Anda di halaman 1dari 80

OSOCA PREP 3.

Dr. Giovanni Anggasta


Fungsi sistem imun :
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,
jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh

2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan


jaringan.

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama:


bakteri patogen & virus.
» Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag,
& sel mast)

Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang seimbang yang bisa
meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.
Respons Imun
Tahap:
1. Deteksi & mengenali benda asing
2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons
3. Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
4. Destruksi atau supresi penginvasi
KEKEBALAN

ALAM (Natural) DIDAPAT (Acquired)

AKTIF PASIF

ALAM BUATAN ALAM BUATAN


(Kongenital)

SAKIT VAKSINASI TRANSPLASENTA SERUM HIPERIMUN


Reaksi respon imun terhadap antigen

Antigen
Toleransi

Respon imun

Alamiah Adaptif /diperoleh


(Nonspesifik) (spesifik)

Humoral Seluler Humoral Seluler


MACAM RESPON IMUN 2. Diperoleh (the
1. Bawaan (the innate adaptive/acquired immune
immune system ) system)

 respon imun non  respon imun spesifik


spesifik
(PERTAHANAN FISIK, KIMIAWI DAN BIOLOGIS)

Fisik
- Tersebar diseluruh tubuh
- Dalam sumsum tulang, timus, darah, KGB, limpa, sal nafas, saluran cerna,
sal kemih dan jaringan
- Berasal dari sel prekursor multipoten dalam sumsum tulang

•Barier fisik • Barier fisis


•Barier kimiawi • Barier kimiawi
•Flora bakterial

• Membran mukosa • Membran mukosa


• Epitel bersilia • Asam dan basa
• Flora bakterial
Larut

Biokimia
- lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI) menghancurkan dinding
sel kuman gram positif
- Laktoferin & asam neuraminik (ASI)  anti bakterial E coli &
staphylococus
- HCl, enzim proteolitik, empedu  lingkungan ~ cegah infeksi
bakteri
- Laktoferin & transferin (dr makrofag)  ikat zat besi
- Lisozim (dr makrofag)  hancurkan kuman gram negatif
Humoral
» Crp
- protein fase akut
-kadar me pd infeksi akut, kerusakan jaringan
-Cara kerja  opsonisasi  CRP melapisi bakteri  shg mudah dikenali & dimakan oleh
makrofag  fagositosis >>

» Interferon
- Glikoprotein yg dihasilkan sel tubuh sbg respon thd infeksi virus
- Sifat antivirus
 induksi sel sekitar shg resisten thd virus
 aktifkan sel NK

» Komplemen
- Komplemen meningkatkan fagositosis dgn cara :
1. Menghancurkan membran bakteri
2. Melepas bahan kemotaktik  makrofag >> ke tempat bakteri
3. Opsonisasi  memudahkan makrofag mengenali dan memakan bakteri
- Td 9 komponen  C1 – C9
- C3 >>  kadar C3 serum ~ gamb biologik konsentrasi C
- Aktivasi  interaksi Ag-Ab  kontak dg dinding sel sasaran
- Jalur reaksi komplemen:
a. Jalur klasik/intrinsik
b. Jalur alternatif/ekstrinsik
1. Jalur klasik
C1qrs (esterase) pengenalan

C4  C4b & C4a

C2  C2a & C2b

C4b2a + Mg  C3 konvertase aktivasi

C3  C3b & C3a

C4b2a3b  C3 peptidase

C5  C5b & C5a

penghancuran C5-6-7  C5-6-7-8  C5-6-7-8-9
2. Jalur alternatif
- Aktivasi langsung melalui C3

- Pencetus : endotoksin
zymosan
IgA
bisa ular kobra

Fungsi komplemen
-Sitolisis  C56789
-Anafilatoksin  C3a, C4a, C5a
-Kemotaksis  C3a, C5a, C567
-Kinin C2 bebas
-Imunoderens  C3b, C4b
Seluler

- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil

- Sel nul : sel Natural Killer


- Sel mediator : basofil, mastosit, trombosit

Mastosit
Sel Natural Killer
Cont’d
1. Sel NK
 sifat sitotoksik  virus, keganasan
 aktivasi oleh interferon
2. Mononuklear (MN) monosit & makrofag
- Siklus hidup lama
- Granul  lisozim, komplemen, interferon, sitokin
- Gerak lambat 7-8 jam
3. Polimorfonuklear (PMN) neutrofil, eosinofil
- Siklus hidup pendek
- Granul  enzim hidrolitik, laktoferin
- Gerak cepat 2-4 jam
Fagositosis
 makrofag/monosit, segmen eosinofil, netrofil
 memakan, mamasukan, menghancurkan
 Dibantu oleh :
- C3a, C5a, C567  kemotaksis
- C3b pengenalan Ag sasaran oleh sel
fagosit
- opsonin

