1,


staatsblad nomor 152 tahun 1882 meliputi:
Mengadili perselisihan antarsuami istri yang keduanya
beragama Islam;
 Mengadili perkara-perkara perdata antarmuslim
tentang perkawinan talak, rujuk, dan penghentian
perkawinan secara paksa sekadar ditentukan campur
tangan dari peradilan agama Islam;
 Menetapkan putusnya perkawinan; dan
 Menyatakan bahwa dipenuhi suatu syarat dari suatu
pernikahan bersyarat. 17
c. Peradilan Militer
Wewenang peradilan militer menurut UU Darurat No.
16/1950 bertugas untuk memeriksa dan memutuskan
perkara pidana terhadap kejahatan atau pelanggaran
yang dilakukan oleh:
Seorang yang pada waktu itu adalah anggota perang RI;
 Seorang yang waktu itu adalah orang yang oleh
Presiden, dengan peraturan pemerintah, ditetapkan
sama dengan angkatan perang RI;
 Seorang yang waktu itu ialah anggota golongan yang
dipersembahkan atau dianggap sebagai angkatan
perang RI oleh atau berdasarkan undang-undang.
 Orang yang tidak termasuk golongan (1), (2), (3),
tetapi atas keterangan menteri kehakiman harus
diadili oleh pengadilan dalam lingkungan pengadilan
militer.
18
d. Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan tata usaha negara diatur oleh UU
No. 5/1986 dan diundangkan dalam
Lembaran Negara 1986 No. 77.

Pada pasal 1 ayat 1 undang-undang itu


disebutkan bahwa tata usaha negara adalah
administrasi negara yang melaksanakan
fungsi penyelenggaraan urusan pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Peradilan tata
usaha negara adalah salah satu pelaksana
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan terhadap sengketa tata usaha
negara. 19
Dalam peradilan tata usaha negara ini, pihak yang
menjadi tergugat bukanlah orang atau pribadi, tetapi
badan atau pejabat tata usaha negara yang
mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang
dimiliki atau dilimpahkan kepadanya. Sebaliknya, pihak
penggugat dapat dilakukan oleh seseorang atau badan
hukum perdata.

Adapun pelaksana peradilan tata usaha negara


dilaksanakan oleh:
 Pengadilan tata usaha negara yang merupakan
pengadilan tingkat pertama dengan daerah hukumnya
di kabupaten kota; dan
 - Pengadilan tinggi tata usaha negara yang
merupakan pengadilan tingkat banding dengan
daerah hukumnya di satu propinsi
20
a. Peradilan Sipil yang terdiri dari:
1. Peradilan #m'm0 yang
melip'ti1a. ,engadilan Negeri berked'd'kan d
i ib' kota kab'paten ata' kotab. ,engadilan
3inggi berked'd'kan di ib' kota provinsic. Ma
hkamah 4g'ng berked'd'kan di ib' kota nega
ra(.,eradilan Kh's's0 yang
melip'ti1a. ,eradilan 4gama yang terdiri dari
1
!. ,engadilan 4gama yang berked'd'kan di ib
' kota kab'paten
perangkat ata' kota Peradilan di
Lembaga
(. ,engadilan 3inggi 4gama yang berked'd'k
Indonesia
an di ib' kota provinsib. ,eradilan Syariah %
slam di ,rovinsi Nanggroe 4ceh 21
Peradilan Berdasar tingkatannya, peradilan di Indonesia
terdiri atas sebagai berikut.
1) Pengadilan tingkat pertama, yaitu pengadilan
negeri, pengadilan agama, pengadilan tata usaha negara,
dan pengadilan militer.
2) Pengadilan tingkat kedua atau banding, yaitu
pengadilan tinggi, pengadilan tinggi agama, pengadilan
tinggi tata usaha negara, dan pengadilan tinggi militer.
3) Pengadilan tingkat kasasi, yaitu Mahkamah Agung.

Di luar lingkungan peradilan tersebut, berdasar ketentuan


UUD 1945 yang baru maka terdapat Mahkamah Konstitusi
sebagai lembaga pemegang kekuasaan kehakiman.

