Anda di halaman 1dari 47

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Disampaikan : SIGIT HARYANTO


Pembuangan tanah lembek pada dasar rencana timbunan, dan
pemasangan fasilitas drainase (gorong-gorong pipa dan subdrain).
PEKERJAAN TANAH: GALIAN
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan
selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong,
pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak
terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan
pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan
pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk
pembentukan profil dan penampang badan jalan.

Pekerjaan galian dapat berupa :


• Galian Biasa
• Galian Batu
• Galian Struktur
• Galian Perkerasan Beraspal
• Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian
perkerasan beraspal.

• Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih
dan seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa
penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini
tidak termasuk galian yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal
yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto
maksimum sebesar 180 PK.

• Galian Struktur meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui,


pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase,
pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau
cofferdam beserta pembongkarannya.

• Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan


pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).
Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan,
tembok penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya.
Pekerjaan galian struktur meliputi : penimbunan kembali dengan
bahan yang disetujui, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai,
semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan,
penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya.

• Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama


dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa
Cold Milling Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa
pemanasan).
Toleransi dimensi

•Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian


perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang
ditentukan dalam Gambar pada setiap titik, sedangkan untuk galian
perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang
disyaratkan.

•Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan.
PEKERJAAN TANAH: TIMBUNAN

Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan


pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah rawa.

Timbunan pilihan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer)


untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, dan di daerah saluran air
dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan
baik.
Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau
pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam
karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya
dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

Timbunan pilihan di atas tanah rawa digunakan untuk melintasi daerah


yang rendah dan selalu tergenang oleh air.
Pengembalian bentuk pekerjaan setelah pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian


kepadatan atau lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh
Kontraktor dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi
permukaan yang disyaratkan.
Bahan untuk timbunan biasa

•Bahan yang dipilih tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH
menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System".

Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat


dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar
dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan
daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di
bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu
jalan.
• Bahan timbunan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki
CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan
100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan
oleh SNI 03-1742-1989.

• Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25
atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258
sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai
bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks
Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung
(SNI 03-3422-1994).
Pekerjaan Timbunan Biasa
Lapisan tanah lempung yang sangat ekspansif perlu dibuang.
Bahan untuk timbunan pilihan

•Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri


dari bahan tanah atau batu yang memenuhi ketentuan, bila diuji sesuai
dengan SNI 03-1744-1989, timbunan pilihan harus memiliki CBR paling
sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100 %
kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

•Bahan timbunan pilihan dapat berupa pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
Bahan untuk timbunan pilihan (lanjutan)

Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan


stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat
geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering
normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil
lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung
berplastisitas rendah.

Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui akan tergantung pada kecuraman
dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang
akan dipikul.
Pelaksanaan Timbunan
Pilihan
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa

Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau
bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.
Pemadatan timbunan

•Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar


air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai
1 % di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan
sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh
bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Setiap
lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya sebelum lapisan berikutnya dihampar.

•Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih
setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung
batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga
batu pada bagian atas timbunan batu tersebut.
• Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju
ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
• Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau
drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan
sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai
elevasi yang hampir sama.
• Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi
abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala
gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan
struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat
menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan
pada struktur.
• Timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai
struktur bangunan atas telah terpasang.

• Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan


pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan
tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum
10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat
perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.

• Timbunan pilihan di atas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas


permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang
disetujui.
PENGENDALIAN MUTU

1.Pengendalian Mutu Bahan

• Jumlah pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan


paling sedikit 3 contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan,
yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada
sumber bahan.

• Untuk setiap 1.000 m3 bahan timbunan yang diperoleh dari setiap


sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai
Aktif.
• Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan
yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992.
Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi
berselang-seling setiap jarak tidak lebih dari 200 m. Untuk
penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk
gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian
untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.

• Untuk timbunan, paling sedikit 1 rangkaian pengujian bahan yang


lengkap harus dilakukan untuk setiap 1.000 m3 bahan timbunan yang
dihampar.
Toleransi dimensi

•Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi
atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.

•Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata


dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air
permukaan yang bebas.

•Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10


cm dari garis profil yang ditentukan.

•Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih
dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
2. Ketentuan Kepadatan untuk Timbunan Tanah

• Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah


dasar harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah
yang mengandung lebih dari 10 % bahan yang tertahan pada
ayakan ¾”, kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus
dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) tersebut.

• Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi


tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan
kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-
1989.
PENYIAPAN BADAN JALAN

•Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan


permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama atau lapis
perkerasan lama yang rusak berat, untuk penghamparan Lapis Pondasi
di daerah jalur lalu-lintas (termasuk jalur tempat pemberhentian dan
persimpangan).

•Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat


dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa
penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru.

•Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan


timbunan minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan,
pengujian tanah atau bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang
disiapkan sampai bahan perkerasan ditempatkan di atasnya.
Bahan

Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan,


Lapis Pondasi Agregat, atau tanah asli di daerah galian yang memenuhi
syarat.

Pelaksanaan penyiapan badan jalan


Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan
dari Timbunan Badan Jalan

Toleransi dimensi

•Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih
rendah 1 cm dari yang disyaratkan atau disetujui.
•Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki
kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari
air permukaan.
CARA KHUSUS PELAKSANAAN
TIMBUNAN JALAN PADA DAERAH RAWA

1. Metode pembuangan dan penggantian


Cocok untuk material yang tidak stabil dangkal (  3 m ).
Sebelum timbunan, lumpur dibuang sampai material dasar yang stabil.

2. Metode pemindahan
Cocok untuk material yang tidak stabil dangkal (  3 m ).
Mengganti lumpur dengan material yang baik.
Cara : dengan berat timbunan, beban tambahan, berat timbunan ditambah
dengan bahan peledak, pemancaran air.
Untuk timbunan dangkal, material baik ditempatkan disepanjang lereng
timbunan sebelumnya sehingga material tersebut meluncur, mengalir dibawah
lumpur yang kurang rapat, dan menggantinya kearah samping.
Selain itu, suatu parit selebar timbunan jalan diledakkan dan segera ditimbun
kembali dengan material yang baik.
CARA KHUSUS PELAKSANAAN
TIMBUNAN JALAN PADA DAERAH RAWA
(lanjutan)

3. Metode underfill
Cocok untuk lumpur yang cukup dalam. Sebuah parit diledakkan dan material
timbunan ditempatkan. Bahan peledak yang dipasang didasar lumpur
memaksa lapisan lumpur tersebut keluar dari bawah timbunan yang akan
turun menggantikan tempatnya.

4. Metode relatif
Merupakan perbaikan dari metode underfill.
Sesudah bahan timbunan ditempatkan, parit pertolongan dibuat di sepanjang
sisi timbunan untuk memudahkan pemindahan lumpur dibagian dasarnya.

5. Metode bahan tambahan


Material timbunan ditempatkan sampai mendekati permukaan akhir.
Bahan tambahan kemudian ditempatkan, tambahan berat ini mempercepat
keluarnya air dari lumpur dan mempercepat konsolidasi.
Metode ini dapat digunakan sampai kedalaman 5 m.
CARA KHUSUS PELAKSANAAN
TIMBUNAN JALAN PADA DAERAH RAWA
(lanjutan)

6. Metode vertical sand drains


Metode ini dapat mempercepat konsolidasi lapisan lumpur yang dalam.
Saluran pasir merupakan kolom vertikal yang menembus lumpur. Melintang di
atasnya dipasang lapisan pasir horisontal sampai lereng tepi timbunan.

7. Metode pemancangan Mandrel


Tabung baja kosong dengan dasar bersendi dipancangkan.
Setelah tabung yang terpancang diisi pasir, tabung tersebut kemudian dicabut
perlahan-lahan, dan pasir mengalir keluar melalui dasar tabung dan mengisi
lubang.
Dengan cara ini, dapat mencapai kedalaman 30 m.
CARA KHUSUS PELAKSANAAN
TIMBUNAN JALAN PADA DAERAH RAWA
(lanjutan)

8. Metode pemancaran Mandrel


Pemancaran air pada tabung Mandrel dapat melubangi permukaan tanah.
Pasir dimasukkan pada saat tabung Mandrel dicabut.

9. Metode bor
Bor menembus tanah lumpur dengan diputar sampai mencapai kedalaman
yang diinginkan.
Pada saat bor dicabut, pasir yang mengisi rongga diberikan melalui bagian
tengah batang bor.