Proses fagositosis
Terdiri dari :
1. Kemotaksis  gerakan sel fagosit ke tempat infeksi
2. Menelan
3. Memakan (fagositosis)  dgn pembentukan fagosom
4. Membunuh  lisozom, H2O2, mieloperoksida
( membentuk fagolisosom)
5. Mencerna
Fagositosis

1
Chemotaxis/bergerak Pathogen Fagosit/memakan

3 4 5
Menyerangan Membunuh Mencerna
Kemampuan mengenal benda asing/antigen  spesifik menghancurkan
antigen yg sdh dikenal sebelumnya

Cara sistem ini didapat :


1. Aktif
2. Pasif
Dasar  INGATAN/MEMORI !!
Respon imun spesifik

Sel B menemukan Sel B menunggu aktivasi Kemudian sel B


antigen dan menangkap dari sel T helper mengktivasi sel plasma
dan sel memori

Kmd sel plasma Sel antibodi memfagosit Sel memori mengingat


memproduksi antibodi untuk antigen terus apbl ada antigen
menyerang antigen yang sama
Respon imun spesifik terdiri dari :

 Sistem humoral
- Diperankan oleh limfosit B
- Rangsangan antigen  sel B proliferasi & diferensiasi  sel plasma
 membentuk antibodi
- Pertahanan thd bakteri ekstra seluler, netralisir toksin

Sistem seluler (Cell Mediated Immunity/ CMI )


- Diperankan oleh limfosit T : Th, Ts, Tdh, Tc
- pertahanan thd bakteri intraseluler, virus, jamur, parasit,
keganasan
 Antibody dependent cellular immune respons
sel null  sel K
SEL T
- Dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus
- Mempunyai petanda permukaan  membedakan dg sel B 
pemeriksaan rosette (+)
- Mempunyai petanda CD (cluster differentiation)  sel T dlm
berbagai fase pertumbuhan
- Mempunyai petanda fungsional  concanavalin A &
phytohemaglutinin
Fungsi : - membantu sel B dlm memproduksi antibodi
- mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus
- mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
- mengontrol ambang & kualitas sistem imun
Jenis : sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed hypersensitivity),
Tc (cytotoxic)
Sel B

SEL B

- Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang


-Imunitas yang diperantarai antibodi
-Tinggal di limfe dan kelenjar limfe, beredar di darah dan limfe

-Rangsangan antigen I  terbentuk IgM


- Selanjutnya akan terjadi switching  Ig A, Ig E. Ig D, Ig G
Sirkulasi limfosit

Thymus

Sumsum tulang

Blood stream

Kelenjar
Limpa
limfe
ANTIGEN
Sifat
-dapat melekatkan Ab pd antigenic determinant/epitop
-dapat merangsang pembentukan Ab

Syarat antigen yg baik :


-BM besar  40.000
-Kekakuan struktur
-Keasingan molekul
-Larut/tidak
-Kecepatan dihancurkan sel tubuh
-Jumlah antigen
Tempat terjadinya ikatan Antigen
Ikatan variabel

Ikatan rantai
kuat

Rantai Ikatan variabel pada


terang rantai berat
Ikatan rantai
disulfida
Ikatan constan pada rantai
terng

Rantai berat Tempat ikatan rantai


yang bersifat konstan
ANTIBODI
Sekarang molekul antibodi di
sebut imunoglobulin
Dibentuk oleh sel plasma dr
limfosit B
Macam/bentuk:
1. Ig M
2. Ig G
3. Ig A
4. Ig D
5. Ig E
BENTUK-BENTUK ANTIBODI
Klas Tempat Fungsi

