Anda di halaman 1dari 34

TPM adalah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) siap

saji yang terdiri dari rumah makan, restoran, jasa


boga, depot air minum, makanan jajanan, dan sentra
makanan jajanan.
Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang
memenuhi syarat kesehatan

 TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi


berdasarkan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)
 TPM : rumah makan, restoran, jasa boga, depot air
minum, makanan jajanan, sentra makanan jajanan, dan
kantin sekolah.
TARGET
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019

Persentase tempat pengelolaan


makanan (TPM) yang memenuhi 8% 14% 20% 26% 32%
syarat kesehatan
• UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
1 Menular

• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2

3 • UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

• Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang


4 Keamanan Mutu dan Gizi Pangan
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
5
RI;
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
6
Air Minum
•Kepmenkes No 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
•Kepmenkes No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
7 •Kepmenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
•Permenkes KLB No. 2 Tahun 2013 tentang KLB Keracunan Pangan
•Permenkes No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Definisi Operasional (1/2)
Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar
tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan
atau badan usaha.

Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang


lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum
di tempat usahanya.

Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di
sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan
peralatanan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan,
penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat
usahanya.
Definisi Operasional (2/2)
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa
boga, rumah makan/restoran, dan hotel.

Sentra pangan jajanan/kantin adalah tempat bagi sekumpulan usaha


pangan jajanan yang dikelola oleh pemerintah daerah/swasta.

Depot Air Minum (DAM) adalah usaha yang melakukan proses


pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan
menjual langsung kepada konsumen.
Penggolongan Jasaboga (1/2)

Jasaboga Golongan A
Melayani kebutuhan masyarakat umum

Jasaboga Golongan B
Melayani kebutuhan masyarakat dalam kondisi tertentu (asrama
haji, industri, pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan umum
dalam negeri selain pesawat udara dan Fasyankes

Jasaboga Golongan C
Melayani kebutuhan masyarakat di dalam alat angkutan umum
internasional dan pesawat udara
Penggolongan Jasaboga (2/2)
Jasaboga Gol A

A1
• produksi + 100 porsi
• menggunakan dapur rumah tangga
• dikelola oleh keluarga

A2
• produksi > 100 – 500 porsi
• menggunakan dapur rumah tangga
• mempekerjakan tenaga kerja

A3
• produksi >500 porsi
• menggunakan dapur khusus
• mempekerjakan tenaga kerja
Internal
• Puskesmas
• Dinkes • Pengelola
Kabupaten/Kota TPM/Penjamah

Eksternal
NO PERAN KEGIATAN
I Puskesmas 1. Pemetaan data (pencatatan, penginputan dalam
sistim)
2. Pembinaan teknis melalui proses IKL TPM
3. Penetapan katagori TPM MS dan TMS
4. TPM memiliki katagori MS dilanjutkan dengan pengambilan uji
kualitas sampel pangan (untuk dapat dikoordinasikan dengan
kab/kota)
5. Laporkan hasil 1,2,3,4 kepada kabupaten/kota (TW I sd
TW IV)
2 Kabupaten/Kota 1. Memverifikasi data TPM yang memiliki katagori MS
untuk dilaksanakan percepatan sertifikasi Laik HS
2. Advokasi kepada pengusaha atas katagori TPM MS unt
segera diusulkan penerbitan sertifikasi Laik HS 
Pemenuhan persyaratan administrasi dan Teknis
3. Penerbitan sertifikat laik HS
4. Kegiatan lainnya : Pelatihan bagi pengusaha dan penjamah
makanan, Pengambilan sampel makanan, uji petik, Pelatihan
teknis kepada Sanitarian Puskesmas, Jejaring kerja Lintas
sektor terkait (atas hasil kegiatan pembinaan dan Pengawasan
5. Laporan Kegiatan (TW 1 sd 4) ke propinsi dan Pusat
NO PERAN KEGIATAN

3 Propinsi 1. Pelaksanaan fasilitasi kabupaten/kota dalam


pembinaan dan pengawasan TPM yang terstandar
2. Verifikasi atas penginputan data Kabupaten/kota
dalam optimalisasi fungsi MONEV HSP.
3. Advokasi kepada pengambil kebijakan di Kabupaten/kota
dalam percepatan target TPM memenuhi syarat kesehatan (seluruh
TPM sehat bersertifikat laik HS)
4. Sosialisasi dalam implementasi Permenkes KLB keracunan pangan
no.2
5. Penyusunan pelaporan dan penyampaian infrmasi kegiatan kepada
pusat hasil 1,2,3,4 kepada Pusat
4. Pusat 1. Memverifikasi data TPM atas laporan propinsi dan kabupaten/kota
= e Monev HSP
2. Fasilitasi dan Advokasi Propinsi dan Kabupaten Kota dalam sinergi
pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengendalian kegiatan HSP
2015-2019 yang terstandar.
3. Penyusunan NSPK, penggandaan, distribusi dan sosialisasi