10. Metode fabrics reinforcement


Melapisi tanah rawa dengan fabrics reinforcement. Lapisan tersebut dapat
menambah kekuatan-tarik pada bagian bawah timbunan.
PERALATAN

Peralatan untuk pekerjaan galian

Excavator : untuk memotong perbukitan, menggali tanah dan material yang


dapat langsung dipindahkan ke dump truck.
Dump Truck : untuk memindahkan material dalam jarak jauh.

Peralatan untuk pekerjaan timbunan


Bulldozer : digunakan untuk pembersihan dan pengupasan badan jalan,
mendorong material dan sebagainya, termasuk menumbangkan
pohon yang berada di lokasi rencana badan jalan.
Wheel Loader : untuk memindahkan bahan dalam jarak dekat dari suatu lokasi
ke tempat dump truck.
Dump Truck : untuk memindahkan bahan dalam jarak jauh.
Motor Grader : untuk pekerjaan perataan.
Vibratory Roller : untuk alat pemadat, dapat juga digunakan alternatif pilihan lain
seperti Three Wheel Roller, Pneumatic Tire Roller.
WaterTank Truck : untuk alat pemberi air sesuai dengan kadar air yang diperlukan
pada waktu pemadatan.
Bulldozer

Bulldozer merupakan alat khusus untuk keperluan pekerjaan mendorong yang


menggunakan traktor sebagai tempat kedudukan dan tenaga geraknya.

Bagian-bagian terpenting bulldozer ini adalah :


• Dozer blade (pisau dozer), yang terdiri dari molboard yang berbentuk lengkung dan mata
pisau (cutting edge), cutting edge ini biasanya terdiri dari 3 bagian, sebuah ditengah yang
panjang dan 2 buah tepian masing-masing di-baut (bolted) pada molboard.
• Push-arm (batang pendorong), yang terdiri dari push-arm nya sendiri, dan pitch-arm untuk
mengatur tegak dan condongnya kedudukan dozer blade.
• Control device (kendali blade), yang terdiri dari satu atau dua buah hydraulic rams pada
hydraulic controlled dozers.

Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi (terutama jalan-jalan raya) bulldozer bersifat


serba-guna, dapat berfungsi antara lain :
• Pembersihan lapangan pekerjaan dari pepohonan, kayu-kayu dan bonggol-bonggolnya,
puing-puing bekas bangunan, dsb.
• Pemindahan / penggusuran tanah jarak dekat (maximum 100 meter).
• Meratakan timbunan tanah pada daerah fill, mengisi kembali galian-galian tanah, dsb.
• Pembukaan jalan-jalan kerja / darurat.
• Memelihara jalan kerja, jalan angkut, dll.
Wheel Loader

Untuk pekerjaan menggali tanah dan sekaligus memuatnya ke dalam truck, dan
untuk membuat timbunan stockpiling. Batu-batuan lepas seperti yang terdapat
disungai-sungai atau ditempat pengambilan batu dari gunung (stone quarry) bisa
juga dimuat oleh alat ini ke dalam alat-alat angkut atau sekaligus ke dalam alat
pemecah batu (stone crusher) yang dipasang di sekitar tempat pengambilan
tersebut.

Wheel Loader ini juga dapat didipakai sebagai alat pemuat agregat ke dalam
hoper cold bin pada Asphalt Mixing Plant (AMP).

Bagian-bagian terpenting wheel loader ini adalah (lihat Gambar 4.4.) :


•Bucket.
•Dumping angles facilitate load / carry.
•Steering control, short turning radius control.
•Bucket & boom actions control.
Excavator

Excavator adalah alat untuk pengangkat, menggali, mengisi / membuang


(dumping).

Bagian-bagian utama excavator ini adalah (lihat Gambar) :


•Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit).
•Bagian bawah untuk berpindah tempat (travel unit).
•Bagian tambahan (attachments).
Dump Truck

Dump truck adalah alat yang khusus dipergunakan alat pengangkutan yang
mempunyai kapasitas yang tinggi dan biaya operasi yang relatif murah.

Bagian-bagian terpenting dari dump truck adalah (lihat Gambar) :


•Badan (body) yang terdiri dari bak muatan dengan sistem pengangkatnya
(hidrolis).
•Chassis, meliputi frame, bumper, pegas serta roda dan ban.
•Cabine, untuk tempat sopir.
•Power train, terdiri dari mesin, clutch (kopling), transmisi, sumbu gerak.