IgG Bentuk antibodi utama Mengikat patogen, mengaktifkan


di sirkulasi komplemen, meningkatkan
fagositosis
IgM Di sirkulasi, antibodi Aktifkan komplemen,
terbesar menggumpalkan sel
IgA Di saliva dan susu Mencegah patogen menyerang sel
epitel traktus digestivus dan
respiratori.
Ig D Di sirkulasi dan Menandai kematuran sel B
jumlahnya paling
rendah
Ig E Membran berikatan Bertanggung jawab dalam respon
dengan reseptor basofil alergi dan melindungi dari serangan
dan sel mast dalam parasit cacing
jaringan
Sistem imun non spesifik & spesifik  tidak dapat dipisahkan
secara tegas

Respon imun  terkendali   Autoimun, keganasan


REAKSI HIPERSENSTIVITAS
HIPERSENTIVITAS
•Hipersensitivitas atau alergi  suatu kondisi respon imunitas yg
menimbulkan reaksi yg berlebihan atau reaksi yg tidak sesuai, yg
berbahaya bagi host
•Tdd empat tipe Hipersensitivitas (I, II, III dan IV)
Hipersensitivitas Tipe I (Reaksi
Alergi)
• Terjadi hanya dalam waktu beberapa menit setelah Ag bergabung
dgn Ab yg sesuai
• Manifestasi klinis : Anafilaktik sistemik atau alergi atopi

1. Histamin (mediator utama) 


Mediator yg vasodilatasi, peningkatan
berperan: permeabilitas kapiler dan kontraksi
otot polos

1. Prostaglandin dan Tromboxan 


Prostaglandin  bronkokonstriksi dan dilatasi serta
peningkatan permeabilitas kapiler
Tromboxan  agregasi trombosit
Debu
Pengobatan dan Pencegahan
• Tujuan : utk menghentikan aksi mediator dgn cara:

– mempertahankan jalan napas,

– memberikan ventilasi dan

– mempertahankan fungsi jantung

• Obat : Epinefrin, antihistamin, kortikosteroid dan kromolin

• Mencegah alergen masuk ke dalam tubuh


Hipersensitivitas Tipe II
• Disebut juga Cytotoxic Antibodi
Reaction
• Melibatkan pengikatan antibodi (IgG
atau IgM) ke antigen permukaan sel
atau molekul matriks ekstraseluler
• Ab dapat mengaktifkan komplemen
untuk menghancurkan sel tsb
• Contoh: Pada demam rematik,
sindroma Good pasture

Destruksi keratinosit karena


obat-obatan

Sindroma Good Steven Johnson syndrome


pasture
Hipersensitivitas Tipe III
• Hipersensitivitas Kompleks Imun
• Ab berikatan Ag  terbentuk
kompleks imun
• IgG terlibat dalam proses ini dan
aktivasi komplemen  pelepasan
mediator dan peningkatan
permeabilitas vaskuler
• Terjadi khas 4-10 jam
• Contoh: Reaksi arthus,
Glomerulonefritis

Defisiensi imun
Hipersensitivitas Tipe IV
•Disebut juga hipersensitivitas tipe lambat
•Fungsi limfosit T tersensitisasi scr spesifik, bukan mrpk fungsi Ab
•Respon dimulai beberapa jam (atau beberapa hari) setelah kontak dgn
Ag
•Contoh:
1. Hipersensitivitas Kontak
2. Hipersensitivitas Tipe Tuberkulin
Reaksi hipersensitivitas I - IV
IMUNISASI
IMUNISASI
• Definisi
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan
pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit

• Tujuan
Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
• Macam kekebalan : (cara timbul)
1.Aktif
-Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan
pada antigen, mis: imunisasi aktif,
terpajan secara alamiah.
-Berlangsung lama ok memori imunologi
2.Pasif
-Diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat
individu itu sendiri, mis: kekebalan janin
yang diperoleh dari ibu, imunisasi pasif.
-Tidak berlangsung lama
KEBERHASILAN IMUNISASI
• Status imun penjamu
• Faktor genetik penjamu
• Kualitas dan kuantitas vaksin
Cara pemberian
dosis pemberian
frekuensi pemberian
ajuvan yang digunakan
jenis vaksin : vaksin hidup
1. Imunisasi Aktif
• Definisi: pemberian antigen pada inang untuk
menginduksi pembentukan antibodi dan
imunitas seluler.