Tingkatan Lembaga Peradilan di


Indonesia 22
a) Lingkungan Peradilan Umum
 Kekuasaan kehakiman yang ada pada lingkungan peradilan
umum dilaksanakan oleh pengadilan negeri, pengadilan
tinggi, dan Mahkamah Agung.
 Pengadilan negeri memegang peran dalam proses
pemeriksaan, memutuskan, dan menyelesaikan perkara
pidana serta perdata yang terjadi di tingkat
pertama. Perkara perdata merupakan
benntuk perkara terkait perselisihan hubungan antar
perseorangan (subjek hukum) yang satu dengan
perseorangan (subjek hukum) lainnya mengenai hak dan
kewajiban atauperintah dan larangan pada lapangan
keperdataan.

Peran lembaga peradilan


23
 Sementara perkara pidana merupakan bentuk perkara mengenai
perbuatan yang dilarang oleh aturan hukum larangan, yang
juga disertai denganancaman (sanksi) berupa pidana tertentu,
bagi pihak yang melanggar larangan tersebut.
 Pengadilan tinggi mempunyai peran untuk menyelesaikan perkara
pidana dan perdata pada tingkat kedua atau banding. Pengadilan tinggi
juga mempunyai kewenangan dalam mengadili di tingkat pertama dan
terakhir ketika terjadisengketa kewenangan tentang urusan
untuk mengadili antara pengadilan negeri dalam daerah hukumnya.
 Dalam peradilan umum, juga terdapat Mahkamah Konstitusi dengan
kewenangannya untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir.
Putusan dari Mahkamah Konstitusi ini merupakan
keputusan yang sifatnya final untuk menyelesaikan sengketa hasil
pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah langsung.
 Ada juga Mahkamah Agung yang memegang kekuasaan
tertinggi padalapangan peradilan yang ada di Indonesia. Mahkamah
Agung memegang peran untuk proses pembinaan lembaga peradilan
yang ada di bawahnya.
 Kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah
Agung adalahdalam pembinaan, organisasi, administrasi, dan keuangan
pengadilan 24
b) Lingkungan Peradilan Agama
 di lingkungan Peradilan Agama, dalam hal
ini lebih khusus adalah Peradilan Agama
Islam. Peradilan agama mempunyai peran
untuk memeriksa dan memutus sengketa
antara orang-orang yang beragama
Islam yang sengketanya terkait bidang
hukum perdata tertentu yang harus
diputuskan berdasar pada Syariat Islam.
Contohnya seperti sengketa yang
berkaitan dengan thalaq (perceraian),
pernikahan, waris, dan sebagainya.
25
c) Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
 Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara mempunyai
peranan untuk menjalankan proses penyelesaian sengketa
tata usaha negara. Sengketa tata usaha negara ini
meliputi sengketa yang timbul di bidang tata usaha
Negara.
 Sengketa ini bisa terjadi antara orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara,
baik itu di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dari
dikeluarkannya keputusan tata usaha Negara.

 Hal ini juga termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan


peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh
kasus yang ditangani oleh Pengadilan Tata Usaha Negara
adalah ketika Surat Keputusan (SK) Pemerintah Kota
Bandung dengan pengelola Hotel Planet mengenai izin
pendirian bangunan.
26
d) Lingkungan Peradilan Militer
 Pada lingkungan peradilan militer, terdapat kewajiban
untukmenyelenggarakan proses
peradilan pada lapangan hukum pidana, khususnya
bagi beberapa pihak seperti berikut :
 Anggota TNI,
 Seseorang yang menurut undang-undang dapat
dipersamakan dengan anggota TNI,
 Anggota jawatan atau golongan yang dapat
dipersamakan dengan TNI menurut undang-undang,
 Seseorang yang tidak termasuk ke dalam huruf 1, 2,
dan 3 tetapi menurut keputusan Menteri Pertahanan
dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan
persetujuan Menteri Hukum dan Perundangundangan
harus diadili oleh pengadilan militer.

27
e) Mahkamah Konstitusi
 Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia memiliki empat kewenangan dan satu
kewajiban. Hal ini telah diatur secara jelas di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Berikut adalah Kewenangan Mahkamah


Konstitusi yang ada :
 Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara
yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Memutus pembubaran partai politik.
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
28
kewajiban dari mahkamah konstutisi yang
ada seperti berikut ini :
 Mahkamah Konstitusi wajib memberi putusan
atas pendapat DPR bahwa Presiden dan atau
Wakil Presidennya diduga memenuhi beberapa
tindakan berikut seperti berikut :
 Melakukan pelanggaran hukum berupa: a.
pengkhianatan terhadap negara, b. korupsi, c.
penyuapan, dan tindak pidana berat lainnya.
 Melakukan perbuatan tercela.
 Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
29

Anda mungkin juga menyukai