Daya muat truck, dapat dinyatakan dalam :


•Berat muatan (ton)
•Isi peres (m3)
•Isi munjung (m3)
Motor grader

Alat yang paling cocok untuk keperluan perataan atau pembentukan


kemiringan (grade) tanah, sirtu, agregat batu pecah lepas didalam
rangka membentuk permukaan secara mekanis.

Bagian-bagian penting motor grader adalah (lihat Gambar) :


•Grader blade yang terpasang pada circle.
•Scarifier (ripper), yang dipasang di depan blade.
•Circle sebagai kedudukan blade digantungkan pada drawbar, yaitu
sebuah frame yang berbentuk segitiga.
•Kendali blade (control levers).
•Kendaraan sebagai mounting dari blade.

Gerakan-gerakan blade terdiri dari 3 gerakan pokok, yaitu :


•Angling : adalah gerakan memberikan kedudukan serong kepada blade
terhadap arah gerak motor grader.
•Side shift : untuk memberikan blade suatu kedudukan disamping poros
motor grader, yaitu untuk mengerjakan permukaan yang oleh sesuatu
sebab, tidak boleh diinjak oleh roda motor grader.
•Circle lift : adalah gerakan naik turun circle (berikut blade) dalam arah
vertikal.
Gambar Motor grader

Three Wheel Roller

Alat pemadat ini adalah type yang tertua, yang hingga kini masih
dipergunakan pada pekerjaan-pekerjaan pembuatan jalan di Indonesia, yang
dipergunakan untuk pemadatan lapisan yang terdiri dari bahan-bahan yang
berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan jalan macadam. Meskipun
demikian, cukup baik juga untuk pemadatan tanah sebagai subgrade, base
course.
Roller ini umumnya digunakan klas 8 – 10 ton, artinya berat roller dengan roda
kosong adalah 8 ton, sedangkan kalau roda di-isi, beratnya menjadi 10 ton.
Vibratory Roller

Vibratory roller mempergunakan pukulan getar untuk menambah


pengaruh tekanan oleh roda gilasnya. Dengan pukulan-pukulan getar
(vibrating) ini dapat dicapai pengaruh pemadatan yang besarnya 2
sampai 5 kali berat asli (berat statis) roller tersebut.
Vibratory roller baik sekali untuk memadatkan bahan-bahan berbutir
kasar. Berat compaction effect vibratory roller : 10 – 16 ton.

Water Tank Truck

Dioperasikan untuk pemberi air sesuai


dengan kadar air yang diperlukan pada
waktu pemadatan.
Pemilihan alat berat

Pemilihan alat berat antara lain didasarkan pada :


• Skala proyek, atau besar / kecil pekerjaan.
• Waktu yang tersedia atau waktu yang ditentukan.
• Jenis pekerjaan.
• Pertimbangan keseimbangan kapasitas dari kombinasi operasi
alat.
• Kondisi medan kerja.
• Kemudahan didapatnya alat yang dipilih tersebut di pasaran atau
di lapangan.
Pekerjaan Timbunan Tanah

Untuk analisis pekerjaan ini diperlukan data sebagai berikut :


•Volume timbunan
•Jarak angkut dari quarry ke tempat pekerjaan
•Waktu yang disediakan

Alat yang digunakan umumnya (option) :


•Bulldozer, Caterpillar D5B
•Excavator, Komatsu PC 200, Cap. 0,80 m3
•Dump Truck, Hino, Cap. 6 m3
•Motor Grader, Komatsu GD510R
•Vibratory Roller, Sakai SV500
•Water Tank Truck, Hino, Cap. 5000 ltr

Type atau kapasitas alat berat beserta jumlahnya bisa ditentukan dan dihitung
berdasarkan volume timbunan dan waktu yang disediakan.
Atau sebaliknya alat ditentukan dahulu, kemudian berapa kemampuan kapasitas
alat tersebut untuk dapat mengerjakan suatu volume tertentu.
Pekerjaan Galian Tanah
Untuk analisis pekerjaan ini diperlukan data sebagai berikut :
•Volume galian
•Jarak angkut dari galian ke tempat buangan
•Waktu yang disediakan

Alat yang digunakan umumnya (option) :