• Tujuan: menginduksi perlindungan terhadap


berbagai bahan infeksius
• Bahan: materi yang diinaktivasi (mati) atau
bahan hidup yang dilemahkan
• Lebih disukai karena:
a. kadar antibodi tinggi dipertahankan
dalam jangka lebih lama
b. frekuensi pemberian lebih jarang
c. secara beriringan membentuk imunitas
seluler
2. Imunisasi Pasif
• Definisi: pemindahan imunitas pada inang
menggunakan produk imunologis yang sudah
terbentuk

• Tujuan: memberikan perlindungan terhadap


antigen

• Bahan: Imunoglobulin
• Sasaran :
• Individu yang tidak mampu membentuk antibodi
(agammaglobulinemia kongenital)
• Pencegahan penyakit ketika waktu tidak
memungkinkan imunisasi aktif (misal: pasca
paparan)
• Terapi penyakit tertentu yang secara normal
dicegah dengan imunisasi (misal: tetanus)
• Terapi dalam kondisi imunisasi aktif tidak
tersedia atau tidak dapat dilaksanakan (misal:
tergigit ular)
JENIS VAKSIN

1. Vaksin Hidup Attenuated


bakteri atau virus hidup yang dilemahkan
dengan cara pembiakan berulang-ulang
harus dpt berkembang biak  respon imun
respon imun = infeksi alamiah
bersifat labil, rusak oleh panas & cahaya
contoh: campak, mumps, rubela, polio (virus)
BCG, demam tifoid oral (bakteri)
2. Vaksin Inactivated
bakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidak
aktif dgn pemanasan atau bahan kimia
tidak dapat replikasi seluruh dosis ag
tidak dapat menyebabkan penyakit
tidak dipengaruhi oleh ab yg beredar
selalu membutuhkan dosis ganda
sedikit atau tidak menimbulkan respon seluler
contoh: difteri, tetanus (toksoid)
haemophilus influenza(polisakarida)
JEJAS
Pendahuluan
• Sel normal: homeostasis; keseimbangan seluruh reaksi
kimia yg ada.
• Cedera : karena berbagai stimulus yg menyebabkan
perubahan fisiologis dan anatomi pada sel.
• Cedera dapat bersifat Reversible maupun Irreversible
• Cedera reversibel  sel Adaptation
• Morfologinya: hyperplasia, hypertropy, atrophy, and
metaplasia, Hydropic degeneration, Akumulasi -
hyaline, fat, etc.
• Pada cedera reversible perubahan patologis pada sel
dapat kembali normal bila stimulus dihilangkan atau
ringan
Lanjutan
• Cedera irreversible : stimulus melampaui
kemampuan sel adaptasi
• Perubahan patologis yg permanen  dapat
menyebabkan kematian sel
• Morfologinya: nekrosis (koagulatif pada infark
jantung, Liquifaktif pd abses otak, kaseosa pd
tb, Gangrene pd infeksi, dll)
Skema perubahan sel normal terhadap
stimulus
Penyebab Cedera Sel
• Kekurangan oksigen: hipoksia, ischemia,
infarction
• Agen fisik: trauma, panas atau dingin ekstrim,
radiation, electric shock
• Agen kimia: obat-obatan, racun, polusi
lingkungan,alkohol, narkotik
• Agen biologi: Virus, Bakteri, fungi, parasit
• Reaksi munologi: autoimmune, anaphylaksis,
hypersensitivitas
• Ketidak seimbangan nutrisi: kurang protein,
kalori, vitamin
• Kelainan Genetic : ex. Sickle sel, Hemophilia
Prinsip Utama
• Perubahan morfologi sel adalah hasil akhir
dari cidera
• Reaksi sel terhadap cidera tergantung dari
tipe stimulus, durasinya, dan berat
ringannya.
• Reaksi sel terhadap cidera tergantung dari
tipe dan kemampuan sel untuk beradaptasi
ADAPTASI SEL
• Hipertrofi
adalah meningkatnya ukuran sel yang
mengakibatkan organ bertambah besar.
• Hiperplasia
adalah penambahan jumlah sel yang terjadi
karena proliferasi sel yang telah mengalami
diferensiasi dan penggantian sel oleh sel punca
(stem cell).
Hipertrofia dan hiperplasia juga dapat terjadi
bersama-sama dan keduanya akan mengakibatkan
organ bertambah besar.
• Gambar 2.1: Hipertrofia fisiologis pada uterus selama
kehamilan. A, Gambaran makroskopis uterus normal
(kanan) dan uterus gravid (kiri) yang diangkat setelah
perdarahan postparfum. B, sel otot polos uterus bentuk
spindel kecil dari sebuah uterus normal. C, sel otot polos
uterus besar, hipertrofia dari uterus gravid: bandingkan
dengan B (B dan C, pembesaran yang sama).(
• Atrofi
Melisutnya ukuran sel akibat hilangnya
substansi sel disebut atrofia. Apabila
mengenai jumlah sel yang cukup banyak,
seluruh jaringan atau organ akan mengecil
ukurannya, menjadi atrofik
• Metaplasia
adalah perubahan reversibel yaitu satu jenis sel
dewasa (sel epitel atau mesenkim) digantikan
oleh sel dewasa jenis lain. Dalam adaptasi sel ini,
suatu sel yang sensitif terhadap suatu stres
tertentu diganti oleh sel lain yang lebih mampu
bertahan terhadap lingkungan yang tidak
menopang
Nekrosis
• Terjadi perubahan morfologi karena adanya
kematian sel
• 2 Proses yg mendasari terjadinya perubahan
morfologi:
1. Denaturasi proteins
2. Enzymatic digestion of organelles and other
cytosolic components
• Perubahn inti pada nekrosis: pyknosis, karyolysis
and karyorrhexis
Nekrosis
• Nekrosis koagulatif: karena adanya denaturasi
protein
• Liquefactive necrosis: terjadi karena autolysis yg
berlebihansel mati seluruhnya akan tercerna
sehingga jaringan berubah massa yang cair.
akhirnya jaringan tersebut akan dihilangkan oleh
fagosit.
• Nekrosis kaseosa: infeksi tb
• Fat necrosis: pada sel lemak
• Nekrosis gangrenosa
Koagulatif pada infark renal
Nekrosis kaseosa pd
nodul paru
Liquefaktif pada otak
Gangren pada DM
Apoptosis
• Kematian sel yg terprogram
• Terjadi ketika sebuah sel mati dengan
mengaktivasi regulator program kematian
internal
• Fungsi: mengeliminasi sel yg tidak dibutuhkan
secara selektif dengan gangguan yg minimal
terhadap sel sekitarnya dan host.
APOPTOSIS
APOPTOTIS
• Fisiologi:
– Destruksi sel semasa embriogenesis
– Involusi organ yg dipengaruhi hormon
– Kematian sel yg sudah tidak diperlukan
– Kematian sel yg diinduksi oleh cytotoxic T cells
• Patologis:
– Kematian sel karena berbagai stimulus
– Kematian sel karena infeksi ex. Hepatitis
– Atrofi pada parenkim pankreas karena obstruksi
– Kematian sel karena tumor
Mechanism of Apoptosis
Pathway apoptosis
1. Induser apoptosis, diantaranya tumor
necrosis factor (TNF) mengaktifasi Caspase
2. Kontrol dan regulasinya di pengaruhi oleh
Bcl-2 family, yg dapat berfungsi sebagai
inhibitor maupun promotor kematian sel
3. Caspase akan mengaktifkan cytoplasmic
endonucleases yg kemudian menggradasi
protein sel.
4. Apoptosis terjadi.
Perbedaan Nekrosis & Apoptosis