4. Penyediaan sumber daya/sarana prasarana (bersifat


stimulan.
 Setiap usaha TPM (jasaboga, rumah makan, restoran, sentra
makanan jajanan, DAM) wajib memiliki izin usaha / tanda daftar
usaha.
 Izin usaha / tanda daftar usaha diberikan kepada pengusaha TPM
yang telah memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.
 Sertifikat Laik Higiene Sanitasi adalah bukti tertulis yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang (Kadinkes kab/kota
atau Kepala KKP) terhadap pengusaha TPM yang telah memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundangu-ndangan.
 Berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang.
 Dipasang pada tempat yang mudah dilihat.
Administrasi :
 Fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku;

 Pas foto terbaru ukuran 3 x 4 cm dan 4 x 6 cm Teknis :


masing-masing sebanyak 2 (dua) lembar; (J)
persyaratan bangunan;
 Fotokopi sertifikat pelatihan/kursus higiene
sanitasi bagi pemilik/pengusaha; peralatan;
 Peta situasi dan denah bangunan dapur; ketenagaan; dan
 Surat penunjukan tenaga penanggung jawab; bahan makanan
 Fotokopi ijazah tenaga sanitarian atau sertifikat
pelatihan/kursus higiene sanitasi; (J)
 Fotokopi sertifikat kursus higiene sanitasi bagi
penjamah makanan minimal 1 orang
 Rekomendasi Asosiasi rumah makan / restoran.
(RM/R) Pemeriksaan Laboratorium
 Surat Keterangan Domisili Usaha (DAM)
Tata Cara dan Alur Proses
Penerbitan Laik HS Jasaboga, Rumah Makan,
Restoran, Sentra Makja, DAM

Pengusaha KADINKES
mengajukan
KAB/KOTA/
TIM TIDAK
LENGKAP
permohonan
kepada Kadinkes KKP IKL
Kab/Kota/ KKP

TIDAK LENGKAP
BAIK
BAIK,
Kembali ke DIPROSES
pengusaha

Penerbitan
Pemeriksaan
Lapangan IKL
Sertifikat
Laik Sehat

HASIL:
Pengusaha - UJI FISIK
menerima KESLING
Laik Sehat - UJI LAB.
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi, dinyatakan tidak berlaku jika :

1. terjadi pergantian pemilik;


2. pindah lokasi/alamat;
3. tidak melakukan kegiatan selama 1(satu)
tahun berturut-turut; atau
4. dinyatakan dicabut karena tidak laik
higiene sanitasi atau menyebabkan
terjadinya Kejadian Luar Biasa keracunan
makanan.
1. melaksanakan pendataan seluruh TPM di wilayah kerja (TPM terdaftar) untuk menjadi
target sasaran pembinaan dan pengawasan TPM pada tahun 2017. Jumlah TPM yang
ditetapkan tersebut digunakan sebagai pembagi (denominator) capaian indikator TPM
selama tahun 2017;
2. melakukan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) terhadap TPM yang terdaftar sebagaimana
dalam poin (1);
3. melakukan pelatihan/orientasi kepada seluruh penjamah makanan di TPM dalam rangka
penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi;
4. melakukan pemeriksaan uji sampel kepada media utama terhadap TPM yang sudah
Memenuhi Syarat sesuai hasil IKL;
5. menerbitkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi;
6. melakukan pembinaan secara terus – menerus kepada TPM yang belum laik higiene
sanitasi;
7. melakukan stikerisasi kepada TPM Makanan Jajanan dan kantin;
8. hasil seluruh kegiatan harus diinput ke dalam aplikasi e monev HSP untuk monitoring dan
evaluasi pencapaian target tersebut.
Suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau
lebih yang menderita sakit dengan gejala-gejala
yang sama atau hampir sama setelah
mengkonsumsi sesuatu dan berdasarkan
analisis epidemiologi terbukti makanan tersebut
sebagai sumber keracunan.
JUMLAH KLB KERACUNAN PANGAN
TAHUN 2016
15

13

9
8
7
6 6
5 5
4 4
3 3 3 3
2 2 2
1 1 1 1 1 1

Dit. Kesling, Kesmas


Sumber data: PHEOC P2P Kemenkes
DISTRIBUSI JUMLAH KASUS KLB
KERACUNAN PANGAN TAHUN 2016
700

600

500

400

300

200

100

0
Septembe
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Oktober November Desember
r
Kasus 248 376 509 181 182 242 130 447 584 485 511 266