•Bulldozer, Caterpillar D5B
•Excavator, Komatsu PC 200, Cap. 0,80 m3
•Dump Truck, Hino, Cap. 6 m3
•Motor Grader, Komatsu GD510R

Type atau kapasitas alat berat beserta jumlahnya bisa ditentukan dan dihitung
berdasarkan volume galian dan waktu yang disediakan.
Atau sebaliknya alat ditentukan dahulu kemudian berapa kemampuan kapasitas
alat tersebut untuk dapat mengerjakan suatu volume tertentu.
PEKERJAAN DRAINASE

SELOKAN DAN SALURAN AIR

Uraian
Pembuatan selokan baru (dengan pasangan atau tidak) sesuai arah dan
ketinggian, relokasi atau perlindungan dari saluran yang ada.

Toleransi dimensi saluran


Ketinggian akhir dasar saluran maximum 1 cm, cukup halus dan merata,
menjamin aliran bebas tanpa genangan.
Sistem Drainase di Cipularang
PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN

Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pemasangan lapis pelindung pada tepi atau dasar
selokan dan saluran air, dan pembuatan lantai olak, kantung lumpur dan
bangunan saluran air kecil sejenis lainnya dengan pasangan batu dengan
adukan semen yang dibangun di atas suatu dasar yang telah dipersiapkan
untuk menjamin aliran air yang bebas dan tanpa genangan.

b. Pekerjaan ini juga meliputi pembangunan lubang sulingan air, termasuk


penyediaan dan pemasangan acuan lubang pembuangan air (weephole) atau
pipa.

c. Pada umumnya pekerjaan pasangan batu dengan adukan tidak akan


digunakan untuk bangunan-bangunan yang menahan beban seperti gorong-
gorong pelat beton, tembok penahan tanah sepanjang jalur lalu-lintas, tembok
kepala gorong-gorong pelat beton, dan sebagainya.
Toleransi dimensi

a. Permukaan dari setiap batu tidak boleh berbeda dari profil permukaan rata-
rata pasangan batu di sekitarnya lebih dari 30 mm.
b. Untuk pasangan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata yang
dibentuk dengan pasangan batu tidak boleh berbeda dari profil lantai dasar
saluran yang ditentukan atau disetujui lebih dari 20 mm, juga tidak berbeda
dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui lebih dari 50
mm.
c. Ketebalan minimum dari setiap pasangan batu dengan adukan harus 100
mm.
d. Profil akhir untuk bangunan tidak utama yang tidak menahan beban seperti
kantung lumpur dan lantai olak tidak boleh berbeda dari profil yang ditentukan
atau disetujui lebih dari 20 mm.
BAHAN-BAHAN

1. Batu
a. Batu harus terdiri dari batu alam atau batu galian yang kasar, kuat /
keras, tahan lama, padat, tahan terhadap pengaruh udara dan air serta
cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dituju.
b. Kualitas dan ukuran dari batu harus disetujui oleh Pemimpin Proyek
sebelum digunakan. Batu untuk pasangan selokan dan saluran air harus
sedapat mungkin empat persegi bentuknya.
c. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau Spesifikasi, maka setiap batu
harus berbobot lebih dari 6 kg.

2. Adukan
Adukan, haruslah adukan semen sesuai dengan persyaratan Bab 7.3.
spesifikasi ini.

3. Drainase porous
Bahan-bahan untuk pembentukan alas, lubang pembuangan air atau
kantong saringan untuk pekerjaan pasangan batu adukan harus sesuai
dengan persyaratan Bab 2.4. dari Spesifikasi ini.
GORONG-GORONG DAN SALURAN BETON

Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau


pembangunan baru gorong-gorong pipa dan saluran beton termasuk tembok
kepala gorong-gorong, bangunan lubang pemasukan dan lubang pengeluaran
dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan perlindungan terhadap erosi
untuk menjamin aliran air yang bebas dan tanpa genangan, semuanya sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi yang ditunjuk oleh
Pemimpin Proyek.
b. Pekerjaan ini juga harus termasuk pemasangan saluran berdinding lapis
beton, dengan pelat penutup dimana diperlukan, di lokasi yang disetujui dan
dimana air rembesan dari saluran air yang dindingnya tidak dilapisi dapat
mengakibatkan ketidak-stabilan lereng timbunan.

Anda mungkin juga menyukai