NEKROSIS APOPTOSIS

Stimulus Hipoksia, toksin Fisiologik & Patologik

Histologi Pembengkakan sel Sel Tunggal

Nekrosis koagulasi kondensasi kromatin

Ganguan organel Jisism apoptotik

Pemecahan DNA Acak, difus Internukleosom

Mekanisme Deplesi ATP Aktivasi gen

Jejas membran Endonuklease

Kerusakan radikal bebas

Reaksi jaringan Peradangan Tidak ada peradangan

Fagositosis jisim

apoptotik
INFLAMASI
Efek inflamasi dan mediator utamanya

75
76
77
Akibat Inflamasi Akut

78
INFEKSI
RESPON IMUN

RESPON IMUN SPESIFIK RESPON IMUN NON-SPESIFIK

ANTIBODI LIMFOSIT T KOMPLEMEN FAGOSIT

BAKTERI

NETRALISASI
TOKSIN
Aktivasi komplemen- Fagositosis PMN
alternatif  lisis
ANTIBODI
INFEKSI OPSONISASI Pembunuhan mikro-
BAKTERI organisme intrasel
C3b
Aktivasi komplemen-
klasik  lisis

Tc: membunuh sel


INFEKSI Netralisasi utk terinfeksi virus
VIRUS membatasi pe- Td: menghasilkan Netralisasi Fagositosis makro-
nyebaran limfokin fag
Td: produksi IFN

Anda mungkin juga menyukai