Dit. Kesling, Kesmas


Sumber data: PHEOC P2P Kemenkes
Dit. Kesling, Kesmas
Sumber data: PHEOC P2P Kemenkes
KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Jenis Pangan
Tahun 2014 - 2017
90

80

70

60

50 2014
2015
40
2016
30 2017

20

10

0
Jasaboga IRTP Makanan Jajanan Makanan Jajanan Masakan Rumah Minuman Tidak diketahui
Sekolah Tangga Kemasan

Dit. Kesling, Kesmas


Sumber data: PHEOC P2P Kemenkes
Dit. Kesling, Kesmas
Sumber data: PHEOC P2P Kemenkes
Masyarakat Puskesmas Dinkes Kab/Kota Program/Sektor Laboratorium (B/BTKL Kementerian
Terkait PP, Labkesda, Lab lain Kesehatan (Dit.
yang terakreditasi) Surveilans dan Karkes,
Dit. Kesling)

Investigasi awal,
Kera cunan pe nanganan korban,
pa ngan pengamanan La poran La poran La poran
s a mpel,laporan ke waspadaan ke waspadaan ke waspadaan
ke waspadaan

Tidak
KLB STOP

(Ja s a boga , ruma h ta ngga ,


ma ka na n ja ja na n, ka nti n
s ekol a h, ha ja ta n, dl l ) Tidak
Da pat Dinkes Prov/Kemenkes
di ta ngani

Investigasi, pengambilan contoh, a nalisis


da n i nterpretasi data, penanggulangan

Ka ji ri siko dan pelaporan

La poran La poran La poran


s e mentara s e mentara s e mentara

Pe ngujian Pe ngujian
s a mpel pangan s pe simen

La poran akhir La poran akhir La poran akhir


KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Jenis Pangan
Tahun 2016

Tdak diketahui Jasaboga


11% 16% IRTP
1%

Makanan Jajanan
Masakan Rumah Tangga 14%
37%

Makanan Jajanan Sekolah


21%

Dit. Kesling, Kesmas


Sumber data: PHEOC P2P Kemenkes
DISTRIBUSI ALAT PEMERIKSAAN SAMPEL
MAKANAN DAN MINUMAN
DITRIBUSI DUKUNGAN ALAT
NO LOKASI/ KAB/ KOTA
FOOD CONTAMINATION TEST KIT VVIP FOOD CONTAMINATION TEST KIT
1 ACEH 7
2 SUMATERA UTARA 4
3 SUMATERA BARAT 9 1
4 RIAU 8 1
5 JAMBI 5
6 SUMATERA SELATAN 5
7 BENGKULU 4 1
8 LAMPUNG 8 1
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 4 1
10 KEPULAUAN RIAU 6
11 DKI JAKARTA 6
12 JAWA BARAT 19 1
13 JAWA TENGAH 18 1
14 DI YOGYAKARTA 4 1
15 JAWA TIMUR 18 1
16 BANTEN 3 1
17 BALI 4
18 NUSA TENGGARA BARAT 3
19 NUSA TENGGARA TIMUR 7 1
20 KALIMANTAN BARAT 3
21 KALIMANTAN TENGAH 3 1
22 KALIMANTAN SELATAN 3
23 KALIMANTAN TIMUR 4
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA 3 1
26 SULAWESI TENGAH 1
27 SULAWESI SELATAN 6 1
28 SULAWESI TENGGARA 5 1
29 GORONTALO 2
30 SULAWESI BARAT 2
31 MALUKU 1
32 MALUKU UTARA 4
33 PAPUA BARAT 3
34 PAPUA 3
35 DISTRIBUSI VVIP KIT 2014 15
36 DISTRIBUSI VVIP KIT 2015 15
INTERVENSI KEGIATAN
UNTUK KAB/ KOTA :
• PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT BAGI TPM YANG SUDAH MEMENUHI SYARAT

• MELAKUKAN PELATIHAN PENJAMAH PANGAN DI WILAYAH KERJA

• MELAKUKAN ORIENTASI DEPOT AIR MINUM

• MELAKUKAN E-MONEV TPM

• MELAKUKAN E-MONEV KLB JIKA TERJADI KLB KERACUNAN PANGAN

UNTUK PUSKESMAS :
• MELAKUKAN IKL TPM DIWILAYAH KERJA

• MELAKUKAN PEMBINAAN BAGI TPM YANG BELUM MEMENUHI SYARAT

• MELAKUKAN INPUT E-MONEV TPM DI WILAYAH KERJA

• PENGAMBILAN CONTOH PANGAN/SPESIMEN JIKA TERJADI KLB KERACUNAN PANGAN

Anda mungkin juga menyukai